Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Alhamdulilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena kita telah
diberikan suatu nikmat yaitu kesehatan sehingga kita dapat membuat makalah
seminar KMB II dan IV, serta tak lupa shalawat beriring salam kita kirimkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena berkat perjuangan beliau kita
sama-sama dapat merasakan alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti saat ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah kami ini. Terutama kepada ibu Ns.Risma Apriani,S.Kep. Serta
kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah kami ini.
Jika dikemudian hari terdapat kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,
serta kami mohon kritik dan saran dari segenap pembaca sekalian. Demikian yang
dapat kami uacapkan lebih dan kurang kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
penyusun
Kata pengantar
Daftar isi
iii
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
tujuan umum
tujuan khusus
1. Metode penulisan
2. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
12
11
10
13
13
14
18
18
19
3.1.3Riwayat kesehatan
3.1.4 Data psikologis
3.1.5 Data sosial
19
19
20
20
25
23
24
21
20
14
3.3 Intervensi
25
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
31
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan
mobilisasi masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi
peningkatan penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya
bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah "kesemrawutan"
arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan
kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut
sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi fraktur
adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361). Penanganan
tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi umumnya
oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan
infeksi (Rasjad, 1998 : 363).
Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada klien yang mengalami fraktur, sebagai pendidik memberikan
pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai peneliti yaitu
masalah
(solusi)
dalam
melaksanakan
asuhan
melalui
pendekatan
proses
keperawatan
dengan
cara
teknik
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Meliputi
Konsep
Dasar
Penyakit
dan
Konsep
Dasar Asuhan
Keperawatan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi Gambaran Kasus dan Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yang membahas tentang kesenjangan antara Kasus, yang ditemukan
dengan teori yang didapatkan meliputi Definisi, Rasional terhadap
setiap Diagnosa Keperawatan yang ditemukan, Faktor Pendukung,
Faktor Penghambat serta Solusi.
BAB V : PENUTUP
Yang meliputi Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.
konsep dasar
2.1.1 PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress
pada tulang yang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson, 1995 : 1183)
Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang,
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun
yang parsial.
Fraktur Tibia Fibula adalah terputusnya tulang tibia dan fibula.
2.1.2 ETIOLOGI
Penyebab fraktur diantaranya :
a. Trauma
e. Pergerakan abnormal
Smeltzer and Bare, 2002 : 2343)
2.1.4 PATOFISILOGIS
b. Stadium Proliferasi
Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur
sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen
tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari
kedua kecelakaan terjadi.
c. Stadium Pembentukan Kallus
Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada
fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah
menyatu. Terjadi setelah 6 10 hari setelah kecelakaan terjadi.
d. Stadium Konsolidasi
Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah
menyatu, secara bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada
minggu ke 3 10 setelah kecelakaan.
e. Stadium Remodelling
Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks
fraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8
bulan.
(Rasjad, 1998 : 399 401)
b. Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti
letak asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam
ruang gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri
selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok
saraf lokal.
c. Retensi
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau
interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik
fiksator eksterna.
d. Rehabilitasi
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan
cara melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk
meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :
a. Komplikasi Dini
1) Nekrosis kulit
2) Osteomielitis
3) Kompartement sindrom
4) Emboli lemak
5) Tetanus
b. Komplikasi Lanjut
1) Kelakuan sendi
2) Penyembuhan fraktur yang abnormal : delayed union, mal union
dan non union.
3) Osteomielitis kronis
4) Osteoporosis pasca trauma
5) Ruptur tendon
(Sjamsu Hidayat, 1997 : 1155)
1.
2.2.1`pengkajian
1.
identitas klien
meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung
jawab dan hubungan dengan klien.
2.
Keluhan utama
Tanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini
3.
Riwayat kesehatan
Aktivitas istirahat
Adakah kehilangan fungsi pada bagian yang terkena/fraktur keterbatasan
imobilitas
2.
Sirkulasi
Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri. Ansietas)
Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah ) tachikardi, crt, lambat, pucat
bagian yang terkena.
3.
Neurosensori
Kenyamanan
Nyeri tiba-tiba saat cedera, spasma/ kram otot.
5.
Keamanan
Leserasi kulit, pendarahan, perubahan warna, pembengkakkan lokal
1. Data objktif
Gangguan mobilitas
Adanya deformitas
Nyeri b.d Nyeri akut berhubungan dengan fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 ;
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips,
pembebat, traksi.
2. Ringgikan dan dukung ekstremitas yang terkena
3. Hindari menggunakan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalm
gips.
4. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (0-10)
5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera.
6. Dorong menggunakan teknik managemen stress / nyeri
7. Berikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring
8. Kolaborasi
- Beri obat sesuai indikasi
- Lakukan kompres dingin / es 24 28 jam pertama sesuai keperluan
Rasional
1. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang /
tegangan jaringan yang cedera
2. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan edema, menurunkan nyeri
3. Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi
panas dalam gips yang kering
4. Meningkatkan keefektifan intevensi, tingkat ansietas dapat
mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri.
5. Membantu menghilangkan astetas
6. Meningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri
7. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan
kelelahan otot
8. Diberikan untuk menurunkan nyeri / spasme otot
Menurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi
nyeri.
1.
Intervensi :
1.
2.
tersakit
4.
5.
6.
Intervensi :
1.
perubahan warna
2.
4.
5.
Menurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit
7.
8.
2.
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
tidak enak
5.
6.
7.
3.
1.
Rasional
Pen / kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi
kemerahan abrasi
2.
3.
4.
Menghindari infeksi
5.
6.
( Doenges, 2000 )
)
(Doenges. 2000. 761 774).
BAB III
LAPORAN KASUS
Tangggal masuk
: 28 Desember 2010
Tanggal pengkajian
No reg
: 29 Desember 2010
: 497541
Ruang
: Seruni
Diagnoda medik
: CLOSE
:Ny.N
Umur
:66 Tahun
Agama
:islam
Jenis kelamin
:perempuan
Pekerjaan
:IRT
Alamat
Penanggung Jawab
Nama
:Ny.S
Umur
:50 Tahun
Jenis kelamin
Hub.dgn klien
:perempuan
:keponakan
3.1.3Riwayat kesehatan
Klien dibawa ke IGD pada tanggal 28-des-2010 diantar oleh keluarga dengan
keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa digerakkan karena patah setelah
ditabrak sepeda motor.
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
keturunan ataupun menular lainnya.
3.1.4 Data psikologis
Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat
sembuh.
3.1.5 Data sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik,terlihat dari anak dan keluarganya yang
lain selalu menunggu nya.
3.1.6 Data spiritual
Klien beragama islam,klien dan keluarga selalu berdo'a supaya cepat senbuh.
No.
1.
Kebiasaan
dirumah
Dirumah sakit
Nutrisi
a.Makanan
frekuensi
jenis
makanan
b.Minuman
3x sehari
3x sehari
Nasi,lauk
pauk,sayur
frekuensi
-jenis minuman
6-7 gelas/hari
6-7 gelas /hari
Air putih
Air putih
Eliminasi
a.BAB
2.
frekuensi
konsistensi
warna
b.BAK
frekuensi
warna
bau
jumlah
Istirahat tidur
1x/hari
1x/hari
Lembek
Lembek
Kuning
Kuning
4-5x/hari
Terpasang kateter
Jernih
Jernih kekuningan
kekuningan
Khas
lama tidur
Khas
+1300cc/hari
gangguan
+ 1300 cc/hari
tidur
Personal hygiene
6-7 jam/hari
mandi
gosok gigi
6-7 jam/hari
Tidak ada
Tidak ada
3.
2x/hari
2x/hari
4.
Dilap 1x/hari
1x/hari
Aktivitas
Klien bisa
melakukan
aktivitas
Secara mandiri
5.
keadaan umum
:lemah
kesadaran
Tanda-tanda vital
: compos mentis
: TD : 150/90 mmHg
N : 81x/Menit
P : 18x/Menit
S : 36,5'c
1.Kepala
inspeksi
palpasi
2.Mata
inspeksi
palpasi
3.Hidung
inspeksi
hidung
palpasi
4.Telinga
inspeksi
Palpasi
5.Mulut
inspeksi
Palpasi
6.Leher
inspeksi
Palpasi
7.Dada
inspeksi
palpasi
auskultasi
perkusi
:bunyi rensonan
8.Abdomen
inspeksi
auskultasi
perkusi
:bunyi timpani
palpasi
9.Ekstremitas
atas
bawah
inspeksi
palpasi
:simetris,terpasang kateter
:tidak ada nyeri tekan
3.1.9 THERAPY
1.cairan RL 20 tts/menit
2.citicholine 3x1 (IV)
3.keterolac 3x1 (IV)
4.taxef 2x1 gr (14/st)
5.pronalges supp
6dexamethason 2x1 amp (IV)
7.rannitidin 2x1 amp (IV)
Interprestasi
No
Data Senjang
Masalah
Data
Fraktur
DS :
Diskontinuitas
tulang
Skala nyeri 4
nyaman nyeri
Pergeseran
fragmen tulang
Nyeri
DS :
Fraktur
Gangguan
mobilitas fisik
tulang
DO :
Diskontinuitas
Pergeseran
fragmen tulang
Depormitas
Gangguan fungsi
Gangguan
mobilitas fisik
3.2 DIAGNOSA
Nama : Ny.N No.Reg : 4793
Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni
Tanggal
No
Diagnoasa Keparawatan
Tanggal
Paraf
Dtemukan
Paraf
teratasi
29-12-2010
29-12-2010
kelemahan
3.3 INTERVENSI
Nama : Ny.N No.Reg : 4793
Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni
Tujuan dan
Intervensi
No
Rasional
kriteria hasil
Setelah
Keperawatan
dilakukan
perawatan
selama 3x24
jam di harapkan
gangguan rasa
nyaman nyeri
dapat berkurang
Pertahankan
Menghilangkan
baring, gips /
pembidaian
cedera
Meningkatkan
aliran balik vena,
menurunkan edema, dan
menuunkan nyeri
Paraf
/ atau teratasi
pilihan / pengawasan
dengan criteria
hasil :
Tinggikan dan
dukung eksremitas
Mempengaruhi
Klien
kefektifan intervensi
yang terkena
Menurunkan
edema / pembentukan
tidak mengeluh
hematum, menurunkan
nyeri
sensasi nyeri
Skala
nyeri0
Untuk
menurunkan nyeri atau
spasme otot
Evaluasi
keluhan nyeri,
perhatikan lokasi,
karakteristik dan
intensitas nyeri
Lakukan
kompres dingin 24-48
jam pertama sesuai
keperluan
Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
Setelah
dilakukan
perawatan
Kaji derajat
Pasien mungkin
imobilitas yang
selama 3x24
jam diharapkan
informasi
gangguan
mobilitas fisik
Berguna untuk
mempertahankan posisi
dapat teratasi
fungsional eksremitas
dengan kriteria
hasil :
kontraktur
Klien
melakukan
Mobilisasi dini
menurunkan komplikasi
aktivitas secara
tirah baring,
mandiri
meningkatkan
penyembuhan dan
Beriakn papan
kaki, bebat
pergelangan
Hipertensi
pertural adalah masalah
Berikan / bantu
mobilisasi dengan kursi
roda, kruk, tongkat,
sesegera mungkin,
intruksikan keamanan
dalam menggunakan
alat mobilisasi
Awasi TD
dengan melakukan
aktivitas
3.4 IMPLEMENTASI
Nama : Ny.N No.Reg : 4793
Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni
Tanggal
No
Implementasi
Respon hasil
/ jam
22-12-
-mempertahankan
Nyeri berkurang
Nyeri berkurang
2010
-meninggikan dan
mendukung ekstrimitas yang
terkena
-mengevaluasi keluhan
Paraf
-mengukur TD pasien
Neri p[ada
eksremitas bawah
sebelah kiri (tibia-
Mengkolaborasikan
skala 4
indikasi yaitu:keterolac
membantu mobilisasi
TD : 150/90
mmHg
Mempertahankan
mobilisasi bagian yang sakit
dengan tirah baring dan spalk
Meninggikan dan
mendukung eksremitas yang
terkena
Mengevaluasi keluhan
Ketrolak 2x1
amp IV
nyeri
Mengukur TD pasien
Berkolaborasi dalam
pemberian obat analgetik sesuai
indikasi yaitu : ketrolak
membantu mobilisasi
Membantu
menormalisakan
alat mobilitas
fungsikan organ
Mempertahankan
mobilasasi bagian yang sakit
dengan tirah baring dan spalk
Meninggikan dan
medukung eksremitas yang
terkena
Nyeri berkurang
Nyeri berkurang
Mengevaluasi keluhan
nyeri
Mengukur TD pasien
Berkolaborasi dalam
pemberian obat analgetik sesuai
indikasi yaitu : ketrolak
membantu mobilisasi
30-12alat mobilitas
2010
Skala nyeri 4
TD : 130/90
Ketrolak 2x1
amp IV
Membantu
penyembuhan dan
normalisai fungsi
organ
Nyeri berkurang
Nyeri berkurang
tapi masih edema
Skala nyeri 3
TD : 130/90
Ketrolak 2x1
amp IV
Membantu
penyebuhan dan
normalisasi fungsi
organ
3.5 EVALUASI
Nama : Ny.N No.Reg : 4793
Umur : 66 Tahun Ruangan :Seruni
Hr/tgl/jam
No.
Jum'at,
1.
Evaluasi Keperawatan
paraf
O : skala nyeri:3
klien masih tampak lemah
31,des
2010
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Jum'at
2.
31,des
2010
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
1. kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress
pada tulang yang berlebihan. Selanjutnya penulis akan menyimpulakn sesuai
dengan tahapan-tahapan yang ada didalam proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi, evaluasi.
1. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung
yang penulis dapatkan dari keluarga pasein dan pasien itu sendiri,
selain itu juga penulis mendapatkan informasi dari perawat dan catatan
medic pasien.
2. Dua diagnose yang penulis temukan pada pasien setelah dilakukan
pengkajian yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas
jaringan pada tulang / fraktur
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan