Vous êtes sur la page 1sur 5

TUGAS PEPER

APLIKASI BERBASIS JARINGAN

Disusun Oleh :

Tanwir
1310520024

SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA DAN


KOMPUTER (STMIK BUMIGORA MATARAM)
2016

LOAD BALANCING

A.

PENGERTIAN LOAD BALANCING


Load Balancing adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan
beban atau muatan pada infrastruktur Teknologi Informasi sebuah perusahaan/
instansi. Agar seluruh departemen/ bagian dapat memanfaatkan secara maksimal dan
optimal yang berfungsi menggabungkan beberapa line Internet Service
Provider. Jaringan sangat penting bila skala dalamjaringan komputer makin besar
demikian juga traffic data yang ada dalam jaringan komputer makin lama makin
tinggi. Load balancing atau penyeimbangan beban dalam jaringan sangat penting bila
skala dalam jaringan komputer makin besar demikian juga traffic data yang ada dalam
jaringan komputer makin lama makin tinggi.
Layanan Load Balancing memungkinkan pengaksesan sumber daya
dalam jaringan didistribusikan ke beberapa host lainnyaagar tidak terpusat sehingga
unjuk kerja jaringan komputer secara keseluruhan bisa stabil. Ketika sebuah sebuah
server sedang diakses oleh para pengguna, maka sebenarnya servertersebut
sebenarnya sedang terbebani karena harus melakukan proses permintaan kepada
para penggunanya. Jika penggunanya banyak maka prosesnyapun banyak. Sessionsession komunikasi dibuka oleh server tersebut untuk memungkinkan para
pengguna menerima servis dari server tersebut. Jika satu server saja terbebani, tentu
server tersebut tidak bisa banyak melayani para penggunanya karena kemampuan
melakukan processing ada batasnya. Solusi yang paling ideal adalah
dengan membagi-bagi beban yang datang ke beberapa server. Jadi yang melayani
pengguna tidak hanya terpusat pada satu perangkat saja. Teknik ini disebut Teknik
Load Balancing.
Adapun manfaat dari Load Balancing :
a. Menjamin Reliabilitias layanan berarti kepercayaan terhadap sebuah
sistem untuk dapat terus melayani pengguna dengan sebaik-baiknya.
Jaminan realibilitas memungkinkan pengguna dapat melakukan
pekerjaan sebaik-baiknya dengan lancar melalui layanan tersebut.
b. Skalabilitas dan ketersediaan Jika dalam sebuah jaringan komputer jika
hanya terdapat satu buah server mempunyai pengertian terdapat satu
titik masalah. Seandainya tiba-tiba server itu mati maka layanan
terhadap pengguna akan terganggu. Dengan melakukan penambahan
server dan membentuk server farm maka skalabilitas akan meningkat
dan selain itu faktor ketersediaan juga akan meningkat.

B.

METODE LOAD BALANCING


Berikut metode-metode dalam Load Balancing :
a. Load`Balancing dengan Hardware / Switch
Sistem Load Balancing jenis ini diciptakan dengan menggunakan bantuan
sebuah chip khusus yang sering disebut ASICS. ASICS berwujud sebuah
microprocessor khusus yang hanya memproses algoritma dan perhitungan
spesifik sehingga performa Load Balancing cukup handal karena hanya
perhitungan dan logika Load Balancing saja yang dioptimasi didalamnya. Load
Balancing jenis ini umumnya berwujud sebuah switch. Kelemahannya
karenainterfacenya yang kurang user friendly dan tingkatfleksibilitas perangkat
juga rendah karena sebagian besar inteligennya sudah tertanam
didalam hardware.
b. Load`Balancing dengan Software
Keuntungan yang paling menonjol menggunakan metode ini adalah :
tingkat kemudahan pemakaian yang lebih user friendly. Keuntungan lain jika
ada penambahan fitur ataufasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan
perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh
prangkat komputer yang digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan
kemampuan software yangcanggih saja. Perangkat keras yang
dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan yang
digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar
dan cepat, dsb. Sehingga performa metode ini sulit untuk bisa diperkirakan.
c. Load Balancing dengan perangkat perpaduan Hardware dan Software
Hardware yang dioptimasi dan diisi dengan platform berbasis Linux atau BSD
yang dioptimisasi adalah konfigurasi yang biasanya digunakan
untuk menjalankan software utama load balancing. Fleksibilitas yang luar biasa
didapatkan mulai dari menggunakan hardware yang selalu up to datesampai
dengan menggunakan operating system dengan patch terbaru. Sehingga waktu
guna dari perangkat ini dapat lebih panjang daripada sebuah switch khusus yang
tidak fleksibel. Solusi ini tentunya jauh lebih murah dibandingkan dengan solusi
hardware khusus atau solui software saja.

C.

ALGORITMA DALAM LOAD BALANCING


Berikut algoritma dalam load balancing :
a. Round Robin and Random Algorithms
Pada algoritma Round Robin and Random proses dibagi secara merata antara
semua prosesor. Setiap proses baru yang ditugaskan untuk prosesor baru untuk
putaran robin. Urutan proses alokasi dipertahankan pada setiap prosesorlokal
independen dari alokasi dari prosesor. Dengan algoritma round robin sama
beban kerja diharapkan untukbekerja dengan baik. Round Robin dan skema
Acak bekerja dengan baik dengan jumlah proses lebih besar dari jumlah
prosesor .
Keuntungan dari algoritma Round Robin adalah bahwa hal itu tidak
memerlukan komunikasi antarproses. Round Robin dan algoritma Acak
keduanya bisa mencapai kinerja terbaik di antara semua algoritma
load balancing untuk aplikasi tertentu tujuan khusus. Dalam Robin Round

b.

c.

d.

e.

umum dan Acak tidak diharapkan untuk mencapai kinerja yang baik dalam
kasus umum.
Algorithm Middle Manager
Dalam algoritma ini , prosesor pusat memilih host untuk proses baru. Prosesor
minimal dimuat tergantung pada beban keseluruhan yang dipilih ketika proses
dibuat. Load manajer memilih host untuk proses baru sehingga beban prosesor
menegaskan ke tingkat yang sama sebanyak mungkin. Dari informasi tangan
di manajer sistem pembebanan beban negara pusat membuat load balancing
penghakiman. Informasi ini diperbarui oleh prosesor remote, yang mengirim
pesan setiap kali beban pada mereka perubahan. Informasi ini
dapat bergantung pada menunggu proses induk penyelesaian proses anakanaknya, akhir eksekusi paralel Manajer load load balancing membuat
keputusan berdasarkan informasi beban sistem, sehingga keputusan terbaik
ketika proses dibuat. Tingginya tingkat komunikasi antar-proses yang bisa
membuat negara bottleneck. Algoritma ini diharapkan untuk melakukan lebih
baik daripada aplikasi paralel, terutama bila kegiatan dinamis diciptakan oleh
host yang berbeda.
Threshold Algorithm
Menurut algoritma ini, proses ditugaskan segera setelah penciptaan ke host.
Host untuk proses baru dipilih secara lokal tanpa mengirim pesan jarak jauh.
Setiap prosesor menyimpan salinan pribadi dari beban sistem. Beban prosesor
bisa mencirikan oleh salah satu dari tiga tingkatan: underloaded, medium
dan Overloaded. Dua parameter ambang tunder dan Tupper dapat digunakan
untuk menggambarkan level.
Central Queue Algorithm
Central Queue Algorithm bekerja pada prinsip distribusi dinamis. Ini pusat
kegiatan baru dan permintaan yang tidak terpenuhi sebagai antrian FIFO pada
host utama. Setiap aktivitas baru tiba di queue manager dimasukkan ke dalam
antrian. Kemudian, setiap kali permintaan untuk kegiatan diterima oleh
manajer antrian, ia bisa menghilangkan kegiatan pertama dari antrian dan
mengirimkannya ke pemohon. Jika tidak ada kegiatan siap dalam antrian,
permintaan buffer, sampai aktivitas baru tersedia. Jika aktivitas baru tiba di
queue manager sementara ada terjawab permintaan dalam antrian, permintaan
pertama yang akan dihapus dari antrian dan kegiatan baru yang ditugaskan
untuk itu.
Local Queue Algorithm
Fitur utama dari algoritma ini adalah dukungan proses migrasi dinamis. Ide
dasar dari algoritma antrian lokal alokasi statis dari semua proses baru dengan
proses migrasi yang diprakarsai oleh tuan rumah pada saat beban yang berada
di bawah ambang batas, adalah parameter yang ditetapkan pengguna dari
algoritma.
Parameter yang mendefinisikan jumlah minimal proses siap manajer beban
upaya untuk memberikan pada setiapprosesor. Awalnya, proses-proses baru
yang dibuat pada host utama dialokasikan pada semua host di bawah dimuat.
Jumlah kegiatan paralel yang diciptakan oleh paralel pertama membangun
pada host utama biasanya cukup untuk alokasi pada semua host remote. Sejak

saat itu, semua proses dibuat pada host utama dan semua host lainnya
dialokasikan secara lokal.

D.

PARAMETER ALGORITMA LOAD BALANCING


Kinerja algoritma load balancing berbagai diukur dengan parameter berikut :
a. Overload Rejection
Jika Load Balancing tidak tindakan overload mungkin diperlukan tambahan
penolakan. Ketika situasi overload berakhir maka langkah-langkah overload
pertama penolakan dihentikan. Setelah periode penjaga singkat Load
Balancing juga ditutup.
b. Fault Toleran
Parameter ini memberikan bahwa algoritma dapat mentolerir kesalahan
berliku-liku atau tidak. Hal inimemungkinkan algoritma untuk terus
beroperasi dengan benar dalam hal kegagalan beberapa. Jika kinerja menurun
algoritma, menurunkan sebanding dengan keseriusan kegagalan, bahkan
kegagalan kecil dapat menyebabkan kegagalan total load balancing.
c. Forecasting Accuracy
Peramalan adalah derajat kesesuaian hasil dihitung ke nilai sebenarnya yang
akan dihasilkan setelah eksekusi. Algoritma statis memberikan tingkat
akurasi yang lebih dari algoritma yang dinamis seperti dalam asumsi yang
paling bekas dibuat selama waktu kompilasi dan di kemudian ini dilakukan
selama eksekusi.
d. Stabilitas
Stabilitas bisa dicirikan dalam hal penundaan dalam transfer informasi antara
prosesor dan keuntungan dalam algoritma load balancing dengan
mendapatkan performa yang lebih cepat dengan jumlah waktu tertentu.
e. Sentralisasi atau Desentralisasi
Skema terpusat menyimpan informasi global di node yang ditunjuk. Semua
nodepengirim atau penerima mengakses node yang ditunjuk untuk
menghitung jumlah beban-transfer dan juga untuk memeriksa bahwa tugas
harus dikirim atau diterima dari. Dalamload balancing didistribusikan, setiap
node menjalankan keseimbangan secara terpisah.Node menganggur dapat
memperoleh beban selama runtime dari antrian global bersama proses.

Vous aimerez peut-être aussi