Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB
Upah
Ketentuan Umum.
(Pasal 1 & 2)
Pekerja/buruh
Adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Perjanjian Kerja
Peraturan Perusahaan
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tatatertib perusahaan.
Pengusaha
Perusahaan
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan,
milik
persekutuan,
atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang
memperkerjakan
pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus
dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Menteri
Adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
Hubungan Kerja
| Page 1 of 18
II
BAB
Kebijakan Pengupahan.
(Pasal 3)
Kebijakan Pengupahan
Meliputi:
1. Upah Minimum.
2. Upah Kerja Lembur.
3. Upah Tidak Masuk Kerja, karena berhalangan.
4. Upah Tidak Masuk Kerja, karena melakukan kegiatan
lain diluar pekerjaannya.
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat
kerjanya.
6. Bentuk dan Cara Pembayaran Upah.
7. Denda dan Potongan Upah.
8. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan Upah.
9. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
10. Upah untuk pembayaran pesangon, dan
11. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
| Page 2 of 18
III
BAB
Pasal 4 (1) :
Pasal 5 (1) :
Terdiri dari :
1. Upah Tanpa Tunjangan.
2. Upah Pokok dan Tunjangan Tetap, atau
3. Upah Pokok, Tunjangan Tetap, dan Tunjangan Tidak Tetap
Dalam bentuk
Upah
Pasal 5 (4) :
Pasal 5 (2) (3) :
Tunjangan Tetap: Didapat secara teratur dan tidak berdasarkan dengan kehadiran.
Tunjangan Tidak Tetap: Didapat secara tidak teratur dan berdasarkan dengan kehadiran.
Pasal 7 (3) :
Pasal 8 (1) :
Pasal 8 (2) :
Pasal 9 (3) :
Uang Pengganti
Fasilitas Kerja.
Pasal 10 (2) :
Pasal 6 :
Dalam bentuk
Non Upah
THR.
.
Pasal 6 (2) huruf a :
Bonus.
Uang Service.
(Hanya untuk Usaha Perhotelan dan Usaha
Restoran di Perhotelan)
Pasal 10 (3) :
| Page 3 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
(Pasal 11)
- Umum -
- Penetapan Upah -
Upah
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
satuan Waktu
harian
mingguan
[6 Hari Kerja]
Upah harian =
Upah sebulan / 25
satuan Hasil
Sesuai kesepakatan
antara pekerja/buruh
dengan pengusaha.
bulanan
[5 Hari Kerja]
Upah harian =
Upah sebulan / 21
Upah sebulan =
rata2 Upah selama 3
bulan terakhir.
Berpedoman pada
Struktur dan
Skala Upah.
Wajib
diberitahukan
kepada seluruh
pekerja/buruh.
Ketentuan diatur
dalam
PER-49/MEN/
IV/2004.
| Page 4 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
Pembayaran Upah
Bukti Pembayaran
Surat Kuasa
Waktu Pembayaran
Tempat Pembayaran
Upah
pekerja/buruh
harus
dibayarkan
seluruhnya pada setiap periode dan per tanggal
pembayaran upah | pasal 20.
| Page 5 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
(Pasal 23)
- Peninjauan Upah -
| Page 6 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
- Upah Pekerja/Buruh Tidak Masuk Kerja dan/atau Tidak Melakukan Pekerjaan Pasal 24 (1) :
Berhalangan
Pasal 26 (1) :
Pasal 24 (3) :
Sakit,
Haid (max. 2 hari),
Menikah (dibayar 3 hari),
Menikahkan Anak (dibayar 2 hari),
Membaptiskan Anak (dibayar 2 hari),
Isteri Melahirkan/Keguguran (dibayar 2
Pasal 24 (4) a :
Tugas Negara
Pasal 24 (2) b :
Ibadah Keagamaan
hari),
Suami, Isteri, OrangTua, Mertua, Anak dan/
atau Menantu meninggal dunia (dibayar 2
hari),
Anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah (dibayar 1 hari).
Pasal 27 :
Menjalankan tugas tidak melebihi 1 tahun dan penghasilan yang diberikan oleh negara kurang dari
besarnya upah yang biasa diterima, maka pengusaha wajib membayar kekurangannya.
Menjalankan tugas tidak melebihi 1 tahun dan penghasilan yang diberikan oleh negara sama atau lebih
besar dari upah yang biasa diterima, maka pengusaha tidak wajib membayar.
Pekerja/buruh wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha.
Pasal 28:
Pengusaha tetap wajib membayar upah, dengan ketentuan dilakukan hanya sekali saja selama pekerja/
buruh bekerja di perusahaan tersebut.
Pasal 24 (4) c :
Pasal 24 (5) :
IV
BAB
Pelindungan Upah.
Pasal 32 :
Pasal 25 :
| Page 8 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
(Pasal 33)
Upah Pokok
Pasal 34 (1) :
Pasal 34 (1) b :
Pasal 34 (2) :
Dalam hal Pengusaha memberikan Upah tanpa tunjangan, dasar perhitungan uang pesangon
dihitung dari besarnya Upah yang diterima Pekerja/Buruh.
Pasal 35 (1) :
Dalam hal penghasilan Pekerja/Buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 (tiga puluh) kali penghasilan sehari
Pasal 35 (b) :
Rp
Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi, penghasilan sehari adalah sama dengan pendapatan
rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan tidak boleh
kurang dari ketentuan Upah minimum provinsi atau kabupaten/kota
Pasal 35 (c) :
Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan Upahnya didasarkan pada
Upah borongan, maka perhitungan Upah sebulan dihitung dari Upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.
| Page 9 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
(Pasal 36)
Pasal 37 :
| Page 10 of 18
IV
BAB
Pelindungan Upah.
(Pasal 39)
10
(Pasal 40)
11
- Hak Pekerja/Buruh Atas Keterangan Upah -
| Page 11 of 18
V
BAB
Upah Minimum.
Pasal 41 (2) a :
Pasal 42 (2) :
Pasal 42 (1) :
Pasal 43 (2) :
Pasal 43 (1) :
Pasal 44 (1) :
Pasal 44 (2) :
Pasal 43 (4) :
Komponen dan jenis kebutuhan hidup ditinjau dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Pasal 43 (6) :
Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup dilakukan oleh Menteri dengan
mempertimbangkan hasil kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional.
Pasal 43 (7) :
Kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional menggunakan data dan informasi
yang bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
Pasal 43 (8) :
Hasil Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup menjadi dasar perhitungan Upah
minimum selanjutnya dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pasal 43 (9) :
Ketentuan lebih lanjut mengenai kebutuhan hidup layak diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 44 (3) :
| Page 12 of 18
V
BAB
Upah Minimum.
Pasal 45 :
$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Pasal 48:
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Pasal 47:
| Page 13 of 18
V
BAB
Upah Minimum.
(Pasal 49 s/d 50)
VI
BAB
Pasal 51 :
Rp
Pasal 49 :
Rp
Pasal 52 :
Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan kerja, hal-hal yang dapat diperhitungkan
dengan Upah yang menjadi kewajiban Pekerja/Buruh yang belum dipenuhi dan/atau
piutang Pekerja/buruh yang menjadi hak Pekerja/Buruh yang belum terpenuhi dapat
diperhitungkan dengan semua hak yang diterima sebagai akibat Pemutusan Hubungan
Kerja.
| Page 14 of 18
VII
BAB
- Pengenaan Denda -
Pasal 53 :
Pasal 54:
Pasal 55:
Pasal 56:
Rp
| Page 15 of 18
VII
BAB
- Pemotongan Upah -
Pasal 57 :
Rp
Rp
Rp Rp
Pasal 58 :
| Page 16 of 18
BAB
VIII
Sanksi Administratif.
(Pasal 59 s/d Pasal 62)
Pasal 59 :
1. Sanksi administratif dikenakan kepada Pengusaha yang:
Pasal 60 :
1. Menteri, menteri terkait, gubernur, bupati//walikota, atau pejabat
a. pengaduan; dan/atau
f. melakukan pemotongan Upah lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
setiap pembayaran Upah yang diterima Pekerja/Buruh.
Pasal 61 :
Pengusaha yang telah dikenai sanksi administratif tidak menghilangkan
kewajibannya untuk membayar hak Pekerja/Buruh.
Pasal 62 :
Menteri terkait, gubernur, bupati/walikota, atau pejabat yang ditunjuk
memberitahukan pelaksanaan pengenaan sanksi administratif kepada
Menteri.
Rp
| Page 17 of 18
BAB
IX
Ketentuan Peralihan.
(Pasal 63)
Pasal 63 :
BAB
Ketentuan Penutup.
(Pasal 64 s/d Pasal 66)
Pasal 64 :
skala Upah, wajib menyusun dan menerapkan struktur san skala Upah
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini serta melampirkannya dalam
permohonan paling lama 2 (tahun) tahun terhitung sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan.
Pasal 65 :
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3190), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 66 :
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
| Page 18 of 18