Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
4, Tahun 2013
3. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Harusnya pendidikan itu menciptakan siswa yang
memiliki daya nalar yang tinggi, memiliki kemampuan analisis
tentang apa yang terjadi sehingga bila di terjunkan dalam suatu
permasalahan akan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Akan tetapi fenomenanya, pendidikan itu dapat pula
menyesatkan. Bisa kita lihat dari kualitas pendidikan kita yang
hanya diukur berdasarkan ijazah. Padahal sekarang ini banyak
ijazah yang diperjual-belikan. Dan tidak bisa kita pungkiri banyak
pejabat yang membelinya. Jika kita pikirkan, berarti asalkan
memiliki uang kita tidak perlu bersekolah, ijazah tinggal kita beli
saja. Bagaimana kondisi bangsa ini, jika semua orang berpikiran
seperti itu?
2. Biaya
Biaya pendidikan mahal? ya, bagi sebagian besar
masyarakat biaya pendidikan masih dianggap mahal. Kita lihat
contoh real mengenai program Wajib Belajar Sembilan Tahun,
yang sejatinya masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita. Karena
pada kenyataannya banyak anak-anak usia sekolah yang tidak
bersekolah atau putus sekolah dengan alasan biaya. Padahal
ada dana bantuan dari pusat, tapi tetap saja ada pungutanpungutan liar yang dilakukan sekolah berkedok kesepakatan
antara sekolah dan orang tua siswa. Tapi serta merta kita tidak
bisa menyalahkan sekolah saja. Praktek di luar, dana bantuan
dari pusat tidak utuh sampai di sekolah. Entah di tingkat mana
dana-dana tersebut dipangkas oleh oknum-oknum yang
terhormat.
53
4. Ujian Nasional
Kontroversi mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
sudah mewacana sejak tahun pelajaran 2002/2003. Pada tahun
tersebut banyak pihak merasakan penyimpangan dari
pelaksanaan UN, yang pertama bahwa yang dinilai dalam UN
hanya aspek kognitif peserta didik, padahal dalam kependidikan,
kemampuan peserta didik meliputi tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penyimpangan yang kedua
yaitu bahwa penentuan standar pendidikan dilakukan secara
sepihak oleh pemerintah. Hal ini tentunya merampas hak guru
dalam melakukan penilaian. Ketiga, UN mengabaikan unsur
penilaian proses. Dan, penyimpangan yang keempat, yaitu UN
memberikan beban sosial dan psikologis kepada siswa. Siswa
dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang di UN-kan.
54
memang tidak murah, atau tepatnya bisa kita katakan tidak harus
murah atau gratis. Pemerintah seharusnya menjamin bahwa setiap
warga negaranya memperoleh pendidikan. Menjamin pula bahwa
masyarakat bawah bisa mengakses pendidikan yang bermutu.
Idealnya pendidikan di Indonesia harus dapat dikenyam oleh anak
usia sekolah minimal SMA sederajat, tanpa memandang anak
tersebut berasal dari keluarga kaya ataupun miskin.
Mengenai permasalahan pendidikan yang hanya didasarkan
pada ijazah dan kelulusan UN. Ijazah memang penting untuk
menunjukkan legalitas kemampuan kita, akan tetapi hendaknya
yang memerlukan ijazah ini lebih menekankan proses perolehan
ijazah. Tidak ada bedanya dengan UN, sebenarnya pelaksanaan
UN masih relevan, tetapi dalam prosesnya masih ada yang perlu
diperhatikan dan dibenahi. Contohnya, standar kelulusan lebih baik
disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan masing-masing siswa.
Jika menyangkut masalah sarana prasarana tentunya akan
berpulang lagi pada komitmen pemerintah dan pemangku
pendidikan terkait. Dan tidak terlepas pula yang sudah dibahas di
atas bahwa semuanya harus dikembalikan ke pribadi pemangku
kepentingan, apakah mereka berniat untuk benar-benar berguna
bagi negara atau sekedar mencari keuntungan ditengah kondisi
pendidikan bangsa ini. Jika semua pemangku kepentingan memiliki
rasa kejujuran dan keinginan untuk memajukan bangsa, tidak
mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan bisa bersifat tegas
terhadap hal-hal yang dapat merugikan sistem pendidikan kita,
niscaya pendidikan yang berkualitas akan dimiliki oleh bangsa ini.
Mulai dari pejabat pusat dan sampai guru yang bersentuhan
langsung dengan siswa, harus memiliki komitmen yang sama dalam
memajukan pendidikan bangsa ini (http://sim.ormawa.uns.ac.id).
D. Penutup
Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Padahal
pendidikan memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber
daya manusia untuk pembangunan bangsa ini. Ada beberapa aspek
pendidikan yang akhir-akhir ini mengemuka dalam beberapa wacana
yang berkaitan dengan problematika pendidikan di Indonesia, yaitu :
a. kurikulum yang pelaksanaanya belum relevan dengan tuntutan
masyarakat,
b. biaya pendidikan yang mahal,
c. tujuan pendidikan yang dalam prosesnya pencapaiannya
menyimpang,
d. kontroversi pelaksanaan Ujian nasional, dan
e. banyak
fasilitas
pendidikan
yang
tidak
memadai.
Semua hal tersebut pada dasarnya berpulang pada kejujuran
56
Baru.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Pembangunan_Manusia#Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_Indeks_Pembangun
an_Manusia#endnote_2
http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalahpendidikan-di-indonesia/
http://sim.ormawa.uns.ac.id/2009/01/05/masalah-pendidikan-diindonesia/
57