Vous êtes sur la page 1sur 4

Materi Student Leaders Gathering 2016

RUU KPK: Pembunuhan atau Perbaikan

Latar Belakang Pembahasan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi merupakan perbuatan penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain. Korupsi sendiri merupakan hal yang sangat merugikan negara. Oleh karena itu, Indonesia
membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia yang berfungsi sebagai
pemberantas korupsi.
KPK adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. KPK memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan
laporannya secara terbuka kepada masyarakat, Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia secara berkala.
KPK sendiri didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2002 yang belum lama ini akan direvisi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Tentunya, hal tersebut mengundang banyak pro dan kontra. Beberapa pihak memandang revisi
Revisi Undang-Undang KPK ini merupakan bentuk pelemahan terhadap KPK, akan tetapi ada juga
yang memandang revisi ini sebagai penguatan terhadap KPK. Ada sepuluh fraksi yang enam
diantaranya sudah menyetujui revisi tersebut, yaitu Fraksi PDI-P (15 anggota), Fraksi Nasdem (11
anggota), Fraksi Golkar (9 anggota), Fraksi PPP (5 anggota), Fraksi Hanura (3 anggota), dan Fraksi
PKB (2 anggota).
Lima Asas KPK :
1. Kepastian hukum
2. Keterbukaan
3. Akuntabilitas
4. Kepentingan umum
5. Proporsionalitas

Wewenang KPK
Dalam menjalankan tugasnya KPK memiliki wewenang berupa :
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi
yang terkait.
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
Dasar Hukum KPK
1. UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari KKN
5. UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
7. UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002 Tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang.
8. PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
9. PP RI No. 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Revisi Undang-Undang KPK
KPK sendiri didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2002, dan ironisnya Undang-Undang tersebut akan mengalami revisi.

Tentunya, hal tersebut

banyak mengundang pro kontra. Beberapa pihak dapat memandang revisi Undang-Undang KPK ini
merupakan bentuk pelemahan, akan tetapi ada juga yang memandang revisi ini sebagai penguatan
terhadap KPK.
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Said Abdullah, meyakini
revisi UU No. 30 tahun 2002 bertujuan agar institusi seperti KPK bergerak sesuai dengan amanat

konstitusi. KPK sendiri merupakan suatu badan yang penting kedudukannya, mengingat masih
merajalelanya korupsi di Indonesia saat ini. Akan tetapi, dalam beberapa hal kewenangan KPK
sudah melewati batas konstitusi.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai jika dengan adanya
Rancangan Undang-Undang (RUU) KPK merupakan satu bentuk pelemahan. Salah satunya adalah
munculnya dewan pengawas KPK.

Sebelum melakukan penyadapan, KPK diharuskan untuk

meminta izin terlebih dahulu kepada dewan pengawas yang dapat membuat penyadapan tidak
efektif. Ia juga menilai, jika sekalipun KPK seharusnya memiliki dewan pengawas akan tetapi draft
RUU KPK membuat dewan pengawas memiliki kedudukan yang terlalu kuat.
Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang revisi RUU KPK ini, keadaan sesungguhnya
yang telah terjadi, pada hari Selasa 6 Oktober 2015, enam dari sepuluh fraksi di Dewan Perwakilan
Rakyat telah menyerahkan draft RUU atas perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang KPK kepada anggota Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam rangkaian revisi
RUU KPK hingga draft ke-tiga, usulan yang diserahkan pada 1 Februari 2016 adalah sebagai
berikut:
1. Kewenangan dalam menerbitkan SP3
a. KPK berwenang mengeluarkan surat perintah penghentian, penyidikan dan
penuntutan dalam perkara tindak pidana korupsi
2. Adanya pengaturan dalam penyadapan :
a. Penyadapan hanya diizinkan dilaksanakan jika sudah didukung oleh bukti
permulaan yang cukup atas dasar izin Dewan Pengawas (pasal 12 A ayat 1)
b. Penyadapan dilakukan paling lama 3 bulan terhitung sejak izin tertulis diterima
penyidik (ayat 3).
3. Dibentuknya dewan pengawas KPK
a. Dewan pengawas KPK (pasal 37 Ayat 1) memiliki tugas untuk mengawasi
penyelanggaran tugas dan kewenangan KPK, mengadakan sidang dugaan
pelanggaran kode etik pimpinan KPK dan juga evaluasi kerja tahunan KPK.
b. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh masyarakat terkait
pelanggaran kode etik pimpinan KPK.
c. Anggota dewan akat dipilih oleh Presiden RI (pasal 37d Ayat 1)
4. Penyidik dan penyelidik KPK
a. Penyidik KPK merupakan penyidik yang dibantu oleh pihak Kepolisian Negara,
Kejaksaan RI, dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus
oleh Undang-undang (pasal 45 Ayat 1).

Peran Mahasiswa dalam RUU KPK


Namun apakah masyarakyat Indonesia telah sepenuhnya peduli dan mengerti tentang RUU
KPK? Sedikit sekali masyarakat Indonesia yang peduli akan hal ini. Sebuah langkah pemerintah
yang menuai pertanyaan, apakah RUU KPK ini akan memperkuat KPK atau melemahkan KPK.
Mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai iron stock, social control, dan agent of change bangsa
Indonesia sudah sepatutnya peduli terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluaran pemerintah,
sebuah langkah yang tanpa kita sadari dapat memperkuat bangsa atau meruntuhkan bangsa.
Sehingga sudah sepatutnya mahasiswa menjalankan perannya dan memanfaatkan momentum ini.

Vous aimerez peut-être aussi