Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
RUPTUR KISTA OVARIUM
A. DEFINISI
Kista ovarium merupakan sakus (kantung) berisi bahan cair atau semisolid yang terbentuk di dalam ovarium (gambar 1) atau di permukaannya.
Dapat saja terjadi pada pertumbuhan ovarium normal, atau pertumbuhan
abnormal. Sebagian besar kista ovarium merupakan proses jinak, tidak
bergejala, namun pada beberapa kasus menyebabkan nyeri, perdarahan
menstruasi abnormal atau siklus haid tidak teratur.1,2

Gambar 1. Kista ovarium3

Ruptur kista dan perdarahan kista ovarium merupakan keadaan yang dapat
menyebabkan hemoperitoneum signifikan dan membutuhkan intervensi
pembedahan

segera.

Walaupun

demikian,

protokol

standar

untuk

penatalaksanaan ruptur kista ovarium belum jelas hingga saat ini.4


B. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data penilitian di Amerika Serikat, umumnya kista ovarium
ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun
transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak,
dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.5
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada penyebaran umur
yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

Kejadian ruptur kista mencapai 80% yang ditemukan pada proses


pembedahan.4
C. KLASIFIKASI
1. Kista Fisiologis
Kista ini merupakan kista yang terbentuk selama masa ovulasi pada
siklus menstruasi normal. Pada siklus menstruasi normal, berkembang
folikel di ovarium (gambar 2) yang menyerupai kista yang biasanya
berukuran <4 cm yang hanya dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG. Biasanya kista fungsional akan berdegenerasi dengan
sendirinya setelah dua sampai tiga siklus menstruasi sehingga perlu
diobservasi.1,2,3

Gambar 2. Siklus ovarium6

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh wanita di usia


reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis
tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista fisiologis
diantaranya adalah kista korpus luteal, kista folikular (gambar 3), kista
teka-lutein bergantung pada asal jaringannya.1,2,3

Gambar 3. Kista follikular3

2. Kista Dermoid
Kista dermoid merupakan kista yang berisi beberapa variasi jaringan di
dalamnya seperti rambut, gigi, dan tulang.1,3
3. Kista Endometrium
Kista endometrium merupakan endometriosis yang berkembang di dalam
ovarium.

Endometriosis

merupakan

pertumbuhan

abnormal

sel

endometrium di luar cavum uteri yang berkembang di baik di dalam


ovarium maupun di permukaan ovarium yang menyebabkan nyeri selama
menstruasi atau selama berhubungan seksual.1
4. Kista Kistadenoma
Kistadenoma merupakan kista yang berkembang dari sel-sel yang berasal
dari permukaan ovarium.1
5. Penyakit Ovarium Polikistik
Penyakit ovarium polikistik merupakan kista yang berkembang dari kista
folikel yang menyebabkan penebalan dinding ovarium sehingga
menghambat terjadinya ovulasi dan berimplikasi pada infertilitas.1
D. ETIOLOGI
Ruptur kista dapat terjadi sebagai proses fisiologis siklus menstruasi,
akibat trauma, maupun penggunaan obat antikoagulan. Beberapa laporan
kasus menunjukkan bahwa ruptur kista dapat terjadi akibat trauma tumpul
pada abdomen.7,8
E. PATOFISIOLOGI
Secara fisiologis setiap siklus menstruasi terjadi ruptur folikel yang
menandai terjadinya ovulasi. Pada keadaan ini, akan terjadi perdarahan pada
ovarium yang menyebabkan peregangan dan nyeri. Sama halnya ketika
terjadi ruptur pada kista ovarian oleh beberapa sebab yang telah diuraikan di
atas maka akan memberikan gejala yang sama. Namun, pada kasus ruptur
kista yang menimbulkan hemoperitoneum akan memberikan gejala yang
lebih hebat seperti akut abdomen.7,8
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda yang ditemukan sama halnya dengan gejala kista
ovarium pada umumnya. Namun pada kasus ruptur, gejala yang ditimbulkan
lebih berat yaitu menyerupai akut abdomen disertai nyeri tekan di seluruh
abdomen bila sudah terjadi hemoperitoneum.7,8

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda vital dalam batas normal.
Nyeri tekan abdomen hebat. Pada keadaan tertentu bisa saja ditemukan
subfebris. Teraba massa di bagian adneksa.8
G. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang tepat. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan yaitu:
- Laparascopy/laparatomy
Selain untuk tindakan terapeutik, tindakan ini juga sebenarnya digunakan
-

sebagai media untuk diagnostik.8


Laboratorium
Dapat dilakukan pemeriksaan Hcg urine untuk menyingkirkan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu. Selain dapat diperiksa kadar CRP untuk

membedakan dengan torsi ovarium.8


Pencitraan
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan USG maupun CTscan untuk mendeteksi adanya hemoperitoneum dan kista ovarium.8

H. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana utama pada kasus ruptur kista yaitu tindakan pembedahan
laparatomy atau laparascopy sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut akibat peningkatan tekanan intraabdomen.8

Vous aimerez peut-être aussi