Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Agroklimatologi
PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI
NAMA
: ST. SALMIATI
NIM
: G111 15 351
KELAS
:F
ASISTEN
: MUHAMMAD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian budidaya tanaman atau
bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat
pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan.
Seiring dengan kebutuhan manusia akan produksi pertanian semakin
meningkat, pengembangan dalam bidang pertanian pun semakin diupayakan.
Namun pada kenyataannya, ada banyak faktor yang harus diperhitungkan agar
pertanian dapat berjalan sukses. Salah satunya adalah faktor lingkungan yang
dalam hal ini lebih ditekankan pada cuaca dan iklim.
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bukan hanya pada
bidang pertanian melainkan pada kehidupan organisme di permukaan bumi baik
tumbuhan, hewan, maupun manusia diberbagai aspek. Iklim dapat diartikan
sebagai sintesis atau bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam jangka
panjang yang terjadi pada suatu daerah yang luas. Sintesis tersebut meliputi nilai
rata-rata, ekstrim, (maksimum dan minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu
dari unsur cuaca maupun frekuensi dari tipe iklim. Sedangkan cuaca merupakan
keadaan rata-rata udara dalam waktu yang relatif singkat dan berlangsung dalam
wilayah yang sempit.
Cuaca dan iklim terbentuk melalui interaksi unsur-unsur di atmosfer yang
meliputi penerimaan radiasi dan lama penyinaran, suhu udara dan tanah,
kelembaban udara dan tanah, tekanan udara, angin, awan, presipitasi, dan
evaporasi. Interaksi antara unsur tersebut dapat berlangsung sangat cepat sehingga
perubahan yang ditimbulkan sulit diprediksi.
Berdasarkan permasalahan yang muncul akibat kerumitan dalam
memprediksi keadaan iklim dan cuaca yang dikhususkan pada bidang pertanian
maka muncullah ilmu yang mengkaji tentang klimatologi dalam kaitannya dengan
bidang pertanian yang kemudian disebut agroklimatologi. Perkembangan ilmu
agroklimatologi tak terlepas dari penemuan pealatan (instrument) dalam waktu
yang lama. alat-alat tersebut hingga kini memberikan banyak kontribusi dalam
bidang pertanian salah satunya dengan memberikan gambaran perbedaan suhu
diberbagai daerah sehingga aktifitas pembudidayaan berbagai jenis tanaman dapat
dilakukan sesuai dengan suhu yang dibutuhkan.
Melihat begitu besarnya manfaat alat-alat klimatologi dalam bidang
pertanian, maka pengenalan alat-alat agroklimatologi menjadi hal yang penting
bagi subyek yang terkait dalam aktivitas pertanian guna menunjang kesuksesan
pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi Dan Geofisika)
Sejarah pengamatan meteorologi, klimatologi, dan geofisika di Indonesia
dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun
kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika. Pengamatan tersebut kemudian menjadi awal
munculnya instansi pemerintah yang disebut Observatorium Magnetik dan
Meterologi, pada masa pendudukan Jepang nama instansi meteorologi, dan
geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso Kusho dan setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua
yakni:
1. Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat
Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
2. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta di bawah
Kementerian Pekerjaan Umum, dan Tenaga (Anonim1,2016).
Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi, dan Geofisika diambil alih
oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en
Geofisiche Dienst dan setelah diambil alih oleh Indonesia kembali badan ini
berganti nama beberapa kali hingga terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor
61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
(Anonim1, 2016).
Kata meterologi berasal dari bahasa yunani yaitu meteoros yang artinya
mengah; tinggi (di angkasa) dan logia yang berarti ilmu. Meteorologi adalah ilmu
interdisipliner yang mempelajari atmosfer (Anonim1, 2016), adapun pengertian
meterologi yaitu cabang ilmu yanag membahas perubahan cuaca serta prosesproses fisika yang terjadi di atmosfer (Sabaruddin 2014), sedangkan menurut
Ayoade (1983), secara luas menyatakan bahwa atmosfer memiliki kaitan secara
fisik, dinamik, dan menyangkut status kimia atmosfer dan interaksi antara
atmosfer bumi dengan permukaan bumi.
Fenomena meteorologi adalah aktivitas cuaca yang dapat diamati dan
dijelaskan dengan ilmu meteorologi. Aktivitas tersebut terikat dengan variabel
yang ada di atmosfer bumi seperti temperatur, tekanan udara, uap air, dan gradien
interaksi setiap variabel serta bagaimana mereka berubah seiring dengan waktu.
Perbedaan spasial dipelajari untuk menentukan bagaimana sistem cuaca terbentuk
secara lokal, regional, dan global serta dampaknya (Anonim1, 2016).
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi, yakni ilmu yang
mengkaji gejala-gejala cuaca, tetapi sifat-sifat atau karakteristik gejala-gejala
cuaca tersebut mempunyai siat yang umum dalam jangka waktu yang relative luas
pada tmosfer bumi. Para ahli terlebih dahulu menganalisis tentang uaca sebelum
menetapkan pola dan kecenderungan iklim di suatu wilayah. Data yang dianalisis
berupa suhu, cahaya matahari, curah hujan, kelembaban, dan angin yang
karakter
iklim
agar
terhindar
dari
pengaruh
negatif
yang
waktu yang ditentukan oleh gerakan relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang
tahun lamanya (panjangnya) true solar day berbeda-beda. Untuk memudahkan
perhitungan dibayangkan adanya matahari fiktif yang beredar mengelilingi bumi
dengan kecepatan tetap selama setahun (Anonim2, 2016).
1. Pengukur sinar matahari campbell stokes
Campbell stokes, lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan
jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga
fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk
alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar
matahari secara terus-menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias
ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan
sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang
hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun
akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian
terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari
(Anonim2, 2016).
yaitu
suatu
rekorder
yang
bekerjanya
berdasarkan
keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari solarimeter
dengan tenaga listrik dari power supply (Anonim2, 2016).
2.5.2 Alat pengukur kelembaban udara
1. Psychrometer bola basah dan bola kering
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
1. Termometer bola kering
dibandingkan
dengan
psychrometer
assmann,
sedangkan
cairan atau perubahan sensor logam yang ada pada tabung termometer yang
dapat dibaca suhunya (Anonim2, 2016).
2. Termometer Maksimum dan Minimum
a. Termometer Maksimum :
Ciri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa
kapiler di dekat resevoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada
suhu naik dan pada suhu turun air raksa tetap berada pada posisi sama dengan
posisi suhu tertinggi. Air raksa dapat dikembalikan ke resevoir dengan
perlakukan khusus (diayun-ayunkan). Termometer maksimum ini diletakkan
pada posisi hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian, pengamatan sekali
dalam 24 jam (Anonim2, 2016).
b. Termometer Minimum :
Termometer ini berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat
cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas
alkohol yang memuai atau menyurut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat
didorong kebawah pada suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung
kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan
posisi suhu rendah (Sinta, 2015).
Prinsip kerja termometer minimum adalah dengan cara menggunakan
sebuah penghalang pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan
menyebabkan indeks ikut tertarik ke bawah namun bila suhu meningkat maka
indeks tetap pada posisi dibawah selain itu peletakan thermometer (Anonim2,
2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat-alat klimatologi dilaksanakan di laboratorium
agroklimatologi jurusan Agronomi Fakultas pertanian Universitas Hasanuddin,
Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 15 Februari 2016 berlangsung
dari pukul 09.50-11.30 WITA . Adapun Praktikum lapang pengenalan alat-alat
klimaologi dilaksanakan di Instalasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian
OPT (IPPT OPT) Wilayah V, Kecamatan Tiroang, Pinrang, Sulawesi Selatan.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 April 2016 berlangsung dari pukul
15.00-18.00 WITA.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu alat tulis, kamera, anemometer, campbell
stokes, penakar hujan tipe observatorium dan hellman, sangkar cuaca, termometer
maksimal dan minimum, termometer tanah, AWS (Automatic Weather Stations),
dan panci evaporasi.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Prosedur Kerja Laboratorium
1. Kegiatan praktikum pengenlan alat ini dilakukan dengan cara demonstrasi
menggunakan alat-alat klimatologi yang tersedia di laboratorium
klimatologi.
2. Proses tanya jawab yang dilakukan pembimbing atau asisten terhadap
praktikan atau mahasiswa.
3.3.2 Prosedur Kerja Lapangan
1. Melakukan pengamatan terhadap alat yang tersedia di stasiun alat.
2. Mencacat
penjelasan
pendamping/asisten
menyangkut
alat-alat
klimatologi.
3. Mengambil gambar alat-alat klimatologi yang tersedia di stasiun.
4. Menuliskan hasil pengamatan pada lembar kuisioner.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.2 Campbell-Stokes
1. Bagian Alat:
a. Lensa bola kaca pejal dengan jari-jari 7.3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
2. Prinsip Kerja Alat:
Sinar ditangkap lensa dan difokuskan ke atas kertas pias, sehingga kertas pias
terbakar, kemudian panjang kertas pias yang terbakar tersebut diukur untuk
mengetahui PP aktual.
3. Pemasangan Alat Dilapangan:
Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak
tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam
keadaan normal pada ketinggian 3 m di atas horizon.
Pemasangan Solarimeter :
1)
2)
arah timur-barat.
Bagian bawah alat harus benar-benar datar (diatur dengan
leveling)
3)
panjang
garis
pembakaran/waktu
terjadinya
pengukuran
tergantung pada kepekaan pias dan kejernihan bola kaca. Radiasi harga umumnya
antara 0,2 cal/cm2 / menit sampai 0,4 cal/cm2/menit, dimana di bawah intensitas
ini tidak terjadi pencatatan. Selain itu, pembakaran pias ada kecenderungan
melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.
6. Hasil Percobaan: Alat tidak berfungsi.
4.1.2 Sangkar Cuaca
1. Bagian Alat:
a) Beton; Permukaan Lantai Sangkar; Pintu Sangkar 2 (dua) daun, bagian
muka dan belakang; dan papan penutup ruang sangkar (tebal 2 cm)
berlubang 5 (lima) @=2,5 cm.
b) Di dalam sangkar cuaca berisi : Temperatur maksimum minimum;
Termometer
basah
kering;
Barograf;
Termohigrograf;
Swing
1. Bagian alat
a.
Reservoir
b.
c.
d.
e.
f.
thermometer
maksimum
itu
cepat
benda lain
Harus dipaskan dulu dari awal ketika menggunakannya.
Tidak mau menyusut air raksanya ketika temperatur mendingin.
Hanya bisa mengukur temperature yang panas saja.
Sangat sensitive jika terkena sesuatu benda yang panas
temperaturnya
6. Hasil Percobaan: Alat Rusak
4.1.4 Panci Evaporasi
1. Bagian Alat:
a) Panci evaporasi (d:120,7cm, t:25cm, tbl: 0,8cm)
b) Rangka kayu/besi
c) Tabung peredam riak atau gelombang (d:10cm)
1. Bagian Alat :
a) Tiga buah mangkok sebagai baling-baling yang dibatasi sudut 123o
b) Counter
c) Tiang
2. Prinsip Kerja Alat yaitu GGL induksi. Cara kerja : Dengan adanya balingbaling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar
mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling
pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain
sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur
banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui
kecepatan anginnya.
3. Pemasangan Alat Di lapangan
Alat dipasang pada tiang/menara dengan ketinggian 0,5 m, 2 m, atau 10 m
sesuai dengan masing-masing penggunaan. Pemasangan harus pada tempat
terbuka, jarak benda terdekat paling sedikit 10 kali tinggi benda tersebut.
4. Satuan Pengamatan Dan Pengambilan Data :
a) Satuan alat
b) Satuan pengukuran
c) Ketelitian kerja
: km
: km/jam
: 1 km
1. Bagian Alat
a. Power
b. Tombol hold
c. Tombol knot
d. Tombol record dan recall
e. Baling-baling
2. Prinsip Kerja Alat:
Pengukuran arah angin. Cara Kerja : Arah angin dapat dibaca dari wind
vane dimana ujung depan (terdapat bola besi) adalah menunjukkan arah
datangnya angin yang dapat diartikan sebagai arah angin.
3. Pemasangan Alat Dilapangan:
Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari
halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan,
serta alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan
tanah (biasanya 2 meter untuk klimatologi dan 10 meter untuk lapangan).
4. Satuan Pengamatan Dan Pengambilan Data:
Satuan: Arah Angin (8 mata angin) Kecepatan Angin : Knots (1 Knots =
1.8 Km/Jam). a. Tiap pagi pukul 07.00 dibaca angka pada alat pencatat.
b. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari
kedua dengan hari pertama (jarak tempuh angin) dibagi waktu antara beda
pengamatan tersebut (periode satu hari = 24 jam).
5. Kebaikan Dan Kelemahan Alat
Kelebihan wind vane yaitu dalam pengukurannya tidak menggunakan
sistem atau komputer dalam pembacaannya, sehingga menghemat penggunaan
energi atau dapat diamati secara manual. Kelamahan alat yaitu jika alat rusak
sulit untuk diperbaiki karena ketinggian alat.
6. Hasil Percobaan: 4.1.7 Penakar Hujan Tipe Observatorium
1. Bagian Alat:
a) Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut
corong ( bagian atasnya ).
b) Bak tempat menampung air hujan.
c) Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
b) Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran,
kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
c) Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai
skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat.
Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar
habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
d) Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan
pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
e) Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala
yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
f)
Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala,
diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm.
menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
1. Bagian Alat:
a. Corong penakar dengan luas 200 cm persegi.
tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas
dinding atau atap. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok
bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar),
sehingga tinggi penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan
tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus datar (horizontal)
bukaan kran diberi kunci gembok sebagai pengaman. Penakar harus dipagar
keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak
dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan.
4. Satuan Pengamatan Dan Pengambilan Data:
Data yang dihasilkan hujan dengan alat ini adalah waktu (saat) terjadinya
hujan (jam), periode hujan (jam), intensitas curah hujan (mm/menit atau
mm/jam) dan jumlah curah hujan (mm) . Semua pengukuran tersebut untuk
periode waktu 24 jam atau 1 hari.
5. Kebaikan Dan Kelemahan Alat
Kelebihan dari penakar hujan tipe Hellman ini yaitu pengamatannya lebih
efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan
volume air di dalam tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik
dapat diperoleh informasi mengenai curah hujan secara bersinambungan
dalam periode tertentu. Namun, alat ini mempunyai kelemahan yaitu daya
tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan lebih
dari ukuran itu. Selain itu juga kelemahan pada ketelitian alat yang mencapai 2
mm sehingga data yang dihasilkan kurang valid dibandingkan penakar hujan
tipe observatorium. Hal ini disebabkan data yang dihasilkan berdasarkan
gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat faktor selain pena
seperti halnya akibat tersenggol pengamat.
6. Hasil Percobaan : Alat rusak.
4.1.9 Termometer Tanah
: 0C
: 0C
: 0,50C
diletakkan di atas
: 0F
: 0C
: 10F
Satuan alat
: 0C
b)
Satuan pengukuran
: 0C
c)
Ketelitian kerja
: 0,10C
Kelebihan alat ini yaitu mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena
bentuknya bengkok. Kekurangannya yaitu harus menggunakan bor untuk
melubangi tanah 20 cm karena hanya dapat mengukur pada kedalaman
tersebut. Penggunaan bor ini dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa
masuk ke dalam tanah secara langsung.
6. Hasil Percobaan : d. Nama alat : Termometer Tanah (jeluk 50 cm)
1. Bagian Alat :
a) Pipa pelindung thermometer
b) Bagian sensor
c) Termometer zat cair
d) Reservoir, dan Rantai.
2. Prinsip Kerja Alat :
Pemuanian ruang zat cair. Cara kerja thermometer tanah ditancapkan ke
dalam tanah sampai jeluk 50cm.
3. Pemasangan Alat Dilapang :
Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. Bagian
reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan
tanah bekas galian.
4. Satuan Pengamatan Dan Pengambilan Data :
a) Satuan alat
b) Satuan pengukuran
c) Ketelitian kerja
: 0C
: 0C
: 0,50C
: 0C
: 0C
: 10C
7. Bagian Alat:
a. Sensor
1) Wind speed
2) Wind direction
3) Humidity
4) Temperature
5) Solar radiation
6) Air Pressure
7) Rain gauge
b. Data Logger
c. Komputer (sistem perekam dan sistem monitor)
d. Display (optional)
e. Tiang untuk dudukan sensor dan data logger
f. Penangkal petir
8. Prinsip Kerja Alat
Sensor sederhana prinsip kerja dari AWS adalah mengumpulkan data
pengamatan parameter cuaca secara otomatis melalui sensor-sensor secara
berkala, selanjutnya dikirim melalui jaringan GPRS menggunakan layanan GSM
ke seluruh stasiun meteorologi seluruh indonesia.
Nama alat
a.
Fungsi alat
b.
Kecepatan mula-mula
: 0,25 m/s
c.
Kecepatan maksimum
: 65 m/s
d.
Resolusi
: 0,1 m/s
e.
Ketelitian
: 2%
f.
Jarak konstan
: 6,5 m
2.
Nama alat
a.
Fungsi alat
b.
Kecepatan mula-mula
: 0,25 m/s
c.
Kecepatan maksimum
: 65 m/s
d.
Resolusi
: 1
e.
Ketelitian
: 2
f.
Jarak konstan
:4m
3.
Nama alat
a.
Fungsi alat
b.
jangkauan
: 0200 watt/m2
c.
Resolusi
: 0,1 watt/m2
d.
Ketelitian
: 2 watt/m2
e.
Gelomnang
: 350-1100 nm
f.
Waktu merespon
: 0,001 S
4.
Nama alat
a.
Fungsi alat
b.
jangkauan
: 0100 %
c.
Resolusi
: 1
d.
Ketelitian
: 2
5.
a.
Fungus alat
b.
Resolusi
: 0,1 C
c.
Ketelitian
: 0,5 C (-40 C - 0)
d.
Jangkauan
: -40 C 80 C
6.
a.
Fungus alat
b.
Resolusi
: 0,2 nm
c.
Ketelitian
d.
Jangkauan
: -40 C 80 C
7.
Nama alat
a.
Fungus alat
b.
Resolusi
: 0,2 nm
c.
Ketelitian
: 1%
d.
Jangkauan
: -40 C 80 C
8.
Nama alat
a.
Fungus alat
b.
Resolusi
: 1 mbar
c.
Ketelitian
d.
Jangkauan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa di dalam stasiun
klimatologi terdapat berbagai macam alat dengan fungsi yang berbeda,
diantaranya yaitu alat untuk mengukur lama penyinaran matahari, pengukur
kecepatan angin, mengukur laju penguapan, dan lain sebagainya. Pengukuran ini
dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui iklim atau cuaca pada suatu daerah.
Ahl tersebut dijelaskan oleh Fergunson yang menyatakan bahwa para ahli terlebih
dahulu menganalisis tentang cuaca sebelum menetapkan pola dan kecenderungan
iklim di suatu wilayah. Data yang dianalisis berupa suhu, cahaya matahari, curah
hujan, kelembaban, dan angin yang kemudian diinterpretasikan untuk kebutuhan
perkiraan iklimdalam skala bulanan atau tahunan (Fergusons, 2011).
Dalam menentukan iklim suatu daerah, diperlukan data yang telah
terkumpul lama atau dalam rentang waktu bertahun-tahun.Data yang terkumpul
untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30
tahun. Untuk mngukur iklim atau cuaca digunakan alata-alat khusus yang disebut
instrument klimatologi. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu
mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu temometer tanah
gundul dan termometer tanah vegetasi. Kedua termometer ini dipasang masingmasing pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Alai
ini menggunakan prinsip kerja muai ruang zat cair dengan air raksa sebagai
pemuainya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Stasiun klimatologi sangat diperlukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
keadaan iklim dan cuaca pada suatu tempat.
2. AWS (Automatic Weather Station) berfungsi untuk mengumpulkan data cuaca
secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. Cara
kerja AWS yaitu RTU (Remote Terminal Unit) yang terdiri atas data logger
dan backup power yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca
dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada
komputer.
3. Campbell Stokes berfungsi untuk mengukur lama penyinaran matahari. Cara
kerjanya yaitu Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang
dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan
geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan
untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari.
4. Cup Counter Anemometer berfungsi utuk mengukur kecepatan angin. Cara
kerjanya yaitu angin menggerakkan cup anemometer dengan kecepatan
tertentu, kemudian counter akan menunjukkan angka sebagai data dari
kecepatan angin tersebut.
5. Thermometer tanah gundul dan tanah non-vegetasi berfungsi untuk mengukur
suhu tanah dengan kedalaman tertentu (0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50
cm, dan 100 cm). Cara kerjanya yaitu kenaikan atau menurunya suhu tanah
Lampiran
GAMBAR