Vous êtes sur la page 1sur 2

Acuaria sp.

Hospes Intermediate
Belalang, kumbang, crustacea (pillbugs dan sowbugs).
Hospes Definitif
Unggas.
Zoonosis
Tidak mengakibatkan zoonosis.
Siklus Hidup
Acuaria memiliki siklus hidup langsung. Cacing betina dewasa mengeluarkan telur
yang berembrio dalam usus hospes dan keluar bersama feses. Kemudian hospes intermediate
menelan telurnya dan akan berkembang menjadi infektif larva 3 dalam 3-8 minggu,
tergantung pada spesies cacing dan hospesnya. Unggas terinfeksi setelah memakan serangga
yang terkontaminasi atau hospes intermediate lainnya. Larva dilepaskan setelah dicerna
dalam organ predileksi, dimana juga terjadi perkembangan sempurna menjadi cacing dewasa
dan mulai memproduksi telur. Untuk Acuaria hamulosa, periode prepatennya adalah sekitar 3
minggu.
Patogenesis
Sebagian besar infeksi ringan Acuaria adalah non-patogenik (patogenitas rendah),
namun infeksi berat pada Acuaria spiralis bisa sangat berbahaya, terutama untuk unggas
yang masih berumur muda. Cacing ini menembus di bawah lapisan keratin pada ventrikulus
dimana ditemukan tertanam di nodul ventrikulus. Lapisan keratin ventrikulus dapat menjadi
nekrotik dan pecah sehingga dapat menghambat dan terjadi kerusakan lapisan (inflamasi,
penebalan, dll). Mengakibatkan atrofi pada crop dan proventrikulus. Gejala klinisnya adalah
lesu, anemia, kehilangan nafsu makan dan berat badan, dan penurunan produksi telur.
Patologi Anatomi
Cacing akan terlihat jika horny lining pada ventrikulus dibuka dan dipisahkan, dan
ditemukannya nodul berwarna merah-kekuningan. Dalam kasus yang parah, lapisan tersebut

akan hancur sebagian dan cacing ditemukan di bawah jaringan nekrotik sehingga mengubah
bentuk musculus dari ventrikulus tersebut.
Diagnosa
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses atau ditemukannya cacing dalam situs
predileksinya saat dilakukan nekropsi.

Gambar 7. Acuaria spiralis


8. Acuaria
hamulosa

Pemberantasan
Banyak anthelmintik dengan spektrum luas (broad spectrum) yang efektif terhadap
Acuaria, misalnya benzimidazole (albendazole, fenbendazole, flubendazole, mebendazole,
oxfendazole), levamisol, serta lakton makrosiklik (misalnya ivermectin). Beberapa senyawa
dengan spektrum sempit (narrow spectrum) juga efektif terhadap cacing ini, seperti derivatif
piperazine dan pyrantel. Obat-obat ini biasanya digunakan sebagai bahan aditif untuk pakan
atau air minum, jarang digunakan sebagai suntikan ataupun tablet (terutama untuk
pengobatan satu individu hewan, seperti ayam aduan).
Pencegahan
Untuk mencegah atau setidaknya mengurangi infeksi Acuaria, dianjurkan untuk
menjaga kandang/sarang unggas sekering mungkin dan sering menggantinya dengan yang
baru, karena kelangsungan hidup telur cacing membutuhkan kelembaban. Bagi unggas yang
disimpan di luar tanpa kandang disarankan agar unggas tersebut tidak berada dalam
lingkungan yang gelap dan lembab, dimana banyak ditemukannya hospes instermediate. Hal
ini sangat penting terutama bagi unggas berumur masih muda, karena cenderung lebih cepat
menderita infeksi Acuaria. Dan sejauh ini belum ditemukan vaksin untuk Acuaria.

Vous aimerez peut-être aussi