Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Peggy Anna Theodora Ambarita 01044881517009
Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas tugas yang telah
C. Definisi
Berikut merupakan definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
1. Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arms length transaction).
2. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
D. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
entitas.Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau
dapat diterima.
E. Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini diterapkan secara terpisah pada
setiaptransaksi.Dalam kondisi tertentu kriteria diterapkan padakomponen-komponen
yang dapatdiidentifikasi secara terpisah dari suatutransaksi tunggal atau suatu transaksi
tidakdapat dilepaskan dari transaksi lainnya makadianggap sebagai transaksi tunggal.
F. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli;
2) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang
dijual;
3) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut; dan
5) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
diukur dengan andal.
G. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat
diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
1) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
3)
diperoleh entitas;
tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
4)
andal; dan
biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
Entitas mengungkapkan:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang
melibatkan pemberian jasa;
2. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
penjualan barang;
penjualan jasa;
bunga;
royalti;
dividen; dan
3. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
(a) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi atau peristiwa dan kondisi
lainnya yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan
(b) pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan
periode mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode
lalu tidak pernah terjadi.
D. Kebijakan Akuntansi
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau
kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut
menggunakan PSAK tersebut. SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu
diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material. Namun, hal yang tidak
tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK
untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan
atau arus kas.
SAk dilengkapi dengan pedoman untuk membantu entitas dalam menerapkan
persyaratan dalam SAK. Pedoman yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
SAK bersifat wajib diterapkan. Sementara pedoman yang bukan bagian tidak
terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan keuangan. Dalam hal
tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang:
a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai; dan
b) andal, dalam laporan keuangan yang:
menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisi
Dalam
Laporan Keuangan.
Dalam membuat pertimbangan, manajemen juga mempertimbangkan standar
akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi
lainnya yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan
standar akuntansi, literatur akuntansi lainnya dan praktik akuntansi industri yang
berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber pada paragraf sebelumnya.
2. Konsistensi Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara
spesifik mengatur atau mengizinkan kelompok item-item dimana kebijakan
akuntansi yang berbeda adalah hal yang mungkin sesuai dengan keadaan. Jika
suatu PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan semacam itu, maka
kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk
setiap kelompok.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan
keuangan entitas sepanjang waktu untuk mengidentifi kasi kecenderungan dalam
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan
akuntansi yang sama diterapkan pada setiap periode dan dari suatu periode
dengan periode berikutnya, kecuali suatu perubahan kebijakan akuntansi
memenuhi kriteria pada paragraf sebelumnya. Berikut ini bukan merupakan
perubahan kebijakan akuntansi:
1) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
2) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilaikembali aset sesuai dengan PSAK
16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan
dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai
dengan PSAK 16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
jumlah penyesuaian:
untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan, laba per saham dasar dan
dilusian;
(g) jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan,
sepanjang praktis; dan
(h) jika penerapan retrospektif disyaratkan tidak praktis untuk suatu periode
lalu tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang
mendorong ke keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
(c)
aktivitas bisnis.
Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan
LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan
andal. Perubahan estimasi akuntansi adalah:
(a) Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik
aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan
dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
(b) Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan
baru dan,
(c) Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai
berikut:
(a) Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi
tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau
ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
(b) Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui
secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahanestimasi akuntansi yang
berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis
untuk mengestimasi dampak itu. Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah
tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan hal
itu.
F. Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan
unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK jika
mengandung kesalahan material, atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu.
1. Kesalahan periode lalu
Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam
mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang
timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
dapat ditentukan;
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan
asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu tersebut;
atau
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan
estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan
secara obyektif informasi mengenai estimasi yang:
menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk
diterbitkan dari informasi lain.
e. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi)
selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi).
f. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
D. Incomes Tax
ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif
a. pajak penghasilan adalah pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dan pajak yang
dibayar oleh anak perusahaan , asosiasi atau bergabung dengan usaha distribusi
kepada investor .
b. beban pajak inccome (pendapatan) yang diakui dalam suatu periode adalah jumlah
dari pajak saat ini ditambah perubahan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
selama periode tersebut , tidak termasuk pajak diakui di luar laba rugi atau timbul
dari combintion(pergabungan) bisnis .
c. pajak kini merupakan jumlah hutang (recoverable) pajak penghasilan sehubungan
dengan laba kena pajak (rugi) untuk periode
b. pajak tangguhan diakui untuk estimasi pengaruh pajak masa depan perbedaan
temporer , saldo rugi fiskal yang dilakukan ke depan dan kredit pajak yang tidak
terpakai dilakukan ke depan .
c. Perbedaan temporer adalah perbedaan antara bas pajak aset atau kewajiban dan
jumlahnya tercatat dalam laporan keuangan
d. kewajiban pajak tangguhan tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal goodwill
e. kewajiban pajak tangguhan (aset) tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal aset
atau kewajiban dalam suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha , dan pada
saat transaksi mempengaruhi laba akuntansi tidak atau laba fiskal
f. pajak tangguhan tidak diakui dalam hal investasi di anak perusahaan, asosiasi dan
joint venture jika kondisi tertentu terpenuhi
g. aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa hal itu akan
terwujud
h. pajak penghasilan diukur berdasarkan tarif yang berlaku pada tanggal pelaporan.
i. pajak tangguhan didasarkan pada cara yang diharapkan penyelesaian (kewajiban)
atau pemulihan (aset)
j. pajak tangguhan diukur secara didiskontokan.
k. pajak tangguhan diklasifikasikan sebagai om-saat dalam sebuah pernyataan
diklasifikasikanmenempatkan keuangan
l. pajak penghasilan yang terkait dengan item yang diakui di luar laba atau rugi
sendiri diakui di luar laba atau rugi
E. Revenue (Pendapatan)
ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif:
a. Pendapatan diakui hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal
b. pendapatan termasuk masuknya bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh entitas
untuk kepentingan sendiri. dalam hubungan badan, jumlah yang dikumpulkan atas
nama kepala sekolah tidak diakui oleh agen .
c. ketika pengaturan mencakup lebih dari satu komponen, mungkin perlu untuk
memperhitungkan pendapatan disebabkan setiap komponen secara terpisah
d. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat entitas telah mentransfer risiko
signifikan
dan
manfaat
kepemilikan
kepada
pembeli
dan
tidak
lagi
DAFTAR PUSTAKA
KPMG (2011). Insights ino IFRS, 8th ed. Thomson Reuters and Sweet & Maxwell.
Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK) nomor 23 tahun 2009.
Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK) nomor 25 tahun 2009.
Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK) nomor 46 tahun 2009.