Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANESTESI OBSTETRI
Pembimbing:
Dr.dr.Irvan Kusumanegara, Sp.An,KMN,M.M
Disusun Oleh :
Ruth Isabelle Sugiono
2014.061.100
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya
penulis dapat menyelesaikan Referat Anestesi Obstetri.
Referat ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh Pendidikan Kedokteran
Ilmu Anestesi pada Program Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran UNIKA Atma
Jaya Jakarta di Pelayanan Kesehatan St.Carolus.
Penulis menyadari bahwa laporan evaluasi ini tidak akan berjalan tanpa dukungan dari
pihak terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu, khususnya kepada:
1. Dr.dr. Irvan Kusumanegara,Sp.An,KMN,M.M selaku kepala SMF Anestesiologi dan
konsulen pembimbing
2. Orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan
laporan evaluasi ini.
Akhir kata, penulis sadar bahwa Referat ini masih belum sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran atas referat ini dan semoga referat ini dapat berguna untuk
selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
Daftar Gambar...........................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan...................................................................................................................4
BAB II Tinjauan Pustaka..........................................................................................................5
2.1 Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil......................................................................5
2.2 Guideline Anestesi Obstetri 2015.................................................................................6
2.1.1
2.1.2
Pencegahan Aspirasi.........................................................................................6
2.1.3
2.1.4
Pelepasan Plasenta............................................................................................8
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.4.2
2.4.3
Pembedahan Non-Obstetri...............................................................................15
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi obstetri adalah suatu cabang ilmu anetesi yang khususnya menangani anestesi
pada wanita hamil. Tindakan anestesi atau analgesi regional pada pasien obstetri sering
diperlukan untuk persalinan tanpa nyeri, operasi sesar, atau ligasi tuba.
Saat kehamilan dan melahirkan, wanita mengalamai perubahan fisiologis seperti
perubahan sistem kardiovaskular, pernapasan, pencernaan, sistem saraf, ginjal dan hepar.
Perubahan ini menyebabkan perubahan respon pada anestesi sehingga pada wanita hamil
membutuhkan penanganan yang berbeda dibandingkan pasien lainnya. Seorang dokter harus
mampu membuat keputusan medis bagi wanita hamil yang hendak menjalani proses
melahirkan, dimulai dari pre operatif, manajemen anestesi yang dipilih dan dilakukan, hingga
manajemen pemulihan.
Menurut penelitian, 1-2% wanita hamil menggunakan tindakan anestesi untuk
melakukan operasi yang tidak berhubungan dengan kehamilannya, contohnya operasi
apendisitis, trauma, dan lainnya. Dalam hal ini pemilihan anestesi yang tepat diperlukan agar
aman bagi ibu dan janin.
Oleh karena hal diatas, dalam referat ini akan dibahas mengenai perubahan fisiologis
pada ibu hamil, guideline penanganan anestesi maupun jalan napas bagi wanita hamil, dan
penanganan anestesi bagi wanita hamil yang menjalani operasi yang tidak berhubungan dengan
kehamilannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan ginjal pada wanita hamil yaitu terjadi peningkatan GFR sebesar 5060% pada bulan ketiga persalinan dan akan kembali pada batas normal sampai 3 bulan
post partum. Oleh karena hal terebut nilai BUN dan kreatinin pada ibu hamil menurun
hingga 50% dari batas normal.
2.2.2
Pencegahan Aspirasi
Pencegahan aspirasi yang dilakukan, meliputi :
Cairan
Pada ibu hamil tanpa komplikasi, oral intake dalam jumlah moderate
diperbolehkan. Pada pasien dengan operasi terencana, oral intake masih
dapat diberikan sampai 2 jam sebelum induksi.
Pemberian cairan juga harus mempertimbangakan jenis cairan yang
diberkikan.
6
Makanan Padat
Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi, namun pada pasien dengan
faktor risiko aspirasi yang lebih tinggi diperlukan pertimbangan khusus
untuk lamanya jam puasa dan pertimbangan dilakukan berdasarkan setiap
kasus yang ada.
2.2.3
Teknik Anestesi
1. Penggunaan kateter pada anestesi regional untuk persalinan dengan
komplikasi
Penggunaan kateter disaranakan bagi ibu hamil dengan penyulit seperti
preeklamsi, kehamilan ganda, atau dengan indikasi anestesi sepeti
obesitas dan penyulit jalan napas, hal ini dipertimbangkan bila terjadi
kondisi darurat untuk mengurangi risiko penggunaan anestesi umum.
2. CIE (Continous Infusion Epidural) Analgesia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan metode CIE lebih
efektif dibandingkan dengan pemberian single shoot opioid pada saat
7
Pelepasan Plasenta
Teknik Anestesi
Pemeriksaan status hemodinamik pasien harus dilakukan sebelum
menggunakan teknik regional anetesi, bila status hemodinamik tidak stabil
harus dipertimbangkan penggunaan teknik anestesi umum.
Profilaksis untuk mencegah aspirasi harus diberikan pada setiap pasien dan
titrasi obat sedasi/analgesik yang digunakan harus dipertimbangkan dengan
8
2.2.5
Cairan Intravena
Pemberian cairan intravena dapat mengurangi risiko hipotensi maternal
setelah dilakukannya anestesi spinal pada operasi sesar. Pemberian cairan
ini tidak akan mempengaruhi anestesi spinal yang dilakukan.
2.2.6
2.2.7
10
Gambar 2.3 Tabel 3. Suggsted Content of a Portable storage Unit for Difficult Airway
11
12
13
asidosis
respiratorius pada fetus dimana hal ini akan menyebabkan depresi pada otot
jantung, vasokonstriksi pada arteri uterus dan menurunkan aliran darah ke uterus.
Penggunaan efedrin dan fenilefedrin dapat mmengontol tekanan darah pada
ibu hamil. Menurut penelitian penggunaan fenilefedrin lebih aman dan efektif
dibandingkan efedrin dalam mencegah hipotensi pada ibu hamil dan sekuele dari
hipotensi, selain itu penggunaan efedrin dihubungkan dengan penurunan pH pada
neonatus dan meningkatkan asidosis pada neonatus.
Monitoring denyut jantung janin (DJJ) sangat penting untuk dilakukan,
penurunan DJJ pada saat dilakukan anestesi tidak selalu dikaitkan dengan stress
pada janin, namun hal ini diakibatkan dari efek anestesi pada sistem otonon pada
fetus..DJJ yang semakin menurun harus diperhatikan sebagai tanda hipoksia pada
fetus dan asidosis, dimana hal ini berkaitan dengan keadaan ibu (obat anestesi,
respiratori asidosis pada ibu, penurunan temperatur)
2.4.3 Pembedahan Non-Obstetri
Pembedahan Jantung
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan volum darah dan cardiac
output sebesar 30-50% khususnya akan mengalami puncak pada minggu ke
24-28 kehamilan. Pada ibu dengan penyakit jantung hal ini akan
penyebabkan cardiac stress pada jantung khusunya pada trimester kedua
dan ketiga dimana bila hal ini semakin berat maka dibutuhkan tindakan
operasi.
15
Pembedahan Saraf
Pada umumnya anestesi pembedahan sarah harus diperhatikan
kontrol terhadap hipotensi, hipotermi, hiperventilasi dan diuresis dimana
pada ibu hamil, hal ini harus lebih diperhatikan lagi.
Untuk mengontrol hipotensi dapat digunakan obat seperti sodium
nitroprusid atau nitrogliserin. Pemberian nitroprusid memiliki efek toxic
yang dapat menyebabkan kematian pada fetus, sehingga pemberian yang
boleh diberikan hanya 0.5mg/kg/jam.
Hipotermia dilakukan pada pembedahan saraf dengan tujuan
menurunkan metaboleisme yang dibutuhkan otek dan menurunkan aliran
darah ke otak , dimana target yang ingin dicapai adalah 30OC.
Hiperventilasi dilakukan untuk menurunkan PaCo2 dan aliran darah
ke otak, dimana PaCO2 akan dipertahankan di 4-4.1kPa.
Manitol digunakan sebagai obat diuresis yang diberikan pada ibu
hamil, manitol akan berakumulasi pada fetus sehingga mengakibatkan
hiperosmolaritas dimana akan menyebabkan perubahan seperti penurunan
produksi cairan pada paru, penurunan aliran darah ke renal dan peningkatan
kadar natrium di plasma. Dosis yang diberikan adalah 0.25-0.5 mg/kg
sehingga tidak menimbulkan efek pada fetus dan aman untuk digunakan.
Laparoskopi
Pada pembedahan dengan laparoskopi seringkali dikhawatirkan
mengenai asidosis fetus akibat absorbsi CO2, peningkatan tekanan
intraabdomen, cardiac output ibu, dan penurunan perfusi uteroplasental.
Penelitan menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan outcome yang terjadi
pada fetus dengan penggunaan teknik laparotomi maupun laparoskopi.
Sebaiknya
operasi
dilakukan
pada
trimester
kedua
bila
BAB III
KESIMPULAN
Seorang dokter harus mampu membuat keputusan medis bagi wanita hamil yang
hendak menjalani proses melahirkan, dimulai dari pre operatif, manajemen anestesi
yang dipilih dan dilakukan, hingga manajemen pemulihan.
Pemilihan teknik anestesi yang digunakan berbeda pada setiap individu dan
dipertimbangkan setiap kasusnya dengan mempertimbangkan keadaan ibu maupun
janin.
Adanya peningkatan bayi yang lahir dengan LBW (low birth weught) yaitu <1500 g
akibat dari kelahiran preterm atau IUGR (intrauterine growth restriction) pada ibu
dengan riwayat operasi selama masa kehamilan dan defek khususnya pada ibu yang
memiliki riwayat operasi pada trimester pertama.
Operasi non-obsterti pada masa kehamilan harus dipertimbangkan dengan baik dan
dilakukan pemilihan obat dengan baik sehingga memiliki efek yang minimal terhadap
ibu maupun janin.
Pentingnya melakukan pemantauan pada janin dan ibu selama operasi khususnya
pemantauan terhadap hipotensi dan hipoksia untuk menghindari terjadinya asidosis dan
kematian pada janin.
17
DAFTAR PUSTAKA
18