Vous êtes sur la page 1sur 5

Berikut ini 3 kasus kematian karena penggunaan deodorant spray yang kami rangkum dari

beberapa sumber :
1. Caitlyn Allen
Caitlyn Allen (14 tahun), dari San Francisco, Teesside, meninggal dunia di rumah seorang
temannya setelah menghirup zat beracun dari deodorant yang ia pakai. Ahli patologi Dr Mark
Egan, yang melakukan pemeriksaan otopsi, mengatakan bahwa penyebab kematian adalah
keracunan butane. Butane berfungsi sebagai propellent yang ditemukan di dalam aerosol. Ia
menjelaskan butane dapat menyebabkan kematian dalam beberapa cara, sering menghambat
fungsi otak sehingga dapat menyebabkan otak secara efektif memerintahkan organ tubuh untuk
berhenti bekerja. Dr Egan mengatakan alasan mengapa dia yakin penyebab kematian tersebut
adalah karena butane ditemukan di dalam hidung, bukan di dalam tubuhnya, yang membuktikan
kalau Caitlyn menggunakan deodorant hari itu. (sumber : Mirror.co.uk)
2.DanielHurley
Seorang anak laki-laki bernama Daniel Hurley (12 tahun) meninggal dunia setelah menggunakan
deodorant di kamar mandi yang sempit. Daniel ditemukan di kamar mandi rumahnya di kota
Sandiacre, Nottingham., dalam kondisi pingsan dan detak jantung yang tidak normal. Daniel
meninggal dunia di rumah sakit lima hari kemudian dari karena kondisi cardiac arrhythymia,
atau serangan jantung aritmia. Dokter konsultan patologi. Dr Andrew Hitchcock, yang
melakukan pemeriksaan postmortem pada Daniel, mengatakan bahwa ia tidak menemukan
penyakit, alkohol atau obat-obatan dalam tubuh Daniel. Serangan jantung aritmia yang dialami
Daniel diakibatkan oleh paparan zat pelarut cair (solvent) yang terhirup saat menggunakan
deodorant. (sumber : Dailymail.co.uk)
3. Yonatan Capewell
Seorang remaja dari Oldham, Yonatan Capewell (16 tahun) meninggal dunia karena paparan zat
deodorant karena obsesinya dengan kebersihan diri. Hasil otopsi memperlihatkan bahwa di
dalam tubuh Yonatan terdapat gas propane dan butane dengan dosis 10 kali lebih banyak dari
dosis mematikan. Dalam darah Yonatan ditemukan 0.37mg butane per liter, dan jumlah yang
sama dengan propane, sedangkan tingkat 0,1 mg per liter sudah dapat berakibat fatal.
(Sumber : News.bbc.co.uk)

Data di atas hanya salah 3 dari banyaknya kasus kematian yang diakibatkan penggunaan
deodorant spray secara berlebihan.

Para ahli telah memperingatkan menghirup zat kimia dari aerosol dapat mengakibatkan reaksi
alergi kulit dan kesulitan pernapasan atau asma. Bahkan dalam beberapa kasus walaupun masih
jarang ditemui, penggunaan deodorant berlebihan dapat memicu serangan jantung yang dapat
berakibat fatal bahkan hingga menyebabkan kematian, seperti kasus-kasus tersebut di atas.
1. Menyebabkan asma
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada deodorant spray dapat terhirup ketika digunakan yang
dapat mengakibatkan iritasi pada organ-organ sistem pernapasan. Resiko ini semakin tinggi bagi
mereka yang memiliki alergi terhadap bahan kimia tertentu.
2. Memicu alergi kulit
Penggunaan deodorant dapat memicu alergi kulit seperti eksim. Reaksi kulit terhadap alergi
dapat beragam, mulai dari ruam/kemerahan pada kulit dan gatal-gatal. Mereka yang tidak
memiliki riwayat alergi sekalipun dapat menjadi sensitif terhadap unsur kimia yang terdapat pada
produk-produk deodorant.
3. Memicu serangan jantung dan kanker payudara
Kandungan-kandungan bahan kimia yang terdapat pada deodorant dapat terhirup dan menumpuk
dalam tubuh. Tumpukan bahan kimia, khususnya gas butane dan propane yang menurut para ahli
dapat merujuk pada serangan jantung dan kanker payudara. Walaupun sampai saat ini belum ada
penelitian khusus hubungan antara deodorant dan kanker payudara, namun sebaiknya kita
sebagai konsumen dapat lebih berhati-hati dalam penggunaan produk-produk yang mengandung
bahan-bahan kimia seperti deodorant.

Tips aman menggunakan dan memilih deodoran


1.

Sebaiknya memilih deodorant berbentuk stick atau roll on karena tidak menggunakan
aerosol. Jika tetap ingin menggunakan deodorant spray, gunakan di tempat terbuka atau
berventilasi baik agar aerosol dapat langsung menguap dan mengurangi resiko terhirup.

2.

Hindari deodorant dengan bahan parabens, seperti methylparaben, prophylparaben,


ethylparaben, atau buthylparaben., karena kandungan tersebut diindikasi dapat memicu kanker
payudara.

3.

Pastikan ketiak dalam kondisi kering sebelum menggunakan deodorant dan tunggu
deodorant hingga mengering sebelum memakai pakaian untuk menghindari noda kekuningan
pada pakaian. Hentikan pemakaian jika mengalami gejala alergi seperti ruam/kemerahan, gatalgatal atau rasa perih pada kulit.

4.

Gunakan deodorant tidak berlebihan.

5.

Di setiap produk deodorant biasanya mencantumkan peringatan penggunaan, sebaiknya


perhatikan peringatan penggunaan tersebut terlebih dahulu.
SUMBER:

http://rubik.okezone.com/read/21578/3-kasus-kematian-karena-penggunaan-

deodorant-spray
Butana,

juga

disebut n-butana,

adalah alkana rantai

lurus

dengan

empat atom karbon CH3CH2CH2CH3. Butana juga digunakan sebagai istilah kolektif untuk nbutana dan satu-satunya isomernya, isobutana (disebut juga metilpropana), CH(CH3)3. Butana
sangat mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan gas yang mudah dicairkan. Nama butana
diturunkan dari nama asam butirat.
Ketika oksigen tersedia dalam jumlah yang melimpah, maka butana akan terbakar dan
membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan, apabila oksigen jumlahnya terbatas, maka
akan terbentuk karbon monoksida.
2 C4H10 + 13 O2 8 CO2 + 10 H2O
n-Butana

juga

dipakai

sebagai

bahan

baku

dalam

membentuk maleat anhidrat:


2 CH3CH2CH2CH3 + 7 O2 2 C2H2(CO)2O + 8 H2O

proses

katalis DuPont untuk

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Butana#Reaksi
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Ia terdiri dari satu atom karbonyang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam
ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon
dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi
pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida
Butana menemukan penggunaan besar sebagai bahan bakar untuk pemantik rokok, dan
selanjutnya sebagai propelan dalam semprotan aerosol. Deodoran adalah contoh dari sebuah
semprot aerosol.
Menghirup langsung dari butana dapat menyebabkan sesak napas jika konsentrasi melebihi
ambang batas keselamatan. Terlepas dari ini, dapat menyebabkan narkosis ditandai dengan
pusing dan rasa mabuk. Hal ini juga dapat hadir dengan gejala euforia dan kantuk. Hal ini jarang
terjadi, tetapi orang yang menghirup butana ditemukan untuk publik mengungkapkan
kebahagiaan tidak berdasar dengan gerak tubuh lengan dan kaki. Butana juga dapat
menyebabkan aritmia es-menggigit dan jantung.
Sumber: http://romifriansyah.blogspot.co.id/2012/12/manfaat-gas-butan.html
Bahan pendorong, atau propelan,[1] adalah material yang digunakan untuk mendorong (bahasa
Inggris: propel) suatu objek. Umumnya proses mendorong ini diakibatkan oleh reaksi kimia
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pendorong
Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia merupakan sebab
utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara. Paparan dengan karbon
monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Setelah keracunan,
sering terjadi sekuelae yang berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk
bagi bayi dari wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual
pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50%

hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup


stabil, namun perubahan ini reversibel. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam
menghantarkan oksigen, sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang
cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika
Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparan di tempat
kerja sebesar 50 ppm.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida

Vous aimerez peut-être aussi