Vous êtes sur la page 1sur 3

1.

Perumusan LBW
Pada akhir pembahasan pasal 3.1 telah diperlihatkan betapa cepatnya peningkatan kerumitan
dalam penurunan rumus suku koreksi orde lebih tinggi (>2). Kesulitan ini dapat dikurangi dalam
perumusan yang dikenal sebagai cara penjabaran deret Lennard Jones Brillouin-Wigner
sederhana secara formal dan mempunyai sifat konvergensi yang lebih baik daripada deret RS.
Berikut ini merupakan uraian singkat dari cara LBW terse but.
Andaikan persamaan nilai eigen yang ditinjau adalah
H m =E m m
(52)
Dan dapat dipisahkan menurut,
(0)
(1)
H=H + H

(53)

Dengan solusi lengkap untuk


H (0) E (m0 ) =E(m0) E(0)
m

sebagai berikut,

(54)
m

Maka solusi

dapat dituliskan sebagai superposisi linear basis

{ E }
(0)
m

m = C mi E(0)
i
i

(55)
Subtitusi ungkapan ini ke dalam persamaan (69) menghasilkan,
C mi ( E(0i )Em ) E(i0) = C mi H (1) E(0)i
i

E (n0 )

Proyeksi kepada baris

memberi hasil

(1)
Cmn ( E(0)
n E m ) = C mi H

(56)

m n

Atau, dengan pertukaran indeks

(1)
(1 )
Cmn ( E nE(0)
m ) = C H mi = H mi C
i

Untuk n=m,
Cmm ( E mE(0)
m ) =

H (1mi) C mi
i

H mm cmm + H mi C mi
(1)

(1)

i m

Setelah disusun kembali akan diperoleh

, kita dapatkan,
(56a)

Em =E(0m )+ H (1)
mm+

1
' H (1)

mi C mi
C mm i

(57)

Suku pertama merupakan suku tak terganggu


E(1m )

pertama

E(0m )

dan suku kedua adalah suku koreksi

seperti yang diperoleh dalam teori RS. Selanjutnya Cm dalam suku deret di atas

dapat diganti dengan ungkapan dari rumus (85a)


1
Cmi =
C mj H (1)
ij
(0)
E mEi j
Dengan ini ungkapan Em di atas menjadi,
(1)
(1)
H mi H ij
1
(0 )
(1)
Em =Em + E m +
Cmj
'
Cmm i
j
Em E(0)
1
E(0m )+ E(1)
m + '
i

(1)
H (1)
mi H

+
(0)

Em E1

(58)

(1)
H (1)
1
mi H ij
'
E E(0 ) C mj
Cmm
i
j
m
1

(2)
E(k)
m + m

(58)

k=0

Dengan,
2

(k)
m

k=0

=E +E + '
(0)
m

(1)
m

(1)
H(1)
mi H

(58a)

EmE(0)
1

Yang berbentuk formal hamper sama dengan ungkapan dalam teori RS, kecuali E m pada
E(0m )

penyebut yang menggantikan

dalam rumusan RS. Suku sisa dalam ungkapan

ini adalah
(1)
(1)
H mi H ij
1
(2)=
'
C mj

C mm i
j
E mE(0)
1
(58b)
Dengan demikian dapat dituliskan secara umum

' ' .. '

(k)
m

E =

dan

i1

i2

ik

(1)
(1)
H (1)
mi H i i H i i
1 2

1 2

(0 )
i1

(0 )
i2

( EmE )( Em E ) ( E mE
E(m0 ) , k =0
E(m1) , k=1

(0)
ik

,k0

(1)

(1)

1 2

H mi H i i . H i i C mi
1
=
' ' '

C mm i
j
i
( Em E(i0) )( E mEi(0) ) ( Em E(0i ))
(k)

k1 k

(58c)
Rumus ini pada dasarnya bersifat eksak. Penggunaannya sebagai rumus aproksimasi baru
terjadi bila suku sisa

(k)

diabaikan. Ketelitian aproksimasi ditentukan oleh besarnya

(k) tersebut, yang juga menentukan sejauh berapa suku-suku koreksi harus
diperhitungkan. Disamping itu, penerapan rumus ini sebagai penjabaran aproksimasi juga
berarti mendekati E pada penyebut Em dengan aproksimasinya. Bila hal ini dilakukan
secara tepat, kita akan memperoleh kembali hasil teori RS. Namun uraian LBW tetap
unggul dalam bentuk formal yang lebih sistematik dan sederhana serta sifat konvergen
yang lebih baik. Akhirnya, dengan modifikasi tertentu (pemilihan bentuk solusi cobaan
yang lebih tepat), ungkapan deret E m dapat diperbaiki lebih lanjut untuk menghindari
masalah pendekatan Em tersebut (D.R. Bates, Quantum Theory I).

Vous aimerez peut-être aussi