Vous êtes sur la page 1sur 6

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, dan
variabel yang digunakan terdiri dari :
1. Variabel bebas

: konsentrasi ekstrak kulit manggis.

2. Variabel tergantung

: stabilitas dan sifat iritatif sediaan bedak.

3. Variabel kontrol

: asal tanaman, waktu pengambilan, formula


bedak (face powder), spektrofotometer
UV-Vis, dan panjang gelombang.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Tempat penelitian ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu di Laboratorium
Teknologi Farmasi Universitas Sebelas Maret, Laboratorium Kimia
Universitas Sebelas Maret, dan B2P2TOOT Karanganyar, Jawa Tengah.
Waktu pelaksanaan penelitian dari Maret 2013- Mei 2013.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah toples kaca, neraca
analitik (Precisa Balance Series BJ), gelas ukur, blender, pengaduk kaca,
commit to(Bibby
user RE 200), spektrofotometer UVoven (Memmert), rotary evaporator

20

21
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Vis (UV mini-1240 Shimadzu, Japan), kuvet, gelas beker, cepuk atau
tempat bedak, mortir, cawan petri, stemper, sudip, pH meter (Lutron),
refrigerator (sanyo), dan alat pendukung lainnya.
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis (Garcinia
mangostana

L.), etanol 95% (CV. Agung Jaya), talk (PT. Brataco),

aquadest (Lab. Kimia), asam sitrat (PT. Brataco), natrium sitrat (PT.
Brataco), parafin cair (PT. Brataco), bolus alba (PT. Brataco), dan zn
stearat (CV. Agung Jaya).

D. PROSEDUR PENELITIAN
1. Determinasi Tanaman
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang akan digunakan
dalam penelitian ini sebelumnya dideterminasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa buah yang digunakan benar buah manggis dengan
mencocokan ciri-ciri morfologis yang ada pada tanaman manggis terhadap
kepustakaan.

Determinasi

akan

dilakukan

di

B2P2TOOT

Kab.

Karanganyar Jawa Tengah.


2. Preparasi sampel
Proses yang dilakukan pada preparasi sampel yaitu pemilihan kulit
buah manggis yang akan diekstrak kemudian dicuci dengan air mengalir
dan ditiriskan, kulit dihancurkan dengan blender kemudian dioven dengan
suhu 40C sampai kering.

commit to user

22
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3. Ekstraksi
Kulit buah manggis yang telah kering dimaserasi menggunakan pelarut
etanol 95 % selama 24 jam. Perbandingan sampel dan pelarut yang
digunakan (1:5) b/v. Ekstrak yang diperoleh disaring dan dikentalkan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 60C hingga berbentuk pasta.
4. Uji zat warna dari ekstrak kulit buah manggis
a. Uji organoleptik ekstrak kulit manggis.
Uji organoleptik ekstrak kulit manggis yang dilakukan dengan
mengamati warna, bau, tekstur, dan homogenitas (Soekarto, 1990).
b. Uji stabilitas terhadap warna ekstrak kulit manggis.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas zat warna dari ekstrak
kulit manggis dari berbagai pengaruh kondisi meliputi :
1) Pengaruh suhu
Ekstrak sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Larutan disaring dengan kertas saring dan dipanaskan pada suhu
35C, 50C, 65C, dan 80C selama 1 jam. Volume dikembalikan
ke volume awal dengan penambahan aquadest panas, kemudian
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 458 nm (Saraswati
& Astutik, 2011).
2) Pengaruh lama pemanasan
Ekstrak sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Larutan disaring dengan kertas saring dan dipanaskan pada suhu
80C selama 2 jam. Volume dikembalikan ke volume awal dengan
commit to user

23
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

penambahan aquadest panas. Setiap interval waktu 30 menit diukur


absorbansinya pada panjang gelombang 458 nm (Saraswati &
Astutik, 2011).
3) Pengaruh pH
Stabilitas ekstrak pigmen dibuat dalam 3 tingkatan keasaman
pH (3,0; 4,0; dan 5,0) ekstrak sebanyak 2 gram dilarutkan ke
dalam 100 ml buffer asam sitrat sesuai dengan variasi pH dan
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 458 nm (Saraswati
& Astutik, 2011).
4) Pengaruh kondisi lingkungan
Ekstrak disimpan pada suhu kamar dan pada suhu refrigerator,
selama 48 jam atau 2 hari. Ekstrak sebanyak 2 gram dilarutkan
dalam 100 ml aquadest. Setiap interval waktu 24 jam diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 458 nm (Saraswati &
Astutik, 2011).
5. Pembuatan sediaan bedak (face powder)
Pembuatan sediaan bedak menggunakan tiga formula yang berbeda.
Formula bedak dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel I.
Tabel I. Formula sediaan bedak (face powder)
Komposisi
F1 (%) b/b
Zat warna (ekstrak kulit buah manggis)
40,5
Talk
25,4
Zn stearat
14,6
Bolus alba
14,5
Parafin cair
5
Total
100

F2 (%) b/b
45,5
20,4
14,6
14,5
5
100

F3 (%) b/b
50,5
15,4
14,6
14,5
5
100

(Mitchell et al, 1970)


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

24
digilib.uns.ac.id

Langkah pertama pembuatan sediaan bedak adalah melakukan


penimbangan pada semua bahan yang dibutuhkan. Zat warna dari ekstrak
kulit buah manggis dan talk dimasukkan dalam mortir dan diaduk hingga
homogen. Parafin cair dimasukkan sedikit demi sedikit dalam mortir
kemudian diaduk hingga homogen. Zn stearat dan bolus alba dimasukkan
dalam mortir dan diaduk hingga homogen. Selanjutnya sediaan bedak
diayak dengan ayakan 100 mesh. Serbuk jadi dimasukkan dalam tempat
bedak.
6. Uji sediaan bedak
a. Uji organoleptik sediaan bedak
Uji organoleptik sediaan bedak yang dilakukan dengan mengamati
warna, bau, tekstur, dan homogenitas (Soekarto, 1990).
b. Uji stabilitas sediaan bedak
Uji dilakukan dengan meletakkan sediaan bedak pada 3 kondisi ruangan
yang berbeda yaitu penyimpanan dalam lemari es (4C), suhu kamar
(25C), dan suhu oven (40C) selama 4 minggu. Evaluasi yang
dilakukan meliputi warna, bau, tekstur, dan kestabilan (Indrawati,
2010).
7. Uji iritatif sediaan bedak
Uji ini diperlukan untuk mengetahui sifat iritatif dari sediaan bedak
yang terbuat dari pewarna kosmetik alami ekstrak kulit manggis.
Responden uji tempel adalah wanita berusia 20-30 tahun, berbadan sehat
jasmani dan rohani, tidak memiliki riwayat penyakit alergi atau reaksi
commit to user

25
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

alergi, dan menyatakan kesediaannya dijadikan sebagai responden uji


iritasi. Punggung tangan dan pipi responden diolesi dengan sediaan bedak
dan dibiarkan selama 6 jam. Setelah itu, diamati reaksi dari kulit
responden apakah timbul iritasi atau tidak (Anonim, 1985).
8. Uji pH bedak
Uji ini diperlukan untuk mengetahui apakah sediaan bedak sesuai
dengan pH kulit manusia sehingga pemakaian sediaan tidak mengiritasi
kulit. Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH
meter. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram
sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml aquades. Pengukuran dilakukan
sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula selama 4 minggu
(Tranggono dan Latifah, 2007).

E. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Analisa penelitian terhadap data yang terkumpul dilakukan secara
desktiptif yang disertai dengan tabel, gambar, dan pembahasan serta diambil
kesimpulan apakah sediaan bedak dengan pewarna alami kulit buah manggis
stabil secara fisik dan tidak bersifat mengiritasi terhadap kulit manusia.

commit to user

Vous aimerez peut-être aussi