Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nomor 3 Tahun
2002 tentang
Pertanahan
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
I-1
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
telah
diubah
Undang-Undang
dengan
Nomor
Peraturan
Tahun
Pemerintah
2014
tentang
Pemerintah
Nomor
16
Tahun
2005
tentang
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran
Ruang
Wilayah
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Bentuk
Peruntukan
dan
Fungsi
Kawasan
Hutan
Pemerintah
Nomor
15
Tahun
2010
tentang
M a t e r i Te k n i s R T R W |
I-2
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
16/PRT/M/2009
Pelaksanaan
Konsultasi
Dalam
Rangka
Pemberian
I-3
Kabupaten Nias. Adapun letak geografis berada pada 1 00300 103300 LU dan 97000 00 - 9900000 LS.
Secara
administratif
Kabupaten
Nias
Utara
berbatasan
dengan:
Sebelah Utara :
Samudera
Indonesia;
Sebelah Timur :
Samudera Indonesia
Kabupaten
Samudera
Indonesia.
Kabupaten Nias Utara memiliki wilayah seluas 1.241,48 Km
(berdasarkan data BPS), terdiri dari 11 kecamatan, yaitu : 1. Lahewa;
2. Lahewa Timur; 3. Lotu; 4. Saw; 5. Tuhemberua; 6. Sitlu ri; 7.
Namhalu Esiwa; 8. Alasa Talu Muzi;
Kecamatan
Lotu
Saw
Tuhemberua
Sitli ri
Namhalu
Esiwa
Alasa
Talumuzi
Jumlah
Desa/Kelurah
an
13
10
8
6
M a t e r i Te k n i s R T R W |
Luas (Km)
115,99
65,53
50,18
76,29
Rasio Terhadap
Total Luas
Kabupaten (%)
9,34
5,28
4,04
6,15
11
120,54
9,71
76,39
6,15
I-4
7
8
9
10
11
Alasa
Tugala Oyo
Afulu
Lahewa
Lahewa Timur
Jumlah
14
8
9
21
7
113
197,55
84,18
150,95
172,54
131,54
1.241,4
8
15,91
6,78
12,16
13,90
10,58
100,00
Sumber : Hasil Analisis Peta RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2034
Topograf
Wilayah Kabupaten Nias Utara didominasi oleh perbukitan yang
sempit dan terjal, tetapi hampir secara keseluruhan berada di bawah
800 mdpl. Struktur permukaan tanah berbongkah-bongkah dan
membentuk banyak sekali aliran sungai atau sumber mata air. Kondisi
ini
yang
menyebabkan
ketidakmudahan
untuk
membangun
M a t e r i Te k n i s R T R W |
I-5
Peta 1.1
Orientasi Wilayah Kabupaten Nias Utara
Peta 1.2
Batas Administrasi Kabupaten Nias Utara
bukit-bukit
kecil
dan
guludan
dengan
ketinggian
Klimatologi
Sebagai pulau yang terpisah, iklim di Pulau Nias dan juga di
Kabupaten Nias Utara dipengaruhi oleh angin muson yang membawa
butiran air dari Samudera Hindia. Hal ini menyebabkan curah hujan
relatif cukup tinggi dan berlangsung sepanjang tahun.
Akibat letak Kepulauan Nias dekat dengan garis khatulistiwa, maka
curah hujan setiap tahun cukup tinggi. Pada tahun 2008 jumlah curah
hujan mencapai 3.401 mm setahun atau rata-rata 251,8 mm per
bulan dengan banyaknya hari hujan mencapai 254 setahun atau ratarata 21 hari perbulan, penyinaran matahari rata-rata 49% per bulan,
kecepatan rata-rata sebesar
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septemb
er
Oktober
Nopembe
r
Desembe
r
Jumlah
RataRata per
Bulan
Kecepat
an Rata2
(Knot/ja
m)
5
5
5
5
5
5
5
5
Suhu dan
Kelembaban
Suhu
RataKelembab
Rata
an (%)
(0C)
25,9
88
26,4
87
26,0
91
26,0
92
26,1
89
25,8
92
25,5
86
26,1
88
375,8
228,4
25
23
33
52
4
5
25,5
26,3
90
89
442,6
27
28
25,6
91
321,0
3.022,
0
27
34
25,3
92
254
582
59
310,5
1.075
21
49
25,9
90
251,8
Geologi
Aspek geologi dalam analisa fisik dimaksudkan memberi gambaran
kondisi litologi atau batuan serta struktur geologi suatu wilayah. Pulau
Nias terbentuk hasil penunjaman lempeng Samudra Hindia di bawah
lempeng benua eurasia (Pulau Sumatera) pada aktivitas tektonik
Oligosen (berkisar 30 juta tahun lalu). Proses penunjaman tersebut
mengakibatkan
terbentuknya
sesar
naik
yang
berdampak
pada
atau
searah
dengan
arah
memanjangnya
Pulau
Nias.
Formasi
Holosen
Alluvial
Pliosen
sampai
Pleistosen
Formasi
Gunungsitoli
Miosen
Tengah
sampai
Miosen Akhir
Formasi
Gomo
Litologi/Batuan
Simbol
Qa
QT
g
Tm
pg
Satuan
Endapan sungai, rawa dan pantai
yang terdiri dari pasir, lempung dan
lumpur
serta
bongkahan
batugamping.
Batugamping
terumbu,
batugamping lanauan, batupasir
kuarsa halus gampingan yang
diendapkan di lingkungan laut
dangkal.
Batuan
berlapis
berupa
batulempung,
napal,
batupasir,
batugamping
bersisipan
napal
tufaan, tufa dan gambut tipis.
Diendapkan di lingkungan sublitoral
bathial,
mengandung
fosil
foraminifera
dan
plangton,
Umur
Miosen Awal
sampai
Miosen Akhir
Formasi
Lelematua
Oligosen
sampai
Miosen Awal
Komplek
Bancuh
Distribusi
Litologi/Batuan
Formasi
Simbol
batuannya.
Batuan sedimen berlapis yaitu
perselingan batupasir, batulanau,
batulempung, konglomerat dan tufa
serta
bersisipan
tipis
dengan
batubara dan serpih, batuan banyak
mengandung fosil foraminifera dan
plangton yang terendapkan di
lingkungan sublitoral neritik luar
bongkahan berbagai jenis batuan
beku ultramafik - basa, yaitu
peridotit, serpentinit, gabro, basalt
serta batuan sedimen serpih, sekis
lempung
bersisik,
konglomerat,
breksi dan graywacke termetakan
Tml
Tomm
penyebaran
batuan
Satuan
di
masing-masing
kecamatan
dari
Kabupaten Nias Utara seperti pada Tabel 1.4. Melalui tabel terlihat
bahwa urutan batuan penyusun Kabupaten Nias Utara mulai dari yang
hadir dengan sebaran paling luas sampai yang hadir dengan sebaran
terbatas adalah : batuan sedimen Formasi Llmatua (36,7 %) batuan
sedimen Formasi Gomo (31,5 %) terumbu karang/koral Formasi
Gunungsitoli (17,8 %) endapan aluvial (10,3 %) batuan beku dan
sedimen termetakan dari Kelompok Bancuh (3,7 %). Sifat fisik dari
masing-masing jenis batuan penyusun berikut luas sebarannya akan
mempengaruhi dalam penentuan kawasan rawan bencana, dimana
batuan menjadi salah satu pemicu tingkat kerawanan bencana gempa
bumi maupun longsor.
Tabel 1.4
Distribusi Luas Sebaran Batuan di Masing-Masing Kecamatan
di Kabupaten Nias Utara
No
1
2
3
4
5
6
Nama Kecamatan
Lahewa
Lahewa Timur
Lotu
Saw
Afulu
Namhalu Esawa
No
Nama Kecamatan
7
8
9
10
11
Sitlu ri
Tuhemberua
Alasa
Alasa Tolumuzi
Tugala Oyo
Jumlah Total
Luas batuan/kabupaten
Keterangan :
Tom
m
= Batuan Kelompok Bancuh
= Batuan Formasi
Tlm
Lelematua
Tmpg
= Batuan Formasi Gomo
QTg
Qa
*
= Batuan Formasi
Gunungsitoli
= Endapan
Aluviul
= Batuan tidak hadir
Hidrologi
Kondisi keairan (hidrologi) suatu daerah, paling tidak dipengaruhi oleh 3
faktor utama, yakni posisi (geografi), iklim (curah hujan) dan geologi.
Posisi suatu daerah yang berada di dekat pantai dikelilingi laut akan
berbeda
dengan
daerah
yang
berada
di
tengah
pulau.
Iklim
diantara
sungai-sungai
tersebut
yang
sudah
mengalami
Kecamatan
Lotu
Saw
Tuhemberua
Sitlu ri
Namhalu
Esiwa
Alasa
Nama Sungai
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
Lotu
Muzi
Nalua
Ehou
Humanga
Lawira
Soohi Solewu
Luzamanu
Luzamanu
Saw
Sinua
Bulunio
Lakha
Helera
Sogawu
Fofola
Laehuwa
Hetusa
Latoi
Tauli
Fino
Simali
Ma'ae
Bogali
Sowu
Bolagasi
Esiwa
Babea
Solawuo
Fauro
Meafu
Simolu
Panjang
(Km)
Klasifkasi
8,5
77,3
4,5
15,4
6
5
4
10
7,5
20
4
4
5
6
6
9
8,3
4
4
4
4
2,6
6,5
11,5
Kecil
Besar
Kecil
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
Kecil
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
10
15,4
5
6
-
Sedang
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
No
.
Kecamatan
Talumuzi
Alasa
Tugala Oyo
Afulu
10
Lahewa
11
Lahewa Timur
Panjang
(Km)
Klasifkasi
S. Muzoi
S. Simohoni
S. Huruna
S. Mida
S. Borosi
S. Lugomanu
S. Moambulo
S. Molawayo
S. Alasa
S. Belu
S. Doi
S. Loloyo
S. Dumula
S. Nangea
S. Oyo
S. Naai
S. Siwawo
S. Boyo
S.Tohuwa
S. Humene
S. Fatela
S. Bbtalu
S. Eno'o
S. Afulu
S. Sa'ua
S. Zoyo'oyo
S. Namohesa
S. Sotugala
S. Lafau
S. Harewakhe
S. Boyo
S. Taliwa'a
S. Sobaewa
S. Lafau
S. Moaw
S. Baruz
S. Hao II
S. Dao
S. Bogono
S. Lahewa
S. Simaneri
S. Bolia
S. Muzi
7
5
6
7
15
6
6
15
20
36
4
7
15
15
20
5
8
15
15
5
10
11,3
5
8,2
4
6
8
5,8
6,9
6
77,3
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
Kecil
Kecil
Sedang
Sedang
Besar
Kecil
Kecil
Sedang
Sedang
Sedang
Kecil
Kecil
Sedang
Sedang
Kecil
Sedang
Sedang
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Kecil
Besar
S. Tefao
S. Totoi
S. Naruwa
8
10,5
7,5
Kecil
Sedang
Kecil
Nama Sungai
No
.
Kecamatan
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
S.
Nama Sungai
Panjang
(Km)
Klasifkasi
Solagasi
Batoto
Nafuo
Tugala I
Tugala II
Megana
Solagasi
Onozalukhu
Namoduru
Himeafi Lauru
Tefao
9,3
6,3
8
Kecil
Kecil
Kecil
tertentu
sebelumnya.
pada
Indikator
waktu
tingkat
tertentu
dibandingkan
pertumbuhan
penduduk
waktu
sangat
Rata-rata
Pertumbuh
an
Penduduk
(%)
Kecamatan
20052006
20062007
20072008
20082009
20092010
Lotu
0,07
0,10
0,23
0,22
8,65
1,85
Saw
0,18
-0,02
0,24
0,23
8,69
1,86
Tuhemberua
0,02
0,13
0,19
0,24
10,58
2,23
0,07
0,09
0,25
0,23
7,65
1,65
0,06
0,09
0,24
0,22
-3,66
-0,61
0,07
0,08
0,24
0,23
4,75
1,07
Sitlu ri
Namhalu
Esiwa
Alasa
Talumuzi
Alasa
0,06
0,07
-0,54
5,64
-1,50
0,75
Tugala Oyo
0,07
0,08
10,25
0,23
-6,75
0,78
9
1
0
1
1
Afulu
0,06
0,12
0,21
0,23
10,34
2,19
Lahewa
0,06
-0,04
0,36
0,23
-5,86
-1,05
Lahewa Timur
0,06
0,13
0,20
0,23
2,57
0,64
0,07
0,06
0,62
1,04
2,01
1,07
5
6
Jumlah
Gambar 1.1
Grafk Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nias Utara
Tahun 2005 - 2010
2.50
2.00
1.50
Tingkat Pertumbuhan (%)
1.00
0.50
0.00
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
meningkat
dari
tahun
ke
tahun.
Dari
tahun
2005
Lahewa,
kemudian
disusul
oleh
Kecamatan
Alasa.
Kecamatan
Lotu
Saw
Tuhemberua
Sitlu ri
Namhalu Esiwa
Alasa Talumuzi
Alasa
Tugala Oyo
Afulu
Lahewa
Lahewa Timur
Jumlah
2005
10.257
8.808
9.329
10.527
12.530
6.125
18.550
5.901
9.471
21.763
9.552
122.81
3
2010
11.214
9.633
10.376
11.403
12.146
6.456
19.225
6.090
10.515
20.614
9.858
127.53
0
Sumber : BPS Kabupaten Nias dan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
Kecamatan
Alasa
sebesar
15,07%.
Sedangkan
distribusi
lebih
jelasnya
mengenai
persebaran
dan
kepadatan
7.73
Lahewa
16.16
Afulu
8.25
Tugala Oyo
4.78
Alasa
Kecamatan
15.07
Alasa Talumuzi
5.06
Namhalu Esiwa
9.52
Sitlu ri
8.94
Tuhemberua
8.14
Saw
7.55
Lotu
0.00
8.79
5.00
10.00
15.00
Tabel 1.8
20.00
Kecamatan
Lotu
Luas
(km)
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
115,99
11.214
Saw
65,53
9.633
Tuhemberua
50,18
10.376
Sitlu ri
76,29
11.403
Namhalu Esiwa
120,54
12.146
Alasa Talumuzi
76,39
6.456
Alasa
197,55
19.225
Tugala Oyo
84,18
6.090
Afulu
150,95
10.515
10
Lahewa
172,54
20.614
11
Lahewa Timur
131,54
9.858
1.241,4
8
127.530
Jumlah
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km)
96.
68
147.
00
206.
78
149.
47
100.
76
84.
51
97.
32
72.
34
69.
66
119.
47
75.
06
Distribusi
Penduduk
(%)
110.82
100
Sumber : Kabupaten Nias Dalam Angka Tahun 2009 dan Hasil Analisis Tahun 2014
8.79
7.55
8.14
8.94
9.52
5.06
15.07
4.78
8.25
16.16
7.73
Peta 1.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Nias Utara Tahun 2010
bahwa
jumlah
penduduk
perempuan
lebih
banyak
perempuan.
Untuk
lebih
jelasnya
mengenai
struktur
penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.9 dan
Gambar 1.3.
Tabel 1.9
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010
No
Kecamatan
Laki-laki
(jiwa)
Perempua
n (jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Sex
Ratio
Lotu
5.530
5.684
11.214
97
2
3
Saw
Tuhemberua
4.744
5.133
4.889
5.243
9.633
10.376
97
97
4
5
Sitlu ri
Namhalu Esiwa
5.712
5.994
5.691
6.152
11.403
12.146
100
97
6
7
Alasa Talumuzi
Alasa
3.237
9.445
3.219
9.780
6.456
19.225
100
96
8
9
Tugala Oyo
Afulu
3.025
5.162
3.065
5.353
6.090
10.515
98
96
Lahewa
Lahewa Timur
10.181
4.944
10.433
4.914
20.614
9.858
97
100
Jumlah
63.107
64.423
127.530
97
10
11
Gambar 1.3
Grafk Sex Ratio di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010
100
Lahewa Timur
97
Lahewa
96
Afulu
98
Tugala Oyo
96
Alasa
Kecamatan
100
Alasa Talumuzi
97
Namhalu Esiwa
100
Sitlu ri
Tuhemberua
97
Saw
97
Lotu
97
93
94
95
96
97
98
99 100 101
Sex Ratio
jumlah
penduduk
di
wilayah
perencanaan
hingga
akhir
tahun
akhir
tahun
perencanaan,
penggunaan
metoda
bunga
lebih
cepat
akan
menyulitkan
dalam
perencanaan
Pt+n
Dimana :
Pt ( 1 + r )
= Selisih antara data tahun yang ada dengan data tahun yang
diselidiki.
atau
mengganggu
rangkaian
kehidupan
peristiwa
dan
yang
penghidupan
mengancam
masyarakat
dan
yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana dibagi
atas bencana alam dan bencana non alam. Bencana alam dibagi
lagi bencana alam geologi (gempabumi, tsunami, letusan gunungapi
dan longsor), bencana alam hidroklimatologi (banjir, kekeringan,
angin topan dan gelombang pasang).
Tabel 1.10
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Nias Utara Tahun 2014 2034
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lotu
Saw
Tuhemberua
Sitlu ri
Namhalu Esiwa
Alasa Talumuzi
Alasa
Tugala Oyo
Afulu
Lahewa
Lahewa Timur
Jumlah
disebabkan
proses
pelepasan
energi
dengan
waktu
yang
akibat
akibat
adanya
adanya
runtuhan
aktivitas
(gempabumi
runtuhan),
vulkanik/letusan
gunungapi
gempabumi
yang
berpotensi
terjadi
adalah
gempabumi
tektonik.
Pulau Nias sebagaimana pulau-pulau lain di sepanjang pantai barat
Pulau Sumatera merupakan bagian terdepan atau terdekat dengan zona
subduksi antara lempeng Samudra Hindia dengan lempeng Benua
Eurasia. Pergerakan lempeng Samudra Hindia dengan kecepatan ratarata 60 mm pertahun telah menggerakan Nias secara mendatar dengan
kecepatan 2-3 cm per tahun serta pergerakan secara vertikal/naik 8
10 cm pertahun sampai saat ini. Tumbukan tersebut juga menyebabkan
Pulau Nias bergerak ke arah Pulau Sumatera dengan kecepatan ratarata 4 cm per tahun.
Jarak jalur subduksi terhadap pantai barat Pulau Nias berkisar 80 km
dan
jalur
subduksi
tersebut
merupakan
pusat-pusat
terjadinya
gempabumi.
Dampak dari tumbukan antara dua lempeng tersebut juga membentuk
patahan besar (megathrust) sepanjang pantai barat yang menjalur dari
Enggano-Mentawai-Nias-Simeuleu-Andaman/Nikobar (India)
- Arakan
Gambar 1.4
Wilayah Indonesia yang rawan bencana Gempa Bumi dan letusan
gunungapi karena berada di antara empat lempeng : lempeng
Hindia Australia, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng
Pilipina.
Gambar 1.5
Sumber Gempa Bumi pada jalur subduksi antara lempeng Samudra Hindia
dengan lempeng benua Eurasia (Pulau Sumatera)
Data
kegempaan
di
empat
wilayah
Kabupaten/Kota
Pulau
Nias
(Kabupaten Nias Utara, Nias Barat, Nias Induk dan Kota Gunungsitoli)
untuk
kurun
waktu
sepuluh
tahun
terakhir
(2000
2009)
Sumatera. Dimana berat jenis batuan di Pulau Nias jauh lebih kecil
dibandingkan dengan berat jenis batuan di Pulau Sumatera. Untuk
menyeimbangkan gaya berat bumi antara Pulau Nias dengan Pulau
Sumatera, maka secara alamiah Pulau Nias akan mengangkatkan
dirinya. Dalam proses pengangkatan tersebut akan menyebabkan
goncangan-goncangan gempa dengan kekuatan getaran yang dapat
atau tidak dirasakan oleh manusia.
Tabel 1.11
Keterjadian Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Pulau Nias
Induk, Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli ) Peta Seismisitas/Peta Kegempaan Pulau Nias dan SekitarnyaGambar 1.6
bencana
yang
diakibatkan
oleh
gempabumi
terutama
tidak
padu
pembuburan/lumpur
dan
juga
dapat
pasir
(liquefaction)
menyebabkan
yang
akan
terjadinya
mengurangi
terjadi
penggandaan
gelombang
yang
berdampak
pada
B. Bencana Tsunami
Tsunami merupakan gelombang yang panjang (long wave) yang dapat
mencapai 100 kilometer, dimana naiknya atau terjadinya gelombang
panjang tersebut disebabkan oleh adanya implusif dari dasar laut atau
dasar permukaan air. Gangguan implusif disebabkan oleh adanya
gempabumi tektonik, letusan gunungapi, longsoran di dasar laut atau
kombinasi ketiganya. Artinya tsunami hanya berpotensi terjadi bila
gempabuminya berada di laut/danau dan pada dasar laut/danaunya
terjadi perubahan morfologi akibat perpindahan masa batuan berupa
patahan/sesar naik atau sesar turun saat terjadi gempa. Berdasarkan
hal tersebut, maka akan ada hubungan antara kekuatan gempa dengan
tsunami, dimana potensi tsunami akan terjadi bila kekuatan gempanya
lebih besar dari 6,5 SR dan kedalaman gempanya tergolong dangkal (<
60 km atau mencapai 80 km). Dari ketiga penyebab tsunami tersebut,
tsunami akibat gempa tektonik yang sering terjadi bahkan yang paling
banyak menimbulkan bencana, baik korban jiwa maupun harta.
Kecepatan bergeraknya tsunami berbanding lurus dengan kedalaman,
kecepatan akan tinggi bila di kedalaman dan semakin berkurang
kecepatannya pada wilayah atau kedalaman yang dangkal. Kondisi
tersebut mengakibatkan ketinggian gelombang saat mencapai pantai
meningkat karena terjadi akumulasi air dan diikuti peningkatan energi,
terutama di pantai yang cekung atau pantai yang berbentuk teluk atau
kawasan pantai yang kemiringan lerengnya tergolong datar.
Gambar 1.7
Terjadinya Gelombang Tsunami
Peta 1.4
Rawan Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Nias Utara
menghancurkan
kehidupan
di
daerah
pantai.
Sementara
umum
gerakan
tanah/longsor
disebabkan
oleh:
kondisi
dan
mengganggu
peta
kemiringan
keseimbangan
lereng).
lereng
dan
Kondisi
dapat
demikian
dapat
mengakibatkan
longsoran, terutama bila dipicu oleh adanya curah hujan yang tinggi.
Adanya goncangan-goncangan batuan akibat kejadian gempa dapat
Gambar 1.8
Jenis-jenis pergerakan tanah
Curah hujan yang juga tergolong tinggi (lihat peta curah hujan) dan goncangan
gempabumi yang memang sering terjadi di wilayah Pulau Nias serta adanya aktivitas
manusia yang mengurangi kemampuan lahan menyerap air menjadi pemicu terjadiya
gerakan tanah. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka wilayah Kabupaten Nias Utara
yang rentan terhadap bencana longsor terutama di Kecamatan Tuhemberua, yaitu
bagian barat dan memanjang arah barat laut-tenggara, dibagian tengah Kecamatan
Alasa, dibagian timur Kecamatan Afulu serta di bagian tenggara Kecamatan Tugala
Oyo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.6
Peta 1.5
Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Nias Uta
Peta 1.6
Rawan Bencana Longsor di Kabupaten Nias Utara
Kecamatan
Padi
Kacan Kaca
Padi Jagun
Ubi
Ubi
Sayur
Saw
g
ng
Cabe
Gogo
g
Kayu Jalar
an
ah
Tanah Hijau
1.900
60
50
75
10 100
125
10
10
Alasa
Namhalu
Esiwa
Alasa Talu
Muzi
Tugala Oyo
Lahewa
225
30
25
10
90
125
10
10
Afulu
250
30
50
50
10
60
75
10
10
Lahewa Timur
300
40
50
50
10
70
75
10
10
Tuhemberua
800
40
50
10
70
100
10
10
Lotu
750
20
75
10
70
75
10
10
10
Saw
600
30
25
10
70
75
10
10
11
Sitlu ri
400
6.20
0
30
40
0
50
25
10
200
100
100
1.00
0
10
10
0
10
500
70
80
0
2
3
Jumlah
500
40
75
10
65
75
10
10
125
40
25
65
75
350
40
25
70
100
100
sebanyak 750 ton dan 625 ton. Sedangkan komoditi yang hasil
produksinya terendah adalah kacang hijau sebanyak 35 ton.
Berdasarkan hasil produksi pertanian tersebut, kecamatan yang
memiliki jumlah produksi yang terbesar adalah Kecamatan Alasa
sebesar
1.831
ton,
sedangkan
kecamatan
lainnya
hanya
Kecamatan
Alasa
Padi
Sawa
h
Pad
i
Gog
o
Jagu
ng
1.52
0
45
20
30
85
110
1.831
125
25
18
55
60
299
65
22
10
50
60
216
175
23
12
50
60
331
30
17
12
85
95
15
270
Ubi
Jala
r
Cab Sayur
e
an
Namhalu
Esiwa
Alasa Talu
Muzi
Tugala Oyo
Lahewa
Afulu
135
27
18
15
45
55
310
Lahewa Timur
125
22
22
20
40
50
296
Tuhemberua
560
25
20
55
75
761
9
1
0
1
1
Lotu
485
15
28
50
60
653
Saw
450
24
15
50
55
613
Sitlu ri
225
18
25
60
70
423
Jumlah
3.89
5
263
200
80
35
625
750
75
80
6.003
2
3
B.Sektor Peternakan
Selain sektor pertanian tanaman pangan, maka sektor potensial
lainnya di Kabupaten Nias Utara yang belum dikembangkan adalah
peternakan. Sektor peternakan di Kabupaten Nias Utara terdiri dari :
ternak besar (sapi dan kerbau), ternak keci (babi dan kambing) dan
ternak unggas (ayam buras dan itik). Berdasarkan data tahun 2010,
untuk ternak besar yang memiliki jumlah terbanyak adalah ternak
sapi sebanyak 1.411 ekor, untuk ternak kecil adalah ternak babi
Tabel 1.14
Banyaknya Jumlah Ternak di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010
No
1
Jumlah
(Ekor)
Jenis Ternak
Ternak Besar
a. Sapi
b. Kerbau
Ternak Kecil
a. Babi
b. Kambing
Ternak unggas
a. Ayam buras
b. Itik
1.411
563
22.445
11.202
353.115
91.078
Pemeliharaan
ternak
di
Kabupaten
Nias
Utara
belum
dapat
konsumsi
masih
mendatangkan
ternak
dari
luar.
Tabel 1.15
Banyaknya Produksi Daging di Kabupaten Nias Utara Tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
37.538
35.640
33.770
34.890
30.416
29.370
35.570
38.940
36.015
31.680
36.015
Daging
Unggas
(Kg)
34.364
28.270
33.880
17.326
19.637
22.863
39.441
20.631
11.863
27.610
28.018
379.844
283.903
Daging
Ternak (Kg)
Tuhemberua
Lotu
Sitlu ri
Saw
Namhalu
Lahewa
Afulu
Lahewa Timur
Alasa
Alasa Talu Muzi
Alasa Tugala Oyo
Jumlah
Banyaknya Telur
Ayam
Butir
Kg
139.700
776
50.182
278
27.061
149
62.194
345
25.740
260
52.316
318
37.400
290
5.500
378
13.431
308
7.513
748
7.513
836
477.90
4.686
0
C. Sektor Perikanan
Sektor
perikanan
juga
merupakan
sektor
potensial
untuk
ini produksi ikan laut mencapai 99.94% dan ikan air tawar mencapai
0.06%. Kecamatan yang memiliki potensi untuk perikanan laut
adalah Kecamatan Lotu, Tuhemberua, Saw, Lahewa, Afulu, Lahewa
Timur, dan sebagian kecil di perairan Kecamatan Lotu. Kecamatan
Alasa dan Namohalu Esiwa merupakan potensi pengembangan
perikanan air tawar. Sedangkan kecamatan yang menghasilkan
produksi perikanan laut yang tertinggi adalah Kecamatan Lahewa
sebesar 1.783 ton dan yang paling rendah adalah Kecamatan Lotu
sebesar 143 ton. Untuk perikanan air tawar hanya terdapat pada
Kecamatan Tuhemberua dan Alasa, masing-masing memiliki hasil
produksi sebesar 1,1 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1.16.
Tabel 1.16
Produksi Perikanan di Kabupaten Nias Utara Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Produksi (Ton)
Ikan Laut
Ikan Air Tawar
172
566
572
1,1
143
1,1
445
1.783
287
3.968
2,2
Kecamatan
Lotu
Saw
Tuhemberua
Sitlu ri
Namhalu Esiwa
Alasa Talumuzi
Alasa
Tugala Oyo
Afulu
Lahewa
Lahewa Timur
Jumlah
Total (Ton)
172
566
573,1
144,1
445
1.783
287
3.970,2
ladang/huma,
padang
bangunan
dan
perkebunan,
hutan
rakyat,
rumput,
sementara
tidak
diusahakan,
lainnya,
rawa-rawa
serta penggunaan
Tabel 1.17
Penggunaan Lahan di Kabupaten Nias Utara Tahun 2008
No
Kecamatan
Lotu
2
3
4
Sitlu ri
5
6
Kebu Ladan
Hutan
Perkebun
n/
g
Rakya
an
Tegal /Huma
t
266
2.737
Saw
455 2.425
100
Tuhemberua
160 1.965
3.200
Namhalu
Esiwa
Alasa
Talumuzi
Sementa
Kolam Padan
Rumah,
ra Tidak
/
g
Lainny Bangun Rawa Jumla
di
Empa Rump
a
an dan -rawa
h
Usahaka
ng
ut
Lainnya
n
1.300
404
650
429
1.000
4.432
1.100
319
4.000
80
8.479
450
450
300
2.000
45
5.370
115
474
3.000
8.739
1.04
4
2.000
14.17
6
9.843
652
7.534
300
2.242
2.022 1.153
2.100
120
2.080
362
2.000
3.000
200
Alasa
6.116 1.742
7.980
231
67
11.100
1.01
0
Tugala Oyo
2.633 1.425
4.277
140
2.482
561
1.000
45
Afulu
1.150 1.200
1.250
400
25
1.100
827
8.000
500
1.236 1.791
10.947
602
1.01
3
2.000
1.236 1.791
10.974
2.795
334
4.000
50.999
1.29
1
450
24.06
6
6.67
3
32.000
10 Lahewa
11 Lahewa Timur
Jumlah
16.71 15.06
2
0
101
2.70
1
2.79
9
6.37
0
31.44
6
12.56
7
14.45
2
20.29
0
21.52
5
151.31
9
PDRB
Kabupaten
Nias
Utara
dan
di
seluruh
diketahui
ekonomi
bahwa
makro
yang
PDRB
merupakan
dapat
salah
memberikan
satu
petunjuk
sektor-sektor
ekonomi
dalam memproduksi
barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang
diciptakan
oleh
masing-masing
sektor
menggambarkan
Peta 1.7
Citra Satelit Wilayah Kabupaten Nias Utara
Peta 1.8
Tutupan Lahan Kabupaten Nias Utara
kebijaksanaan
pembangunan
yang
dilaksanakan,
suatu
daerah
indikator
ini
penting
untuk
mengetahui
berada
pada
peringkat
kedua
setelah
sektor
Tabel 1.18
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nias Utara
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008 - 2009
No
1
Pertanian
Industri Pengolahan
Bangunan
6
7
8
9
Lapangan Usaha/Sektor
2008
7,36
2009
7,45
4,4
3,22
3,47
4,45
6,64
2,59
12,54
8,57
4,34
4,34
6,05
14,57
3,71
2,96
3,1
3,87
6,55
6,69
PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Nias Tahun 2010
Struktur
ekonomi
suatu
wilayah
akan
menentukan
arah
Nias
Utara
merupakan
salah
satu
wilayah
yang
Lapangan Usaha/Sektor
227,59
16,60
3,94
0,60
19,33
Kontribu
si
(%)
59,77
4,36
1,03
0,16
5,08
298,26
17,14
4,12
0,62
20,99
Kontribu
si
(%)
64,90
3,73
0,90
0,13
4,57
55,70
14,63
58,12
12,65
11,95
3,14
13,69
2,98
16,27
4,27
16,75
3,64
28,77
7,56
29,88
6,50
2008
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
2009
380,7
5
PDRB
100,00
459,5
7
100,00
Gambar 1.9
Grafk Struktur Perekonomian di Kabupaten Nias Utara
70.00
60.00
50.00
40.00
Kontribusi (%)
30.00
2008
2009
20.00
10.00
0.00
Lapangan Usaha/Sektor
sumbangan/kontribusi
relatif
yang
cukup
besar
Quotient.
Analisis
LQ
digunakan
untuk
menentukan
Xr / Xn
ata
u
=
Xn / RVn
LQ
=
RVr / RVn
Keterangan :
Xr
Utara.
RVr = Total PDRB Kabupaten Nias Utara.
Xn
Utara
RVn = Total PDRB Provinsi Sumatera Utara.
Besarnya nilai LQ dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
LQ > 1 = wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi dalam
sektor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas;
LQ = 1 = tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam sektor
tertentu sama dengan wilayah yang lebih luas;
LQ < 1 = dalam
sektor
tertentu,
tingkat
spesialisasi
wilayah
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.20 dan Gambar 1.10 berikut
ini.
Tabel 1.20
Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
Tahun 2009
PDRB
N
o
Lapangan Usaha/Sektor
Pertanian
Kabupate
n Nias
Utara
Provinsi
Sumatera
Utara
LQ
298,26
25.300,64
2,72
17,14
1.304,35
3,04
Industri Pengolahan
4,12
24.305,23
0,04
0,62
772,94
0,19
Bangunan
20,99
7.090,65
0,68
58,12
19.515,52
0,69
13,69
9.883,24
0,32
16,75
7.479,84
0,52
Jasa-jasa
29,88
10.519,96
0,66
459,57
106.172,37
PDRB
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010
Gambar 1.10
Grafk Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar
Jasa-jasa
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pengangkutan dan Komunikasi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Lapangan Usaha/Sektor
Bangunan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Industri Pengolahan
Pertambangan dan Penggalian
Pertanian
0.00
2.00
4.00
Nilai LQ
Ha
rga Konstan Tahun 2009
mengembangkan
sektor
ini
akan
mempengaruhi
(Tipologi
membagi
daerah
Klassen).
Tipologi
berdasarkan
dua
Klassen
indikator
pada
dasarnya
utama,
yaitu
Kuadran I : Sektor Prima atau sektor yang cepat maju dan cepat
tumbuh (high growth and high income);
Gambar 1.11
Kontribusi Sektor
(y)
Metode
Analisis
Yi
Yn
Laju Pertumbuhan (r)
ri rn
ri < rn
Kuadran I
Sektor Prima
Tipologi Klassen
Yi < Yn
Kuadran III
Sektor Potensial
Kuadran IV
Kuadran II
Sektor Berkembang Sektor Terbelakang
Keterangan :
ri :
rn :
Yi :
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lapangan
Usaha/Sektor
Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
4,4
3,22
3,81
9,78
6,13
7,96
3,47
4,45
3,96
5,09
2,92
4,01
6,64
2,59
4,62
0,22
4,46
2,34
12,54
8,57
10,56
7,78
8,10
7,94
4,34
4,34
4,34
7,55
6,14
6,85
6,05
14,5
7
10,31
9,90
8,89
9,40
3,71
2,96
3,34
12,43
3,1
3,87
3,49
8,25
11,3
0
9,48
11,87
8,87
Tabel 1.22
Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 20082009
N
o
Lapangan
Usaha/Sektor
200
9
64,9
0
2008
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
59,77
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
si (%)
2008
2009
62,34
23,91
23,83
23,87
4,36
3,73
4,04
1,23
1,23
1,23
1,03
0,16
5,08
0,90
0,13
4,57
12,6
5
0,97
0,15
4,82
23,66
0,74
6,57
22,89
0,73
6,68
23,28
0,73
6,63
13,64
18,42
18,38
18,40
14,63
3,14
2,98
3,06
9,10
9,31
9,20
4,27
3,64
3,96
6,73
7,04
6,89
7,56
6,50
7,03
9,63
9,91
9,77
Berdasarkan data dan analisis pada kedua tabel diatas, maka tiap
sektor/lapangan usaha dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi sesuai
dengan Tipologi Klassen. Hasil dari analisis Tipologi Klassen tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1.12 di bawah ini.
Dari
analisis
tersebut
diketahui
bahwa
sektor
prima
yang
karena
dengan
mengembangkan
sektor
ini
akan
pengaruh
yang
besar
terhadap
perekonomian
ini
sektor
ini
belum
dikembangkan
dengan
maksimal.
Gambar 1.12
Klasifkasi Masing-masing Sektor di Kabupaten Nias Utara
Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen
sektor
pariwisata
dengan
konsep
agropolitan
dan
Melengkapi
pariwisata;
sarana
dan
prasarana
pendukung
kegiatan
Wilayah Kabupaten Nias Utara dilalui oleh jalur patahan sesar dan
potensi sesar, sehingga wilayah Kabupaten Nias Utara rentan
terhadap bencana alam (terutama gempabumi, longsor, tsunami,
abrasi). Dengan demikian pencegahan dan penanggulangan
bencana merupakan hal yang sangat penting di kabupaten ini.