Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Asal usul kehidupan merupakan prekursor evolusi biologis, namun pemahaman terhadap
evolusi yang terjadi seketika organisme muncul dan investigasi bagaimana ini terjadi
tidak tergantung pada pemahaman bagaimana kehidupan dimulai.[149] Konsensus ilmiah
saat ini adalah bahwa senyawa biokimia yang kompleks, yang menyusus kehidupan,
berasal dari reaksi kimia yang lebih sederhana. Namun belumlah jelas bagaimana ia
terjadi.[150] Tidak begitu pasti bagaimana perkembangan kehidupan yang paling awal,
struktur kehidupan pertama, ataupun identitas dan ciri-ciri dari leluhur universal terakhir
dan lungkang gen leluhur.[151][152] Oleh karena itu, tidak terdapat konsensus ilmiah yang
pasti bagaimana kehidupan dimulai, namun terdapat beberapa proposal yang melibatkan
molekul swa-replikasi (misalnya RNA)[153] dan perakitan sel sederhana.[154]
Pohon evolusi yang menunjukkan divergensi spesies-spesies modern dari nenek moyang
bersama yang berada di tengah[161] Tiga domain diwarnai berbeda, dengan warna biru
adalah bakteri, hijau adalah arkaea, dan merah adalah eukariota.
Walaupun terdapat ketidakpastian bagaimana kehidupan bermula, adalah umumnya
diterima bahwa prokariota hidup di bumi sekitar 34 milyar tahun yang lalu.[162][163] Tidak
terdapat perubahan yang banyak pada morfologi atau organisasi sel yang terjadi pada
organisme ini selama beberapa milyar tahun ke depan.[164]
Eukariota merupakan perkembangan besar pada evolusi sel. Ia berasal dari bakteri purba
yang ditelan oleh leluhur sel prokariotik dalam asosiasi kooperatif yang disebut
endosimbiosis.[88][165] Bakteri yang ditelan dan sel inang kemudian menjalani koevolusi,
dengan bakteri berevolusi menjadi mitokondria ataupun hidrogenosom.[166] Penelanan
kedua secara terpisah pada organisme yang mirip dengan sianobakteri mengakibatkan
pembentukan kloroplas pada ganggang dan tumbuhan.[167] Tidaklah diketahui kapan sel
pertama eukariotik muncul, walaupun sel-sel ini muncul sekitar 1,6 - 2,7 milyar tahun
yang lalu.
Sejarah kehidupan masih berupa eukariota, prokariota, dan arkaea bersel tunggal sampai
sekitar 610 milyar tahun yang lalu, ketika organisme multisel mulai muncul di samudra
pada periode Ediakara.[162][168] Evolusi multiselularitas terjadi pada banyak peristiwa yang
terpisah, terjadi pada organisme yang beranekaragam seperti bunga karang, ganggang
coklat, sianobakteri, jamur lendir, dan miksobakteri.[169]
Segera sesudah kemunculan organisme multisel, sejumlah besar keanekaragaman
biologis muncul dalam jangka waktu lebih dari sekitar 10 juta tahun pada perstiwa yang
dikenal sebagai ledakan Kambria. Pada masa ini, mayoritas jenis hewan modern muncul
pada catatan fosil, demikian pula garis silsilah hewan yang telah punah.[170] Beberapa
faktor pendorong ledakan Kambria telah diajukan, meliputi akumulasi oksigen pada
atmosfer dari fotosintesis.[171] Sekitar 500 juta tahun yang lalu, tumbuhan dan fungi
mengkolonisasi daratan, dan dengan segera diikuti oleh arthropoda dan hewan lainnya.
[172]
Hewan amfibi pertama kali muncul sekitar 300 juta tahun yang lalu, diikuti amniota,
kemudian mamalia sekitar 200 juta tahun yang lalu, dan aves sekitar 100 juta tahun yang
lalu. Namun, walaupun terdapat evolusi hewan besar, organisme-organisme yang mirip
dengan organisme awal proses evolusi tetap mendominasi bumi, dengan mayoritas
biomassa dan spesies bumi berupa prokariota.[97]
Charles Darwin pada usia 51, beberapa waktu setelah mempublikasi buku On the Origin
of Species.
Pemikiran-pemikiran evolusi seperi nenek moyang bersama dan transmutasi spesies telah
ada paling tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci oleh seorang
filsuf Yunani, Anaximander.[173] Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi
Empedokles, Lukretius, biologiawan Arab Al Jahiz,[174] filsuf Persia Ibnu Miskawaih,
Ikhwan As-Shafa,[175] dan filsuf Cina Zhuangzi.[176] Seiring dengan berkembangnya
pengetahuan biologi pada abad ke-18, pemikiran evolusi mulai ditelusuri oleh beberapa
filsuf seperti Pierre Maupertuis pada tahun 1745 dan Erasmus Darwin pada tahun 1796.
[177]
Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste Lamarck tentang transmutasi spesies memiliki
pengaruh yang luas. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun
1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858 ketika Alfred Russel Wallace
mengirimkannya teori yang mirip dalam suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya
diajukan ke Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah.[178] Pada akhir
tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species, menjelaskan seleksi alam secara
mendetail dan memberikan bukti yang mendorong penerimaan luas evolusi dalam
komunitas ilmiah.
Perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut, dan Darwin tidak dapat
menjelaskan sumber variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti
Lamarck, ia beranggapan bahwa orang tua mewariskan adaptasi yang diperolehnya
selama hidupnya,[179] teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme.[180] Pada tahun
1990-an, eksperimen August Weismann mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak
diwariskan, dan Lamarkisme berangsur-angsur ditinggalkan.[181][182] Selain itu, Darwin
tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi
yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat
dapat diprediksi.[183] Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an,
ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan
meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
Walaupun demikian, adalah penemuan kembali karya Gregor Mendel mengenai genetika
(yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace) oleh Hugo de Vries dan lainnya pada
awal 1900an yang memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi
pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi tersebut untuk
membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau pada organisme hidup.
Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya sangat kritis terhadap teori
evolusi, penemuan kembali genetika dan riset selanjutnya pada akhirnya memberikan
dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan lebih meyakinkan daripada ketika teori ini
pertama kali diajukan.[184]
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel
disatukan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S.
Haldane, Sewall Wright, dan terutama Ronald Fisher, yang menyusun dasar-dasar
genetika populasi. Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan
pewarisan Mendel menjadi sintesis evolusi modern.[185] Pada tahun 1940-an, identifikasi
DNA sebagai bahan genetika oleh Oswald Avery dkk. beserta publikasi struktur DNA
oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, memberikan dasar fisik
pewarisan ini. Sejak saat itu, genetika dan biologi molekuler menjadi inti biologi
evolusioner dan telah merevolusi filogenetika.[12]
Pada awal sejarahnya, biologiawan evolusioner utamanya berasal dari ilmuwan yang
berorientasi pada bidang taksonomi. Seiring dengan berkembangnya sintesis evolusi
modern, biologi evolusioner menarik lebih banyak ilmuwan dari bidang sains biologi
lainnya.[12] Kajian biologi evolusioner masa kini melibatkan ilmuwan yang berkutat di
bidang biokimia, ekologi, genetika, dan fisiologi. Konsep evolusi juga digunakan lebih
lanjut pada bidang seperti psikologi, pengobatan, filosofi, dan ilmu komputer.
PENDUKUNG TEORI ABIOGENESIS terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh
sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka
pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari
benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
1. ikan dan katak berasal dari Lumpur.
2. Cacing berasal dari tanah, dan
3. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
A) Teori Harold Urey (1893)
Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertama kali di atmosfer. Pada saat tertentu
dalah sejarah perkembangan bumi, terbentuk atmosfer yang kaya akan CH4 (metana),
NH3 (ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O (air). Molekul-molekul ini dengan bantuan
petir yang menimbulkan loncatan listrik dan sinar kosmik akan membentuk asam amino
yang merupakan awal dari kehidupan.
B) Teori Oparin
Oparin sependapat dengan Urey bawah kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai
yang bahan-bahannya dari lautan.
Labu I
: diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC
beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
selama
Labu II
: diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada
daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar.
Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin
keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada
kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I
: air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan
baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak
mengandung mikroba.
Labu II
: air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti
semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini
dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya
berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
B)
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu
didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu
labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian
keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme.
Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang
terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan
tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa
tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya
mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang
menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan
air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika
labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.
Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh,
karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah
ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham
Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis,
belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali
terjawab.
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy, Lazzaro Spallanzani pada
tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul
dengan sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang
dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15C dan dibiarkan terbuka.
Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga mendidih (100C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu
kedua labu didinginkan dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu
sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika
selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada labu pertama
menyebabkan air kaldu menjadi berbau. Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu tidak tertutup. Pada labu
kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap
air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gasgas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi,
terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam
seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi
masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari
senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang
menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik
tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan
membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahanbahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media
luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus
dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat
mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan
menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda
hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada
yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum
dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul,
karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu
tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika,
estetika dan inteligensia.
Dua
inti
pokok
dari
teori
darwin
1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa lampau.
2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
TEORI EVOLUSI
Teori evolusi dalam Sains Moden digambarkan sebagai teori yang menyatakan bahawa manusia berasal
daripada binatang ,khususnya dari binatang yang berupa mawas manusia.Darwin dalam bukunya bertajuk
"The Origin Of species"(Asal-Usul Jenis-Jenis Haiwan ).Beliau mengutarakan satu saranan bahawa semua
makhluk yang hidup telah wujud hasil daripada proses evolusi daripada satu atau beberapa nenek
moyang.Teori beliau menumpukan perhatian kepada bagaimana bentuk haiwan yang simpel berevolusi untuk
menjadi bentuk yang kompleks.Beliau merumuskan pengalaman-pengalamannya bahawa semua jenis
binatang berasal dari ameba,sejenis haiwan yang mempunyai satu sel.Bermakna beliau percaya bahawapada
mulanya Pencipta mencipta satu atau beberapa bentuk organisma yang simpel.Dengan proses pertarungan
tabii,organisma yang kompleks telah dihasilkan ,yang penting disini ialah Darwin percaya bahawa organismaorganisma atau spesis-spesis yang kompleks berhasil dari nenek moyang yang sama iaitu spesis yang simpel.
Darwin sendiri sedar bahawa rekod-rekod fosil tidak menyokong lamunannya tetapi menyimpan harapan
bahawa penyelidikkan seterusnya akan mengisi kekosongan tersebut.
Hipotesis evolusi menyarankan bahawa semua yang sedang atau telah hidup berasal daripada organisma
yang lebih rendah atau kurang sempurna melalui proses turunan disertai dengan perubahan.Bukti-bukti
yang diutarakan oleh Darwin adalah seperti berikut menurut keutamaannya.
Bukti-Bukti Utama ialah :
a.
b.
c.
d.