Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan
gangguan penglihatan. Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah
katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif
(kemunduran ). Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi
disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan
mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi
pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah
mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit
gangguan penglihatan.
Klasifikasi katarak:
1. Katarak senilis
Dibagi dalam 4 stadium yaitu:
a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer
kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat
dikoreksi 6/6.
b. Katarak imatur: kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji.
c. Bayangan masih positif. Visus 3/60-6/30.
d. Katarak matur: kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah
negatif. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 seper tak terhingga.
e. Katarak hipermatur: terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair
dan nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak Morgagni.
2. Katarak komplikata:
Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit
intraokuler sesuai fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma
kongesti akut.
3. Katarak toksika:
jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.
4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik:
bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi,
hipoparatiroidisme.
5. Katarak traumatik:
Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang
menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola
mata.
6. Katarak kongenital
Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.
ETIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun
keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu
terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi:
a.Faktor keturunan.
b.Cacat bawaan sejak lahir.
c. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
d. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
e. Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
f. Gangguan pertumbuhan,
g. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
h.Rokok dan Alkohol
i.Operasi mata sebelumnya.
j.Trauma (kecelakaan) pada mata.
k. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
PENATALAKSANAAN
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka
penanganan biasanya konservatif.
2.
katarak.
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang
3.
hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak
PENGKAJIAN.KEPERAWATAN
1. Aktifitas Istirahat
Perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan.
2. Neurosensori
penglihatan.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif,
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketakutan atau ansietas yang berhubungan dengan kerusakan sensori dan
kurangnya pemahaman mengenai perawatan pascaoperatif, pemberian
obat.
Kriteria evaluasi: menurunkan stress emosional, ketakutan dan depresi,
penerimaan pembedahan dan pemahaman instruksi.
10
teman dirumah.
Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.
R/:memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungan
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif,
Tujuan :
Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan
pengobatan.
Kriteria Hasil :
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
- Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
- Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan
- penglihatan berawan.
- Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
-
11
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif dan Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.
Mediaction. Jogjakarta.
12