Vous êtes sur la page 1sur 53

Cissy B.

Kartasasmita
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS,
Bandung

PENDAHULUAN

GINA 2009
2

DEFINISI
GINA

Asthma is a chronic inflammatory disorder


of the airways in which many cells and
cellular element play a role. The chronic
inflammation id associated with airway
hyperresponsiveness
that
lead
to
recurrent
episodes
of
wheezing,
breathlessness,
chest
tightness,
and
coughing, particularly at night or in the
early morning. These episodes are usually
associated with widespread, but variable,
airflow obstruction within the lung that is
often reversible either spontaneously or

DEFINISI
International Pediatric Asthma Group

Consensus 2000
Wheezing berulang dan/atau batuk persisten
terutama malam hari, dalam hal asma adalah
yang p[aling mungkin, sedangkan sebab lain
yang lebih jarang telah disingkirkan.

DEFINISI
Pedoman Nasional Asma Anak UKK

Respirologi IDAI
Wheezing dan/atau batuk dengan karakteristik
sebagai bertikut: timbul secara periodik dan/atau
kronik, cenderung pada malam/dini hari
(nokturnal), musiman, adanya faktor pencetus
diantaranya aktivitas fisik, dan bersifat reversibel
baik secara spontan maupun dengan pengobatan,
serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada
pasien/keluarganya, sedangkan sebab lain sudah
disingkirkan

Table 2. PREVALENCE OF ASTHMA IN CHILDREN IN


INDONESIA
Name

Year

Djayanto
(Jakarta)
Rosmayudi
1993
(Bandung)
Dahlan
1996
(Jakarta)
Arifin
1996
(Palembang)
Rosalina
(Bandung, ISAAC I))
Kartasasmita 2002
(Bandung, ISAAC III)

N
1991

Age (Yr)
1200

Prev

6 12

16.4%

4865

6 12

6.6%

6 12

17%

1296

13 15

5.7%

1997
2678
2836

3118

13 15
67
13 14

2.6%
3.03%
5.22%

Apa yang terjadi?

Asma
ringan/sedan
g

Asma berat

NORMAL AIRWAY

No thickening below
basement membrane

Blood
vessels
Shedding of
epithelial cells
Vasodilation,
increased vascular
permeability w/
oedema

Neutrophil &
eosinophil
infiltration

Formation of
mucus plugs

Collagen thickening
below the basement
membrane

INFLAMMED AIRWAY

Desquamation of
epithelium
Hyperplasia of
Mucos glands

Mucus plug

Basement
Membrane
thickening

Oedema
Barnes PJ

Smooth muscle
Hypertrophy and contraction

Neutrophil and
eosinophil infiltration

Early Phase

FEV1 (liters)

Vascular leakage
Bronchospasm

Allergen

Late Phase
Inflammatory cell infiltration
Increased airway responsiveness
Persistent airflow obstruction

Time (hrs)

Inflammatory Changes in
Chronic Asthma
Mucus plugging
Inflammatory cell

infiltration
Vasodilation
Microvascular
leakage
Epithelial disruption
Airway remodeling

INFLAMED

NORMAL

Wheezing
Terjadi akibat penyempitan saluran napas
1. Bronkhokontriksi kontraksi otot polos
2. Udem penebalan dinding saluran napas
3. Peningkatan sekresi mukus, eksudat

plasma, sisa radang dalam lumen

Wheezing dan Batuk


Wheezing dan batuk bukan monopoli asma
Wheezing dan batuk sering ditemukan

pada anak tanpa penyakit asma, terutama


pada usia < 3 tahun
Tidak semua anak dengan wheezing
mengidap asma
Makin muda anak, kemungkinan wheezing
berulang karena sebab lain, makin besar
Diagosis bukan asma harus disingkirkan
dulu sebelum membuat diagnosis asma

Kecurigaan diagnosis asma


Episode wheezingg berulang lebih dari 1 kali
dalam sebulan
Batuk-wheezing dicetuskan oleh
aktivitas.
Batuk seringkali pada malam hari tanpa infeksi
viral
Tidak adanya variasi musim untuk
wheezing
Gejala bertahan setelah usia 3 tahun
Gejala terjadi atau memburuk dengan pencetus alergen
udara, olahraga, serbuk bunga, infeksi respiratorius
(viral), emosi kuat, asap rokok
Gejala membaik jika diberikan
pengobatan asma

GINA 2009
6

KLASIFIKASI
Beratnya asma

Berdasarkan :
Eksaserbasi asma
Level kontrol

KLASIFIKASI
Intermitten

Beratnya
asma :

Persisten ringan
Persisten sedang
Persisten berat

Ringan
Eksaserba
si asma :

Sedang
Berat
Mengancam
nyawa

KLASIFIKASI ASMA
Serangan

Ringan

Serangan
Sedang

Serangan
Berat

Asma
Episodik Jarang

Asma
Episodik Sering

Asma
Persisten
Pedoman Nasional Asma Anak 2004

DERAJAT TERKENDALI
(LEVEL OF CONTROLLED)
Controlled ( Terkendali)
Partially Controlled (Terkendali sebagian)
Uncontrolled (Tidak Terkendali)

TUJUAN PENGOBATAN
ASMA
1. Gejala minimal bahkan tidak ada
(GINA)
2. Eksaserbasi jarang atau tidak ada
3.

5.
6.
7.
8.

Tidak ada kunjungan emergensi


-2 agonis minimal, bahkan tidak perlu
Tak ada pembatasan aktivitas
Nilai PEF pagi dan malam beda < 20%
PEF mendekati normal > 80%
Minimal atau tak ada efek samping obat

KRITERIA ASMA YANG


TERKENDALI
Gejala kronis a.l nokturnal minimal
Eksaserbasi minimal
Tidak ada kunjungan ke UGD
Pemakaian beta-2 agonis minimal
Tidak ada limitasi kegiatan a.l Olah raga
Variasi cicardian PEF < 20%
PEF (mendekati) normal
Minimal (tidak ada) efek buruk obat

ENAM PROGRAM
TATALAKSANA ASMA
1. Edukasi penderita: Tatalaksana asma
2. Nilai dan monitor status asma
3. Kendalikan dan hindari triger asma
4. Rencanakan pengobatan jangka

panjang
5. Rancang tatalaksana serangan akut
6. Perawatan follow-up teratur

KEMITRAAN ANTARA DOKTER


DENGAN PASIEN
Pendidikan Tentang Asma (Asthma Education)
Membangun Kerjasama
Memonitor Sendiri
Secara berkala meninjau ulang pengobatan,

kontrol asma dan kemampuan pesien


Membuat rencana aksi, mengajarkan obat
apa yang dipakai dan menyesuaikan obat bila
keadaan memburuk.
Membuat pedoman untuk pengobatan jangka
panjang dan serangan asma.

INFORMASI KHUSUS UNTUK


PASIEN

Diagnosis
Beda antara obat reliever and controllers
Cara memakai alat inhalasi
Pencegahan gejala dan serangan
Gejala/tanda bahwa asma memburuk dan
tindakan yang harus diambil
Monitor asma terkontrol
Bagaimana dan kapan mencari bantuan
medis

Obat Asma
Pemulih (reliever)
Memulihkan/mengur
angi gejala &
serangan
Sesuai kebutuhan (as
needed use )
Gol bronkodilator
-agonist, xanthines,
steroid sistemik
Oral, inhalasi, injeksi

Pengendali
(controller)
Mengendalikan/
mencegah gejala/ &
serangan
Jangka lama
Anti-inflamasi
Steroid inhalasi,
Anti lekotrien
Oral, inhalation,

OBAT-OBAT ASMA
CONTROLLERS
1.
2.
3.
4.
5.

Steroid Inhalasi
Sodium
Kromoglikat
Teofilin Lepas
Lambat
Beta-2 Agonis
Kerja
Lama
Leukotriene
modifier

RELIEVERS
1. Inhalasi Beta-2

2.
3.
4.

5.

Agonis Kerja
Pendek
Steroid Sistemik
Antikolinergik
Beta-2 Agonis
Kerja Pendek
Oral
Teofilin

Asma Eksaserbasi
Asma eksaserbasi adalah suatu episode yang

progresif berupa peningkatan gejala sesak


napas, batuk, mengi dan rasa tertekan di
dada atau kombinasi dari gejala-gejala
tersebut.

Eksaserbasi ditandai dengan penurunan

aliran udara ekspirasi yang bisa dinilai dan


dimonitor dengan pengukuran fungsi paru
(Arus Puncak Ekspirasi/PEF atau Volume
Ekspirasi Puncak1 /FEV1)

Ref. GINA 2008

Tujuan dari Penatalaksanaan


Eksaserbasi Asma (asma
akut)
Membebaskan obstruksi jalan napas
dan hipoksemia secepat mungkin
Merencanakan pencegahan relaps
dimasa yang akan datang

Ref : GINA 2008

Penilaian Beratnya Eksaserbasi Asma Anak >


5 tahun
(GINA, 2008)
Gejala/penunjan Ringan
g
Gejala:
Sesak napas
Jalan biasa
dan Bisa
Bicara
berbaring
Kesadaran
Kalimat
Frekuensi Napas Mungkin
Otot aksesori
gelisah
dan retraksi
Meningkat
supraster.
Umumnya
Wheezing
tidak ada
Nadi/menit
Sedang,
Pulsus
sering hanya
paradoksus
akhir
ekspiratori
< 100
Tidak ada
<10 mmHg

Penunjang:
PEF
PaO2 dan/atau
PCO2

>80%
Normall
< 45 mmHg

Sedang

Berat

Bicara
Beberapa
kata
(ungkapan)
Biasa
gelisah
Meningkat
Biasanya
ada

Waktu
istirahat
Kata patah
patah
Biasanya
gelisah
Sering >
30/mn
Biasanya
ada

Nyaring
100
-120/mnt
Mungkin
ada
10 25
mmHg

Biasa
nyaring
>120/mnt
Seringkali
ada
20 40
mmHg
< 60 mmHg
Bisa sianosis
>45 mmHg

Ancaman Henti
Napas

Menurun atau
bingung
Gerakan torakoabdomen
paradoksial
Tidak ada
wheezing
Bradikardi
Tidak ada, akibat
kelelahan otot

ALGORITME SERANGAN ASMA AKUT


(KNAA)
Serangan Asma
Tindakan Pertama

nebulisasi 2-agonist 3x, 20 interval

Yang ke 3 nebulisasi + anticholinergic

Serangan ringan
(nebulisasi 1x,
Respons baik
observasi 1-2 jam
dipulangkan
Serangan kembali
serangan sedang

Serangan Sedang
(nebulisasi 2-3x,
respons partial)
berikan O2
nilai kembali
moderate One
Day Care (ODC)
Pasang IV

Serangan berat
(nebulisasi 3x,
tak ada
respons)
Sejak semula
O2 s
Pasang Infus
Foto torak
Evaluasi ulang

Dipulangka
n

Berikan 2-

agonist
Bila sedang
pakai kontroler
lanjutkan
Bila di triger
infeksi virus
ISPA, berikan
steroid oral
Kontrol kembali
setelah 24 jam

ODC

Rumah Sakit

O2 dilanjutkan
Beri steroid
Nebulisasi/ 2
Jam
Bila membaik
dalam 8-12
jam, stabil, bisa
dipulangkan
Tidak ada
perbaikan
dalam 12 jam,
rawat RS

Lanjutkan O2
Atasi asidosis
dan dehidrasi
steroid/6-8 jam
Nebulisasi/1-2
jam
IV
aminophylline,
initial
maintance
Membaik , nebul
tiap 4-6 jam
Bila stabil dalam
24 jam, boleh
pulang
Tidak ada
perbaikan ,
impending resp

Catatan:
Pada serangan berat sejak permulaan,
dapat langsung nebulisasi kombinasi
dengan ipratropium atau steroid
Bila tdk ada nebulisasi dapat diganti
dengan adrenalin sc 0.01 mL/kgBW/x,
max 0.3mL/x

Algoritme Serangan Asma


Akut (GINA)
Penilaian Awal
Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan

Terapi Awal

Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam.


Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)
Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya
sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat
Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.

Penilaian Ulang setelah 1 jam


APE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan
Ref. GINA 2008

lanjutan .

Penilaian Ulang stlh 1 jam

Derajat Sedang

Derajat Berat

APE 60-80% dari yang diperkirakan


Pem. Fisik : gejala sedang, penggunaan
otot bantu pernapasan
Oksigen
Inhalasi 2-agonis dan anti-kolinergik
setiap 60 menit
Glukokortikosteroid oral
Teruskan terapi 1-3 jam jika ada perbaikan

APE < 60% dari yang diperkirakan


PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada
Riwayat faktor resiko mendekati asma
yangg fatal
Tidak ada perbaikan setelah terapi awal
Inhalasi 2 -agonis dan anti-kolinergik
Oksigen
Glukokortikosteroid sistemik
Magnesium IV

Penilaian Ulang stlh 1-2 jam


Respons baik
Ref : GINA 2008

Respons tidak baik


selama 1-2 jam

Respons buruk
selama 1-2 jam

Respons Baik
Bertahan 60 menit setelah
terapi terakhir
PF : normal
APE > 70%
Tidak stres
Saturasi O2 > 90%
(95% pada anak-anak)

Respons tidak lengkap


selama 1-2 jam

Pasien resiko tinggi


PF: gejala ringan-sedang
APE < 70%
Saturasi O2 tidak membaik

Pulangkan ke Rumah
Lanjutkan 2-agonis inhalasi
Pertimbangkan steroid oral
Pertimbangkan inhaler
kombinasi
Edukasi pasien:
Cara pakai obat yang benar
Buat rencana aksi
Follow-up teratur

Kriteria bisa dipulangkan


jika APE > 60% dari yang
diperkirakan
Kondisi tetap pada saat
terapi oral / inhalasi

Rawat Rumah Sakit


(acute care setting)
Inh 2-agonis anti-kolinergik
Steroid sistemik
Oksigen
Magnesium IV
Monitor APE, saturasi O2 , nadi

Perbaikan

Tidak membaik

Respons jelek
selama 1 jam
Pasien resiko tinggi
PF: gejala berat, kesadaran
menurun, kebingungan
APE < 30%
PCO2 > 45mm Hg
PO2 < 60mm Hg

Rawat di ICU
Inh 2-agonis + anti-kolinergik
Steroid IV
Pertimbangkan 2 -agonis IV
Oksigen
Pertimbangkan teofilin IV
Intubasi dan ventilasi mekanik
jika perlu

Rawat di ICU
Jika tidak ada perbaikan
setelah 6-12 jam

OBAT PEMULIH
Beta 2 agonist : Salbutamol/Albuterol, Terbutaline

Nebul solution 2.5 mg


pMDI + spacer < 6 years 6 puf
6 years 12 puf
Oral kalau inhalasi tidak bisa
Ipratropium Bromide: Untuk serangan sedang berat
Nebul solution tetes
Steroids : Nebul atau Oral atau IV
Nebul : 500 g 1000 g b.i .d
Oral prendnisolone 1 mg/kg/dose daily
IV methylprednisolon lAda ancaman hidup
Xanthine : Aminophylline or Theophylline
Adrenalin masih bisa kalau obat lain tidak ada

Obat Tidak Direkomendasi


untuk
Serangan
Asma
Akut

Sedatif
Mukolitik
Fisioterapi
Adrenalin *
Aminofilin/teofilin
Magnesium sulfat
Antibiotika **

Pasien Dipulangkan
Minimum diberikan steroid oral 3 5 hari ( Martinez,

2009 kombinasi inhalasi 200 ug)


Bila telah memakai obat pengendali dilanjutkan
Bronkodilator as needed (bila perlu)
Ipratropium setelah fase akut dihentikan
Diajarkan menggunakan steroid inhalasi untuk
pencegahan (sebagai pengendali)
Dianjurkan mengukur PEF di rumah (kalau
mampu/ada)
Mencari faktor pemicu
Membuat Rencana Aksi (Asthma Action Plan)
Harus kontrol lanjutan

KLASIFIKASI SERANGAN ASMA PADA


USIA 5 TAHUN
Serangan Asma Ringan
Serangan Asma Berat

Penilaian awal asma akut pada anak 5


tahun
Gejala

Ringan

Mempengaruhi
kesadaran

Tidak

Agitasi, bingung atau


mengantuk

Oksimetri saat serangan


(SaO2) b

94%

< 90%

Dalam kalimat

Dalam kata-kata

Denyut nadi

< 100x/m

> 200 x/m (0-3 tahun)


> 180 x/m (4-5 tahun)

Sianosis sentral

Tidak ada

Sering ditemukan

Intensitas wheezing

Bervariasi

Dapat reda/tidak
terdengar

Berbicara

Berat

a. Jika ditemukan salah satu gejala maka mengindikasikan asma eksaserbasi berat
b. Dilakukan sebelum pemberian oksigen atau bronkhodilator
c. Berdasarkan tingkat perkembangan anak

GINA 2009

Manajemen awal asma akut berat pada anak 5 tahun


Terapi

Dosis dan banyak pemberian

Pemberian O2

Diberikan dengan 24% face mask (biasanya 4 L/m)


Pertahankan saturasi oksigen di atas 94%

Agonis2 kerja cepat

2 puf salbutamol dengan spacer atau


2,5 mg salbutamol dengan nebulizer
Tiap 20 menit untuk 1 jam pertama a

Ipratropium

2 puf tiap 20 menit selama 1 jam pertama

Glukokortikosteroid
sistemik

Prednisolone oral (1-2 mg/kg/hari sampai 5 hari) atau


Metilprednisolon IV (1 mg/kg tiap 6 jam pada hari ke-1; tiap
12 jam pada hari ke-2; lalu tiap 24 jam)

Aminofilin

Pertimbangkan ICU : dosis awal 6-10mg/kg


Dosis dipertahankan 0,9 mg/kg/jam
Penyesuaian dosis berdasarkan kadar teofilin plasma

Agonis2 oral

Tidak

Agonis2 kerja lambat

Tidak

a. Jika inhalasi tidak mungkin maka diberikan bolus IV 5 g/kg selama 5 menit, diikuti
dengan infus kontinu 5 g/kg /jam.
Dosis disesuaikan dengan efek klinis dan efek samping
b. Dosis awal tidak boleh diberikan pada pasien yang baru saja mendapat terapi
teofilin

GINA 2009

Rujukan segera ke rumah sakit


Jika ditemukan salah satu :
Tidak berespon terhadap tiga (3) pemberian agonis2 kerja
cepat per inhalasi dalam 1-2 jam
Takipnea meskipun telah diberikan 3 dosis agonis 2 kerja
cepat inhalasi (frekuensi nafas normal < 60 x/m untuk usia 02 bulan; < 50 x/m untuk anak usia 2-12 bulan; < 40 x/m
untuk anak usia 1-5 tahun)
Anak tidak dapat berbicara atau minum atau bernafas lemah
Sianosis
Retraksi subkostal
Saturasi oksigen pada udara ruangan < 92%
Lingkungan sosial mengganggu pemberian terapi akut;
pengasuh tidak dapat mangatasi asma akut di rumah
GINA 2009

PEMBAGIAN DERAJAT ASMA


PADA ANAK (PNAA 2004)

Parameter klinis, kebutuhan


obat dan faal paru

Asma episodik Jarang


(Asma ringan)

Asma episodik
Sering
(Asma sedang)

Asma persisten
(Asma berat)

1.

Frekwensi serangan

< 1 x /bulan

> 1 x /bulan

Hampir sepanjang
tahun

1.

Lama serangan

< 1 minggu

> 1 minggu

Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi

1.

Intensitas serangan

Biasanya ringan

Biasanya sedang

Biasanya berat

1.

Diantara serangan

Tanpa gejala

Sering ada gejala

Gejala siang dan


malam

1.

Tidur dan aktivitas

Tidak terganggu

Sering terganggu

Sangat terganggu

1.

Pemeriksaan fisik diluar


serangan

Normal (tidak
ditemukan kelainan)

Mungkin terganggu
(ditemukan
kelainan)

Tidak pernah
normal

1.

Obat pengendali (anti


inflamasi)

Tidak perlu

Perlu

Perlu

1.

Uji faal paru (diluar


serangan)

PEF/FEV 1 > 80%

PEF/FEV 1 60-80%

PEF/FEV 1 <60%

1.

Variabilitas faal paru


(bila ada serangan)

Variabilitas > 15%

Variabilitas > 30%

Variabilitas > 50%

TATALAKSANA ASMA PADA


ANAK

Klasifikasi

Pengendali
(Controller)

Pelega
(Reliever)

Asma episodik
jarang

tidak

Ya

Asma episodik
sering

Ya

Ya

Asma persisten

Ya

Ya

Pedoman Nasional Asma Anak 2004

RULES of TWO
Stempel, 2003
Pasien perlu obat pengendali asma bila:
Gejala asma > 2 kali seminggu
Albuterol > 2 kali seminggu
Bangun malam > 2 kali sebulan
> 2 canister SABA setahun

OBAT PENGENDALI ASMA


Kortikosteroid inhalasi (ICS)
Kortikosteroid sistemik (Bila semua th/ gagal)
Kromolin (Intal -> tidak ada lagi), Nedocromil

(?)
Metil-xantin lepas lambat
Beta-2 agonis kerja panjang (LABA) inhalasi
LABA oral
Leukotriene modifiers (LM)b
Generasi kedua antihistamin

PEMILIHAN OBAT
KONTROLER
GINA
1. Penderita intermiten asma tidak perlu
2. Asma persisten ringan ICS dengan

alternatif teofilin lepas lambat, kromolin,


leukotriene modifiers
3. Asma persisten sedang ICS + LABA
inhalasi, atau teofilin lepas lambat, oral
LABA, LM
4. Asma persisten berat ICS dosis tinggi +
LABA inhalasi + teofilin lepas lambat
atau LM, LABA oral, steroid oral

Level kontrol asma


Karakteristik

Terkontrol
(semua di bawah ini)

Gejala harian
(wheezing,
batuk, nafas
sulit)

<2x/minggu, periode
pendek dalam
beberapa menit dan
cepat hilang dengan
bronkhodilator kerja
cepat)

Keterbatasan
aktivitas
Gejala asma
malam hari

Anak cukup aktif,


bermain dan berlari
tanpa keterbatasan/
gejala
Tidak ada batuk
malam hari selama
tidur

Kebutuhan
akan reliever

Terkontrol sebagian
Tidak terkontrol
(gejala manapun pada (3 gambaran asma
tiap minggu)
terkontrol sebagian pada
tiap minggu)
>2x/minggu, periode
>2x/minggu, periode dalam
pendek dalam
beberapa menit sampai jam
beberapa menit dan
atau berulang dan gejala
cepat hilang dengan
hilang sebagian atau
bronkhodilator kerja
seluruhnya dengan
cepat)
bronkhodilator kerja cepat)
Anak mungkin batuk, Anak mungkin batuk,
wheezing, sulit
wheezing, sulit bernafas
bernafas saat
saat berolahraga, bermain
olahraga,Main/tertawa dengan semangat atau
tertawa
Batuk khas selama
Batuk khas selama tidur
tidur atau terbangun
atau terbangun dengan
dengan batuk,
batuk, wheezing dan atau
wheezing dan atau
sulit bernafas
sulit bernafas
> 2 hari per minggu

> 2 hari per minggu

2 hari per minggu

49

Sumber : GINA 200

Manajemen berdasarkan level kontrol untuk anak > 5 tahun d

controller dosis terendah

Terkontrol sebagian
mencapai kontrol
Tidak terkontrol
terkontrol
Eksaserbasi
eksaserbasi

Tindakan pengobatan
Pertahankan dan berikan obat

Pertimbangkan step up untuk

peningkatan

Terkontrol

penurunan

Derajat kontrol

Step up hingga
Obati sebagai

Langkah Pengobatan
Langkah
1

Langkah
2

Agonis 2 kerja
cepat bila perlu

Pilihan obat
Controller

Langkah 3

Langkah 4

Peningkatan
Langkah 5

Edukasi asma
Kontrol lingkungan
Agonis 2 kerja cepat bila perlu

Pilih satu

Pilih satu

Tambah satu atau


lebih

Tambah satu atau lebih

Glukokortikostero
id inhalasi dosis
rendah

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis rendah
tambah agonis 2 kerja
panjang

Medium-or high-dose
ICS plus long-acting
2-agonist

Glukokortikosteroid
oral
(dosis terendah)

Leukotriene
modifier

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis sedang atau
tinggi

Leukotriene
modifier

Terapi anti-IgE

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis rendah
tambah Leukotriene
modifier

Teofilin lepas lambat

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis rendah
tambah Teofilin lepas
lambat

GINA 200

Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi saluran pernafasan

kronis, prevalensi asma tinggi dan terus meningkat


Tatalaksana asma: saat eksaserbasi dan jangka panjang
Pengobatan masa kini untuk asma : secara inhalasi
Penangan asma eksaserbasi: membebaskan obstruksi
jalan napas, mengatasi hipoksemia, mencegah relaps.
Selain bronkodilator dan oksigen, pada serangan berat,
steroid memegang peranan penting, dan harus segera
Tatalaksana jangka panjang dimulai pada asma persisten
Obat pilihan untuk pemeliharaan asma adalah steroid
inhalasi dengan dosis minimal yang bisa mencegah
eksaserbasi
Penting kerjasama dokter pasien dan perlu edukasi asma

Vous aimerez peut-être aussi