Vous êtes sur la page 1sur 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny SP1001 Ab000 POST PARTUM

SPONTAN BELAKANG KEPALA HARI KE-2


DI BPS NyH WONOSARI - MALANG
Tanggal 7 Januari 2008

Laporan Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan II Semester V

Disusun oleh :
FEBRIANA ARITA
05.173

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES


MALANG
2008

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA

: FEBRIANA ARITA

NIM

: 05.173

JUDUL

: Asuhan Kebidanan Pada Ny S P1001 Ab000 Post Partum Spontan


Belakang Kepala Hari Ke dua Di Bps NyH Wonosari - Malang

Wonosari,

Januari 2008

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Rizki Akbarani, Amd. Keb.

Munasri, Amd. Keb.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat


dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Kebidanan pada Ny S P1001 Ab000 Post Partum spontan belakang kepala hari
kedua Di Bps NyH Wonosari Malang.
Dalam menyelesaikan LaporanAsuhan kebidanan ini, penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada :
1.

dr. Djabro Widarto, SpOG, selaku Dekan Akademi Kebidanan Kendedes


Malang.

2. Sri Untari, Amd. Keb, Spd, selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes
Malang.
3. Munasri, Amd. Keb, selaku pembimbing klinik.
4. Rizki Akbarani, Amd. Keb, selaku dosen pembimbing akademik.
5. Nanik Qurrota Akyunin, SST, selaku wali kelas
6. Orang tua dan teman-teman

yang

selalu memberikan

dukungan,

membimbing dan membantu dalam penyelesaian laporan ini.


Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
demi memperoleh hasil laporan yang baik. Penulis juga berharap laporan ini dapat
bermanfaat.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan nifas merupakan perawatan lebih lanjut bagi wanita sesudah
melahirkan anak. Nifas dalam bahasa Indonesia kemungkinan diambil dari
bahasa Arab, yaitu suatu istilah untuk kaum ibu setelah melahirkan.
Waktu tertentu setelah melahirkan ini mendapat istilah khusus, karena
dalam waktu ini ibu memerlukan perawatan bantuan dan pengawasan demi
pemulihan kesehatan seperti sebelum melahirkan.
Memulihkan kesehatan disini bukan berarti mengembalikan kesehatan
umum saja yang dapat dikatakan mendapat gangguan sehingga kesehatan itu
menurun selama ibu hamil dan waktu melahirkan, akan tetapi pada waktu ini
terjadi pula pengembalian organ yang mengalami perubahan pada waktu
kehamilan, terutama alat kelamin bagian dalam.
Alat kelamin bagian dalam yang akan kembali seperti keadaan dan
fungsi semula ialah rahim atau uterus, dan indung telur atau ovarium. Dalam
kehamilan, utrus ini menjadi lebih besar hingga dapat memberi tempat bagi
janin, uri dan air ketuban. Ddalam masa nifas rahim dan ovarium mengalami
perubahan sehingga kembali ke dalam keadaan dan fungsinya semula.
(Ibrahim, Cristina, K996 :189)
1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Kebidanan diharapkan mampu melakukan
asuhan pada ibu nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan
menurut metode Varney.

1.2.2

Tujuan Khusus

Diharapkan

mahasiswa

kebidanan

dapat

menerapkan

manajemen varney dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a.

Melakuk
an pengkajian (pengumpulan data) pada klien dengan nifas
fisiologis.

b.

Menentu
kan identifikasi masalah (diagnosa)

c.

Melakuk
an dan menentukan antisipasi masalah potensial.

d.

Melakuk
an identifikasi kebutuhan segera.

e.

Menentu
kan rencana Asuhan Kebidanan disertai rasional dan
intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan
pada klien dengan nifas fisiologis.

f.

Mengev
aluasi keaktifan dan keberhasilan dari asuhan yang
diberikan pada klien dengan nias fisiologis.

1.3 Manfaat
a.

Mahasis
wa dapat membantu dalam peningkatan pelayanan kesehatan secara
langsung nantinya, sehingga mampu meningkatkanderajat kesehatan
secara umum.

b.

Mahasis
wa mampu melakukan asuhan pada masa nifas.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat waktu dan kemampuan pnulis yang

terbatas, maka

penulisan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan nifas fisiologis,


1.5 Metode Penulisan
a. Studi kepustakaan

Dalam penyusunan laporan ini, sebagai pedoman maka penyusun


membekali diri dengan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan
dengan perawatan ibu nifas fisiologis.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung kepada klien atau tenaga
kesehatan yang lain tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar
belakang masalah kesehatan klien, sehingga dapat memberikan
intervensi yang tepat sesuai dengan diagnosa dan masalah.
c. Observasi
Melalui pengamatan secara langsung dan pemeriksaan fisik yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
d. Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien terhadap program pengobatan
dan perawatan melaluicatatan medik atau catatan keperawatan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Tujuan

1.3

Manfaat

1.4

Batasan Masalah

1.5

Metode Penulisan

1.6

Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1

Pengertian Nifas

2.2

Involusi Alat-Alat Kandungan

2.3

Perwatan Pasca Persalinan

2.4

Pemeriksaan Post Natal

2.5

Asuhan Post Partum

2.6

Kebutuhan Ibu Dalam Msa Nifas

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1

Pengkajian

3.2

Identifikasi Masalah

3.3

Antisipasi Masalah Potensial

3.4

Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5

Pengembangan Rencana Dan Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1

Kesimpulan

5.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN NIFAS

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai perslainan


sampai selesai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa
nifas yaitu 6-8 minggu.
(Rustam Mochtar, 1998 : 15)

Puerperium (nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk


pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Sulaiman, 1993 : 315)

Masa puerperium atau masa nifas setelah partus selesai, dan berakhir kirakira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Wiknjosastro, hanifa, 2002 : 237)

Nifas dibagi dalam 3 periode :


1.

Puerperium Dini yaitu kepulihan diman ibu telah diperbolehkan


berdiri danberjalan-jalan. Dianggap telah boleh bekerja selama 40
hari.

2.

Puerperium Intermedial yaitu kepedulian menyeluruh alat-alat


genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3.

Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan


sehat sempurna terutama bila selama hamil atau persalinan
mempunyai

komplikasi. Waktu

untuk sehat

sempurna

bias

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.


4.

Kejadiankejadian dalam waktu nifas :


-

Involusia : pulihnya keadaan alat kandungan ke


keadaan sebelum

Laktasi

hamil.

: pembentukan ais susu ibu.

2.2 INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN


1. Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.
2. Bekas implantasi
Placenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan
diameter 7,5 cm, sesdah 2 minggu 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm
dan akhirnya pulih.
3. Luka-luka
Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
4. Rasa sakit
Yang disebut after pains (meriang atau mulas-mulas) disebabkan
kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu
diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu
menggangu dapat diberikan obat-obat anti sakit atu mulas.
5. Lochea
Adalah airan secret yang brasal dari avum uteri dan vagina dalam masa
nifas :

lochea rubra (eruenta) berisi darah segar sisa-sisa selaput ketuban,


sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekoneum, selama 2
hari pasca persalinan.

Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan


lender, hari ke 3-7 pasca persalinan.

Lochea alba cairan putih setelah 2 minggu.

6. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang terdapat
perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bias masuk
rongga rahim, setelah 2 jam dpat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya
dapat dilalui 1 jari.

7. Ligament-ligament
Ligament, fasia dan diafragma perut yang meregang pada waktu
persalinan setelah bayi lahir, secara berangsur0angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jauh ke belakang dan menjadi
retrofleksi. Karena ligamentum rotundum menjadi kendor setelah
melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berkusuk atau
berurut dimana waktu dikusuk tekanan indodomen bertambah tinggi,
karena setelah melahirkan ligamenta, fasia dan jaringan penunjang
mnjadi kendor, jika dilakukan urut banyak wanita akan mengeluh
kandungannya turun atau terbalik. Untuk memulihkan kembali
sebaiknya dilakukan latihan- latihan pasca persalinan.
(Rustam Mochtar, 1998 : 116)
2.3 PERAWATAN PASCA PERSALINAN
1. Mobilisasi
Karena lelah setelah bersalin, ibu harus beristirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca peralinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan
dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli,

pada hari ke-2 diperbolehkan uduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari ke-4
atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi
tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buahbuahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang- kadang
wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekanoleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi sphingterani selesma persalinan,
juga karean adanya edema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan sulit kencing, sebaiknya
dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar hendaknya dilakukan 3-4 hari pasc persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan menjadi obstipasi apa lagi berak keras
dan dapat diberikan obat laksan peroral atau perrektal. Jika belum bias
dilakukan klisma.
5. Perawatan Payudara
Perawatan mamae tealh dimulai sejak waktu hamil supaya putting susu
lemas, tidak kras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Sebaiknya putting susu dibersihkan dengan air masak, tiap kali sebelum
dan sesudah menyusui bayi
6. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktrasi dari kehamilan telah terjadi perubahanperubahan pada kelenjar mammae yaitu :
-

Proliferasi jaringan ada kelenjar-kelenjar dan jaringan


lemak bertambah.

Kelenjar cairan susu menonjol dari duktus laktiferus


disebut colostrums, berwarna kuning putih susu.

Hypervakularisasi pada permukaan dan bagian dalam,


dimana vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Setelah persalinan, pengaruh supresi esterogen dan


progesterone hilang. Maka timbul pengaruh hormone
laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang
air

susu.

Disamping

itu,

pengaruh

oksitosin

menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi


sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak setelah
2-3 hari pasca persalinan.
7. Pemeriksaan Pasca Persalinan
Bagi wanita dengan persalinannormal hal ini baik dan dilakukan
pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun bagi wanita
dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk control seminggu
kemudian.
(RustamMochtar, 1998 :117)
2.4 PEMERIKSAAN POST NATAL
a. Pemeriksaan umum

tekanan
darah, nadi, keluhan-keluhan yang dirasakan
dan sebagainya.

b. Keadaan umum

suhu
badan, selera makan, dan lain-lain.

c. Payudara

ASI,
putting susu

d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum


e. Secret yang keluar, misal lochea, flour albus.
f. Keadan alat-alat kandungan.
(Saifuddin, 2001 : 110)
2.5 ASUHAN POST PARTUM
1. Mencegah 6-8 jam setelah persalinan
-

Mencegah perdarahan masa nifas

Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

Memberikan konseling pada ibu atau pada salah satu anggota


keluarga bagaimana mencegah perdarahan pada masa nifas.

Pemberian ASI awal

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Asuhan 6 hari setelah persalinan


-

Memastikan involusi uterus berjalan normal

Menilai adanya tanda-tanda infeksi

Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan


tanda-tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayio, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merwat bayi sehari-hari.

3. Asuhan 6 minggu setelah persalinan


-

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi


alami

Memberikan konseling untuk KB secara mandiri


(Ibrahim. Cristina, 1996 : 205)

2.6 KEBUTUHAN IBU DALAM MASA NIFAS


1. Dukungan
-

Dukungan dri petugas yang memberikan Asuhan Kebidanan.

Dukungan emosional dan psikologis dari suami dan keluarga.

Dukungan membantu dan menyelesaikan tugas-tugas di rumah

Dukungan melalui cuti hamil

2. Informasi dan konseling


Diperlukan mengenai :
-

Pengasuh dan pemberian ASI

Perubahan fisik

Tanda-tanda infeksi

Asuhan

diri

sendiri,

kontrasepsi dan gizi.

kebersihan

danpenyembuhan,

seksual,

Pemberian imunisasi pada bayi, dalam minggu pertama bayi diberi


imunisasi Hepatitis 1 dan seterusnya sesuai jadwal imunisasi.
(Sastrawinata, Sulaiman, 1983 : 75)

2.2 Tinjauan Teori Manajemen Varney


I.

Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri / Suami

: Untuk mengetahui identitas.

Umur

: Untuk

mengetahui

umur

pasien,

menentukan konseling dan resiko.


Pendidikan

: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan


yang digunakan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.

Pekerjaan

: Untuk menggetahui status ekonomi dan


aktifitas ibu.

Alamat

: Untuk

mengetahui

pasien

sehingga

tempat

tinggal

memudahkan

kunjungan rumah.
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke puskesmas.
3. Keluhan Utama
Perubahan pada haid seperti mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan dan penambahan berat badan.
4. Riwayat Haid
Untuk mengetahui keadaan alat kontrasepsi pasien.
5. Riwayat Pernikahan
Menikah

: ...... kali

Lama menikah

: ...... tahun

Umur pertama menikah : ...... tahun


Jumlah anak

: ......

6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit


menular, kronis maupun turunan.
7. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita suatu penyakit
menular ataupun kronis pada saat itu.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah anggota keluarga dari pasien ada
yang menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit
keturunan.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah terjadi komplikasi selama ibu hami,
bersalin dan nifas serta apakah ibu menyusui atau tidak.
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB apa yang dipakai ibu sebelumnya.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui apakah kebiasaan ibu bertentangan dengan
kesehatan.
12. Data Psikologis
Untuk mengetahui kekhawatiran ibu mengenai KB.
13. Data Sosial Budaya
Untuk

mengetahui

budaya

yang

dapat

mempengaruhi

pemilihan KB.
14. Data Spiritual
Untuk mengetahui keyakinan pasien mengenai hal-hal yang
berkaitan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran umum : Baik
b. Kesadaran

: Composmentis / somnolen / apatis

c. Tanda-tanda vital :
TD

: 110 / 70 120 / 80 mmHg

: 80 100 x / menit

: 16 24 x / menit

: 365 3720C

d. Berat badan sekarang


2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut

: Untuk mengetahui kebersihan dan rontok


atau tidak.

Muka

: Pucat atau tidak, flek atau tidak.

Mata

: Simetris atau tidak, konjungtiva pucat atau


tidak sklera ikterus atau tidak.

Hidung

: Ada pernafasan cuping hidung atau tidak.

Dada

: Puting

menonjol

atau

tidak,

hiperpigmentasi areola mammae atau tidak.


Abdomen

: Untuk mengetahui adanya tanda-tanda


kehamilan.

Genetalia

: Terdapat condiloma akuminata ada / tidak.

Ekstermitas : Atas

: Pergerakan bebas atau tidak,


cacat atau tidak, oedema atau
tidak.

Bawah : Pergerakan bebas atau tidak,


oedema atau tidak, varices atau
tidak.
b. Palpasi
Leher

: Teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena


jugolaris atau tidak.

Dada

: Ada benjolan abnormal atau tidak, ada nyeri


tekan atau tidak.

Abdomen : Ada nyeri tekan atau tidak, ada benjolan


abnormal atau tidak.

c. Auskultasi
Dada
d. Perkusi
II.

: Ada ronchi atau wheezing atau tidak.


: Reflek patella +/-

Identifikasi Diagnosa Masalah


Dx

: Ny . P.. Ab. Post Partum Spontan Belakang Kepala Hai ke- 2

Ds

Do

: Tekanan darah : 110 / 70 120 / 180 mmHg


Nadi

: 80 90 x / menit

Pernafasan

: 20 30 x / menit

Suhu

: 36 370C

III. Identifikasi Masalah Potensial


Masalah yang dapt ditimbulkan dari pemasangan Implant
IV.

Identifikasi Kebutuhan Segera


Lakukan konseling melalui komunikasi, informasi dan edukasi.

V.

Intervensi

1. Lakukan pendekatan therapeutic pada ibu


R/ Dengan pendekatan therapeutik diharapkan terjalin kepecayaan dan
kerjasama yang baik antara bidan dengan pasien.
2. menjelaskan pada ibu mengenai kondisinya
R/ Ibu dan keluarga lebih tenang dan proaktif dalam asuhan.
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
R/ Pemulihan tenaga ibu setelah persalinan.
4. Menganjurkan pada ibu untuk makanan dengan gizi seimbang
R/ Mengganti energi yang hilang dan mempersiapkan produksi ASI.
5. Palpasi kandung kemih, pantau tinggi fundus dan lokasi serta jumlah
aliran lochea.
R/ Peningkatan suhu dapat memperberat dehidrasi, takikardia dapat
terjadi, penurunan TD mungkin tanda lanjut dari kehilangancairan

berlebihan. Aliran plasma ginjal, yang meningkatkan 25% -50%


selama periode pranatal, tetapi tinggi pada minggu pertama
pascapartum, mengakibatkan peningkatan pengisian kandung kemih.
Distensi kandung kemih, yang dapat dikaji dengan derajat posisi
perubahan uterus menyebabkan peningkatan relaksasi uterus dan
aliran lochea.
6. Mengajarkan cara perawatan payudara pada masa nifas.
R/ Perawatan payudara dapat memperlancar produksi ASI dan
mencegah pembengkakan payudara.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bendungan ASI.
R/ Deteksi dini komplikasi nifas oleh karena pembengkakan

payudara.

8. KIE pentingnya menyusui.


R/ Pemberian ASI dapat mempercepat involusi uterus dan memenuhi
gizi yang dibutuhkan bayi.
9. Membimbing cara menyusui.
R/ Cara menyusui yang benar dapat mengurangi resiko bayi tersedak.
10. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi.
R/ Kesulitan berat/lama dapat memerlukan intervensi tambahan.
Pemilihan terapi obat tergantung pada apakah kontrol jangka panjang
atau pendek diperlukan.

VI.

Implementasi
Pelaksanaan dari intervensi.

VII. Evaluasi
Mengacu pada hasil implementasi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 07 Januari 2008
Jam

: 13.00 WIB

A.

Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu

: Ny. S

Nama suami : TnA

Umur

: 25 tahun

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Suku/Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan : -

Penghasilan

:Rp 500.000,-/bln

Alamat

Alamat

:Sumbertempur

: IRT
: Sumbertempur

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan di kemaluannya.
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
darah tinggi, kencing manis, asma, maupun penyakit menular,
seperti TBC, penyakit kuning, penyakit kelamin. Ibu mengatakan
tidak pernah operasi.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti
darah tinggi, kencing manis, asma, maupun penyakit menular
seperti TBC, penyakit kuning, penyakit kelamin.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma,
maupun penyakit menular seperti TBC, penyakit kuning, penyakit
kelamin, serta tidak aa keturunan kembar.
6. Riwayat Haid
Menarce

: 13 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama

: 6 hari

Dismenorhea : 1-2 hari pertama haid


Fluor Albus

: kadang-kandang

Jumlah

: 1-2 tella/hari pada hari pertama, hari ke-2 sampai


selesai 1 tella.

7. Riwayat Perkawinan
-

Ibu menikah

: -

1 kali

Suami menikah

: -

Lama menikah

Pada usia 20 tahun


1 kali
Pada usia 25 tahun

: 1 tahun

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Kehamilan

1.

Persalinan

Sua Ham UK

Penol

mi

il ke

ong

9 bln

Bidan

Cara

Anak
Penyu

Sex

BBL

lit
normal

2800gr

KE

Nifas

H/T/ Ma

Hidup Hari

Me

I/A

ti

Umur

nyu

2 hari

sui

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan sekarang


a. Kehamilan
Trimester I

Ibu

mengalami

mual-muntah,

ibu

memeriksakan kandungannya 1 kali tiap


bulan. Ibu mendapatkan multivitamin,
tablet penambah darah dan oabat anti
mual.
Trimester II

Ibu mengatakan periksa ke bidan tiap 1


bulan, pada usia kehmilan 6 bulan ibu
mulai

merasakan

gerakan

janin.

Ibu

mendapat sutik TT pada usia kehamilan 4


bulan. Ibu mendapatkan tablet tambah
darah dan vitamin.
Trimster III

Ibu mengatakan sejak hamil 7 bulan ibu


memeriksakan

kandungannya

tiaap

minggu sekali, ibu mendapatkan vitamin


dan tablet tambah darah. Pada usia
kehamilan

bulan,

ibu

mengatakan

perutnya mules, dan kenceng-kenceng


semakin lama semakin sering dan seperti
orang mau BAB. Oleh keluarga ibu
dibawa kerumah bidan.
b. Persalinan
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 06-012008 ditolong oleh bidan.bayi lahir langsung menangis,

plasenta lahir 10 menit setelah bayi lahir, dan plasenta lahir


dengan lengkap.
Data Bayi : -

Jenis Kelamin

: laki-laki

Berat Badan

: 2800 gram

Panjang Badan

: 47 cm

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah mengikuti KB. Ibu
belum merencanakan KB selanjutnya.

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari


POLA
Nutrisi

Saat Hamil
Setelah Melahirkan
Ibu mengatakan selama hamil Saat pengkajian ibu sudah
makan 3x sehari porsi 1 makan komposisi nasi, sayur,
piring, menu terdiri dari nasi, lauk dan buah.
sayur, lauk, kadang-kadang
disertai buah.

Eliminasi

Minum

air

putih 6-7 gelas / hari


BAB 1-2x sehari dengan BAB 1-2x sehari dengan
konsistensi

lunak,

warna konsistensi

kuning, bau khas.

warna

kuning, bau khas.

BAK 4-5x sehari, warna


Istirahat

lunak,

BAK 3-4x sehari, warna

kuning, bau khas.


kuning, bau khas.
tidur siang 2 jam/hari, jam tidur siang 2 jam/hari, jam
13.00-15.00 WIB dan tidur 13.00-15.00 WIB dan tidur
malam 7-8 jam/hari, jam malam 7-8 jam/hari, jam
21.00-04.00 WIB

21.00-04.00 WIB.
Tidak pernah lelap karena

Personal

Ibu

mandi

2x

menyusui bayinya.
sehari, Ibu mandi 2x

sehari,

Hygiene

memakai sabun, gosok gigi memakai sabun, gosok gigi


2x sehari, ganti baju dan 2x sehari, ganti baju dan
celana

dalam

tiap

habis celana

dalam

tiap

habis

mandi,keramas 3x seminggu mandi,keramas 3x seminggu


Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu sudah bisa miring

Aktifitas

rumah tangga di rumahnya kekanandan


seperti mencuci, memasak, Waktu

kiri,

luang

duduk.

digunakan

membersihkan rumah. Waktu untuk tiduran.


luang

digunakan

untuk

menonton TV
12. Data Psikologis, Sosial, Budaya dan Spiritual.

Psikologis
- Status emosi :

ibu

merasa

senang

dan

bahagia

atas

kelahiran anak pertamanya


- Reaksi dan persepsi ibu terhadap bayinya : sangat diharap
dan bahagia.

Sosial
- Ibu tinggal bersama suami
- Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik dibuktikan
banyaknya keluarg dan tetangga yang menjenguk.

Budaya
- Ibu tidak melakukan pantangan makan apa-apa, tidak tarak.
- Ibu melakukan selamatan 7 bulanan adat Jawa.
- Ibu tidak merokok dan minum-minuman keras

Spiritual
Ibu beragama Islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu setiap
hari.

B.

Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : Baik

Kesadaran

: Composmentis.

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu

: 365 oC

BB

: 47 kg

TB

: 150 cm

2. Pemeriksaan Fisik :
a.

Inspeksi :

Kepala

: Bersih, tidak ada ketombe, rambut warna


hitam dan tidak ada benjolan abnormal..

Wajah

: Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada


cloasma gravidarum, ekspresi wajah ibu
tenang.

Mata

: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera


tidak kuning, penglihatan baik.

Telinga

Bersih,

simetris,

tidak

ada

pengeluaran serumen, tidak ada gangguan


pendengaran

Hidung

Bersih, tidak ada polip, tidak


ada pengeluaran sekret.

Mulut

Mukosa bibir lembab, tidak ada


stomatitis, gigi tidak caries

Leher

tidak

tampak

pembesaran

tyroid, vena Jugularis dan kelenjar limfe

Dada

simetris, tidak ada retraksi,


pernafasan spontan

Ketiak

: kebersihan cukup, tidak ada pembesaran


kelenjar limfe.

Payudara

: membesar, tegang, hyperpygmentasi aerola


mammae,

pembesaran

kelenjar

montgomery, puting susu menonjol, ASI


sudah keluar +/+.

Abdoment

perut masih membesar, tidak


tampak adanya bekas operasi, terdapat
linea nigra dan linea alba, terdapat striae
lividae dan striae gravidarum.

Genetalia

: tampak pengeluaran lochea rubra (1 hari =


1 tella) warna kemerahan, konsistensi agak
kental, bau khas, tedapat jahitan perineum
yang masih basah dan tertutup kain kassa,
tidak bengkak.

Pelipatan paha :

kebersihan cukup, tidak ada


pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
hernia inguinalis.

Ekstermitas

: Atas

: simetris,

tidak

oedema,

pergerakan baik
Bawah

: simetris, tidak oedema, tidak


varises, pergerakan baik

Anus

: kebersihan cukup, tidak ada haemoroid

b. Palpasi :

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar


thyroid, kelenjar limfe maupun vena
jugularis

Payudara

tidak ada benjolan pada


mammae kanan dan kiri, ASI sedikit
keluar.

Ketiak

tidak ada pembsaran kelenjar


limfe

Abdomen

: TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus


baik, tidak teraba benjolan abnormal pada
abdomen, kandung kemih kosong.

Pelipatan paha :

tidap ada pembesaran limfe,


tidak ada hernia inguinalis.

Ekstremitas

: Atas

: tidak oedema

Bawah: tidak oedema


c. Auskultasi :

Dada

: Tidak terdengar ronchi dan wheezing

Perut

: bising usus (+) frekuensi =16 x/menit

d. Perkusi :
Kaki

: Reflek patella + / +

e. Data bayi :
-

Jenis kelamin

: laki-laki

Berat badan

: 2800 gram

Panjang badan : 47 cm

Apgar Score

II.

: 6-7

IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA


Diagnosa

: Ny S P1001 Ab000 Post Partum Spontan Belakang Kepala


Hari Ke-2.

DS

: Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya yang pertama


secara normal pada tanggal 06 Januari 2008 ditolong oleh
bidan..
Ibu mengatakan bahagia dan senag telah melahirkan anak
pertamanya.

DO

Keadaaan Umum

Kesadaran

Tekanan Darah

Nadi

: Baik
: composmentis
: 110/70 mmHg
: 80 x/menit

Suhu

Respirasi Rate

Inspeksi

: 365 oC

: 20 x/menit
:

Payudara

: membesar, tegang, hyperpygmentasi aerola


mammae,

pembesaran

kelenjar

montgomery, puting susu menonjol, ASI


sedikit keluar.

Abdoment

perut masih membesar, tidak


tampak adanya bekas operasi, terdapat
linea nigra dan linea alba, terdapat striae
lividae dan striae gravidarum.

Genetalia

: tampak pengeluaran lochea rubra warna


kemerahan, konsistensi agak kental, bau
khas, tedapat jahitan perineum yang masih
basah dan tertutup kain kassa, tidak
bengkak.

Palpasi

Abdomen

: TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus


baik, tidak teraba benjolan abnormal pada
abdomen, kandung kemih kosong.

Masalah

: Nyeri pada luka jahitan perineum

DS

: Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan kemaluannya.

DO

: - tampak jahitan pada perineum


- wajah ibu tampak kesakitan saat bergerak.

III.

ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Bendungan ASI

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V.

INTERVENSI
Tujuan

: Setelah dilakukan Asuhan diharapkan masa nifas ibu


berlangsung dengan normal.

Kriteria Hasil

Keadaaan Umum

Kesadaran

Tekanan Darah

Nadi

Respirasi Rate

Involusi uterus berlangsung normal.

Perdarahan/ lochea normal.

: Baik
: composmentis
: 100 /80 - 120 /80 mmHg
: 60-90x/menit
: 16-24x/menit

INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan therapeutic pada ibu
R/ Dengan pendekatan therapeutik diharapkan terjalin kepecayaan
dan kerjasama yang baik antara bidan dengan pasien.
2. menjelaskan pada ibu mengenai kondisinya
R/ Ibu dan keluarga lebih tenang dan proaktif dalam asuhan.
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
R/ Pemulihan tenaga ibu setelah persalinan.
4. Menganjurkan pada ibu untuk makanan dengan gizi seimbang
R/ Mengganti energi yang hilang dan mempersiapkan produksi ASI.
5. Pantau TTV, palpasi kandung kemih, pantau tinggi fundus dan lokasi
serta jumlah aliran lochea.
R/ Peningkatan suhu dapat memperberat dehidrasi, takikardia dapat
terjadi,

penurunan

kehilangancairan

TD

berlebihan.

mungkin

tanda

lanjut

dari

Aliran

plasma

ginjal,

yang

meningkatkan 25% -50% selama periode pranatal, tetapi tinggi


pada minggu pertama pascapartum, mengakibatkan peningkatan
pengisian kandung kemih. Distensi kandung kemih, yang dapat
dikaji dengan derajat posisi perubahan uterus menyebabkan
peningkatan relaksasi uterus dan aliran lochea.
6. Mengajarkan cara perawatan payudara pada masa nifas.
R/ Perawatan payudara dapat memperlancar produksi ASI dan
mencegah pembengkakan payudara.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bendungan ASI.
R/ Deteksi dini komplikasi nifas oleh karena pembengkakan
payudara.
8. KIE pentingnya menyusui.
R/ Pemberian ASI dapat mempercepat involusi uterus dan
memenuhi gizi yang dibutuhkan bayi.
9. Membimbing cara meneteki.
R/ Cara meneteki yang benar dapat mengurangi resiko bayi
tersedak.
10. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi.
R/ Kesulitan berat/lama dapat memerlukan intervensi tambahan.
Pemilihan terapi obat tergantung pada apakah kontrol jangka
panjang atau pendek diperlukan.
Masalah

: Nyeri pada luka jahitan perineum

Tujuan

: Setelah diberikan asuhan diharapkan rasa nyeri


berkurang

Kriteria hasil

: -

Ibu tenang

- Nyeri berkurang
- Ibu dapat melakukan teknik relaksasi
- Penyembuhan luka berjalan dengan baik
INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri
R/ ibu tenaang dan kooperatif terhadap asuhan
2. Ajarkan teknik relaksasi

R/ relaksasi dapat melancarkan suplai O2 ke jaringan sehingga


peredaran darah lancar dan nyeri berkurang
3. Melakukan teknik distraksi
R/ dengan mengalihkan perhatian maka rasa nyeri dapat sedikit
terlupakan.
4. Melakukan perawatan luka.
R/ perawatan luka yang baik dapat mempercepat penyembuhan
luka..
5. Mengajarkan personal hygiene pada ibu
R/ pencegahan infeksi..
VI.

IMPLEMENTASI
Tanggal

: 07-01-2008

Jam

: 12.00 WIB

1. Melakukan pendekatan therapeutic dengan anamnesa keluhan yang


dirasakan ibu.
2. Memberikan hasil pemeriksaan :

Konsistensi rahim keras pemulihan organ tubuh ibu berlangsung


normal.

3. Menyarankan pada ibu untuk beristirahat sekurang-kurangnya 8 jam


sehari.
4. Mengajarkan ibu untuk tidak pantang makana, kecuali makanan pedas
yang harus dihindari.
5. Melakukan pemantauan TTV, kandung kemih, TFU dan lochea.

Tekanan Darah

Suhu

/70 mmHg

: 3-

Nadi

65 oC

Kandung kemih

80x/menit

Respirasi Rate
20x/menit

kosong
:

TFU

: 2

jari

pusat

bawah

Lochea : rubra ( 1hari = 1


tella)

6. Menganjarkan cara perawatan payudar pada masa nifas.


a. Persiapan alat

Kom kecil

Waslap

Kassa

Handuk 2 buah

Minyak kelapa / baby oil

BH yang menopang.

Air

hangat

dan

dingin

dalam kom
b. Langkah-langkah perawatan payudara

Mencuci tangan

Puting susu dikompres dengan kapas yang sudah diberi minyak


2 menit.

Puting dibersihkan dari kerak-kerak.

Melicinkan kedua telapak tangan dengan minyak, tempatkan


kedua telapak tangan diantara kedua paudara.

Arah urutan dimulai kearah atas kemudian samping (telapak


tangan kanan menuju sisi kanan, telapak tangan kiri kearah sisi
kiri).

Arah gerakan terakhir adalah melintang dibawah payudara,


kemudian payudara dilepas serta diguncang.

Satu telapak tangan menopang payudara sedangkan tangan


lainnya dengan menggunakan sisi jari kelingking mengurut
payudara dari pangkal/atas kedaerah puting susu 10-15 kali.

Satu telapak tangan menopang payudara tangan lainnya


menggenggam dengan menggunakn persendian jari-jari tangan

mengurut payudara dari pangkal menuju keputing susu sebanyak


10-15 kali.

Mengguyur payudara dengan air hangat kemudian dingin secara


bergantian, sambil payudara diketuk-ketuk dengan jari tangan
sebanyak 5 kali.

Pakailah BH yang menopang payudara, agar setelah masa


menyusui payudara tidak kendor/menggelantung.

7. Memberitahu tanda bendungan ASI.

Nyeri dan bengkak pada payudara 3-5 hari pasca bersalin.

Tanda-tanda mastitis :

Payudara merah, bengkak

Meradang

Infeksi

Umumnya hanya satu sisi

Terjadi 3-4 minggu nifas

8. Menjelaskan pentingnya menyusui.

Bagi Ibu :
-

Rangsangan hisapan bayi dapat merangsang kontraksi uterus


sehingga perdarahan post partum dapat dicegah.

Produksi ASI lancar.


Bagi bayi :

ASI mengandung kolostrum sebagai antibodi.

ASI memenuhi seluruh nutrisi yang dibutuhkan bayi.

ASI mengurangi resiko alergi yang ditimbulkan susu formula.

Ekonomi :
-

Hemat dan praktis.

9. Membimbing cara meneteki yang benar.

Payudara dibersihkan dengan air hangat

Bayi dihadapkan pada payudara Ibu

Perut bayi menempel pada perut Ibu

Puting ditempelkan ke pipi bayi

Saat bayi membuka mulut puting dimasukkan sampai ke seluruhan


areola mammae berada di mulut bayi.

Ke empat jari susu bawah payudara.

Ibu jari menekan payudara.

Berikan payudara kanan-kiri secara bergantian 10 menit.

Setelah selesai sisipkan jari kelingking disudut mulut bayi.

Setelah mulut bayi membuka keluarkan payudara dari mulut bayi.

Sendawakan bayi dengan menepuk-nepuk punggungnya secara


perlahan sambil bayi telungkupkan.

10. Pemberian therapi:


Dengan terapi : - Vitromega 500 mg 1x1
- Parasetamol 500 mg 3x1
- Moxigra 500 mg 3x1
Masalah

: Nyeri pada luka jahitan perineum

IMPLEMENTASI
1.

Menjelaskan bahwa nyeri berasal dari


luka bekasa jahitan pada perineum biasanya akan berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan.

2.

Mengajarkan teknik relaksasi dengan


cara menarik nafas panjang lewat hidung ditahan 3-5 detik lalu
dilepaskan perlahan melalui mulut.

3.

Mengajak

ibu

berbincang-bincang,

meminta keluarga ibu sebisa mungkin berbincang-bincang dengan ibu


untk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakitnya.
4.

5.

Merawat luka :

Memeriksa apakah ada nanah

Luka diberi larutan antiseptic

Luka ditutup dengan kasa kering.


Personal hygiene :

Ibu sebaiknya mandi 2x sehari


Ganti pembalut setiap kali penuh
Ganti celana dalam setiap kali terasa lembab
Cebok dari arah vagina ke anus

Menjaga agar daerah genetalia terutama di bekas luka tetap


kering.

VII.

EVALUASI

Tanggal

: 07-01-2008

Jam

: 15.30 WIB

Diagnosa

: Ny S P1001 Ab000 Post Partum Spontan Belakang Kepala Hari


Ke-2.

1. Ibu lebih tengan setelah mendapatkan penjelasan tentang kondisinya.


2. Ibu mengerti bahwa ia membutuhkan istirahat yang cukup untuk pemulihan
kondiainya.
3. Ibu mengerti pentingnya konsumsi makanan bergizi bagi kesehatannya.
4. Lochea ibu normal/sesuai perjalanan masa nifas.
5. Ibu mampu mengulangi langkah-langkah perawatan payudara.
6. Ibu mampu mengingat tanda-tanda bahaya bendungan ASI.
7. Ibu memahami pentingnya pemberian ASI
8. Ibu mampu menghafal langkah-langkah menyusui yang benar.
9. Ibu minum obat sesuai dengan dosis pemberian.
Dengan terapi : - Vitromega 500 mg 1x1
- Parasetamol 500 mg 3x1
- Moxigra 500 mg 3x1
EVALUASI
Masalah

: Nyeri luka jahitan perineum.

1. Ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang dialaminya.


2. Ibu dapat menirukan teknik relaksasi
3. Ibu tidak tampak kesakitan saat diajak berbincang-bincang.

4. Ibu memahami cara perawatan luka


5. Ibu mampu melakukan personal hygiene.

BAB IV
PEMBAHASAN

Masa puerperium atau masa nifas setelah partus selesai, dan berakhir
kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Wiknjosastro, hanifa, 2002 : 237).
Dalam teori nifas dibagi dalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan diman ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial yaitu kepedulian menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau persalinan
mempunyai komplikasi.
Pembahasan merupakan analisa penulis mengenai ada tidaknya
kesenjangan antara teori yang ada di dalam media pustaka dengan pengamatan
secara langsung terhadap suatu kasus yang dialami oleh sorang klien dengan masa
nifas. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny S P1001 Ab000 Post Partum
spontan belakang kepala hari ke-2. Dalam teori perubahan masa nifas menyangkut
: uterus, pembuluh darah rahim, dinding perut dan peritonium, bekas implantasi
ari, lochea, serviks, vagina, ligamen-ligamen, dinding perut serta saluran kencing
yang sudah dijelaskan masing-masingnya di dalam tinjauan teori, maka tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Berdasarkan teori Varney penulis juga melakukan pengumpulan data
dengan cara melakukan anamnesa atau pengkajian yang dilanjutkan dengan
mengidentifikasi masalah / diagnosa sebagi kesimpulan dari data yang diperoleh
selanjutnya menentukan apakah dari pengkajian dan diagnosa tersebut terdapat

masalah potensial yang memerlukan penanganan segera atau hanya memerlukan


intervensi yang akan diterapkan atau diimplementasikan dalam penata laksanaan
masalah tersebut.
Setelah rencana ditetapkan atau dilaksanakan penulis juga melakukan
evaluasi terhadap tindakan-tindakan yang telah diberikan.

BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
Nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran placenta sampai alatalat kandungan kembali kekeadaan seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu.
Karakteristik yang khas pada nifas adalah involusi, lochea, dan laktasi. Involusi
adalah proses kembalinya alat kandungan seperti sebelum hamil. Lochea adalah
cairan dari uterus dari sisa-sisa proses kehamilan dan persalinanyang dikeluarkan
melalui vagina. Laktasi adalah pembukaan dan pengeluaran ASI oleh payudara
ibu. Adapun tujuan nifas :
a.

untuk memulihkan masa nifas kesehatan umum


penderita
-

penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan

menghilangkan anemia

pencegahan infeksi

b.

untuk mendapatkan kesehatan emosi

c.

untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi.

d.

Untuk memperlancar pembentukan ASI

e.

Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai


masa nifas selesai dan dapat merawat bayinya dengan baik, agar
pertumbuhan dan perkembangan bayi normal.

5.2 Saran
Masa nifas memerlukan pengawasan ketat oleh petugas kesehatan,
karena dalam masa ini sangat rentan terjadi infeksi yang berakibat kematian pada
ibu jika terus berlanjut dan tidak segera ditangan, oleh karena itu observasi ketat

tanda-tanda vital harus dikontrol secara periodik. Untuk menghindari terjadinya


infeksi :

Untuk ibu nifas

a. tetap menjaga kebersihan daerah kelamin


b. sehabis BAB / BAK cuci dengan sabun, bilas dengan air
bersih dan keringkan
c. ganti pakaian 2x sehari atau bila basah.

Untuk mahasiswa :

Agar tetap melakukan pengkajian secara menyeluruh kepada klien


sebelum dilakukan pengembangan rencana.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ibrahim, Cristian. 1996. Perawatan Kebidanan ( Perawatan Nifas)


Jilid III. Jakarta : Bharata.
2. Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
3. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri I. Jakarta : EGC
4. Saiffudin, Abdul Bari. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI
5. Sastrowinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Fakultas
Kedokteran UNPAD.

Vous aimerez peut-être aussi