Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
substrat yang mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan
memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. Glukosa substrat sebagian akan
digunakan bakteri untuk aktifitas metabolisme dan sebagian lagi diuraikan
menjadi suatu polisakarida yang dikenal dengan extracelluler selulose berbentuk
gel. Polisakarida inilah yang dinamakan nata (Suarsini, 2010).
Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam sari buah
yang mengandung glukosa yang kemudian diubah menjadi asam asetat dan
benang-benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh
dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam
media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida
berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata. Bakteri
Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air
kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses
yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan
enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan
jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna
putih hingga transparan (Novrischa, 2010).
3.2.1
Secara garis besar, pembuatan nata terdiri dari pemanasan air kelapa
ditambah dengan gula dan urea, pendinginan, penambahan starter dan inkubasi.
Bahan utama pembuatan nata yaitu air kelapa dan starter Bibit atau starter nata de
coco terdiri dari bakteri Acetobacterium xylinum dan dibiakan secara bertahap.
Yaitu Pertama Acetobacter xylinum dibiakan dalam air kelapa dengan volume
tertentu dan terbatas dengan bibit awal yang telah disiapkan untuk melalui proses
perbanyakan bibit atau bakteri agar bisa dicampurkan kedalam air kelapa dengan
volume yang lebih banyak. Setelah starter telah siap pembuatan nata baru dapat
dilaksanakan.
Proses pertama pembuatan nata yaitu persiapan air kelapa. Air kelapa yang
digunakan dalam praktikum pembuatan nata de coco ini yaitu sebanyak 5,6 liter.
Air kelapa disaring terlebih dahulu dengan menggunakan kain saring hingga
bersih dari kotoran. Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus
berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda.
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk
senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk nata de coco.
Pengecekan pH air kelapa dilakukan sebagai pH awal. Kemudian gula dan
urea ditimbang, masing-masing sebanyak 5% dan 0,5% dari total air kelapa yang
digunakan. Air kelapa yang sudah di cek pH-nya kemudian di panaskan sampai
mendidih. Selama pemanasan harus sambil diaduk. Pengadukan harus dilakukan
dengan konstan. Gula dan urea kemudian ditambahkan.
Gula ditambahkan sebanyak 5% dari bobot air kelapa yaitu 0,28 kg atau
28g. Gula ditambahkan untuk dijadikan sebagai sumber karbon dan glukosa untuk
pertumbuhan Acetobacter xylinum. Menurut Sutarminingsih (2004),
Acetobacter xylinum akan menguraikan gula yang kemudian
membentuk
lapisan
menghasilkan
asam
nata.
asetat
Acetobacter
yang
dapat
xylinum
akan
menurunkan
pH
nitrogen
untuk
pertumbuhan
Acetobacter
xylinum.
Adanya
dapat
sehingga
penambahan
sumber
ketebalan
nitrogen
lapisan
yang
meningkat,
terlalu
banyak
namun
akan
ketika proses inkubasi , pada proses inkubasi ini semua wadah yang berisi air nata
tidak boleh tersenggol. Karena apabila tersenggol prosesnya akan lama dan rusak.
Proses inkubasi ini dikakukan di suhu ruang atau 37C selama 8 hari dengan
beberapa kali pegontrolan.
Selama tahap fermentasi pembentukan nata, Tindakan yang perlu
dilakukan saat dilakukan fermentasi antara lain :
-
pembuatan
nata
de
coco
dipengaruhi
oleh
viabilitas (kemampuan hidup) bakteri, kandungan nutrisi media air kelapa dan
lingkungannya. Viabilitas bakteri yang baik akan menghasilkan nata yang baik
dan cepat. Kandungan nutrisi yang cukup terutama gula sebagai sumber karbon
untuk bahan baku pembentukan nata sangat diperlukan. Demikian pula
ketersediaan sumber nitrogen dan mineral, walaupun tidak digunakan langsung
pembentuk nata, sangat diperlukan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum.
Kriteria keberhasilan dalam pembuatan lempeng nata de coco yaitu
terbentuknya nata berwarna putih kekuningan, tidak terdapat jamur dan noda
dengan ketebalan 1,5-2 cm, permukaan sempurna atau tidak cacat, cairan
dalam loyang hampir tidak ada atau kering.
3.2.2
Kebersihan alat
Alat-alat yang tidak steril dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Waktu fermentasi
Waktu fermentasi yang digunakan dalam pembuatan nata umumnya 2-
4 minggu (awing 1991 dalam jurnal Sri dajati dkk). Minggu ke-4 dari
waktu fermentasi merupakan waktu yang maksimal produksi nata, yang
berarti lebih dari 4 minggu, maka kualitas nata yang diproduksi akan
menurun.
6
pH fermentasi
Derajat keasaman yang dibutuhkan dalam pembuatan nata adalah 3-5
atau dalam suasana asam. Pada kedua kondisi pH optimum, aktifitas enzim
seringkali menurun tajam. Suatu perubahan
Tempat fermentasi
Tempat fermentasi sebaiknya tidak terbuat dari logam karena mudah