Vous êtes sur la page 1sur 28

KEPERAWATAN

JIWA

DEFISIT PERAWATAN
DIRI

1 Aily Mufidah
2.Fitri Ridho F
3.Nur Latifah F
4. Siti Nur aisyah
KELOMPOK 1

Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2004).

Jenis-Jenis Perawatan Diri


1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
3. Kurang perawatan diri : Makan
4. Kurang perawatan diri : Toileting

Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang
perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran

Lanjutan....
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a.

Perkembangan

b.

Biologis

c.

Kemampuan realistis turun

d.

Sosial

2. Faktor presipitasi
a. kurang penurunan motivasi
b. kerusakan kognisi atau perceptual
c. Cemas
d. lelah / lemah

Lanjutan...
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah :
1. Body image
2. Praktik sosial
3. Status sosial ekonomi
4. Pengetahuan
5. Budaya
6. Kebiasaan seseorang
7. Kondisi fisik atau psikis

Dampak yang sering timbul pada


masalah personal hygiene
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.

Penilaian terhadap stress


Klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak
aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien
berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan,
kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan oranglain yang
menimbulkan rasa aman
Sehingga seorang individu mengalami atau beresiko mengalamai
suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau
lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumbersumber (fisik,psikologis, perilaku atau kognitif).

Tanda Dan Gejala


1. Mandi/ Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar
mandi
2. Berpakaian/ berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
4. BAB/ BAK ( Toileting )
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban

Mekanisme Koping
MenurutStuart & Sundeen, Mekanisme koping berdasarkan
penggolongannya dibagi menjadi dua yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Yaitu mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah
klien bias memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptive
Yaitu mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri

Lanjutan....
Sedangkan MenurutSigmond Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan ego untuk
klien dengan defisit perawatan diri antara lain sebagai berikut :
1. Regresi
yaitusuatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari kenyataan
yang mengancam, kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah itu
2. Penyangkalan / denial
Yaitumenyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
tersebut, mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
3. Isolasi diri / menarik diri
Reaksi fisik seperti: menjauhi polusi, sumber infeksi, gas, beracun sedangkan reaksi
psikologis : perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, rasa takut dan
bermusuhan
4. Intelektualisasi
Yaitupengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman
yang mengganggu perasaannya.

Rentang Respon
1. Rentang respon kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1)Bina hubungan saling percaya.
2)Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3)Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
4)Bantu klien merawat diri
5)Ajarkan ketrampilan secara bertahap
6)Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
7)Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
8)Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
9)Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat
dan tertutup.

Lanjutan...
2. Renrang respon adaptif maladaptif
a. Pola perawatan dari seimbang
Saat klien mendapat stres dan mampu untuk berprilaku adaptif maka pola
perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih malakukan
peawatan diri
b. Kadang perawatan diri kadang tidak
Saat klien mendapatkan stres kadang-kadang klien tidak memperhatikan
perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri
Klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan
diri saat stressor.

Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gangguandefisitperawatandiri
tidakmembutuhkan perawatan medis karena hanya mengalami
gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapikejiwaan melalui
komunikasi terapeutik.

Pengkajian
1. Data yang harus dikaji
1) Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, alamat, status.
2) Keluhan utama /alasan masukmisalnyapenurunan kemampuan
dan motivasi merawat diri, defisit perawatan diriatauisolasi sosial.
3) Riwayat kesehatanmeliputi riwayat kesehatan saat ini, masa lalu
dan keluarga
4) Faktor yang mempengaruhi defisit perawatan dirimeliputi faktor
predisposisi yaitu bio-psiko-sosial-spritual dan faktor presipitasi
5) Pemeriksaan fisik (head to toe) dan pola kebiasaan sehari-hari,
mekanisme koping, dll.

Lanjutan...
Data
subjektif
Analisa
data :
1. Klien mengatakan
dirinya malas mandi
karena airnya
dingin, atau di RS
tidak tersedia alat
mandi
2. Klien mengatakan
dirinya malas
berdandan
3. Klien mengatakan
ingin disuapi makan
4. Klien mengatakan
jarang
membersihkan alat
kelaminnya setelah

Data objektif
1.Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
2.Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai
dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
3.Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makanan
sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya.
4.Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK

Masalah keperawatan yang


mungkin muncul
1. Defisit keperawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Resiko tinggi isolasi sosial

Rencana Tindakan Keperawatan


TUM : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya denganperawat.
Kriteriaevaluasi:Dalam berinteraksi klien menunjukkan tanda-tanda
percaya pada perawat
1. Wajah cerah, tersenyum
2. Mau berkenalan
3. Ada kontakmata
4. Menerima kehadiranperawat
5. Bersedia menceritakan perasaannya

Lanjutan...
Intervensi :
1. Berikan salam setiap berinteraksi.
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dantujuanperawat
berkenalan.
3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
4. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
6. Buat kontrak interaksi yang jelas.
7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
8. Penuhikebutuhandasarklien.

Lanjutan...
TUK2:klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteriaevaluasi:Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan,
mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatanseperti
mencegahpenyakitdan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsipkomunikasiterapeutik.
2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dantujuanmemelihara kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut,
gunting kuku jika panjang.

Lanjutan...
TUK3:Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteriaevaluasi:Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi
pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian
bersih seharihari, dan merapikan penampilan.
Intervensi:
1. Motivasi klien untuk mandi.
2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan
cara memelihara kebersihan diri yang benar.
3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
6. Bekerjasama dengankeluargauntuk mengadakan fasilitas kebersihan diri
seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

Lanjutan...
TUK4:Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
Kriteriaevaluasi:Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan
kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi
pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi:
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk
mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
TUK5:Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteriaevaluasi:Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi:
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

Lanjutan...
TUK6:Klien dapat dukungankeluargadalam meningkatkan kebersihan diri.
Kriteria evaluasi:Keluargaselalu mengingatkan halhal yang berhubungan dengan kebersihan
diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan
diri, dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi:
1. Jelaskan pada keluarga tentangpenyebabkurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS
dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan
diri klien.
5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri
7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada
waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

Strategi Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan (SP)
Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP1)
Core Problem : Defisit perawatan diri
1. Proses Keperawatan
a. KondisiKlien
KlienNampak kumal.
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c. Tujuan Khusus
1)Klien dapatmembina hubungan saling percaya denganperawat
2)Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
2. Strategi komunikasi
a.Fase orientasi
b.Fase kerja
c.Fase terminasi

Lajutan...
Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP2)
Core Problem : Defisit perawatan diri
1. Proses Keperawatan
a. KondisiKlien
Klien giginya tampak kotor
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c. Tujuan Khusus
1)Klien dapatmelakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
2)Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
3)Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
4)Klien dapat dukungankeluargadalam meningkatkan kebersihan diri
2. Strategi komunikasi

Evaluasi
Klien dapat menyebutkan :
1. Penyebab tidak merawat diri
2. Manfaat menjaga perawatan diri
3. Tanda-tanda bersih dan rapi
4. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
1. Kebersihan diri
2. Berdandan
3. Makan
4. BAB/BAK
. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
1. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
2. Keluarga ikut serta mendampingi klien dalam perawatan diri.

TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi