Vous êtes sur la page 1sur 10

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manusia sebagai bagian dari sistem kehidupan turut menciptakan corak dan bentuk
lingkungannya. Hal tersebut dikarenakan manusia dibekali oleh akal pikiran yang
memungkinkan berkembangnya suatu teknologi.

Teknologi merupakan salah satu

unsur kebudayaan yang dapat menentukan tingkat kebudayaan manusia. Apabila


mencermati perkembangan kehidupan manusia melalui peninggalan budaya, terlihat
bahwa manusia melalui kebudayaannya akan berusaha merespon lingkungan alam
dimana ia merupakan salah satu unsurnya. Keterkaitan manusia dengan lingkungan
alam akan terlihat dari pemanfaatan bentang alam dan sumber daya batuan, selain
pemanfaatan binatang dan tumbuhan.
Perencanaan penataan kawasan pada dasarnya merupakan kegiatan menggali dan
membangun potensi budaya untuk dikembangkan menjadi peluang ekonomi sehingga
menjadi suatu obyek wisata yang layak untuk dikembangkan dan memiliki nilai
ekonomi, yang akan dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan pada
gilirannya akan meningkatkan Pendapatan Daerah pula. Perencanaan Kawasan Pantai
Pulau Farii berarti menyangkut pula kegiatan menlestarikan, menata dan
memelihara potensi alam dan panorama pantai

yang ada, dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.


Kegiatan konservasi merupakan upaya untuk mempertahankan keseimbangan alam
sehingga manusia dan makluk hidup lainya dapat hidup dengan baik. Pertambahan
jumlah penduduk dan obsesi pertumbuhan ekonomi tak terbatas menyebabkan
semakin sulitnya kegiatan konservasi dilakukan. Di tengah kemelut persoalan
tersebut, kegiatan konservasi sesungguhnya dapat terus dilakukan. Salah satu media
yang sangat penting adalah pengelolaan ekowisata (ecotourism).

1-3

Wisata dalam pelaksanaannya tidak hanya memerlukan objek wisata, namun sarana
fasilitas wisata juga faktor yang sangat menentukan dalam kenyamanan dan lama
tinggal para wisatawan di suatu lokasi wisata. Untuk mensiasati hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Nias Barat mengupayakan alokasi anggaran pembangunan
Sarana dan Prasarana Pariwisata dengan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
melalui beberapa pekerjaan fisik di lokasi objek wisata.
Pengembangan wisata sering dikaitkan dengan green industry yang menciptakan
pariwisata berkualitas, memungkinkan wisatawan dalam kelompok kecil dan dapat
mempertahankan kualitas objek dan daya tarik alam berupa hutan, sungai, danau,
pantai serta meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat lokal.
Maka untuk mendukung exsistensi Kawasan Wisata Pantai Pulau Farii dan juga
mendukung mewujutkan Kabupaten Nias Barat sebagai destinasi wisata alam maka
diperlukan penambahan objek wisata alam, maka dirasa perlu untuk membangun
Kawasan Pantai & Pulau Farii dengan segala fasilitas pendukungnya.
Kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata merupakan
kegiatan yang menjadi skala prioritas untuk dilaksanakan mengingat persaingan yang
sangat kompetitif antara Kabupaten Nias Barat dengan daerah lain yang juga
mengandalkan sektor pariwisata. Kegiatan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan lokasi wisata yang
menampilkan kehidupan masyarakat lokal yang orisinil dan kontekstual memiliki
keunikan seni budaya namun tetap nyaman dan aman. Kawasan pantai & Pulau Farii
berada di Kecamatan Sirombu, dimana Kawasan Pantai & Pulau Farii terletak di
Desa Lahusa Kabupaten Nias Barat.
Letak Kawasan Wisata Pantai & Pulau Farii yang berada pada tepian laut
memberikan potensi view yang indah, panorama sun set dan potensial untuk
dikembangkan bagi kegiatan wisata alam.

Di samping kondisi Kawasan Pantai &

Pulau Farii yang berbukit sangat menopang bagi terbentuknya landsekap/view ke


laut yang alamiah.
Untuk dapat mengembangkan potensi Kawasan Wisata Pantai & Pulau Farii tersebut
tentunya diperlukan langkah yang lebih konsepsional, sistematis yang berkelanjutan.
Oleh karena itu maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias
Barat melakukan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pantai & Pulau
Farii pada Tahun Anggaran 2016.

1-3

1.2. PENGERTIAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN


Pengertian Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Farii secara umum
adalah merupakan arahan dan pedoman yang memayungi keseluruhan rencana dan
program pengembangan pariwisata yang lebih rinci dan dijabarkan dalam prinsip
pengembangan kepariwisataan Kawasan Pantai Farii dan arahan pengembangan
kepariwisataan meliputi visi dan misi, tujuan dan sasaran, arahan strategi dan
kebijakan, serta pengembangan indikasi kegiatan kepariwisataan.
a. Masterplan Pengembangan Kawasan Pantai Farii difokuskan pada pengembangan
kawasan pariwisata Pantai Farii dengan menetapkan tema pengembangan
produk wisata yang unik di setiap cluster wisata, memunculkan kekhasan alam
dan budaya masyarakat sehingga saling melengkapi dan meningkatkan daya tarik
wisatanya.
a. Kawasan adalah suatu wilayah yang mempunyai fungsi utama tertentu.
b. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pengamatan
administratif dan atau fungsional.
c. Ruang adalah wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan
ruang udara, termasuk di dalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya serta
daya, keadaan sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dengan mahluk
hidup

lainnya

melakukan

kegiatannya

dan

memelihara

kelangsungan

kehidupannya.

1.3.
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN
MASTER PLAN
Maksud pengadaan pekerjaan perencanaan adalah menyiapkan Perencanaan sebagai
acuan yang dibutuhkan untuk pembangunan Kawasan Wisata Pantai Farii yang akan
dibangun di Desa Lahusa Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat.
Maksud Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pantai Farii di Kabupaten
Nias Barat adalah:

1-3

Untuk memperoleh data/informasi yang akurat mengenai kondisi dan


potensi Kawasan Pantai Farii serta kondisi sosial ekonomi penduduk dan
sarana pendukungnya.
Membantu dan mewujudkan pengembangan kawasan Pantai Farii menjadi
salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Nias Barat.
Merupakan bahan pertimbangan dalam penyusunan tahapan-tahapan
pembangunan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek fisik,
fungsional dan kemampuan dari suatu wilayah.
Menempatkan sekaligus memantapkan peran Kawasan Pantai Farii dalam
pariwisata serta didalam pembangunan daerah, sebagai salah satu andalan
bagi usaha peningkatan ekonomi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Memberikan pengertian secara lebih luas kepada berbagai kalangan yang
terkait dalam melestarikan alam.
Secara umum, tujuan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pantai Farii
adalah:
Menjadikan Kawasan Wisata Pantai Farii sebagai salah satu Daerah
Tujuan Wisata yang dapat menarik minat wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Mengarahkan pengembangan kawasan pantai Farii secara tertib dan
harmonis sesuai dengan potensi kawasan pantai Farii khususnya dan
Kabupaten Nias Barat pada umumnya.
Mengarahkan pengembangan Kawasan Pantai Farii sebagai kawasan
wisata yang terintegrasi antara wisata sungai, wisata pantai dan wisata
hiburan.
Membuat suatu perencanaan kegiatan wisata yang menarik, unik dan
orisinil untuk menarik para investor dalam menanamkan modalnya di
Kawasan Pantai Farii.

1-3

Mengembangkan potensi yang bersifat spesifik lokal sebagai daya tarik


wisata, seperti kerajinan khas daerah, makanan khas daerah dan budaya.
Menyiapkan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan acuan bagi
pembangunan Kawasan Wisata Pantai Farii baik oleh pemerintah daerah
maupun swasta/masyarakat.
Melestarikan, menata dan memelihara pelestarian alam Kawasan
Wisata Pantai Farii yang memiliki daya tarik.
Menyusun rencana pengembangan sarana dan prasarana di kawasan
Pantai Farii sebagai pedoman bagi pengendalian pembangunan Kawasan
Pantai Farii dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun kedepan.
Secara khusus studi ini bertujuan untuk menyiapkan Kawasan Pantai Farii menjadi
sebuah daerah tujuan wisata yang menarik dan dapat mendorong minat investor
dalam jumlah besar ke kawasan tersebut sehingga pariwisata berperan sebagai
sebuah komoditi yang dapat dijual dan menghasilkan devisa.
Sasaran yang akan dicapai adalah:
Agar konsultan memberikan kontribusi dan layanan jasa terhadap kajian
tapak, bentuk bangunan dan konstruksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Terwujudnya suatu perencanaan yang komprehensif baik ditinjau dari aspek
arsitektural dan struktural, maupun dari aspek ekonomis (Efficient Cost)
serta tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pembangunan Pantai Farii
dan sekitarnya yang meliputi Penataan Wisata Pantai Farii.
Merumuskan

kebutuhan

sarana

dan

prasarana

pendukung

bagi

pengembangan kawasan wisata Pantai Farii dengan mengacu kepada


konsep arsitektur tradisional Nias dan dengan tetap menjagah kelestarian
alam.
Menentukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan potensi kawasan
wisata dalam rangka mengembangkan obyek wisata dan sumber daya
masyarakat.

1-3

1.4. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup Penyusunan Master Plan Kawasan Pantai Farii akan memaparkan
lingkup kegiatan, lingkup wilayah studi serta lingkup dimensi waktu pelaksanaan.

1.4.1. Ruang Lingkup Kegiatan


Proses kegiatan penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Farii
terdiri dari beberapa tahap kegiatan, yaitu pengumpulan/kompilasi data (fakta)
yang dilanjutkan menganalisa serta menyusun konsep-konsep perencanaan yang
akan digunakan. Sesuai dengan maksud dan tujuan sebagaimana diungkapkan di atas
maka pada tahap pengumpulan/kompilasi data ini kegiatan-kegiatan yang termaksud
pada tahap ini yaitu:
1. Studi leteratur/kepustakaan

Melaksanakan studi literatur/kepustakaan untuk mengetahui berbagai langkah,


kebijaksanaan

dan

arah

perkembangan

yang

berkaitan

dengan

usaha

pengembangan/pembangunan wilayah Kabupaten Nias Barat, dan kebijaksanaan


Propinsi Sumatera Utara dan Nasional.
2. Melakukan survai lapangan

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan berbagai data, baik yang bersifat
primer maupun sekunder sesuai dengan potensi objektif dari setiap kawasan yang
meliputi aspek dan potensial dan masalah dari setiap objek wisata yang ada saat
ini, sehingga diperoleh suatu gambaran yang jelas, tepat dan utuh akan situasi
dan

kondisi

lapangan

yang

sesungguhnya,

serta

karakteristik

wilayah

perencanaan.
3. Melaksanakan dialog dan wawancara

Kegiatan pengumpulan data juga dilaksanakan dengan mengadakan dialog dan


wawancara langsung dengan para tokoh masyarakat, unsur-unsur dari dinas/
lembaga/instansi yang terkait. Hal ini dilaksanakan disamping untuk memperoleh
informasi, data dan konsep pemikiran, gagasan dan saran-saran yang konstruktif,
juga diharapkan dapat dijadikan sebagai media evaluasi atas berbagai konsep

1-3

dan rumusan yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan yang hendak


disajikan.

1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah


Di dalam menentukan ruang lingkup wilayah dibutuhkan kriteria tertentu sesuai
dengan maksud dan tujuan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pantai
Farii. Dalam konteks pengembangan kawasan tertentu, maka kriteria dasar
penetuan batas wilayah disesuaikan dengan karakteristik lingkungannya. Dikaitkan
dengan penyusunan rencana penataan ruang Kawasan Pantai Farii sebagai kawasan
tertentu dengan fungsi kegiatan khusus yaitu berbasiskan pengembangan wisata
alam. Dengan demikian dalam kajian pariwisata, cakupan wilayah pengamatan
dapat menjangkau segala potensi wisata yang ada di Kawasan Pantai Farii.
Dikaitkan dengan wilayah administrasi, maka wilayah kajian mencakup sebagian dari
wilayah Kabupaten Nias Barat, khususnya pada Kecamatan Sirombu yang meliputi
Desa Lahusa dengan luas 20 Ha.

1.4.3. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan


Dimensi waktu pelaksanaan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata
Pantai Farii akan dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan atau 30 (tiga puluh) hari
kalender.

1.4.4. Lingkup Materi Perencanaan


Lingkup materi perencanaan penyusunan buku/dokumen perencanaan Master Plan
Kawasan Wisata Pantai Farii meliputi:
1. Penyusunan Rancangan Pengembangan
Penyusunan rancangan pengembangan Kawasan Wisata Pantai Farii merupakan
bagian awal dari tahapan perencanaan pembangunan. Rancangan pengembangan
ini memuat kebijaksanaan-kebijaksanaan perencanaan secara komprehensif
(menyeluruh) baik dari aspek teknis maupun aspek non teknis, agar dapat

1-3

digunakan sebagai pedoman/arahan dalam setiap kegiatan pembangunan yang


akan dilaksanakan sehingga pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Farii dapat
lebih terarah dan sistematis supaya tercapai optimalisasi fungsi Kawasan Pantai
Farii tersebut.
Mengingat potensi alamnya yang sangat beraneka ragam dan kondisi wilayahnya
yang sangat luas, maka di dalam rencana pengembangannya Kawasan Pantai
Farii dibagi menjadi beberapa zonasi/wilayah dan tahapan pengembangan
berdasarkan prioritas penggunaannya. Secara garis besar zona pengembangan
Kawasan Pantai Farii dibagi menjadi zona perlindungan dan zona pemanfaatan/
rekreasi. Tahapan pengembangan Kawasan Pantai Farii disesuaikan dengan
kondisi

wilayah

yang

didasarkan

pada

prinsip-prinsip

konservasi

dan

kepariwisataan dengan mempertimbangkan kondisi ekologi, ekonomi, sosial


budaya, tata guna lahan dan kebijaksanaan pengembangan wilayah.
Hal prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pengembangan
dan pembangunan dalam pengelolaan Kawasan Pantai Farii adalah agar setiap
aktivitas mengacu kepada prinsip-prinsip konservasi sumber daya alam serta
berwawasan

lingkungan

hidup

dimana

dalam

pengembangannya

tidak

menimbulkan pengaruh negatif terhadap sistem ekologi lingkungan di sekitarnya.


2. Penyusunan Rancangan Tata Letak
Penyusunan rancangan tata letak adalah rancangan yang disusun berdasarkan
pemilihan lokasi sesuai potensi dan fungsi kawasan Pantai Farii yang telah
ditetapkan yaitu sebagai kawasan wisata alam, sekaligus sarana rekreasi alam.
Rancangan tata letak ini disusun untuk menentukan suatu pola ruang dan tata
letak bangunan fisik di dalam Kawasan Pantai Farii sehingga memiliki satu
kesatuan yang kreatif dari segi fungsional, berguna dan serasi dengan keadaan
lingkungan disekitarnya.
Rancangan pembangunan fisik dititikberatkan untuk kawasan-kawasan intensif,
yaitu di wilayah pengembangan sarana rekreasi. Namun tidak berarti di wilayah
perlindungan (kawasan perbukitan sekitarnya) tidak ada pembangunan sama
sekali. Pembangunan fisik di wilayah perlindungan diarahkan pada segi
pengamanan, yaitu berupa jalan patroli/setapak dan pos jaga.
Sarana dan prasarana yang lain dimungkinkan untuk dikembangkan sejauh tidak
melanggar ketentuan-ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1-3

3. Penyusunan Design Fisik


Penyusun design fisik menyajikan rancangan/design fisik pembangunan sarana
dan prasarana pokok dan penunjang dalam pengelolaan dan pengembangan
Kawasan Pantai Farii saat ini dan masa-masa yang akan datang seperti yang
telah diuraikan diatas.
Rancangan design fisik sarana dan prasarana yang akan dituangkan dalam buku
ini sebaiknya sudah dalam bentuk yang terperinci (detail) sehingga dapat
dijadikan sebagai arahan untuk memudahkan pengelolaan pemeliharaan sarana
dan prasarana fisik yang telah ada dan yang akan dikembangkan kemudian.
Dalam penyusunan design/model sarana dan prasarana fisik yang akan dan telah
dibuat harus mengacu pada:
Pembangunan sarana dan prasarana harus tetap menjamin prinsip
pelestarian sumber daya alam.
Bangunan sarana dan prasarana tidak mengubah bentang alam yang ada.
Mencerminkan kristanitas dengan mempertimbangkan faktor keserasian
dengan lingkungan dan kenyamanan yang meliputi gaya bangunan,
ornamen, dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan lain yang telah diatur dalam peraturan perundangundangan yang berlaku.

1.5. PERSPEKTIF TEORITIS PENGEMBANGAN KAWASAN


Didalam RTRW Kabupaten Nias Barat Kawasan Pantai Farii ditetapkan sebagai
kawasan wisata. Hal ini menuntut pihak Kabupaten Nias Barat harus berhati-hati
dalam melakukan penanganan dan pengelolaannya. Oleh karena itu dengan
penataan kawasan Pantai Farii ini diharapkan penanganannya akan lebih optimal.
Melihat mekanisme penetapannya, jelas bahwa konsep kawasan sangat erat
kaitannya dengan pengelolaan (konservasi) sumber daya alam.

Kawasan ini

dikembangkan dengan memperhatikan perlindungan/kelestarian adat-istiadat serta


budaya batak, kelestarian sumber daya alam dan lain-lain sesuai dengan kriteriakriteria dan atau kepentingan-kepentingan Kawasan Pantai Farii tersebut seperti
yang digariskan dalam Master Plan Kawasan Wisata Pantai Farii. Kriteria-kriteria
dan

atau

kepentingan-kepentingan

kawasan

wisata

alam

dimaksud

adalah

1-3

kepentingan sosial budaya, peningkatan pertumbuhan ekonomi, mempercepat


pertumbuhan kawasan, dan kepentingan lingkungan hidup. Secara umum penetapan
kriteria dan kepentingan kawasan merupakan peran pemerintah. Selain itu, masalah
pengembangan dan pengelolaan kawasan merupakan sinergi dari peran pemerintah,
masyarakat dan para pihak lainnya. Dengan demikian pengawasan atas pengelolaan
kawasan tertentu ini dilakukan oleh banyak pihak baik dari sisi pemerintah maupun
dari sisi para pihak termasuk masyarakat.
Kawasan Pantai Farii merupakan aset besar untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat khususnya masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Pantai Farii juga
menyimpan potensi sumber daya alam yang begitu besar khususnya bagi
pengembangan pariwisata dan sektor lainnya. Pemandangan alam yang indah
merupakan modal utama kepariwisataan.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan ini terdiri atas 5 (lima) bab, meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran serta lingkup
wilayah dan lingkup substansi pekerjaan.
BAB II :

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Pada bab ini diuraikan gambaran umum wilayah studi yang mencakup
aspek fisik dasar, sosial kependudukan, perekonomian dan aksesibilitas
wilayah studi.

BAB III :

METODOLOGI
Dalam bab ini berisikan tentang pendekatan perencanaan berupa
pendekatan teknis, pendektan konservasi alam, metodologi, tahapan
kegiatan, dan analisa teknis pelaksanaan perencanaan.

BAB IV :

ORGANISASI PELAKSANAAN
Bab ini akan memuat struktur organisasi pelaksanaan, tenaga ahli, serta
tugas dan tanggung jawab personil.

BAB V:

SISTEM PELAPORAN
Bab ini berisikan pelaporan (out put), waktu pelaksanaan pekerjaan dan
jadwal mobilisasi personil.

1-3

Vous aimerez peut-être aussi