Vous êtes sur la page 1sur 18

1

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

1. Seperti diketahui bahwa Politik Hukum tidak diatur


didalam

UUD

1945,

coba

saudara

jelaskan

hal-hal,

sebagai berikut:
a. Menurut sepengetahuan saudara apa yang dimaksud dengan
Politik Hukum dan di Indonesia Politik Hukum tersebut
dimana diaturnya? Coba berikan contoh masing-masing dua
buah!
Jawab:
b. Kemudian apa pula yang dimaksud dengan Kodifikasi Hukum
dan Unifikasi Hukum yang saudara ketahui? Coba berikan
contoh masing-masing dua buah!
Jawab:
- UNIFIKASI merupakan penyeragaman seluruh ketentuan
hukum bagi seluruh rakyat dalam waktu yang bersamaan
dan pada suatu tempat tertentu.
Contoh: UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU
-

No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.


KODIFIKASI merupakan pengumpulan hukum

yang

sejenis kedalam satu kitab yang disusun secara sistematis


dan lengkap. Tujuan dari adanya KODIFIKASI adalah untuk
kepastian

hukum,

penyederhanaan

hukum,

dan

penyatuan hukum.
Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab
-

Undang-Undang Hukum Dagang.


KONKORDASI
merupakan

penyamaan

atau

pemberlakuan hukum asing di negara sendiri [hukum


yang berasal dari penjajah yang diberlakukan di negara
jajahannya].
Contoh: berlakunya sistem hukum Belanda di Indonesia.
2. Tata hukum di Indonesia terdiri dari beberapa masa,
coba saudara jelaskan dan uraikan hal-hal dibawah ini:
a. Sebutkan dan uraikan era/masa berlakunya tata hukum di
Indonesia yang saudara ketahui!
Jawab:

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

1) Sejarah Tata Hukum & Politik Hukum Pada Masa Pra


Kemerdekaan
Sejarah
hukum

Indonesia,

perundang-undangan,

khusus

pada

masa

mengenai
kolonialisme

Belanda dapat dibedakan dalam:


a) Periode kekuasaan VOC yang berlangsung dari
tahun 1602-1799
Pada periode kekuasaan VOC tidak banyak produk
perundang-undangan

yang

secara

langsung

berpengaruh terhadap kehidupan tata hukum secara


keseluruhan. Pada masa itu orang-orang Belanda
yang ada di Indonesia tunduk pada ketentuan yang
berlaku bagi awak kapal Belanda.
b) Periode kekuasaan Pemerintah
Belanda 1800-1942
Pada periode kekuasaan

penjajahan

penjajahan

Pemerintah

Belanda, dikenal tiga masa perundang-undangan,


yakni:
MASA BESLUITEN REGERINGS [1800-1855]
Pada masa ini hanya raja yang berkuasa untuk
mengurus

dan

mengatur

segala

sesuatu

di

Belanda dan daerah jajahan, walaupun dalam


praktek dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal.
Hanya ada satu macam peraturan yang dikenal
pada masa itu, yakni [Peraturan Pusat/Algemene
Verodering] yang dikeluarkan oleh Raja yang
disebut Koninklijk Besluit [disingkat K.B]. Isi dari
K.B

mungkin

merupakan

berupa

tindakan

ketetapan,

eksekutif

maupun

dan

tindakan

legislative.
MASA REGERINGS REGLEMENT [1855-1926]
Ditinjau dari isi dapatlah dikatakan bahwa R.R
merupakan

semacam

Undang-Undang

Dasar

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

Pemerintah Jajahan Belanda. Lahirnya R.R sebagai


akibat dari adanya perubahan undang-undang
dasar

di

Parlemen

negeri
dan

Belanda

pada

tahun
R.R,

Raja

pada

masa

perundang-undangan

yang

dikenal

1848.
bentuk

disamping

Wet [UU] dan K.B adalah bentuk Algemene


Verodening

lain,

yakni

Ordonnantie

dan

Kroonordanantie. Dengan demikian pada masa


itu ada empat macam bentuk susunan Algemene
Verodening, yakni :
- Wet lebih tinggi dari K.B;
- K.B lebih tinggi dari Kroon-Ordonantie;
- Kroon-Ordonantie lebih tinggi dari Ordonnantie.
MASA INDISCHE STAATSREGELING [1926-1942]
Sebagai akibat perubahan UUD Belanda tahun
1922 tata hukum di Hindia Belanda. Perubahan ini
didahului oleh perubahan R.R menjadi IS pada
tanggal 23 Juni 1925 yang termuat dalam Stb.
1925/415 yang berlaku pada tanggal 1 Januari
1926. Pada masa ini IS dimungkinkan adanya 3
[tiga] macam bentuk peraturan:
- WET [UU]
- K.B [Peraturan yang dikeluarkan Raja]
- Ordonantie [Peraturan yang dikeluarkan oleh
badan-badan di Hindia Belanda]
2) Sejarah Tata Hukum & Politik Hukum Pada Masa Jepang
[Osamu Seirei]
Pada masa Jepang daerah Hindia Belanda dibagi menjadi
2, yaitu:
a) Indonesia Timur dibawah kekuasaan Angkatan Laut
Jepang berkedudukan di Makassar.
b) Indonesia Barat dibawah kekuasaan Angkatan Darat
Jepang berkedudukan di Jakarta.

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

Peraturan-peraturan yang digunakan untuk mengatur


Pemerintahan di wilayah Hindia Belanda dibuat dengan
dasar Gun Seirei melalui Osamu Seirei.
Dalam keadaan darurat Pemerintah bala tentara Jepang
di Hindia Belanda menentukan hukum yang berlaku
untuk mengatur Pemerintahan dengan mengeluarkan
Osamu Seirei No. 1/1942. Berdasarkan Pasal 3 Osamu
Seirei No. 1/1942 diketahui bahwa hukum yang mengatur
Pemerintahan dan lain-lain tetap menggunakan Indische
Staatregeling [IS].
Kemudian Pemerintah bala tentara Jepang mengeluarkan
Gun Seirei nomor istimewa 1942, Osamu Seirei No.
25/1944, dan Gun Seirei No. 14/1942, untuk melengkapi
peraturan yang telah ada sebelumnya.
3) Sejarah Tata Hukum & Politik Hukum Pasca Kemerdekaan
Masa pasca kemerdekaan adalah masa sesudah
Indonesia merdeka. Pada masa ini tata hukum Indonesia
dan

politik

hukum

di

Indonesia

akan

dibicarakan

berdasarkan kurun waktu berlakunya berbagai UndangUndang Dasar di Indonesia.


a) Masa 1945-1949 [18/8/1945 sampai 26/12/1949]
Undang-Undang Dasar yang menjadi dasar dalam
penyelenggaraan

Pemerintahan

ditetapkan

pada

tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang Dasar yang


ditetapkan untuk itu adalah UUD 1945. Bentuk tata
hukum dan politik hukum yang akan berlaku pada
masa itu dapat dilihat pada Pasal II Aturan Peralihan
UUD 1945.
Berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
diketahui bahwa hukum yang dikehendaki untuk
mengatur penyelenggaraan negara adalah peraturan-

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

peraturan yang telah ada dan berlaku sejak masa


sebelum Indonesia merdeka. Hal ini berarti segala
peraturan yang telah ada dan berlaku pada zaman
penjajahan Belanda dan masa pemerintahan bala
tentara Jepang, tetap diberlakukan. Pernyataan itu
adalah untuk mengisi kekosongan hukum, sambil
menunggu produk peraturan baru yang dibentuk oleh
Pemerintah Indonesia.
b) Masa 1949-1950 [27/12/1949 sampai 16/8/1950]
Masa ini adalah masa berlakunya Konstitusi RIS. Tata
hukum yang berlaku adalah tata hukum yang terdiri
dari peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku
pada masa 1945-1949 dan produk peraturan baru
yang

dihasilkan

oleh

Pemerintah

negara

yang

berwenang untuk itu selama kurun waktu 27/12/1949


sampai

dengan

16/8/1950.

Konstitusi

RIS

hanya

berlaku 7 bulan 16 hari.


c) Masa 1950-1959 [17/8/1950 sampai 4/7/1959]
Masa ini adalah masa berlakunya UUDS 1950 yang
berlaku

sampai

4/7/1959.

Tata

hukum

yang

diberlakukan pada masa ini adalah tata hukum yang


terdiri dari semua peraturan yang dinyatakan berlaku
berdasarkan

Pasal

142

UUDS

1950,

kemudian

ditambah dengan peraturan baru yang dibentuk oleh


Pemerintah negara selama kurun waktu 17/8/1950
sampai 4/7/1959.
d) Masa
1959Sekarang

[5/7/1959

sampai

sekarang]
UUDS 1950 hanya berlaku sampai tanggal 4 Juli 1959,
karena dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 UUDS 1950
dinyatakan tidak berlaku lagi dan sebagai gantinya
adalah UUD 1945. Tata hukum yang berlaku pada

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

masa ini adalah tata hukum yang terdiri dari segala


peraturan yang berlaku pada masa 1950-1959 dan
yang dinyatakan masih berlaku berdasarkan ketentuan
Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 ditambah dengan
berbagai peraturan yang dibentuk setelah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 itu.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tata ukum dan tata
hukum Indonesia berikan contoh-contohnya!
Jawab:
- Tata Hukum adalah susunan hukum yang terdiri atas
aturan-aturan

hukum

yang

tertata

sedemikian

rupa

sehingga orang mudah menemukannya bila suatu ketika


ia

membutuhkannya

untuk

menyelesaikan

peristiwa

hukum yang terjadi, yang berasal mula dari istilah rechts


orde,

dan

berlaku dalam suatu

masyarakat karena

disahkan oleh Pemerintah masyarakat itu.


Contohnya : Hukum Positif [ius constitutum].
Tata Hukum Indonesia adalah tata hukum yang terdiri
atas aturan-aturan hukum yang ditata atau disusun
sedemikian rupa dan aturan itu satu sama lain saling
berhubungan dan saling menentukan, yang berkembang
secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan
perkembangan

kebutuhan

masyarakat,

dan

ditetapkan oleh Pemerintah negara Indonesia.


Contoh: Hukum Pidana saling berhubungan

telah
dengan

Hukum Acara Pidana dan saling menentukan satu sama


lain, karena Hukum Pidana tidak akan dapat diterapkan
tanpa adanya Hukum Acara Pidana. Sebaliknya jika tidak
ada Hukum Pidana, maka Hukum Acara Pidana tidak akan
berfungsi.
3. Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Apa yang dimaksud dengan Hukum Perdata Formil dan
Hukum Perdata? Kemudian berikan contohnya!

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

Jawab:
Menurut Soebekti, Hukum Perdata adalah segala hukum
pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan pribadi.
Sedangkan, menurut Sri Soedewi Masjhoen Sofwan
mengatakan bahwa Hukum Perdata adalah hukum yang
mengatur kepentingan antara warga negara perseorangan
yang satu dengan warga negara perseorangan lain.
Jadi, Hukum Perdata ialah aturan-aturan hukum yang
mengatur tingkah laku setiap orang lain yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat maupun pergaulan keluarga.
Hukum Perdata Materiil merupakan segala ketentuan
hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam
hubungannya

terhadap

orang

lain

dalam

masyarakat.

Contoh:
Hukum Perdata Formil merupakan segala ketentuanketentuan yang mengatur cara untuk mendapatkan keadilan
di muka bumi [mempertahankan hukum materiel]. Contoh:
b. Uraikan dan jelaskan sifat-sifat dari Hukum Perdata yang
saudara ketahui!
Jawab:
c. Uraikan sistematika Hukum Perdata yang saudara ketahui!
Jawab:
1) Sistematika Hukum Perdata dalam KUHPerdata [BW]
BUKU I

perihal orang [van personen] memuat hukum


perorangan [subjek hukum] dan hukum keluarga
[perkawinan

dan

hak

suami

istri,

kekayaan

perkawinan, kekuasaan orang tua, dan perwalian


BUKU II

dan pengampuan].
perihal benda [van zaken] memuat hukum
benda [bezit, eigendom, opstal, erfpacht, hipotek,

BUKU

dan gadai] dan hukum waris.


perihal perikatan [van verbintcnnisen] memuat

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

III

hukum harta kekayaan yang berhubungan dengan


hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang

BUKU

atau pihak [swasta atau pemerintah] tertentu.


perihal bukti dan daluwarsa [van hewijs en

IV

verjaring] memuat perihal alat-alat pembuktian


[surat,

saksi,

persangkaan,

pengakuan,

dan

sumpah] dan akibat-akibat lewat waktu terhadap


hubungan-hubungan hukum.
2) Sistematika Hukum Perdata menurut Ilmu Pengetahuan
I

Hukum

tentang

orang

atau

hukum

pribadi

[persoonenrecht], yang mengatur tentang:


Orang sebagai subjek hukum;
Orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak
dan bertindak sendiri untuk melaksanakan hakII

haknya itu.
Hukum kekayaan

atau

hukum

harta

kekayaan

[vermogensrecht] yang mengatur tentang hubunganhubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang.

III

Hukum harta kekayaan ini meliputi:


Hukum benda;
Hukum hak immateriil [cipta, merek, paten, dll];
Hukum perikatan.
Hukum
kekeluargaan
atau
hukum
keluarga
[familierecht], yang memuat antara lain:
Perkawinan, perceraian, beserta hubungan hukum
yang timbal di dalamnya, seperti hukum harta

IV

kekayaan antara suami dan isteri;


Hubungan hukum antara orang tua

dan anak-

anaknya

[ouderlijke

atau

kekuasaan

orangtua

macht];
Perwalian [voogdij];
Pengampuan [curatele].
Hukum kewarisan [erfrecht] mengatur tentang benda

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

atau kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia


[mengatur akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga
terhadap harta warisan yang ditinggalkan seseorang].
d. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Hukum Perdata dan
Hukum Acara Perdata!
Jawab:
4. Coba saudara jelaskan pula tentang hal-hal berikut ini:
a. Apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana?
Jawab:
Istilah Hukum Pidana menurut Prof. Satochid mengandung
beberapa arti atau dapat dipandang dari beberapa sudut,
antara lain bahwa Hukum Pidana disebut juga ius poenale,
yakni sejumlah peraturan yang mengandung laranganlarangan

atau

keharusan-keharusan

dimana

terhadap

pelanggarannya diancam dengan hukuman.


b. Apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana dan hal-hal apa
saja yang diatur dalam hukum pidana kemudian berikan
contohnya masing-masing?
Jawab:
- Hukum Pidana Materiil merupakan sejumlah peraturan
yang merumuskan mengenai perbuatan apa yang dapat
dihukum,

mengatur

pertanggungan

jawab

terhadap

hukum pidana, dan hukuman apa yang dapat dijatuhkan


terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan undang-undang.
Contoh: Pasal 162 KUHP yang menyatakan bahwa
barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan
menawarkan

untuk

memberikan

keterangan,

kesempatan, atau sarana guna melakukan delik, diancam


dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah

10

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

Hukum Pidana Formil merupakan sejumlah peraturan


yang mengandung cara-cara negara mempergunakan
haknya untuk mengadili serta memberikan hukuman
terhadap

seseorang

yang

diduga

melakukan

tindak

pidana.
Contoh:
Ruang Lingkup Hukum Pidana, yaitu persitiwa pidana atau
delik ataupun tindak pidana.
a) Peristiwa Pidana adalah perbuatan salah dan melawan
hukum yang diancam pidana dan dilakukan seseorang
yang mampu bertanggung jawab.
b) Unsur-unsur peristiwa pidana/delik, yaitu:
1) Sikap tindak atau perlakuan manusia. Adapun sikap
tindak yang dapay dihukum/dikenai sanksi adalah:
Perilaku manusia, misalnya bila seekor singa
membunuh seorang anak, maka singa tidak
dapat dihukum.
Terjadi dalam suatu keadaan, dimana sikap
tindak tersebut melanggar hukum, misalnya
anak

yang

bermain

bola

menyebabkan

pecahnya kaca rumah orang.


Pelaku harus mengetahui atau sepantasnya
mengetahui

tindakan

pelanggaran

hukum,

tersebut

merupakan

misalnya

dengan

pecahnya kaca jendela rumah orang tersebut


tentu diketahui oleh yang melakukannya bahwa
akan menimbulkan kerugian orang lain.
Tidak ada penyimpangan kejiwaan

yang

mempengaruhi sikap tindak tersebut, misalnya


orang yang memecahkan kaca tersebut adalah
orang yang sehat dan bukan orang yang cacat
mental.
2) Masuk lingkup laku perumusan kaedah hukum
pidana [Pasal 1 ayat 1 KUHP] yang berbunyi: Tiada

11

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

suatu perbuatan dapat dipidana, melainkan atas


kekuatan

ketentuan

pidana

dalam

perundang-

undangan yang telah ada sebelum perbuatan itu


dilakukan;
3) Melanggar hukum, kecuali bila ada dasar pembenar;
4) Didasarkan pada kesalahan, kecuali bila ada dasar
penghapusan kesalahan.
c) Peristiwa pidana/delik dibagi menjadi dua, yaitu:
Delik Formil tekanan perumusan delik ini ialah
sikap tindak atau perikelakuan yang dilarang tanpa
merumuskan akibatnya. Misalnya, Pasal 297 KUHP
menyatakan perdagangan wanita dan perdagangan
anak laki-laki yang belum dewasa, diancam dengan
pidana penjara paling lama enam bulan.
Delik Materiil tekanan perumusan delik ini ialah
akibat dari suatu sikap atau perikelakuan. Misalnya,
Pasal 359 KUHP menyatakan bahwa barang siapa
karena

kelalaiannya

menyebabkan

matinya

seseorang ...
c. Uraikan sistematika Hukum Pidana yang saudara ketahui!
Jawab:
BUKU I

Tentang Aturan Umum yang terdiri dari 9 bab 103

BUKU II

Pasal [Pasal 1 Pasal 103]


Tentang Kejahatan yang terdiri dari 31 bab 385

BUKU

Pasal [Pasal 104 Pasal 488]


Tetang Pelanggaran yang terdiri dari 9 bab 81

III
Dalam

Pasal [Pasal 489 Pasal 569]


BUKU I KUHP membedakan

kejahatan

dan

pelanggaran dalam hal:


1) Percobaan [pogging] atau membantu [medeplichtigheid]
untuk pelanggaran tindak pidana;
2) Daluwarsa [verjaring], bagi kejahatan lebih lama daripada
pelanggaran;

12

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

3) Pengaduan

[klacht],

hanya

ada

terhadap

beberapa

kejahatan tetapi tidak ada pengaduan pelanggaran;


4) Pembarengan [samenloop], peraturan berlainan untuk
kejahatan dan pelanggaran.
Aturan Umum yang disebut dalam BUKU I Bab I sampai VIII
berlaku bagi BUKU II [Kejahatan], BUKU III [Pelanggaran], dan
aturan hukum pidana di luar KUHP kecuali aturan di luar
KUHP tersebut menentukan lain [lihat Pasal 103 KUHP]
d. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Hukum Pidana dan
Hukum Acara Pidana!
Jawab:
5. Jelaskan apa perbedaan antara Hukum Pidana dan
Hukum Perdata! Berikan contohnya!
Jawab:
HUKUM PERDATA
mengatur mengenai

HUKUM PIDANA
mengatur mengenai

hubungan hukum

hubungan hukum

antara orang yang

antara seorang

satu dengan yang lain

anggota masyarakat

dengan

[warganegara] dengan

menitikberatkan

negara yang

kepada kepentingan

menguasai tata tertib

PELAKSANA

perseorangan.
Pelanggaran terhadap

masyarakat.
Pelanggaran terhadap

AN

norma hukum perdata

norma hukum pidana

baru diambil tindakan

segera diambil

oleh Pengadilan

tindakan oleh

setelah ada

Pengadilan tanpa ada

pengaduan dari pihak

pengaduan dari pihak

yang berkepentingan,

yang dirugikan.

yaitu pihak yang

Segera setelah terjadi

merasa dirugikan.

pelanggaran pidana,

ISI

13

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

maka alat
perlengkapan negara
[polisi, jaksa, dan
hakim] segera

CARA
PENAFSIRA
N

Diperbolehkan untuk

bertindak.
Hanya boleh

mengadakan berbagai

ditafsirkan menurut

macam interpretasi

arti kata dalam

terhadap undang-

undang-undang

undang hukum

tersebut.

perdata.
6. Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Dagang?
Jawab:
b. Uraikan sistematika Hukum Dagang yang saudara ketahui!
Jawab:
c. Sebutkan dan uraikan macam-macam Persekutuan Dagang
yang saudara ketahui!
Jawab:
d. Sebutkan dan uraikan beberapa fungsi dari Pembukuan!
Jawab:
7. Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dokumen perusahaan!
Jawab:
b. Sebutkan

dan

uraikan

beberapa

macam

dokumen

perusahaan yang saudara ketahui!


Jawab:
c. Apa yang dimaksud dengan Surat Berharga, Komisioner,
Distributor, Bursa Dagang, Perantara?
Jawab:
- Surat Berharga

14

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

Komisioner

adalah

seorang

yang

menyelenggarakan

perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan


menutup persetujuan atas nama atau firma dia sendiri,
tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan
-

menerima upahan atau provisi tertentu.


Distributor
Bursa Dagang merupakan suatu tempat pertemuan para
pedagang, juragan perahu, makelar, kasir, dan orangorang

lain

yang

termasuk

dalam

gelanggang

perdagangan atas kekuasaan Menteri Keuangan [Pasal 59


KUHD]
- Perantara
d. Apa yang dimaksud dengan Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi
Perusahaan?
Jawab:
8. Apa yang dimaksud dengan Surat Berharga? Berikan
contohnya!
Jawab:
9. Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi
Negara dalam arti luas dan arti sempit!
Jawab:
- HAN dalam arti sempit adalah

hukum

mengenai

pemerintah atau eksekutif didalamnya kedudukannya,


tugas-tugasnya,
-

fungsi,

dan

wewenang

sebagai

administrator negara.
HAN dalam arti luas adalah hukum yang mengatur
tentang seluk beluk administrasi negara dan hukum yang
merupakan hasil ciptaan administrasi negara itu sendiri.
Sehingga HAN mengatur 4 [empat] hal, yaitu :
a) Organisasi/institusi;
b) Bagaimana mengisi jabatan-jabatan dalam organisasi
tersebut;

15

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

c) Bagaimana

berlangsungnya

kegiatan/pelaksanaan

tugas dari jabatan-jabatan tersebut;


d) Bagaimana pemberian pelayanan

dari

aparatur

Pemerintah kepada masyarakat.


b. Sebutkan dan uraikan ketiga asas Negara hukum yang
saudara

ketahui!

Sebutkan

Administrasi Negara!
Jawab:
1) Asas Negara Hukum
a) Equality Before

the

sumber-sumber

Law

[Persamaan

Hukum

dalam

Hukum]
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam
hukum

dan

pemerintahan,

yang

diakui

secara

normative dan dilaksanakan secara empirik. Dalam


rangka prinsip persamaan ini, segala sikap dan
tindakan

diskriminatif

dalam

segala

bentuk

dan

manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakan


yang

terlarang,

bersifat

khusus

affirmative

kecuali
dan

actions

tindakan-tindakan

sementara
guna

yang

yang

dinamakan

mendorong

dan

mempercepat kelompok masyarakat tertentu atau


kelompok warga masyarakat tertentu untuk mengejar
kemajuan sehingga mencapai tingkat perkembangan
yang sama dan setara dengan kelompok masyarakat
kebanyakan yang sudah jauh lebih maju. Kelompok
masyarakat tertentu yang dapat diberikan perlakuan
khusus

melalui

affirmative

actions

yang

tidak

termasuk pengertian diskriminasi itu misalnya adalah


kelompok masyarakat suku terasing atau kelompok
masyarakat hukum adapt tertentu yang kondisinya
terbelakang. Sedangkan kelompok warga masyarakat
tertentu yang dapat diberi perlakuan khusus yang

16

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

bukan bersifat diskriminatif, misalnya, adalah kaum


wanita ataupun anak-anak terlantar.
b) Supremacy of Law [Supremasi Hukum]
Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip
supremasi

hukum,

diselesaikan
tertinggi.
tertinggi

dengan

Dalam

[supremacy

yaitu

of

hukum
pada

yang

semua

masalah

sebagai

perspektif

law],

negara

bahwa

pedoman

supremasi

hukum

hakikatnya

pemimpin

sesungguhnya,

bukanlah

manusia, tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum


yang tertinggi. Pengakuan normative atas supremasi
hukum tercermin dalam perumusan hukum dan/atau
konstitusi, sedangkan pengakuan empirik tercermin
dalam

perilaku

sebagian

terbesar

masyarakatnya

bahwa hukum itu memang supreme. Bahkan, dalam


republik yang menganut sistem presidential yang
bersifat murni, konstitusi itulah yang sebenarnya lebih
tepat untuk disebut sebagai Kepala Negara. Itu
sebabnya, dalam Sistem Pemerintahan Presidential,
tidak dikenal pembedaan antara Kepala Negara dan
Kepala

Pemerintahan

seperti

dalam

Sistem

Pemerintahan Parlementer.
c) Due Process of Law [Asas Legalitas]
Dalam
setiap
Negara
Hukum,
dipersyaratkan
berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya
[due

process

pemerintahan

of

law],

harus

yaitu

didasarkan

segala
atas

tindakan
peraturan

perundang-undangan yang sah dan tertulis. Peraturan


perundang-undangan tertulis harus ada dan berlaku
lebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan
administrasi yang dilakukan. Dengan demikian, setiap
perbuatan

atau

tindakan

administrasi

harus

17

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

didasarkan atas aturan atau rules and procedures


[regels]. Prinsip normatif demikian nampaknya sangat
kaku

dan

dapat

menyebabkan

birokrasi

menjadi

lamban. Karena itu, untuk menjamin ruang gerak para


pejabat

administrasi

negara

dalam

menjalankan

tugasnya, maka sebagai pengimbang, diakui pula


adanya prinsip frijsermessen yang memungkinkan
para pejabat administrasi negara mengembangkan
dan menetapkan sendiri beleid-regels atau policy rules
yang berlaku internal secara bebas dan mandiri dalam
rangka menjalankan tugas jabatan yang dibebankan
oleh peraturan yang sah.
2) Sumber-Sumber Hukum Administrasi Negara
Undang-Undang;
Kebiasaan/Praktek HAN;
Yurisprudensi;
Doktrin/pendapat Ahli.
10.
Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hubungan Industrial
Pancasila! Sebutkan tujuan Hubungan Industrial!
Jawab:
b. Jelaskan perbedaan diantara Bipatrit dan Tripartit!
Jawab:
11.
Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Apa yang dimaksud dengan Hukum Acara Pidana?
Jawab:
b. Jelaskan yang dimaksud dengan azas praduga tak bersalah!
Jawab:
12.
Coba saudara jelaskan hal-hal tersebut dibawah ini:
a. Apa yang dimaksud dengan Hukum Acara Perdata?
Jawab:

18

Moh. Said Rifqie


1501154117
TUGAS PRA UAS : PENGANTAR ILMU HUKUM

b. Apa konsekuensi dari tidak dilakukannya sidang terbuka


untuk umum [sidang dilakukan tertutup untuk umum] yang
saudara ketahui?
Jawab:

Vous aimerez peut-être aussi