Vous êtes sur la page 1sur 24

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ABORTUS

Ns. Innez Karunia Mustikarani,


M.Kep
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016

Definisi
Perdarahan dari uterus yang disertai
dengan keluarnya sebagian atau seluruh
hasil
konsepsi
sebelum
pada
usia
kehamilan < 20-24 minggu dan atau
berat < 500gr (Emeraldi, 2016)
Abortus
adalah
berakhirnya
suatu
kehamilan (oleh sebab-sebab tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar
kandungan.

Klasifikasi
1. Abortus spontan: abortus yang
terjadi secara alamiah Terminologi:
keguguran atau miscarriage
2. Abortus buatan: abortus yang
terjadi akibat intervensi tertentu yang
bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan.
Terminologi: pengguguran, aborsi,
atau abortus provokatus

Indikasi Abortus Medisinalis


Gangguan kesehatan yang sangat
mengancam keselamatan ibu
Kehamilan akibat perkosaan atau
incest
Dipastikan terjadi cacat berat pada
janin (severe physical deformities)
atau retardasi mental

Indikasi dan Frekuensi Abortus


Buatan
ABORTUS TERAPETIK
Indikasi dan frekuensi
Gawatdarurat
25.0%
Alasan medis
12.0%

Atas permintaan
40.0%

Aspek sosial
23.0%

Sumber: Van Look & von Hertzen, 1990

Penyebab dari segi Maternal


1.Infeksi akut
virus, misalnyacacar,rubella,hepatitis
Infeksibakteri, misalnyastreptokokus
Parasit, misalnyamalaria

2.Infeksikronis
Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua
Tuberkulosis paruaktif
Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa,
dll
Penyakit kronis, misalnya: hipertensi, nefritis, DM, anemia
berat, penyakit jantung, toxemia gravidarum
Gangguanfisiologis, misalnyasyok, ketakutan, dll.
Traumafisik

3.Penyebab yang bersifatlokal:

Fibroid,inkompetensia serviks
Radang pelvis kronis,endometritis
Retroversikronis
Hubungan seksualyang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus

Penyebab dari segi Janin


Kematian janin akibat kelainan
bawaan
Mola hidatidosa
Penyakit plasentadandesisua,
misalnyainflamasidandegenerasi

Manifestasi klinis
Pikirkan terjadinya abortus:
Bila seorang wanita usia reproduksi
datang dengan gejala sebagai
berikut:
terlambat haid
perdarahan per vaginam
spasme atau nyeri perut bawah
keluarnya massa kehamilan/konsepsi

Jenis Abortus
Abortus Iminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
Retensi Embrio (Missed
Abortion)
Abortus Servikalis
Abortus Habitualis

Abortus Imminens
Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan <
20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus,
tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala
perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus
= usia gestasi, OUI tertutup, tes kehamilan positif.
Penanganan :
Bedrest
USG janin hidup / mati
Progesteron ??
Prognosa tergantung macam & lamanya perdarahan.
Prognosa kurang baik jika perdarahan lama, disertai
mules dan pendataran serta pembukaan serviks.

Abortus Insipien
Peristiwa perdarahan utereus pada kehamilan < 20
minggu, dengan dilatasi serviks uteri yang meningkat,
hasil konsepsi masih dalam uterus.

Gejala :
Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
Penanganan
Penanganan : pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan
kuret vakum atau cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
Pada kehamilan > 12 MG, perdarahan tidak banyak,
bahaya perforasi > besar Infus oksitosin.
Bila janin sudah keluar, plasenta tertinggal
pengeluaran plasenta secara digital kerokan.

Abortus Inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
< 20 minggu, dengan sisa yang tertinggal dalam
uterus.
Diagnosis
Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat
teraba dalam kavum uteri/ menonjol dari OUE,
perdarahan bisa banyak sekali, tak akan berhenti
sebelum sisa konsepsi dikeluarkan syok.
Terapi
Penanganan syok infus NaCl/RLtransfusi
kerokan injeksi ergometrin IM

Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Gejala
Perdarahan sedikit, ostium uteri
eksternum (OUE) tertutup, uterus
mengecil.
Penanganan
Bila anemis Sulfas Ferrosus.

Missed Abortion
Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama
8 Mg.
Etiologi ??, diduga Hormon progesteron
Gejala
Diawali dengan abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau setelah terapi.
Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-). Sering
disertai gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia.
Terapi
Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis pasien.
Jika < 12 Mg kuretase, jika > 12 Mg infus oksitosin
10 IU/D5 500 cc sampai ada kontraksi uterus

Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3x berturut-turut
Etiologi :
Abortus spontan, imunologik/ kegagalan reaksi
terhadap antigen.
Penanganan :
Anamnesa lengkap, pemeriksaan golongan darah
suami & istri, inkompatibilitas darah, pemeriksaan
VDRL, TTGO, pemeriksaan Kromosom &
mikoplasma.
Pada Trimester 2 inkompeten serviks cerclage
Tatalaksana tergantung etiologi

Abortus Infeksiosus / Abortus


Septik
Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi
traktus Genitalia.
Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai
penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum.
Gejala :
Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam,
takikardi, perdarahan pervaginam berbau, uterus
membesar, lembek, nyeri tekan, lekositosis. Bila
sepsis demam , menggigil, Tekanan Darah .
Penanganan : infus transfusi, Antibiotik.
Kuretase dilakukan dalam 6 jam

Tabel 4-3
DERAJAT ABORTUS
Diagnosi
s

Perdarahan

Serviks

Besar
uterus

Abortus
iminens

Sedikit
sedang

Tertutup
Lunak

Sesuai
usia
kehamilan

Gejala lain

Pmx kehamilan
positif
Kram ringan
Uterus lunak

Abortus
insipien
s

Sedang
banyak

Terbuka
Lunak

Sesuai
atau
lebih kecil

Abortus
inkompl
it

Sedikit
banyak

Terbuka
Lunak

Kram sedang
kuat
Uterus lunak

usia
kehamilan

Kram kuat
. Keluar jaringan
Uterus lunak

Abortus
komplit

Sedikit
tidak ada

Tertutup
Lunak

usia
kehamilan

Sedikit/tanpa
kram
massa kehamilan
(+/-)
Uterus agak
kenyal

Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis
diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus
desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 4-8 minggu
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan secara sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 mingu janin
dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil
konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas
bentuknya (blighted ovum). Janin lahir mati atau janin
lahir hidup.

Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
Pemeriksaan ginekologi:
1.
2.

3.

Inspeksi vulva: ada / tidak perdarahan pervaginam atau


jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.
Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka
atau sudah tertutup, ada / tidak jaringan keluar dari ostium,
ada / tidak cairan atau jaringan yang berbau busuk dari
ostium.
Colok vaginam: porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba / tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri saat perabaan adneksia, kavum
Doughlast tidak menonjol dan tidak nyeri.

Komplikasi
Perdarahan (Hemorrhage)
Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi
dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli
Infeksi dan tetanus
Gagal ginjal akut
Syok pada abortus dapat disebabkan oleh:
1. Perdarahan yang banyak
2. Infeksi berat/sepsis disebut Syok Septik
Endoseptik

Prinsip Penatalaksanaan
perdarahan per vaginam pada
usia kehamilan muda
1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE !!!
2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila memungkinkan
periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin sudah mati

Konsep Asuhan
Keperawatan

Pengkajian Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi
Evaluasi

Diagnosis Keperawatan
Devisit volume cairan b.d perdarahan
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d
kerusakan jaringan intrauteri
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan,
penurunan sirkulasi
Cemas b.d kurang pengetahuan
Resiko tinggi Infeksi b.d perdarahan,
kondisi vulva lembab

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi