Vous êtes sur la page 1sur 3

Analisis Strategi Pemasaran

Target Pasar

: Siswa SD

Karakteristik Target

Siswa SD berusia 6-12 tahun cenderung menyukai makanan dengan


tampilan yang menarik. Tampilan suatu makanan akan menimbulkan
kesan pertama pada penilaian suatu makanan. Setelah itu baru diikuti
dengan faktor rasa,tekstur, dan aroma dari makanan. Makanan yang
manarik bagi siswa SD adalah makanan yang berwarna-warni dan
bervariasi dengan didukung pengolahan yang kreatif. Pemilihan makanan
pada siswa SD juga dipengaruhi oleh kebiasaan orang tua. Anak akan
memiliki kebiasaan makan yang tidak jauh dengan orang tua.
Analisis

Menu

A. Menu Lama
Katering ini menyajikan hidangan yang diletakkan di tempat makan
yang dapat dicuci kembali. menu makan siang yang diberikan terdiri dari
nasi putih, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan snack. Nasi putih yang
diberikan pada setiap porsi sebesar 250 gram dan meurut evaluasi porsi
tersebut termasuk besar untuk anak sekolah sehingga banyak sekali sisa
makanan. Selain itu nasi disajikan dalam keadaan dingin dan teksturya
agak kering sehingga menurunkan nafsu makan anak. Menu sayuran
yang diberikan kurang sesuai dengan selera anak sekolah seperti sayur
lodeh, tumis kagkung, dan cah sawi. Sayuran seperti nangka muda, sawi,
kangkung dan kacang panjang tidak terlalu disukai anak usia sekolah.
Pemilihan sayur yang digunakan juga tidak beragram dan warnanya tidak
variatif sehingga menurunkan ketertarikan anak sekolah. Selain itu
pengolahan sayur yang kurang kreatif dan bervariasi sehingga penampilan
sajian sayuran kurang menarik untuk anak-anak. Menu lauk hewani dan
nabati yan diberika tidak beragam dan kurang sesuai dengan selera anak
sekolah seperti ayam bumbu merah yang tidak disukai oleh anak sekolah
karena rasanya terlau pedas. Mereka lebih memilih mengkonsumsi olahan
dengan cara digoreng. Tempe tahu goreng tepung disukai oleh anak usia
sekolah. Pemberian snack tidak variatif dalam pengolahannya, seperti
buah yang diberikan utuh atau hanya dipotong sehingga menurunkan
ketertarikan anak sekolah untk mengkonsumsinya. Selain itu susu kedelai
juga tidak begitu disukai anak sekolah. Penampilan katering secara
keseluruhan tidak menarik sehingga menurunkan nafsu makan anak
sekolah. Dalam siklus menu ini terdapat pengulangan menu sehingga
kurang variatif dan membuat anak sekolah bosan.
B. Menu Baru
1) Produk
Berdasarkan evaluasi dari menu sebelumnya, dilakukan
modifikasi dengan pembuatan menu baru untuk diberikan
kepada anak-anak. Pemilihan bahan terutama untuk sayuran

dipilih sayuran yang berwarna-warni dan segar dengan


pengolahan yang bervariasi. Sehingga bentuk sayuran yang
diolah bisa lebih menarik minat makan pada anak-anak. Sayuran
yang digunakan dalam menu baru yaitu brokoli, wortel, kembang
kol, buncis, jagung manis, dan sawi hijau. Jenis sayuran tersebut
dipilih karena memiliki warna yang menarik, kandungan gizi
yang baik, dan lebih dikenal oleh anak-anak.
2) Price
Bahan makanan yang digunakan sudah mempertimbangkan
dengan budget yang telah diberikan. Selain itu bahan makanan
yang digunakan merupakan bahan makanan yang mudah
dijumpai dan secara umum terjual. Selain itu sayuran yang
dipilih merupakan sayuran yang berkualitas baik dengan harga
yang terjangkau.
3) Place
Menu baru untuk makan siang yang sudah dibuat dapat
didistribusikan kepada anak-anak SD di kantin sekolah.
Mekanisme dalam pengambilan makanan adalah dengan siswa
SD membawa nampan makan yang kosong lalu mengantri untuk
mengisi nampan makanan sesuai dengan urutan tiap jenis
makanan. Kemudian petugas yang akan mengisi nampan
makanan tersebut mulai dari makanan pokok, sayur, lauk, dan
buah.
4) Promotion
Menu baru akan dikenalkan kepada siswa SD melalui poster
yang akan ditempelken di kantin sekolah. Poster akan berisi
gambar menu, nama menu, dan tagline. Sehingga anak-anak
dapat mengetahui menu baru tersebut serta lebih tertarik
dengan menu yang akan disajikan karena adanya poster untuk
promosi menu baru tersebut.
C. Faktor Pendukung
1. Faktor Eksternal
Pemasaran menu baru makan siang dapat berjalan dengan
baik jika didukung dengan faktor eksternal. Faktor eksternal yang
dapat mendukung keberhasilan dari menu baru dapat berasal dari
dukungan orang tua siswa yang memberikan edukasi kepada
anaknya untuk tidak membeli makanan yang dijual diluar sekolah
atau makanan dari penjual asongan diluar sekolah. Selain itu
edukasi yang diberikan kepada siswa oleh orang tua tentang
pentingnya makanan sehat seperti sayur sangat berpengaruh untuk
dapat mendukung pelaksanaan dari pengadaan menu baru yang
dibuat. Pihak sekolah juga berperan untuk mengenalkan makanan
yang baik dan sehat bagi siswanya. Melalui motivasi dan edukasi
tentang makanan sehat bisa berupa poster edukasi ataupun video
yang dapat ditampilkan disekitar kantin sekolah.

2. Faktor Internal
Faktor internal dalam mendukung pemasaran menu baru
untuk makan siang berasal dari pihak catering. Faktor-faktor
tersebut berupa Penampilan makanan, rasa makanan, porsi
makanan, kebersihan selama proses produksi dan pelayanan yang
dilakukan sesuai dengan SOP dari pihak catering dapat membuat
proses produksi sampai dengan pelayanan makanan dapat berjalan
dengan baik. Sehingga siswa dan pihak sekolah yang memakai
catering dapat puas dengan pelayanan yang diberikan. Jika faktorfaktor yang disebutkan tersebut dapat terlaksanakan dengan baik
dan tepat, maka dapat berpengaruh juga dalam meningkatkan
nafsu makan siswa dan menurunkan sisa makanan.

Vous aimerez peut-être aussi