Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI Ny. N USIA O 1 HARI


DENGAN BBL NORMAL
Di BPS Ny. Hj. ETTY MAISURA PASURUAN

DISUSUN OLEH:

HENY YULIANA SARI


(0605.17)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYAGAMA HUSADA
MALANG Juli 2008
BAB I

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan asuhan kebidanan ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami mendapatkan banyak bimbingan,
pengalaman dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dra.
2. Yuliyanik S.KM
3. Hj. Etty Maisura selaku pemilik BPS dan selaku pembimbing lapangan
selama praktek
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan askeb ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang akan berguna
untuk laporan yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk semua
pihak dan penyusun khususnya.

Pasuruan, juli 2008

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanankesehatan neonatal
Anamnese dan pemeriksaan fisik yang cermat biasanya dapat
mengarah ke diagnosis yang benar. Sebagian besar demam disebabkan oleh
infeksi dalam tubuh, seperti malaria, infeksi saluran nafas, otitis media,
pneumonia, campak dan lain-lain. Adapun penyebab demam lainnya yaitu
lingkungan yang panas, imunisasi, dan kadang-kadang tidak ditemukan
penyebab demam.
Apabila febris tidak segera mendapatkan perawatan yang baik, maka
dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut yaitu kejang, resiko resistesi
bakterimia, resiko meningitis, resiko ke arah keseriusan penyakit. Tanda dan
gejala anak febris diantaranya : temperature > 38 0C sehingga nadi dan
pernafasan naik.
Oleh karena itu penulis berminat melakukan asuhan kebidanan pada
anak dengan febris (demam) agar dapat merujuk komplikasi tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan febris
(demam), mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif.

1.2.2

Tujuan Khusus
Setelah praktek klinik diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data pada klien dengan febris.
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa pada klien dengan febris
3. Membuat rencana tindakan pada klien dengan febris
4. Mengantisipasi masalah potensial yang terjadi pada klien dengan
febris
5. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada klien dengan febris

6. Melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat pada klien dengan


febris
7. Mengevaluasi klien dengan febris.
1.3 Metode Penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara :
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
2. Wawancara
Mengadakan tanya jawab pada keluarga/ orang tua untuk mengetahui
keluhan yang dirasakan oleh anaknya, sehingga dapat memberikan asuhan
yang tepat dan benar sesuai dengan masalah yang ada.
3. Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan
dapat membandingkan antara teori dan praktek.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Febris


2.1.1 Pengertian
Febris (demam) yaitu meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal.
(Asuhan Keperawatan Anak 2001)
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas
normal yaitu lebih dari 38 0C.
(Fadjari dalam Nakita 2003)
Febris (demam) yaitu merupakan respon yang sangat berguna dan
menolong tubuh dalam memerangi infeksi.
(Kesehatan Anak 1999)
Febris adalah peningkatan suhu/ panas tubuh karena kapasitas produksi
panas lebih besar dari pengeluaran panas. Pada anak, peningkatan panas
dapat terjadi karena meningkatnya aktivitas tubuh ataupun lingkungan
panas atau bisa juga karena infeksi virus atau bakteri.
(www.google.com)
2.2.2 Etiologi Febris
Suhu lingkungan
Adanya infeksi
Pneumonia
Malaria
Otitis media
Imunisasi
(Flora dalam Kesehatan Keluarga 2000)
2.1.3 Tanda dan Gejala
Suhu meningkat > 38 0C
Menggigil
Lesu, gelisah, dan rewel serta sulit tidur.
Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
Selera makan turun
(Fadjari dalam Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999)
2.1.4 Komplikasi

Dapat terjadi kejangresiko kearah keseriusan Penyakit


(Kesehatan Anak 1999)
2.1.5 Penatalaksanaan
Adapun beberapa bentuk penanganannya, yaitu :
a) Minum air lebih banyak dari biasanya untuk menghindari kekurangan
cairan karena anak yang mengalami demam biasanya akan berkeringat.
Air yang diminumkan hendaknya tidak mengandung kafein seperti teh
atau kopi yang justru merangsang pengeluaran cairan lebih banyak dari
dalam tubuh lewat air kencing. Untuk menambah rasa dapat
ditambahkan gula secukupnya.
b) Anak yang demam sebaiknya tidak diselimuti dengan selimut atau
pakaian yang tebal karena justru akan merangsang otak untuk
meningkatkan suhu tubuh lebih tinggi lagi dan membuat anak merasa
tidak nyaman. Sedangkan keringat yang keluar akibat pemakaian selimut
tersebut bukanlah karena panas yang sebenarnya sudah turun, tetapi
karena pengeluaran panas akibat produksi panas tamabahan yang
dihasilkan oleh pemakaian selimut tersebut. Selimut atau pakaian yang
diberikan hendaknya hanya untuk menghangatkan anak yang merasa
kedinginan. Jika anak berkeringat karenanya, segera tanggalkan selimut
atau pakaian agar mempermudah pengeluaran panas.
c) Jangan paksa anak makan jika ia tidak merasa lapar. Susu dapat
diberikan ataupun minuman bergizi lainnya untuk sumber kalori dan
cairan bagi anak.
d) Jika anak ingin bermain, bolehkan beberapa waktu lamanya, sebaiknya
tidak berlarian dalam waktu yang cukup lama karena dapat melemahkan
tubuhnya dalam melawan infeksi dan peningkatan aktivitas yang
meningkatkan panas lebih tinggi lagi.
e) Istirahat yang cukup dengan rasa nyaman akan meningkatkan
kemampuan tubuhnya untuk melawan infeksi. Buatlah suasana yang
menyenangkan baginya dengan menemaninya atau membacakan cerita
untuknya. Jangat terkejut jika pada saat sakit anak sering kali rewel,
tidak mau ditinggal sendirian atau bertingkah anak dibawah usianya.

Semuanya tidak akan berlangsung lama karena anak akan kembali


bersikap seperti semula begitu sembuh dari sakitnya dan biasanya jika
tidak ada penyebab lain anak akan sembuh dengan cepat.
f)Alkohol masih sering dipakai untuk menurunkan panas pada anak-anak,
sebaiknya tidak digunakan lagi karena uap alkohol sangat berbahaya
bagi anak-anak dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
g) Obat penurun panas sebaiknya hanya diberikan bila perlu. Parasetamol,
aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) lainnya adalah
antipiretik yang efektif. Bekerja dengan cara menghambat produksi
prostaglandin E2 dihipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon
adanya pirogen endogen).
Penanganan yang tidak diperbolehkan :
Upaya mendinginkan badan anak dengan memandikan atau membasuhinya
dengan air dingin atau mengompresnya dengan alkohol. Jika nilai ambang
hipotalamus sudah direndahkan terlebih dahulu dengan obat. Melepaskan
pakaian anak atau mengompres dengan air dingin justru akan membuatnya
menggigil (dan tidak nyaman) sebagai upaya tubuh menjaga temperatur
pusat berada pada nilai ambang yang disesuaikan. Selain itu alkohol dapat
pula diserap melalui kulit masuk ke dalam darah dan adanya resiko
toksisitas.
(Perawatan Maternitas, 2000)

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal pengkajian

: 03 Desember 2007

Jam Pengkajian

: 09.00 WIB

Tempat Pengkajian

: Ruang Infeksi Anak RSUD Bangil

MRS tanggal / Jam

: 02 Desember 2007, Jam : 15.37

No. Register

: 019852

A. Data Subyektif
Identitas
1. Anak
Nama

: An F

Usia

: 6 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Suket Nogosari 01/02 Pandaan, Pasuruan

Anak ke

:1

2. Ayah
Nama

: Tn : N

Umur

: 32 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Suket Nogosari 01/02 Pandaan, Pasuruan

3. Ibu
Nama

: Ny N

Umur

: 29 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Suket Nogosari 01/02 Pandaan, Pasuruan

4. Keluhan Utama

Saat MRS

: Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak 5 hari yang


lalu dan ibu juga mengatakan hidung anaknya
mengeluarkan darah (mimisan) 1 x.

Saat dikaji

: Ibu mengatakan badan anaknya sudah tidak panas lagi,


dan sudah tidak ada keluhan.

5. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu pada
tanggal 27 November 2007 dan anaknya sudah makan. Selama 5 hari
tersebut ibu tidak memeriksakan anaknya ke dokter tetapi hanya
memberikan obat parasetamol yang dibeli di warung. Akan tetapi
demam tidak turun, kemudian ibu membawa anaknya ke RSUD
Bangil. Pada tanggal 2 Desember 2007 dan dokter menganjurkan
masuk rumah sakit.
6. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit
menular hanya saja pernah sakit batuk dan pilek dibawa ke puskesmas
langsung sembuh.
7. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular, menurun, menahun misalnya DM, jantung, hepatitis,
hipertensi, TBC dan kusta.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
8.1 Pola nutrisi
Saat di rumah : Ibu mengatakan dalam sehari anaknya makan nasi
sebanyak 3-4 kali dan minum sebanyak 6-8 gelas
x/hari.
Saat di RS

: Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan dan


minum seperti saat di rumah dan makanan di RS
tidak dihabiskan hanya dihabiskan porsi dan
kadang-kadang dimuntahkan.

8.2 Pola Eliminasi

Saat di rumah : BAB : 1 x/hari


BAK : 5 x/hari
Saat di RS

: BAB : 1 x/hari
BAK : 5 x/hari.

8.3 Pola Isitirahat


Saat di rumah : Ibu mengatakan anaknya tidur siang dari jam
13.00 15.00 WIB dan malam dari jam 20.00
06.00 WIB.
Saat di RS

: Ibu mengatakan anaknya tidak bisa tidur nyenyak,


sering terbangun karena merasa tidak nyaman.

8.4 Pola Aktifitas


Saat di rumah : Ibu mengatakan anaknya sekolah dari jam 07.30
09.30 WIB, dan siang juga bermain bersama
teman-temannya.
Saat di RS

: Ibu mengatakan anaknya lemas dan rewel.

9. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan merasa takut apabila kondisi anaknya terulang lagi.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran

: Composmentis

TTV

: Nadi

: 114 x/menit

RR

: 30 x/menit

Suhu : 36,5 0C
BB

: 17 kg

2. Pemeriksaan Khusus
Kepala

: Bentuk bulat, rambut hitam lurus, bersih,


penyebaran rambut merata, tidak ada benjolan.

Muka

: simetris, muka tidak pucat, tidak ada oedema.

Mata

: simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak


icterus, penglihatan normal.

Hidung

: simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan


cuping hidung, tidak ada polip.

Mulut

: simetris, bibir tidak pucat, bibir lembab, lidah


bersih, tidak ada stomatitis

Telinga

: simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan


bendungan vena jugularis.

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak


ada wheezing ataupun ronkhi.

Abdomen

: perut simetris, tidak ada kelainan

Ekstremitas atas

: simetris, turgor kulit normal, oedema (-), tangan


kiri terpasan infus RL 12 tetes/menit

Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada turgor kulit, oedema (-)


3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx

: Anak F usia 6 tahun dengan febris

Ds

: Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu dan ibu
juga mengatakan hidung anaknya mengeluarkan darah (mimisan) 1 x
pada saat di rumah.

Do

: Keadaan Umum : Baik


Kesadaran

: Composmentis

TTV

: Nadi

: 114 x/menit

RR

: 30 x/menit

Suhu : 36,5 0C
BB

: 17 kg

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
3.5 INTERVENSI
Tanggal

: 03 Desember 2007

Jam

: 09.00 WIB

Dx

: Anak F usia 6 tahun dengan febris

Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 3 jam


febris dapat teratasi.

Kriteria hasil : KU
Kesadaran

: Baik
: Composmentis

Pernafasan : 30 x/menit
Nadi

: 114 x/menit

Suhu aksila : 36,5 0C


Anak tidak rewel/ gelisah, bibir lembab.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada keluarga
R/ keluarga lebih kooperatif.
2. Beri penjelasan pada ibu tentang kondisi anaknya saat ini.
R/ ibu lebih mengerti dan memahami kondisi anaknya saat ini.
3. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ cuci tangan meminimalkan resiko terjadinya infeksi dan menghilangkan
kuman (infeksi nosokomial) 80%.
4. Ajarkan pada ibu untuk memberikan kompres hangat-dingin.
R/ menyeimbangkan suhu tubuh.
5. Anjurkan anak untuk banyak minum air.
R/ mengganti cairan yang hilang.
6. Berikan pakaian yang mudah menyerap keringat.
R/ dengan pakaian tipis akan menyebabkan terjadinya kehilangan panas
secara konveksi sehingga penurunan panas terjadinya lebih cepat.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.
R/ fungsi dependent.
8. Observasi TTV (suhu)
R/ parameter ada tidaknya kelainan.
9. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dan berikan makanan dalam
kondisi hangat.
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal

: 03 Desember 2007

Jam

: 09.00 WIB

Dx

: Anak F usia 6 tahun dengan febris

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan cara melakukan anamnese yang


benar dan sopan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan anaknya bahwa keadaan anaknya
sudah membaik, dengan suhu 36,5 0C
3. Mengajarkan pada ibu untuk memberikan kompres dingin di kening dan
lipatan tubuh anaknya (seperti di ketiak dan selangkangan) dengan cara
memakai sapu tangan atau handuk kecil yang dicelupkan dalam air dingin
atau biasa kemudian diperas sampai habis airnya, lalu ditempelkan pada
bagian kening atau lipatan tubuh anaknya (seperti ketiak dan
selengkangan).
4. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan banyak minum air putih.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memakai pakaian yang tipis pada anaknya
yang dapat menyerap keringat dan agar anaknya tidak gerah.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.
Tx : Inf. RL 12 tetes/menit
Inj. Neurologi 3 x 170 gr
Inj. Novalgin 3 x 120 gr
Inj. Viccilin 4 x 500 gr
7. Observasi TTV
Suhu : 36,5 0C
8. Memberikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dan memberikan
makanan dalam kondisi hangat.

3.7 EVALUASI
Tanggal : 04 Desember 2007
Jam

: 09.00 WIB

Dx

: Anak F usia 6 tahun dengan febris

: Ibu mengatakan bahwa anaknya keadaannya sudah sehat dan tidak


ada keluhan.

: Advis dokter pasien diperbolehkan pulang

: Anak F usia 6 tahun dengan febris

: Masalah teratasi, intervensi dihentikan, pasien boleh pulang.


-

Persiapan pasien untuk pulang, melepas infus

Memberikan KIE tentang :


a) Minum obat secara teratur sesuai dengan dosis
b) Makan/ minum seperti biasa
c) Segera kembali periksa apabila ada keluhan
d) Istirahat cukup
Catatan Perkembangan

Tanggal : 05 Desember 2007


Jam

: 20.00 WIB

:-

: Pasien pulang dalam keadaan sehat.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangankesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus di lapangan. Dalam kasus yang
diasuh oleh penulis tidak ada kesenjangan dengan teori.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak F di RSUD Bangil
tanggal 04 Desember 2007 maka dapat dikatakan bahwa anak F menderita
penyakit febris. Pada kasus anak F diharapkan dengan intervensi yang benar
didukung dengan implementasi yang optimal pada penyakit febris, tidak jatuh ke
dalam keadaan yang lebih parah (misal : kejang) hal inipun perlu didukung
dengan KIE yang jelas agar dapat diterima oleh orang tua klien supaya masalah
teratasi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Demam merupakan respon yang sangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi. Sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi
dalam tubuh seperti : Malaria, otitis media, pneumonia, campak dan lain-lain.
Adapun penyebab lain dari demam yaitu lingkungan yang panas dan
imunisasi. Cara yang paling tepat untuk mengatasi demam yaitu pemberian
pengobatan dengan dosis yang tepat dan pemberian minum yang banyak. Baik
orang tua maupun petugas kesehatan seharusnya tidak ototmatis memberikan
obat pereda demam lebih ditujukan mengatasi ketidaknyamanan anak.
5.2 Saran
Untuk petugas kesehatan RSUD Bangil diharapkan tetap mempertahankan
perawatan yang diberikan. Berikan informasi secara merata dan
menyeluruh.
Untuk

mahasiswa

lebih

meningkatkan

perawatan

dalam

mengimplementasikan tindakan asuhan kebidanan dan lebih menambah


pengalaman dan pengetahuan.

Vous aimerez peut-être aussi