Vous êtes sur la page 1sur 17

ASKEP Sepsis Neonatum

pada Anak

Fahmy nurul fazri

(D34.013.031)

Ishara Dwi octona (D34.

Pengertian
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan
terdapat bakteri dalam darah.

Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti


bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.
- Bakteri escherichia koli
- Streptococus group B
- Stophylococus aureus
- Enterococus

Tanda dan Gejala


Menurut Arief, 2008 tanda dan gejala dari sepsis neonatorum, antara lain:
1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare,
hepatomegali
3. Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping
hidung, merintih, sianosis
4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi,
takikardi, bradikardi
5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi,
malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura,
perdarahan.

Komplikasi
Dehidrasi
Kekuarangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang kurang, tidak mau
menyusu, dan terjadinya hipertermia
Hiperbilirubinemia dan anemia
Hiperbilirubinemia berhubungan dengan penumpukan bilirubin yang berlebihan pada jaringan
Meningitis
Infeksi sepsis dapat menyebar ke meningies (selaput-selaput otak) melalui aliran darah
Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC)
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif yang mengeluarkan
endotoksin ataupun bakteri gram postif yang mengeluarkan mukopoliskarida pada sepsis

Manifestasi
klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik serta dapat mengenai
beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat ditemukan dapa neonatus
yang menderita sepsis.
Gangguan nafas seperti serangan apnea, takipnea dengan kecepatan
pernafasan >60x/menit, cuping hidung, sianosis, mendengus, tampak merintih, retraksi dada
yang dalam
Penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun besar menonjol, keluar nanah
dari telinga, ekstensor kaku
Hipertermia (> 37,7oC) atau hipotermi (<35,5oC)
Tidak mau menyusu dan tidak dapat minum
Kemerahan sekitar umbilikus

Pencegahan
Pada masa antenatal. Pada masa antenatal meliputi pemeriksaan
kesehatan ibu secara bekala,imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita
ibu,asupan gizi yang memadai
Pada saat persalinan. Perawatan ibu selama persdalinan dilakukan
secara aseptik, dalam arti persalinan piperlakukan sebagai tindakan operasi.
Sesudah persalinan. Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan
rawat gabung apabila bayi lahir dinyatakan normal, penberian ASI secepatnya,mengupayakan
lingkungan dan peralatan tetap persih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri

Asuhan keperawatan bayi dengan Sepsis Neonatum

Pengkajian
Pasien
Penanggung
Nama bayi
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Alamat Terdekat
Nomor Telepon
Nomor Register
Tanggal MRS

Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami
demam
b. Keluhan utama saat pengkajian
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami bibir membiru, demam, menangis
kurang,
dan reflex hisap lemah
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang bersama Ibunya dalam keadaan sianosis sentral,
apnoe, refleksa hisap kurang/lemah, dan kejang.
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Ibu pasien mengatakan saat persalinan bayi ditolong oleh dukun bayi pada tanggal 6 Maret
2012 dan bayi tidak segera menangis setelah dilahirkan
e. Riwayat penyakit sebelumnya
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum perah mengalami demam sebelumnya
f. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada dikeluarganya yang bayinya mengalami keadaan
seperti ini

Pemeriksaan
fisik
a. Pada pengkajian fisik ada yang akan ditemukan meliputi :
- Letargi (khususnya setelah 24 jam pertama)
- Tidak mau minum/reflek menghisap lemah
- Regurgitasi
- Peka rangsang
- Pucat
- Hipotoni
- Hiporefleksi
- Gerakan putar mata
- BB berkurang melebihi penurunan berat badan secara fisiologis
- Sianosis
- Gejala traktus gastro intestinal (muntah, distensi abdomen atau diare)
- Hipotermi
- Pernapasan mendengkur bardipnea atau apneu
- Kulit lembab dan dingin
- Pucat
- Pengisian kembali kapiler lambat
- Hipotensi
- Dehidrasi
- Pada kulit terdapat ruam, ptekie, pustula dengan lesi atau herpes.

b. Riwayat tumbuh kembang


Anamnesis riwayat inkontipabilitas darah, riwayat transfusi tukar
atau terapi sinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan
komplikasi, obat yang di berikan ibu seelama hamil/ persalinan.
Riwayat neonatal ada ikterik yang tampak, bayi menderita
sindrom gawat nafas, hepatitis neonatal, sianosis, infeksi pasca
natal.
Riwayat imunisasi
c. Antropometri
a.Lingkar kepala : 32 cm
b.Lingkar dada
: 33 cm
c.Lingkar lengan : 12 cm
d.Berat badan lahir : 3000 gr
e.Panjang badan
: 50 cm
d.Eliminasi
a. Urine
: 2 kali
b. BAB
: 1 kali

Diagnosa Keperawatan

1.
2.

Hipertermi b.d efek endotoksin, perubahan regulasi temperatur,


dehidrasi, peningkatan metabolisme.
Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan b.d hipovolemia.

Rencana Keperawatan

a. Hipertermi b.d efek endotoksin, perubahan regulasi temperatur,


dehidrasi, peningkatan metabolisme.
Tujuan/ kriteria hasil : Suhu tubuh dalam keadaan normal (36,5-37)
Intervensi :
Pantau suhu pasien
R : suhu 38,9 -41,1 derajad celcius menunjukkkan proses
penyakit infeksius akut
Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen sesuai indikasi
R : suhu ruangan harus di ubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alcohol
R : membantu mengurangi demam
Kolaborasi dalam pemberian antipiretik, misalnya aspirin,
asetaminofen
R : mengurangi demem dengan aksi sentral pada hipotalamus

b.

Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan b.d hipovolemia.

Tujuan/ kriteria hasil : mempertahankan perfusi jaringan


Intervensi :
Pertahankan tirah baring
R: menurunkan beban kerja mikard dan konsumsi oksigen
Pantau perubahan pada tekanan darah
R: hipotensi akan berkembang bersamaan dengan mikroorganisme menyerang aliran darah
Pantau frekuensi dan irama jantung, perhatikan disritmia
R: disritmia jantung dapat terjadi sebagai akibat dari hipoksia
Kaji ferkuensi nafas, kedalaman, dan kualitas
R: peningkatan pernapasan terjadi sebagai respon terhadap
efek-efek langsung endotoksin pada pusat pernapasan didalam otak
Catat haluaran urine setiap jam dan berat jenisnya
R: penurunan urine mengindikasikan penurunan perfungsi Ginjal
Kaji perubahan warna kulit,suhu, kelembapan
R: mengetahui status syok yang berlanjut
Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral
R: mempertahankan perfusi jaringan
Kolaborasi dalam pemberian obat
R: mempercepat proses penyembuhan

Pelaksanaan Keperawatan

a. Mempertahankan tirah baring, membantu aktivitas perawatan.


b. Memantau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi,dan
perubahan pada tekanan denyut.
c. Memantau frekuensi dan irama jantung.
d. Mengkaji frekuensi pernafasan, kedalaman, dan kualitas.
e. Memantau suhu anak.
f. Mencatat pemasukan dan pengeluaran urin.
g. Memantau pemeriksaan laboratorium.
h. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas walaupun menggunakan
sarung tangan steril untuk mengurangi terjadinya infeksi nosokomial.

Evaluasi Keperawatan

1. Suhu kembali normal.


2. Berat badan meningkat.
3. Perfusi jaringan normal, tidak mengalami
dispnea dan sianosis.
4. Tidak terjadi infeksi nosokomial.

Vous aimerez peut-être aussi