Vous êtes sur la page 1sur 16

ASPEK MEDIKOLEGAL PELAYANAN

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

By
Kelompok 6

MEDIK = Profesi/ilmu kedokteran


LEGAL = Hukum
Pelayanan kesehatan memenuhi aturan-aturan hukum yang ada. (Disusun
kode etik kedokteran)

PRINSIP ETIKA
1. OTONOMI
Otonomi mengandung arti mengatur diri sendiri
bebas dari kontrol oleh pihak lain. Menghormati
otonomi pasien.
2. BENEFICENCE & NONMALEFIENCE
Beneficence
= berbuat baik (menguntungkan
pasien)
Nonmalefience = Tidak merugikan (tidak
menyebabkan luka)

3. JUSTICE
prinsip etik paling kompleks, tidak hanya kewajiban
dokter untuk memberikan yang terbaik, tetapi juga
berperan dalam mengalokasikan sumber daya medik yang
terbatas. Prinsip penekanan kebutuhan).

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK


-

Identifikasi pembuat keputusan


Kumpulkan data, tetapkan fakta dan masalahnya
Identifikasi semua pilihan tindakan
Evaluasi sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai yang ada
Identifikasi konflik etika dan coba tetapkan prioritas
Seleksi pilihan tindakan yang paling baik
Evaluasi ulang setelah implementasi

INFORMED CONSENT
>> kewenangan kepada dokter setelah mengerti
sepenuhnya, mendapat informasi mengenai
manfaat, resiko tindakan yang akan dilakukan,
termasuk prosedur dan alternatif tindakan.
Perhatikan hal berikut :
- Siapa yang mengambil keputusan
-Ciri pasien
-Emosi

ASPEK ETIK TERHADAP MASALAH


OBGYN
1. PENGENDALIAN KESUBURAN
Program-program dalam upaya pengendalian fertilitas
(program KB) telah berkembang demi kepentingan
umat manusia. Sejauh dilakukan upaya pengendalian
ini dengan bertanggung jawab dengan metode-metode
yang teruji, termasuk kontrasepsi mantap (kontap)
secara etis dapat diterima.
tindakan pada perempuan ini harus melalui konseling
yang hati2, sehingga memperoleh keputusan yang
matang & bisa dipertanggungjawabkan.

2. SEKSIO SESAREA
Kecenderungan ditawarkan dan diterima oleh
kedua pihak (dokter & pasien) sebagai
persalinan yang normal/wajar.
Perlu diingat bahwa hal ini merupakan tindakan
yang mengandung resiko
Merugikan pasien (infeksi, perdarahan)
Merugikan janin (gawat napas, kesakitan,
perawatan intensif)

PENGERTIAN
TERMINASI KEHAMILAN:
Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghentikan
kehamilan dengan kematian dan pengeluaran janin baik
menggunakan obat-obat atau alat-alat pada usia <20 minggu
dengan berat janin <500 gram.
HUKUM :
KELUARNYA BAYI DARI RAHIM IBUNYA SEBELUM
SAATNYA DILAHIRKAN (0 - 9 BULAN)

TERMINASI KEHAMILAN = ABORTUS

KLASIFIKASI
TERMINASI KEHAMILAN/ABORSI :
1.SPONTAN 10-12% dari semua kasus
terminasi kehamilan
2.PROVOKASI 80% dari kasus terminasi
kehamilan

PROVOKASI
Provokatus Medicinalis

Provokatus kriminalis

Dilakukan berdasarkan
alasan/pertimbangan medis

Disengaja dan melanggar


ketentuan hukum yang
berlaku

ATURAN DI INDONESIA
KUHP
undang-undang aborsi pada pasal 346349 KUHP.

Medicinalis CRIME !!!


Kriminalis
Perundangan Medis UU NO. 23 pasal 15 tentang
kesehatan :
- tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan
medis dalam keadaan darurat untuk
menyelematkan ibu atau janin atas pertimbangan
tim ahli medis dan dapat persetujuan dari ibu
hamil serta keluarganya

Pasal 75 UU Kes No, 36/2009


1.
2.
a.

b.
3.

4.

Setiap orang dilarang melakukan aborsi.


Larangan ayat (1) dikecualikan :
indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di
luar kandungan; atau
kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.
Tindakan pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan
dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang
dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan
medis dan perkosaan

Pasal 76
a.< kehamilan 6 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. oleh tenaga kesehatan berketerampilan &


kewenangan bersertifikat yg ditetapkan oleh
menteri;
c. persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi