Vous êtes sur la page 1sur 2

WWW.KARYATULISILMIAH.

COM

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate | Masa kehamilan
merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung
maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan
pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini
mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya. Setiap tahunnya diseluruh dunia diperkirakan 4 juta bayi
meninggal pada tahun pertama kehidupannya dan dua pertiganya meninggal pada
bulan pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah
komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan komplikasi berat
lahir rendah (Depkes RI, 2008).
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada
tatanan provinsi maupun nasional. AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal
pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1.000
kelahiran hidup. Saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 34 per
1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009). Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia
per tahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Dalam Millenium Development
Goals (MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi
(AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Penyebab kematian bayi baru
lahir salah satunya disebabkan oleh asfiksia (27%) (SKRT, 2007) yang merupakan
penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah BBLR (Departemen Kesehatan RI,
2008). Pada tahun 2009 angka terjadinya asfiksia di dunia menurut World Health
Organization (WHO) adalah 19%.
Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badan kurang dari
2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti premature baby dengan low
birth weight baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur (Winkjosastro, 2007).
Asfiksia Neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga
bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang
dari tubuhnya ( Dewi, 2011). BBLR mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
terjadinya Asfiksia. Bayi dengan BBLR sering terjadi Asfiksia dibandingkan dengan
bayi biasa dan akan lebih buruk bila berat badan semakin rendah. Pada BBLR yang
disebabkan karena prematur tingkat kematangan system organnya belum sempurna,

WWW.KARYATULISILMIAH.COM

mudah timbul kelainan pertumbuhan pengembangan paru yang belum sempurna,


otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang masih melengkung. Hal
tersebut berhubungan dengan umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin muda
umur kehamilan makin kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya.
Dengan kurang sempurna alat- alat dalam tubuhnya baik anatomi dan fisiologi maka
mudah timbul beberapa komplikasi salah satunya adalah terjadinya asfiksia
(Syaifudin 2001). Bayi dengan BBLR merupakan salah satu penyumbang tingginya
angka kematian bayi terutama pada masa perinatal. Neonatal dengan BBLR beresiko
mengalami kematian 6,5 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat
badan normal (Depkes RI, 2008).
Daftar Pustaka Lihat disini

Vous aimerez peut-être aussi