Vous êtes sur la page 1sur 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajer menggunakan manajemen biaya untuk membangun sebuah perusahaan yang
sukses. demikian pula dalam bisnis dan akuntansi. Kita tertarik untuk mengetahui bagaimana
akuntan manajemen dapat memainkan peranan utama dalam membuat sebuah perusahaan
atau organisasi jadi sukses. Suatu perusahaan harus mendefinisikan secara jelas apa yang
dimaksud dengan sukses dalam pernyataan misi perusahaan tersebut. Kemudian, perusahaan
harus mengembangkan suatu peta rancangan untuk mencapai misi tersebut, yang disebut
dengan strategi.
Sehingga dalam makalah ini, terlepas dari strategi kompetisinya, akan dibahas
perusahaan yang sukses menemukan bahwa mereka harus menerapkan manajemen biaya
yang efektif dan memahami konsep dan istilah utama dari manajemen biaya. Mulai dengan
contoh ilustrasi perusahaan yang menekankan pentingnya pemahaman terhadap kompleksitas
operasi perusahaan, pembebanan dan alokasi biaya, penggerak biaya, konsepbiaya untuk
perhitungan biaya produk dan jasa, serta perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
Kompleksitas dari dimensi-dimensi tersebut akan berimplikasi terhadap biaya, dan akuntan
manajemen telah mengembangkan kosakata yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan
menguraikan berbagai pengaruhnya.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut.


1. Apa yang dimaksud dengan biaya, penggerak biaya, objek biaya dan pembebanan biaya?
2. Bagaimana konsep biaya untuk perhitungan biaya produk dan jasa?
3. Bagaimana peran dari perhitungan biaya berdasarkan volume?
4. Bagaimana perhitungan biaya berdasarkan aktivitas?
5. Apa tahap-tahap dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas?
6. Apa manfaat dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas?
7. Bagaimana perbandingan perhitungan biaya berdasarkan volume dan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas?
8. Bagaimana sistem ABC/M pada pemerintahan?
9. Bagaimana sikap manajer dalam menganalisis profitabilitas pelanggan?
1

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahun yang dimaksud dengan biaya, penggerak biaya, objek biaya dan
pembebanan biaya
2. Untuk mengetahui konsep biaya untuk perhitungan biaya produk dan jasa.
3. Untuk mengetahui peran dari perhitungan biaya berdasarkan volume.
4. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
5. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas.
6. Untuk mengetahui manfaat dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
7. Untuk mengetahui perbandingan perhitungan biaya berdasarkan volume dan perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas.
8. Untuk mengetahui sistem ABC/M pada pemerintahan.
9. Untuk mengetahui sikap manajer dalam menganalisis profitabilitas pelanggan.

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Biaya, Penggerak Biaya, Objek Biaya dan Pembebanan Biaya
Untuk memperoleh keunggulan kompetitif adalah mengidentifikasi biaya dan
penggerak biaya utama dalam perusahaan organisasi. Perusahaan mengeluarkan biaya (cost)
jika menggunakan sumber daya untuk tujuan tertentu. Contohnya perusahaan yang
memproduksi peralatan dapur dengan menggunakan sumber daya tertentu, mempunyai biaya
bahan baku (seperti logam, dan baut untuk menutupinya), biaya tenaga kerja manufaktur, dan
biaya-biaya lainnya. Sering kali biaya dikumpulkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu
yang disebut dengan tempat penampungan biaya (cost pools).
Ada banyak cara untuk mengelompokkan biaya, antara lain berdasarkan jenis biaya
(biaya tenaga kerja dalam satu tempat penampungan dan biaya bahan baku dalam tempat
penampungan lainnya), berdasarkan sumber asalnya (departemen 1 dan departemen 2), atau
berdasarkan pertanggung jawaban (manajer 1 dan manajer 2). Contohnya
perakitan

departemen

atau departemen teknik produksi mungkin saja diperlakukan sebagai tempat

penampungan biaya.
Penggerak biaya (cost driver) merupakan faktor yang memberi implikasi pada
perubahan tingkat biaya. Untuk perusahaan yang berkompetisi berdasarkan kepemimpinan
biaya, manajemen penggerak biaya utama merupakan hal yang penting. Contohnya, untuk
dapat mencapai kepemimpinan biaya yang rendah (low-cost leadership) dalam produksi,
P&G memerhatikan dengan saksama faktor desain dan produksi yang memicu biaya produkproduknya. Perbaikan desain dibuat jika diperlukan, dan pabrik dirancang dan diotomatisasi
untuk mencapai tingkat efisiensi tertinggi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja, dan
peralatan. Untuk perusahaan yang tidak mempunyai keunggulan dalam hal biaya, manajemen
terhadap penggerak biaya mungkin bukan merupakan hal yang sangat penting, tetapi
perhatian terhadap penggerak biaya utama memberi kontribusi secara langsung terhadap
kesuksesan perusahaan. Contohnya, karena penggerak biaya yang penting bagi peritel
menimbulkan kerugian dan kerusakan pada barang-barang dagangan, sebagian besar peretel
menetapkan prosedur secara berhati-hati untuk penanganan, peragaan, dan penyimpanan
barang dagangan.
Objek biaya (cost object) adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau unit
organisasi di mana biaya di bebankan. Produk, jasa, dan pelanggan pada umumnya
merupakan objek biaya, sementara departemen produksi dapat diberlakukan sebagai tempat
penampungan biaya, sementara sementara departemen produksi dapat diperlakukan sebagai
3

tempat penampungan biaya atau objek biaya, tergantung pada apakah fokus utama
manajemen terletak pada biaya produk atau departemen produksi. Konsep objek biaya
merupakan konsep yang luas. Konsep tersebut meliputi produk, kelompok produk (yang
disebut aliran nilaivalue stream), jasa, proyek, dan departemen; dapat juga meliputi
pelanggan atau penjual, di antara banyak kemungkinan lainnya. Objek biaya memainkan
peran penting di dalam pengambilan keputusan, pengukuran kinerja, dan pelaksanaan
strategi, serta persiapan laporan keuangan dan pajak.
2.1.1 Pembebanan dan Alokasi Biaya: Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Pembebanan biaya (cost assignment) merupakan proses pembebanan elemen biayabiaya ke dalam tempat penampungan biaya atau dari tempat penampungan biaya ke objek
biaya. Ada dua jenis pembebanan yaitu penelusuran langsung dan alokasi. Penelusuran
langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung, sedangkan alokasi digunakan
untuk membebankan biaya tidak langsung. Biaya meliputi biaya langsung atau biaya tidak
langsung relatif dibandingkan dengan tempat penampung; biaya atau objek biaya. Biaya
langsung (direct cost) dapat dengan mudah dan ekonomis ditelusuri secara langsung ke
tempat penampungan biaya atau objek biaya. Contohnya yaitu biaya bahan baku yang
diperlukan untuk produk tertentu adalah suatu biaya langsung karena dapat ditelusuri secara
langsung ke produk yang bersangkutan.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya bahan baku dikumpulkan dalam tempat
penampungan biaya (departemen produksi), kemudian ditelusuri ke setiap produk yang
dihasilkan, yang menjadi objek biaya. Demikian juga, biaya menyiapkan makanan bagi
penumpang pada suatu perusahaan penerbangan adalah biaya langsung yang dapat
ditelusuri ke tiap-tiap penumpang. Pada biaya langsung, penggerak biaya adalah banyaknya
unit dari objek biaya tersebut, contohnya, jumlah kotak karton Tide yang diproduksi oleh
P&G, atau jumlah penumpang pada penerbangan 617 untuk perusahaan penerbangan Delta.
Total biaya langsung meningkat secara proporsional sesuai dengan peningkatan jumlah
kotak karton atau penumpang.
Sebaliknya, tidak ada cara yang mudah dan ekonomis untuk menelusuri biaya tidak
langsung (indirect cost) dari biaya ke tempat penampungan biaya atau dari tempat
penampungan biaya ke objek biaya. Biaya pengawasan karyawan pabrik dan biaya
penanganan bahan baku adalah contoh biaya-biaya yang umumnya tidak dapat ditelusuri ke
produk-produk individual, oleh karena itu merupakan biaya tidak langsung produk-produk
tersebut. Demikian juga, biaya pengisian bahan bakar pesawat adalah biaya tidak langsung
4

karena objek biaya di sini adalah penumpang pesawat terbang dan biaya tersebut tidak dapat
ditelusuri langsung ke penumpang pesawat. Sebaliknya, jika objek biayanya adalah
penerbangan, biaya tersebut merupakan biaya langsung karena dapat ditelusuri langsung ke
pemakaian bahan bakar untuk penerbangan yang bersangkutan.
Karena biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke tempat penampungan biaya atau
objek biaya, pembebanan biaya untuk biaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan
penggerak biaya. Contohnya, jika penggerak biaya untuk biaya penanganan bahan baku
adalah jumlah suku cadang, total biaya penanganan bahan baku dapat dibebankan ke setiap
produk berdasarkan total jumlah suku cadangnya dibandingkan total jumlah suku cadang
untuk semua produk lainnya. Hasilnya adalah biaya dibebankan ke tempat penampungan
biaya atau objek biaya yang menimbulkan biaya tersebut dengan semestinya sesuai dengan
bagaimana biaya tersebut terjadi. Contohnya, produk yang memerlukan lebih banyak suku
cadang akan dibebani biaya penanganan bahan baku yang lebih besar daripada produk yang
menggunakan lebih sedikit suku cadang. Demikian juga, departemen dengan jumlah
karyawan yang banyak harus menanggung bagian biaya pengawasan yang lebih besar dari
seluruh biaya tersebut untuk semua departemen.
Pembebanan biaya tidak langsung ke tempat penampungan biaya dan objek biaya
disebut alokasi biaya (cost allocation), yaitu suatu bentuk pembebanan penelusuran
langsung tidak mungkin dilakukan sehingga digunakan penggerak biaya yang digunakan
untuk mengalokasikan biaya yang disebut dasar alokasi (allocation base).
2.1.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung
Biaya bahan baku langsung (direct material cost) adalah biaya bahan baku pada
produk atau objek biaya lainnya (dikurangi diskon pembelian tetapi ditambah baban angkut
dan yang terkait) dan biasanya juga termasuk penyisihan yang wajar untuk unit barang sisa
dan cacat (contohnya, jika suatu komponen diberi cap dengan besi batangan, bahan baku
yang hilang dalam proses tersebut biasanya dianggap sebagai bagian dari biaya bahan baku
langsung dari produk).
Selain itu, biaya dari bahan baku yang digunakan dalam produksi tetapi bukan
bagian dari produk yang sudah jadi disebut biaya bahan baku tidak langsung (indirect
material cost). Contohnya meliputi perlengkapan yang digunakan karyawan pabrik, seperti
potongan kain dan alat-alat yang kecil, atau bahan baku untuk mesin seperti pelumas. Untuk
tujuan kelayakan manfaat dan ekonomi, bahan baku langsung merupakan bagian yang

sangat kecil dari biaya bahan baku, seperti lem dan paku, sering kali tidak ditelusuri pada
setiap produk tetapi sebagai pengganti biaya bahan baku tidak langsung.
2.1.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) meliputi tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa ditambah sebagian jam kerja tidak produktif yang
normal dan tidak dapat dihindari, seperti waktu istirahat dan sholat. Jenis lain dari jam kerja
tidak produktif yang dibebaskan dan direncanakan adalah waktu jeda, pembayaran pajak
gaji, balas jasa (liburan, dan sebagainya), dan pelatihan, yang biasanya tidak dimasukkan
sebagai bagian dari biaya tenaga kerja langsung tetapi dimasukkan sebagai biaya tenaga
kerja tidak langsung.
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost) meliputi pengawasan,
pengendalian mutu, inspeksi, pembelian dan penerimaan, penanganan bahan baku, tenaga
kerja bagian kebersihan, waktu jeda, pelatihan, dan kebersihan. Perlu diingat bahwa
elemen dari biaya tenaga kerja kadang kala dapat digolongkan sebagai langsung sekaligus
tidak langsung, tergantung dari objek biayanya; contohnya, tenaga kerja untuk
pemeliharaan dan perbaikan peralatan adalah biaya langsung bagi departemen produksi di
mana peralatan tersebut berada, tetapi merupakan biaya tidak langsung dari produk yang
dihasilkan di departemen tersebut.
Walaupun contoh biaya langsung dan biaya tidak langsung ini berasal dari
perusahaan manufaktur, konsep ini sebetulnya juga dapat diterapkan pada perusahaanperusahaan jasa. Contohnya, di sebuah restoran di mana objek biayanya adalah tiap
makanan yang disajikan, biaya bahan makanan dan penyajian adalah biaya langsung,
tetapi biaya pembelian, penanganan, dan penyimpanan bahan makanan merupakan biaya
tidak langsung. Demikian juga, pada kantor jasa profesional seperti kantor pengacara atau
kantor akuntan publik, biaya tenaga kerja profesional, dan biaya bahan baku untuk
penyediaan jasa bagi klien adalah biaya langsung, tetapi biaya riset materi, staf pendukung
nonprofesional, dan pelatihan merupakan biaya tidak langsung.
2.1.1.3 Biaya Tidak Langsung Lainnya
Selain biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku tidak langsung, biaya tidak langsung
lainnya juga diperlukan dalam menghasilkan produk atau jasa. Antara Iain adalah biaya
fasilitas, peralatan yang digunakan untuk menghasilkan prpduk atau jasa, dan peralatan
pendukung lainnya seperti yang digunakan untuk penanganan bahan baku. Semua biaya
6

tidak langsung yaitu bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya
tidak langsung lainnya biasanya digabung ke dalam satu tempat penampungan biaya yang
disebut overhead.
Pada perusahaan manufaktur, disebut overhead pabrik. Ketiga jenis biaya-biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead kadang kala digabungkan
untuk penyederhanaan dan kemudahan. Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung kadang kala digabungkan dan disebut biaya utama (primer cost). Demikian juga
biaya tenaga kerja langsung dan overhead sering kali di gabungkan menjadi satu yang
disebut biaya konversi (conversion cost). Komponen tenaga kerja dari total biaya produksi
bagi banyak perusahaan yang sangat terotomatisasi adalah relatif rendah dan jenis
perusahaan ini sering kali memilih fokus strategis pada biaya bahan baku dan biaya
fasilitas/overhead dengan menggabungkan biaya tenaga kerja dengan overhead.
2.1.2 Penggerak Biaya dan Perilaku Biaya
Penggerak biaya memiliki dua peran penting bagi akuntan manajemen: 1)
memungkinkan pembebanan biaya ke objek biaya, dan 2) menjelaskan perilaku biaya, yaitu
bagaimana total biaya berubah ketika penggerak biaya berubah. Pada umumnya, kenaikan
pada penggerak biaya akan mengakibatkan kenaikan pada total biaya. Juga dapat digunakan
untuk menetapkan pembebanan biaya maupun peran perilaku biaya pada waktu yang
bersamaan.
Manajemen biaya membutuhkan pemahaman yang baik tentang bagaimana total
biaya dari objek biaya berubah ketika penggerak biaya berubah. Terdapat empat jenis
penggerak biaya, yaitu berdasarkan aktivitas, berdasarkan volume, struktur, dan
pelaksanaan. Penggerak biaya berdasarkan aktivitas dikembangkan pada tingkat
operasional terinci dan digabungkan dengan aktivitas produksi tertentu (atau aktivitas untuk
menghasilkan jasa), seperti persiapan mesin, inspeksi produk, penanganan bahan baku, atau
pengemasan. Sebaliknya, penggerak biaya berdasarkan volume dikembangkan pada tingkat
agregat, seperti tingkat output untuk jumlah unit yang diproduksi. Penggerak biaya struktur
dan pelaksanaan termasuk keputusan strategis dan operasional yang memengaruhi
hubungan antara penggerak biaya ini dengan total biaya.
2.1.3 Penggerak Biaya Berdasarkan Aktivitas
Penggerak biaya berdasarkan aktivitas ditentukan dengan menggunakan analisis
aktivitas, yaitu deskripsi terinci dari aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan dalam
7

operasi perusahaan. Analisis aktivitas meliputi setiap tahap dalam proses pembuatan
produk atau penyediaan jasa. Untuk setiap aktivitas, ditentukan penggerak biayanya untuk
menjelaskan bagaimana biaya terjadi ketika aktivitas berubah.
Deskripsi terinci dari aktivitas perusahaan membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan-tujuan strategisnya dengan mengembangkan biaya-biaya yang lebih akurat untuk
produk dan jasanya. Analisis aktivitas juga membantu meningkatkan pengendalian
operasional dan manajemen perusahaan, karena kinerja pada tingkat yang terinci dapat
dipantau dan dievaluasi, contohnya, dengan (1) menentukan aktivitas yang memberi dan
tidak memberi kontribusi nilai kepada pelanggan serta (2) memfokuskan perhatian pada
aktivitas-aktivitas yang paling tinggi biayanya atau yang biayanya menyimpang jauh dari
yang diharapkan.
2.1.4 Penggerak Biaya Berdasarkan Volume
Banyak jenis biaya yang berdasarkan volume, yaitu penggerak biaya berdasarkan
jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Akuntan manajemen biasanya menyebut volume
ini dengan volume output atau hanya output. Contoh biaya berdasarkan volume adalah
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Kedua biaya ini meningkat
seiring dengan kenaikan setiap unit volume output. Perlu diingat bahwa ketiga penggerak
biaya output dari unit yang telah selesai, jumlah bahan baku langsung, dan jumlah jam
tenaga kerja langsung seluruhnya merupakan penggerak biaya berdasarkan volume dan
masing-masing proporsional.
Total biaya untuk biaya yang berdasarkan volume meningkat seiring dengan
kenaikan volume, dan sedikit di atas rentang output, hubungannya kira-kira bersifat linear.
Di atas rentang output yang sangat luas, dari output nol hingga kapasitas pabrik dan di
luarnya, hubungan antara volume output dengan biaya cenderung menjadi tidak linear.
Istilah kenaikan biaya pada tingkat pertambahan yang menurun sering kali disebut sebagai
peningkatan produktivitas marginal (increasing marginal productivity), yang berarti bahwa
input yang digunakan lebih produktif atau lebih efisien ketika output produksi meningkat.
Pada tingkat penggerak biaya yang lebih tinggi, biaya mulai meningkat jika tarif
juga meningkat, yang sebagian disebabkan oleh ketidakefisienan, yaitu beroperasi
mendekati batas kapasitas, makin kurang efisien sumber daya yang digunakan, maka
membutuhkan waktu kerja lembur, dan seterusnya. Perilaku biaya seperti ini, pada tingkat
penggerak biaya yang lebih tinggi, sesuai dengan hukum produktivitas marginal yang
menurun.
8

2.1.4.1 Biaya Tetap dan Biaya Variabel


Total biaya terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel (variable cost)
merupakan perubahan pada total biaya yang dikaitkan dengan setiap perubahan pada
jumlah penggerak biaya. Penggerak biaya dapat berdasarkan aktivitas atau berdasarkan
volume, meskipun biasanya akuntan manajemen dalam prakteknya menggunakan istilah
biaya variabel dalam hubungannya dengan penggerak biaya berdasarkan volume. Contoh
yang lazim dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Sebaliknya, biaya tetap (fixed cost) merupakan bagian dari total biaya yang tidak berubah
meskipun output berubah dalam rentang yang relevan. Total biaya tetap dan biaya variabel
per unit diharapkan tetap kurang lebih konstan dalam rentang yang relevan.
Kadang-kadang, dikatakan bahwa seluruh biaya adalah variabel pada jangka panjang:
yang berarti pada jarak waktu tertentu, seluruh biaya dapat berubah. Meskipun hal itu benar
bahwa banyak biaya tetap berubah seiring berubahnya waktu (contohnya, biaya sewa
mungkin meningkat dari tahun ke tahun), tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa biaya ini
merupakan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya di mana total biaya berubah
seiring dengan perubahan jumlah output. Biaya tetap dihubungkan dengan suatu periode
waktu dan bukan jumlah output, dan diasumsikan bahwa biaya tetap tidak akan berubah
selama periode waktu yang pada umumnya adalah satu tahun. Contohnya, sewa merupakan
biaya tetap karena biasanya jumlahnya sama per tahun dan tidak bervariasi dengan jumlah.
Secara strategis, terutama untuk jenis pemimpin biaya dari perusahaan, hal penting adalah
bahwa baik biaya tetap maupun biaya variabel dapat dikelola, tetapi biaya variabel dikelola
dalam jangka waktu yang sangat singkat, ketika setiap unit dihasilkan, sementara biaya
tetap dikelola selama periode waktu. Beberapa biaya tetap tidak dapat diubah untuk periode
waktu yang relatif panjang (contohnya, depresiasi pada bangunan pabrik) ketika biaya tetap
lainnya dapat diubah lebih cepat (contohnya, peralatan dengan sewa satu tahun).
Untuk meringkas, ketika kita ingin memahami perilaku biaya dari objek biaya tertentu
(contohnya, dalam rangka memprediksi total biaya), harus jelas dalam benak kita tiga
pertanyaan berikut ini: (1) apakah penggerak biaya (atau penggerak- penggerak biaya jika
ada dua atau lebih penggerak biaya) untuk objek biaya ini; (2) apakah rentang yang relevan
dari penggerak biaya di mana kita mengembangkan estimasi biaya; serta (3) apakah rentang
waktu yang kita gunakan untuk biaya tetap (biasanya mengggunakan satu tahun)?

2.1.4.2 Biaya Bertahap


Biaya disebut biaya bertahap (mixed cost) jika biaya tersebut berubah seiring dengan
perubahan pada penggerak biaya tetapi secara bertahap. Biaya bertahap merupakan
karekteristik dari tugas-tugas klerikal tertentu, seperti proses pemenuhan pesanan dan klaim.
Contohnya, jika petugas gudang dapat memenuhi 100 pesanan setiap hari, maka 10 petugas
akan dibutuhkan untuk memproses sekitar 1.000 pesanan; jika permintaan lebih dari 1.000
pesanan, maka jumlah petugas harus ditambahkan menjadi sebelas orang. Tahapan di sini
berhubungan dengan tingkatan tertentu dari penggerak biaya di mana dibutuhkan tambahan
petugas; akibatnya, setiap tahap berhubungan dengan satu petugas tambahan. Tahapan akan
relatif sedikit jika petugas ditambahkan untuk kenaikan penggerak biaya yang relatif kecil:
sedangkan untuk kenaikan yang besar, tahapannya akan lebih luas.
2.1.4.3 Biaya per Unit dan Biaya Marginal
Biaya per unit (unit cost) atau biasa disebut biaya rata-rata (average cost) merupakan
total biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan overhead) dibagi jumlah unit output.
Konsep ini berguna dalam menetapkan harga dan mengevaluasi profitabilitas produk, tetapi
konsep tersebut dapat menimbulkan beberapa interpretasi yang keliru. Untuk dapat
menginterpretasikan biaya per unit dengan semestinya, kita harus membedakan yang
dimaksud dengan biaya variabel per unit (unit variable cost), yang tidak berubah seiring
dengan perubahan jumlah output, dari biaya tetap unit (unit fixed cost), yang berubah seiring
dengan perubahan jumlah output.
2.1.4.4 Biaya Kapasitas versus Biaya Pemakaian
Penting bagi kita untuk membedakan antara biaya yang menyediakan kapasitas untuk
operasi (misalnya, bangunan pabrik dan peralatan) serta biaya yang dikonsumsi selama
operasi (misalnya, bahan baku dan tenaga kerja langsung). Yang pertama adalah biaya tetap,
sedangkan yang terakhir adalah biaya variabel. Dalam praktik, akuntan manajemen teliti
dalam membuat perbedaan karena kadang-kadang biaya jenis kapasitas diperlakukan sebagai
biaya variabel. Contohnya, bandingkan biaya dari dua jenis tenaga kerja langsung yang
bekerja dalam perakitan suatu produk: seseorang adalah pekerja yang digaji yang dibayar per
bulan, sedangkan yang lain adalah pekerja yang dibayar per jam. Yang pertama adalah biaya
kapasitas (tetap), sedangkan yang terakhir dibayar adalah biaya variabel.
Sementara kedua pekerja mungkin dipertimbangkan sebagai tenaga kerja langsung
karen mereka bekerja dalam perakitan produk, jika jumlah output menurun dan pekerja yang
10

digaji malas bekerja, total biaya tenaga kerja tidak berubah, sedangkan total biaya tenaga
kerja akan menurun bagi seorang pekerja yang diupah yang memiliki sedikit jam kerja. Di
sisi lain, manajer yang efektif mencoba untuk menjadwalkan produksi dan tenaga kerja
secara saksama dengan menggunakan bantuan paruh waktu dan dengan cara lain, sehingga
tidak ada pekerja yang malas bekerja; kemudian, seluruh pekerjaan perakitan dapat
dipertimbangkan sebagai biaya langsung dan variabel. Sementara waktu menganggur terjadi,
beberapa akuntan manajemen mengukur biaya dari kapasitas yang tidak digunakan. Perlu
diingat bahwa biaya dari kapasitas yang tidak digunakan akan berpotensi diterapkan pada
banyak jenis biaya tetap.
2.1.5 Penggerak Biaya Berdasarkan Struktur dan Pelaksanaan
Penggerak biaya berdasarkan struktur dan pelaksanaan digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan strategis. Penggerak biaya berdasarkan struktur bersifat strategis
karena meliputi keputusan yang mempunyai implikasi jangka panjang terhadap total biaya
perusahaan. Di sini ada empat contoh keputusan berdasarkan struktur:
1.

Skala. Makin besar perusahaan, biaya keseluruhan makin rendah disebabkan oleh skala
ekonomi. Contohnya, perusahaan ritel seperti Wal-Mart atau target harus menentukan
berapa banyak toko baru yang akan dibuka pada tahun tertentu untuk mencapai tujuantujuan strategisnya dan dapat berkompetisi secara efektif sebagai peritel.

2.

Pengalaman. Perusahaan yang memiliki karyawan dengan pengalaman produksi dan


penjualan yang lebih banyak mungkin akan memiliki biaya pengembangan, produksi,
dan distribusi yang lebih rendah. Contohnya, produsen seperti Hewlett-Packard
menggunakan metode-metode produksi yang ada bagi produk-produk baru untuk
menurunkan waktu dan biaya yang diperlukan pekerja agar makin cakap dalam
memproduksi produk baru.

3.

Teknologi. Teknologi baru dapat menurunkan biaya desain, produksi, distribusi, dan
pelayanan pelanggan secara signifikan. Contohnya, produsen seperti Procter & Gamble
menggunakan teknologi komputer untuk memantau jumlah produknya yang masih ada di
tangan pelanggannya (biasanya peritel besar) sehingga P&G dapat melakukan pengisian
stok persediaan ini tepat pada saat dibutuhkan.

4.

Kompleksitas. Berapa banyak produk berbeda-beda yang dimiliki oleh perusahaan?


Seperti dibahas pada diskusi awal mengenai Procter & Gamble, perusahaan dengan
banyak produk memiliki biaya yang lebih tinggi untuk penjadwalan ulang dan
pengelolaan proses produksi, juga biaya di tingkat hulu untuk pengembangan produk
11

serta biaya di tingkat hilir untuk distribusi dan jasa. Secara khusus, resesi ekonomi saat
ini menyebabkan perusahaan untuk memangkas penawaran mereknya; contohnya, pada
tahun 2009, Kraft Foods menjatuhkan hidangan utama Pantai Selatannya dan menarik
puding Handi-Snack dari pasar AS.
Analisis strategis menggunakan penggerak biaya berdasarkan struktur akan
membantu perusahaan memperbaiki posisi kompetitifnya. Analisis ini meliputi analisis rantai
nilai dan manajemen berdasarkan aktivitas. Analisis rantai nilai dapat membantu perusahaan
menilai konsekuensi jangka panjang dari komitmen sekarang atau yang direncanakannya
bagi penggerak biaya berdasarkan struktur. Contohnya, pertumbuhan produsen suku cadang
bagi produsen mobil dalam hal ukuran dan kapabilitas menyebabkan produsen mobil dapat
menilai kembali apakah mereka sebaiknya melakukan alih daya untuk suku cadang tertentu.
Penggerak biaya berdasarkan pelaksanaan (executional cost driver) merupakan faktorfaktor yang dapat dikelola perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional jangka
pendek untuk menurunkan biaya. Faktor-faktor tersebut meliputi sebagai berikut:
1.

Pemberdayaan tenaga kerja. Apakah karyawan berdedikasi terhadap perbaikan


berkelanjutan dan kualitas? Komitmen tenaga kerja ini akan menurunkan biaya.
Perusahaan yang memiliki hubungan yang kuat dengan karyawan, seperti Federal
Express, dapat menurunkan biaya operasi secara signifikan.

2.

Desain proses produksi. Mempercepat arus produk dalam perusahaan dapat menurunkan
biaya. Penemu teknologi produksi, seperti Motorola dan Allen-Bradley, dapat
menurunkan biaya produksi secara signifikan.

3.

Hubungan dengan pemasok. Dapatkah biaya, kualitas, atau pengiriman| bahan baku dan
suku cadang yang dibeli diperbaiki untuk menurunkan biaya.; secara keseluruhan?
Walmart dan Toyota merupakan perusahaan yang antara lain mempertahankan
keunggulan berbiaya rendah dengan cara membuat kesepakatan dengan pemasok bahwa
pemasok akan menyediakan produk atau suku cadang yang memenuhi persyaratan yang
diberikan oleh perusahaan, seperti fitur kualitas, ketepatan pengiriman, dan fitur lainnya.

2.2 Konsep Biaya untuk Perhitungan Biaya Produk dan Jasa


2.2.1 Biaya Produk dan Periodik
Persediaan produk bagi perusahaan manufaktur maupun dagang dianggap sebagai
aset pada neraca. Selama persediaan memiliki nilai pasar, persediaan dianggap sebagai aset
hingga terjual; kemudian biaya dari persediaan dipindahkan ke laporan laba rugi sebagai
harga pokok penjualan (cost of goods sold). Hal tersebut bermanfaat dalam memahami biaya
12

produk bagi produsen untuk mempertimbangkan rantai nilai. Rantai nilai dari produsen
dimulai dengan aktivitas ke hulu dari desain, pengembangan produk, dan pengujian produk
baru serta kemudian memindahkannya ke dalam proses produksi, diikuti dengan aktivitas ke
hilir dari distribusi, penjualan, serta pelayanan pelanggan. Biaya dari aktivitas ke hulu dan ke
hilir bukan merupakan biaya produk.
Biaya produk (product cost) bagi perusahaan manufaktur hanya meliputi biaya- biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan produk pada langkah proses produksi dalam rantai
nilai:
1.

Bahan baku langsung. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk, yang
secara fisik merupakan bagian dari produk tersebut.

2.

Tenaga kerja langsung. Tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilka produk.

3.

Overhead pabrik. Biaya tidak langsung untuk bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas
yang digunakan untuk mendukung proses produksi.
Biaya produk untuk perusahaan dagang meliputi biaya pembelian produk ditambah

biaya transportasi yang dibayar oleh peritel atau pedagang besar untuk mengirimkan produk
ke lokasi di mana produk akan dijual atau didistribusikan. Seluruh biaya lainnya untuk
mengelola perusahaan dan menjual produk bukan- merupakan biaya produk. Biaya tersebut
dibebankan pada periode saat terjadinya: biaya ini disebut biaya periodik (periodic cost).
Biaya periodik (biaya nonproduk) meliputi biaya umum, penjualan, dan administrasi yang
diperlukan untuk pengelola perusahaan tetapi tidak termasuk biaya langsung maupun tidak
langsung dalam proses produksi (atau bagi peritel, dalam pembelian produk untuk dijual
kembali Biaya periklanan, pemrosesan data, serta gaji eksekutif dan staf merupakan contoh
yang bagus dari biaya periodik. Pada perusahaan manufaktur atau dagang, biaya periodik
juga kadang kala disebut sebagai beban operasi atau beban penjualan| dan administrasi. Pada
perusahaan jasa, biaya-biaya ini sering kali disebut sebagai, beban operasi.
2.2.2 Perhitungan Biaya untuk Perusahaan Manufaktur, Dagang, dan Jasa
Perusahaan dagang membeli barang dagangan dan mencatatnya pada akun Persediaan
Barang Dagang (product inventory). Ketika terjual, kemudian dipindahkan ke akun Harga
Pokok Penjualan. Perusahaan dagang dan manufaktur pada Tampilan 3.13 ditunjukkan saling
bersebelahan agar dapat terlihat perbedaannya: Perusahaan dagang membeli persediaan,
sedangkan perusahaan manufaktur memproduksi persediaan menggunakan bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead.

13

Perusahaan manufaktur menggunakan tiga akun persediaan: (1) Persediaan Bahan


Baku (materials inventory), di mana biaya dari pasokan bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi akan disimpan; (2) Persediaan Barang dalam Proses (work-in-process
inventory), yang terdiri dari seluruh biaya yang dimasukkan ke dalam proses produksi
produk yang sudah berjalan tetapi belum selesai pada tanggal iaporan keuangan; serta (3)
Persediaan Barang Jadi (finished goods inventory), yang terdiri dari biaya dari barang yang
siap untuk dijual. Setiap akun memiliki saldo awal dan akhirnya masing-masing.
Rumus persediaan yang menghubungkan akun-akun persediaan adalah sebagai berikut
Persediaan Awal + Biaya yang ditambahkan = Biaya yang dipindahkan keluar + Persediaan
Akhir.
2.2.3 Atribut-atribut dari Informasi Biaya
2.2.3.1 Keakuratan
Pengambil keputusan yang berpengalaman tidak menggunakan informasi akuntansi
tanpa mempertimbangkan potensi ketidakakuratannya. Data yang tidak akurat dapat
menyesatkan, menghasilkan kesalahan yang berpotensi merugikan. Cara utama untuk
memastikan data yang akurat untuk pengambilan keputusan adalah mendesain dan memantau
sistem yang efektif bagi pengendalian akuntansi internal. Sistem pengendaiian akuntansi
internal (internal accounting controls) merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur yang
membatasi dan menjadi pedoman bagi aktivitas-aktivitas dalam pemrosesan data keuangan
dengan tujuan untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan dan kecurangan. Penekanan pada
pengendalian internal yang efektif telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun
terakhir dalam menanggapi persyaratan Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and
Exchange CommissionSEC) yang diberlakukan oleh Undang-undang Sarbanes-Oxley
tahun 2002.
2.2.3.2 Ketepatan Waktu
Informasi manajemen biaya harus tersedia bagi pengambil keputusan pada waktu
yang tepat untuk mengambil keputusan yang efektif. Biaya penundaan dapat saja signifikan
dalam banyak keputusan seperti memenuhi pesanan mendesak yang dapat hilang apabila
informasi yang diperlukan tidak tepat waktu. Biaya mengidentifikasi kecatatan kualitas sejak
dini pada proses produksi dapat menjadi jauh lebih kecil daripada biaya bahan baku dan
tenaga kerja yang harus terbuang percuma sampai kecatatan terdeteksi kemudian dalam
proses produksi.
14

2.2.3.3 Informasi Biaya dan Informasi Nilai


Informasi manajemen biaya memiliki biaya tertentu dan penekanan pada nilai,
sedangkan akuntan manajemen merupakan spesialis informasi, sama halnya dengan
profesional keuangan lainnya seperti penasihat pajak, perencana keuangan, dan konsultan.
Akuntan manajemen menyediakan layanan informasi yang memiliki biaya dan nilai
penyusunan bagi pemakainya. Biaya penyusunan informasi manajemen biaya seharusnya
dapat dikontrolkan seperti biaya layanan lainnya dalam perusahaan. Biaya penyusunan
tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh keakuratan yang diinginkan, ketepatan waktu, dan
tingkat agregasi; ketika peningkatan keakuratan, ketepatan waktu, dan rincian diinginkan,
biaya penyusunannya menjadi lebih tinggi. Ada beberapa konsep penting untuk akuntan
manajemen, yang pada Bab 3 dibagi ke dalam dua kelompok: (1) objek biaya, penggerak
biaya, tempat penampungan biaya, dan pembebanan biaya serta (2) perhitungan biaya
produk atau jasa untuk penyusunan laporan keuangan.
2.3 Peran dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus untuk
beberapa perusahaan. Pendekatan ini biasanya tepat digunakan ketika biaya langsung
merupakan biaya utama dari produk atau jasa dan aktivitas yang mendukung proses produksi
dari produk atau jasa yang relatif sederhana, berbiaya rendah, dan homogen melintasi
berbagai lini produk. Hal ini mungkin terjadi, contohnya, bagi produsen komoditas yang
memiliki satu atau beberapa lini produk yang homogen. contohnya, suatu perusahaan yang
memproduksi produk kertas atau perusahaan yang memproduksi produk pertanian tertentu.
Demikian pula, perusahaan jasa profesional (kantor pengacara dan kantor akuntan publik),
mungkin tidak membutuhkan ABC karena biaya tenaga kerja untuk staf profesional
merupakan biaya terbesar bagi perusahaan, dan tenaga kerja juga mudah ditelusuri ke klien
(objek biaya). Bagi perusahaan selain perusahaan jasa profesional, pendekatan ABC sering
menjadi pilihan: pendekatan berdasarkan volume akan menyebabkan ketidakakuratan sangat
signifikan dalam biaya produk, beberapa produk akan dibebankan terif tinggi dan produk
lainnya akan dibebankan terlalu rendah karena pengguna aktivitas tidak dalam proporsi
terhadap volume output.
2.4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya, kita perlu memahami hubungan
antara sumber daya, aktivitas, dan produk atau jasa. Banyak sumber daya yang digunakan
15

pada operasi dapat, ditelusuri ke masing-masing produk atau jasa dan diidentifikasi sebagai
biaya bahan baku langsung dan atau biaya tenaga kerja langsung. Sebagian besar biaya
overhead hanya berkaitan dengan produk atau jasa akhir secara tidak langsung. Sistem
perhitungan biaya mengidentifikasi biaya dengan aktivitas yang mengonsumsi sumber daya
dan membebankan biaya sumber daya pada objek biaya seperti produk, jasa, atau tempat
penampungan biaya perantara berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada objek biaya
tersebut.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costingABC) merupakan
pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti
produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya.
Anggapan dasar dari pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa
perusahaan merupakan hasil aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya yang
menyebabkan timbulnya biaya. Biaya sumber daya dibebankan pada aktivitas berdasarkan
aktivitas yang menggunakan atau mengonsumsi sumber daya (penggerak biaya untuk
konsumsi sumber daya) dan biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan aktivitas
yang dilakukan untuk objek biaya (penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas) Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas mengakui hubungan sebab akibat atau hubungan langsung antara
biaya sumber daya, penggerak," biaya, aktivitas, dan objek biaya dalam membebankan biaya
pada aktivitas dan kemudian pada objek biaya.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membebankan biaya overhead pabrik ke
objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas juga
biayanya serta jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan output Dengan menggunakan
penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya, perusahaan menentukan biaya sumber daya
yang dikonsumsi oleh aktivitas, menghitung biaya dari suatu unit aktivitas, dan kemudian
membebankan biaya dari suatu aktivitas ke objek biaya dengan mengalikan biaya dari setiap
aktivitas dengan jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap objek biaya.
2.4.1 Sumber Daya, Aktivitas, Penggerak Biaya untuk Konsumsi Sumber
Daya, dan Penggerak Biaya untuk Konsumsi Aktivitas
Aktivitas (activity) merupakan tugas atau tindakan spesifik dari pekerjaan yang
dilakukan. Aktivitas dapat berupa satu tindakan atau batch dari beberapa tindakan.
Contohnya, memindahkan persediaan dari bengkel kerja A ke bengkel kerja B merupakan
aktivitas yang mungkin hanya membutuhkan satu tindakan Persiapan produksi merupakan

16

aktivitas yang dapat mencakup beberapa tindakan. Aktivitas yang sering kali dicatat pada apa
yang disebut dengan kamus aktivitas.
Sumber daya (resource) merupakan elemen ekonomis yang dibutuhkan atau
dikonsumsi dalam melaksanakan aktivitas. Gaji dan perlengkapan, merupakan sumber daya
yang dibutuhkan atau digunakan dalam melaksanakan aktivitas produksi.
Penggerak biaya (cost driver) merupakan faktor yang menyebabkan atau mengaitkan
perubahan biaya dari aktivitas. Karena penggerak biaya menyebabkan atau berkaitan dengan
perubahan biaya, jumlah penggerak biaya yang terukur atau terhitung merupakan dasar yang
sangat baik untuk rnembebankau biaya sumber daya pada aktivitas dan membebankan biaya
dari aktivitas ke objekbiaya. '

2.4.2 Prosedur Pembebanan Biaya Dua Tahap


Prosedur pembebanan biaya dua tahap (two-stage cost assignment) membebankan
biaya. sumber daya seperti biaya overhead pabrik ke tempat penampungan biaya aktivitas
dan kemudian ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap
objekbiaya. Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead
pabrik pertama ke tempat penampungan biaya pabrik atau departemejy dan kedua ke produk
atau jasa. Sistem berdasarkan volunme pada tahap pertama, membebankan biaya overhead
pabrik ke tempat penampungan biaya pabrik atau ke tempat penampungan biaya departemen.
Pendekatan ini mudah dan sederhana karena banyak sistem akuntansi yang digunakan
mengakumulasikan informasi biaya berdasarkan departemen, yang mudah dikumpulkan ke
tingkat pabrik. Pada tahap kedua, tarif berdasarkan volume (berdasarkan pada unit yang
diproduksi atau jumlah jam yang digunakan dalam produksi) kemudian digunakan untuk
menerapkan overhead ke setiap objek biaya.
Prosedur pembebanan biaya dua tahap berdasarkan volume, cenderung mendistorsi
biaya produk atau jasa. Distorsi ini benar, terutama pada tahap kedua di mana sistem
perhitungan biaya berdasarkan volume menggunakan penggerak biaya seperti jumlah jam
tenaga kerja langsung atau jumlah unit output untuk membebankan biaya overhead pabrik.
Karena seluruh produk atau jasa tidak selalu mengonsumsi sumber daya overhead pabrik
dalam tempat penampungan biaya secara proporsional terhadap ukuran berdasarkan volume
yang digunakan oleh perusahaan untuk membebankan biaya overhead pabrik, sistem
berdasarkan volume sering kali mengarah pada ukuran yang tidak akurat atas biaya aktivitas
pendukung dalam operasinya. Distorsi ini meniadi lebih serins ketika bagian yang penting
17

dari biaya overhead pabrik tidak berkaitan dengan volume output dan perusahaan
memproduksi bauran produk yang beragam dengan perbedaan pada volume, ukuran, atau
kompleksitas.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari sistem perhitungan biaya
berdasarkan volume dalam hal mengaitkan penggunaan sumber daya pada aktivitas dan
mengaitkan biaya aktivitas pada produk, jasa, atau pelanggan (lihat Tampilan 5.2). Tahap
pertama membebankan biaya overhead pabrik ke aktivitas dengan menggunakan penggerak
biaya untuk konsumsi sumber daya yang tepat. Tahap kedua membebankan biaya aktivitas
ke objek biaya dengan menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas yang tepat
yang mengukur permintaan objek biaya yang ditempatkan pada aktivitas. Dengan
menggunakan penggerak biaya dalam kedua tahap pembebanan biaya, sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas memberikan ukuran yang lebih akurat dari biaya produk atau
jasa untuk biaya aktivitas yang tidak proporsional terhadap jumlah volume output yang
diproduksi.
Kesimpulan, sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari sistem
perhitungan biaya berdasarkan volume pada dua hal: Pertama, sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas mendefinisikan tempat penampungan biaya sebagai aktivitas dan
bukan sebagai pusat biaya pabrik atau departemen produksi. Kedua, penggerak biaya yang
digunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk membebankan biaya
aktivitas ke objek biaya merupakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas atau aktivitasaktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Pendekatan berdasarkan volume menggunakan
penggerak biaya berdasarkan volume yang sering memiliki sedikit atau tidak samalsekali
huburigan dengan konsumsi biaya sumber daya oleh objek biaya.

18

Sumber Daya
Bahan Baku Langsung
dan Tenaga Kerja
Langsung

Biaya Tidak Langsung


(Overhead)

Tahap Pertama: Bahan baku langsung dan


tenaga kerja langsung dibebankan ke objek
biaya; biaya overhead dibebankan ke
departemen secara langsung atau
dikumpulkan ke tingkat pabrik.
Tempat Penampungan Biaya
Objek Biaya
Pabrik
atau departemen di pabrik.
Tampilan Prosedur Dua Tahap Berdasarkan Volume.

Tahap Kedua: biaya tingkat pabrik atau


departemen dibebankan ke objek biaya
dengan menggunakan penggerak biaya
berdasarkan volume objek biaya.
Bahan Baku Langsung
dan Tenaga Kerja
Langsung

Sumber Daya
Biaya Tidak Langsung
(Overhead)

Tahap Pertama: Bahan baku langsung dan


tenaga kerja langsung dibebankan ke objek
biaya; biaya overhead dibebankan ke
aktivitas dengan menggunakan penggerak
biaya untuk konsumsi sumber daya.
Tempat Penampungan Biaya
Aktivitas
pada Pabrik.
2.5 Tahap-tahap dalam Mengembangkan Sistem Perhitungan
Biaya Berdasarkan
Tampilan Prosedur Dua Tahap Berdasarkan Aktivitas.

Aktivitas
Tahap Kedua: biaya aktivitas dibebankan ke
Mengembangkan
sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membutuhkan tiga
objek biaya dengan
menggunakan
penggerak
biaya untuk
tahap: konsumsi aktivitas
1. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktivitas,

Objek Biaya
Tahap pertama dalam mendesain sistem ABC adalah melakukan analisis aktivitas untuk
mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas perusahaan. Sebagian besar perusahaan
mencatat biaya sumber daya di buku besar pada sistem akuntansi. Contoh akun ini mencakup
perlengkapan, pembelian, penanganan bahan baku, pergudarigan, beban kantor, mebel dan
perabot, bangunan, peralatan, utilitas,. serta gaji dan tunjangan. Akan tetapi, upaya khusus

19

kemungkinan besar akan dibutuhkan untuk menentukan biaya sumber daya yang tepat untuk
ABC karena pada umumnya beberapa biava sumber daya yangberbeda mungkin dicatat pada
satu akun atau biaya- biaya suatu aktivitas dapat dicatat pada beberapa akun. Contohnya,
perusahaan dapat menggunakan satu akun Perlengkapan Pabrik untuk seluruh perlengkapan
dalam operasinya yang mencakup beberapa operasi produksi. Biaya untuk menyelesaikan
pesanan pembelian dapat tersebar pada beberapa akun mencakup akun-akun untuk
pergudangan, pembelian, dan penerimaan.

2. Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas,


Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi
sumber daya untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Karena aktivitas
memicu timbulnya biaya sumber daya yang digunakan dalani operasi, suatu perusahaan
harus memilih penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya berdasarkan hubungan
sebab akibat. Penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya biasanya mencakup jumlah
(1) jam tenaga kerja untuk aktivitas tenaga kerja yang intensif; (2) karyawan untuk
aktivitas yang terkait dengan penggajian; (3) persiapan untuk aktivitas yang terkait
dengan batch; (4) perpindahan untuk aktivitas penanganan bahan baku; (5) jam mesin
untuk aktivitas perbaikan dan pemeliharaan; serta (6) luas lantai per meter persegi untuk
aktivitas perawatan secara umum dan kebersihan. Biaya sumber daya dapat dibebankan
ke aktivitas dengan menelusuri secara langsung atau mengestimasi. Penelusuran secara
langsung membutuhkan pengukuran pemakaian sumber daya aktual oleh aktivitas.
3. Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya,
Tahap terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya ke
objek biaya berdasarkan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas yang tepat. Outputnya
adalah objek biaya untuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Pada
umumnya, output dari sistem biaya adalah produk dan jasa; akan tetapi, outputnya juga
dapat mencakup pelanggan, proyek, atau unit bisnis.
2.6 Manfaat dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1. Penngukuran profitabilitas yang lebih baik.
ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, mengarah pada

pengukuran profitabilitas produk dan pelanggan yang lebih akurat serta keputusan
strategis yang diinformasikan secara lebih baik mengenai penetapan harga, lini produk,
dan segmen pasar.
2. Pengambilan keputusan yang lebih baik.
ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat mengenai biaya yang dipicu oleh
aktivitas, membantu manajer untuk meningkatkan nilai produk dan proses dengan
20

membuat keputusan yang lebih baik mengenai desain produk, keputusan yang lebih baik
mengenai

dukungan

bagi

pelanggan,

serta

mendorong

proyek-proyek

yang

meningkatkan nilai.
3. Perbaikan proses.
Sistem ABC menyediakan informasi untuk mengidentifikasi bidang-bidang di mana
perbaikan proses dibutuhkan.
4. Estimasi biaya.

Meningkatkan biaya produk yang mengarah pada estimasi biaya pesanan yang lebih
baik untuk keputusan penetapan harga, penganggaran, dan perencanaan.
5. Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan.

Ketika banyak perusahaan memiliki fluktuasi musiman dan siklis pada penjualan dan
produksi, ada kalanya kapasitas pabrik tidak digunakan. Hal ini dapat berarti bahwa
biaya terjadi pada aktivitas batch, produk, dan fasilitas tetapi tidak digunakan. Kapasitas
dipasok tetapi tidak digunakan dalam proses produksi. Sistem ABC menyediakan
informasi yang lebih baik untuk mengidentifikasi biaya dari kapasitas yang tidak
digunakan dan mempertahankan akuntansi secara terpisah untuk biaya tersebut.
2.7 Perbandingan Perhitungan biaya Berdasarkan Volume dan Perhitungan Biaya
Berdasarkan Aktivitas
Contoh berikut ini memperlihatkan perbedaan sistem perhitungan biaya berdasarkan
volume menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai penggerak biaya dengan sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume
dan aktivitas.
Haymarket BioTech Inc. (HBT) memproduksi dan menjual dua sistem komunikasi
yang aman, AW (Anywhere) dan SZ (SecureZone). AW menggunakan teknologi satelit dan
memungkinkan pelanggan untuk berkomunficasi di mana pun di muka bumi. SZ
menggunakan teknologi yang sarna, kecuali alat ini memungkinkan komunikasi di antara dua
pihak dengan jarak 10 mil. HBT beroperasi dengan jarak yang sangat dekat tetapi industrinya
kompetitif. Pelanggannya merupakan pelanggan pemerintah dan perusahaan di mana produk
ini sangat penting: pelanggan mengandalkan pada kemampuan HBT untuk beradaptasi secara
cepat dengan produknya terhadap ancaman dari alat-alat yang akan membahayakan keamanan
produk. SZ telah sukses selama hampir 10 tahun dan mengalami beberapa perbaikan dalam
waktu ini; penjualan diharapkan terus bertumbuh sebesar 8-10 persen per tahun. AW, produk
yang lebih mutakhir, juga telah sukses, tetapi permintaannya tidak kuat dan pertumbuhan
21

penjualannya diharapkan sebesar 3-5 persen per tahun. Karena profitabilitas sistem AW lebih
besar, HBT mempertimbangkan kampanye periklanan ekstensif untuk mendorong penjualan
AW, dan membuat rencana untuk membagikan kembali fasilitas produksi dari SZ ke AW
untuk membuat hal ini mungkin terjadi. HBT memiliki data operasi berikut ini untuk kedua
produk:
AW
5.000

SZ
20.000

Harga jual

$400,00

$200,00

Biaya bahan baku. dan tenaga kerja langsung per unit

$200,00

$80,00

25.000

75.000

Volume produksi

Jam tenaga kerja langsung x


Jamtenaga.kerja.laagsung per unit ..

AW
Harga jual per unit

$400

3,75

SZ
$200

Biaya produksi per unit:


Bahan baku. dan tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Biaya per unit
Margin laba

$200

$80

100

75
300

155

$100

$45

Analisis Profitabilitas Produk pada Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume

2.7.1 Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume


Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead pabrik
(factory overheadFOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung (direct labor- hours
DLH). Perusahaan memiliki total biaya overhead pabrik yang dianggarkan sebesar
$2,000,000. Karena perusahaan menganggarkan 100.000 jam tenaga kerja langsung untuk
setahun, tarif biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung sebesar $20.

22

Karena perusahaan menggunakan 25.000 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi
5.000 unit AW, biaya overhead pabrik yang dibebankan ke AW adalah sebesar $500.000
secara keseluruhan dan sebesar $100 per unit:

Biaya overhead pabrik untuk SZ adalah sebesar $1,500,000 secara keseluruhan dan sebesar
$75 per unit karena perusahaan meenghabiskan 75.000 jam tenaga kerja langsung untuk
memproduksi 20.000 unit SZ:

2.7.2 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Dalam menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, HBT mengidentifikasi
aktivitas, biaya yang dianggarkan, dan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas informasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Tahap 3: membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
HBT juga memperoleh data operasi sebagai berikut. yang berkaitan dengan setiap jenis

produk:
AW

SZ

. Total

23

Jam rekayasa

5.000

7.500

12.500

200

100

300

50.000

100.000

150.000

5.000

10.000

15.000

Jumlah persiapan
Jam mesin
Jumlah pengemasan pesanan

Dengan menggunakan data di atas, tarif penggerak biaya bagi setiap penggerak biaya
untuk konsumsi aktivitas dikalkulasikan sebagai berikut:

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk dengan kalkulasi sebagai berikut:

AW (5.000 unit)
(1)
Penggerak Biaya untuk
Konsumsi Aktivitas
Jam rekayasa
Jumlah persiapan
Jam mesin
Jumlah pengemasan pesanan

(2)

(3)

Tarif Konsumsi
Aktivitas

Konsumsi
Aktivitas

(4) = (2) x (3)


Total Biaya
Overhead
Pabrik
$50,000

(5)
Biaya Overhead
Pabrik Per Unit

$10

5.000

1.000

200

200.000

40

10

50.000

500,000

100

5.000

25.000

$775,000

$155

(4) = (2) x (3)

(5)

Biaya overhead pabrik per unit

$10

SZ (20.000 unit)
(1)
Penggerak Biaya untuk
Konsumsi Aktivitas
Jam rekayasa
Jumlah persiapan
Jam mesin
Jumlah pengemasan pesanan

(2)

(3)

Tarif Konsumsi
Aktivitas
$10

Konsumsi
Aktivitas
7.500

Total Biaya
Overhead Pabrik
$75,000

Biaya Overhead
Pabrik Per Unit
$3,75

1.000

100

100.000

5,00

10

100.000

1.000.000

50,00

10.000

50.000

2,50

24

Biaya overhead pabrik per unit

-,

$1,225,000

$61,25

Perbandingan ini menunjukkan bahwa sistem perhitungan biaya produk berdasarkan


volume secara signifikan membebankan produk AW (produk dengan volume rendah) terlaiu
rendah dan membebankan produk SZ (produk dengan volume tinggi) terlaiu tinggi, ketika
mempertimbangkan konsumsi. Biaya overhead pabrik aktual dari kedua produk. Hal ini
kadang kala disebut subsidi silang, yaitu akuntansi biaya yang memberikan subsidi
atas'beberapa piroduk dengan mengdrbankan produk lain. Sering kali subsidi silang berada
dalam arah perhitungan biaya yang membebankan terlaiu rendah terhadap produk dengan
volume rendah (ukuran batch produk yang lebih kecil) dan perhitungan biaya yang
membebankan terlaiu tinggi terhadap produk dengan volume tinggi (ukuran batch produk
yang besar) dengan menggunakan pendekatan berdasarkan volume. Alasannya adalah bahwa
dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya tingkat kelompok produk dirataratakan menurut jumlah unit yang lebih besar bagi produk dengan volume tinggi, dengan
demikian menurunkan biaya produk ini, dan sebaliknya untuk produk dengan volume rendah.
2.8 ABC/M pada Pemerintahan
ABC/M digunakan secara luas pada pemerintahan. U.S. Portal Service yang
diperkenalkan pada makalah ini merupakan salah satu contoh yang bagus. Contoh lainnya
adalah U.S. Patent and Trademark Office (PTO) yang menggunakan ABC untuk memahami
secara lebih baik struktur biayanya. Ketika volume pernintaan hak paten telah meningkat
sangat besar,. dan ketika PTO bukan pembayar pajak yang didukung tetapi bergantung pada
biaya dari pemakai, penentuan biaya yang akurat dan pengaturan biaya yang tepat dari
pemakai untuk berbagai layanan sangat penting. Model ABC pada PTO digunakan di 29
aktivitas dan objek biaya mencakup hak paten utilitas, hak paten desain, hak paten pabrik,
penerbitan kembali, pengujian kembali, merek dagang, dan permohonan. Salah satu hasil
temuan dari implementasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah biaya pemrosesan
merek dagang lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Contoh lainnya mencakup Internal Revenue Service (IRS), yang menggunakan ABC/M
untuk mengalkulasikan biaya pemrosesan dari setiap jenis surat pemberitahuan pajak
penghasilan yang berbeda-beda, dan Tentara AS, yang menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas dalam manajemen pengiriman peralatan perawatan kesehatan dan
pemeliharaan peralatan militer, di antara aplikasi lainnya.

25

Pemerintah federal AS mendorong penggunaan ABC dalam berbagai unit. Pada tahun
1990, tiga pejabat bertanggung jawab atas pelaporan keuangan pemerintah federal yang
ditetapkan oleh Federal Accounting Standards Advisory Board (FASAB) sebagai komite
penasihat pemerintah federal (wWwfasab.gov). Pejabat-pejabat tersebut adalah Sekretaris
Departemen Keuangan, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, serta Pengawas
Keuangan Umum AS. Mereka menciptakan FASAB untuk mengembangkan standar dan
prinsip akuntansi untuk pemerintah AS. FASAB nomor 4, "Konsep dan Standar Akuntansi
Keuangan Manajerial untuk Pemerintah Federal menjelaskan keuntungan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas untuk digunakan pada unit pemerintahan.
2.9 Analisis Profitabilitas Pelanggan
Analisis profitabilitas pelanggan {customerprofitability analysis) mengidentifikasi
aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta menentukan profitabilitas setiap
pelanggan atau kelompok pelanggan. Di sini, pelayanan pelanggan mencakup seluruh
aktivitas untuk melengkapi penjualan dan memuaskan pelanggan, seperti periklanan,
penjualan melalui telepon, pengiriman, penagihan, pengumpulan, pelayanan melalui telepon,
penyelidikan, dan bentuk lain dari pelayanan pelanggan. Analisis profitabilitas pelanggan
memungkinkan manajer untuk:
1.

Mengidentifikasi pelanggan yang paling menguntungkan.

2.

Mengelola biaya pelayanan dari setiap pelanggan.

3.

Memperkenalkan produk dan jasa baru yang menguntungkan.

4.

Menghentikan produk, jasa, atau pelanggan yang tidak menguntungkan.

5.

Mengarahkan bauran pembelian pelanggan pada lini produk dan jasa dengan margin
yang lebih tinggi.

6.

Menawarkan diskon dengan tujuan untuk memperoleh volume penjualan yang lebih
besar bagi pelanggan dengan biaya pelayanan yang rendah.

7.

Memilih jenis pelayanan purnajual yang akan disediakan.


Pemahaman yang baik mengenai profitabilitas pelanggan perusahaan, baikyang ada

saat ini maupun yang potential, dapat membantu perusahaan imtuk meningkatkan laba secara
keseluruhan dan menjadi lebih kompetitif. Hal ini dimulai dengan analisis biaya untuk
melayani pelanggan.
2.9.1 Analisis Biaya Pelanggan

26

Tidak seluruh pelanggan membutuhkan aktivitas yang serupa, baik sebelum maupun
setelah penjualan. Contoh aktivitas spesifik yang berkaitan dengan pelanggan mencakup:
1.

Biaya pemrosesan pesanan.

2.

Biaya penagihan, pengumpulan piutang, dan pemrosesan pembayaran.

3.

Biaya piutang usaha dan penyimpanan persediaan.


4. Biaya pelayanan pelanggan.
5. Biava penjualan dan pemasaran.

Analisis biaya pelanggan (customer cost analysis) mengidentifikasi aktivitas dan


penggerak biaya untuk melayani pelanggan sebelum dan setelah penjualan, tidak termasuk
biaya produk. Secara tradisional, biaya-biaya ini tersembunyi dalam fungsi dukungan bagi
pelanggan, pemasaran, dan penjualan. ABC/M membantu manajer untuk memahami biayabiaya yang mereka hasilkan untuk melayani pelanggan.
Aktivitas yang berbeda-beda sering kali mempunyai penggerak biaya yang berbedabeda. Berdasarkan aktivitas dan penggerak biaya pada pelayanan yang dilakukan untuk
memperoleh dan menyelesaikan transaksi, biaya-biaya pelanggan dapat diklasifikasikan ke
dalam kategori sebagai berikut:
1. Biaya pelanggan tingkai unit, sumber daya yang dikonsumsi untuk setiap unit yang
dijual kepada pelanggan. Contohnya mencakup komisi penjualan berdasarkan jumlah
unit terjual atau dolar yang terjual, biaya pengiriman ketika biaya pengangkutan
didasarkan pada jumlah unit yang dikirimkan, dan biaya penyimpanan kembali dari
setiap unit yang diretur.
2. Biaya pelanggan tingkat kelompok produk, sumber daya yang dikonsumsi untuk setiap
transaksi penjualan. Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan, biaya penagihan,
dan pencatatan retur penjualan atau penyisihan setiap kali terjadi retur atau penyisihan
yang diperbolehkan.
3. Biaya mempertahankan pelanggan, sumber daya yang dikonsumsi untuk melayani
pelanggan tanpa memerhatikan jumlah unit atau batch produk yang terjadi. Contohnya
adalah biaya perjalanan tenaga penjualan untuk mendatangi pelangan biaya pemrosesan
laporan bulanan, dan biaya penagihan atas pembayaran yang terlambat.
4. Biaya saluran distribusi, sumber daya yang dikonsumsi pada setiap saluran distribusi
yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani pelanggan. Contohnya adalah biaya
operasional gudang regional untuk melayani pelanggan utama dan pusat distribusi
yang tersentralisasi untuk melayani toko-toko ritel kecil.

27

5. Biaya

mempertahankan

penjualan,

sumber

daya

yang

dikonsumsi

untuk

mempertahankan aktivitas penjualan dan pelayanan yang tidak dapat ditelusuri pada
setiap unit, kelompok produk, pelanggan, atau saluran distribusi. Contohnya adalah
pengeluaran umum perusahaan untuk aktivitas penjualan, gaji, tunjangan dan bonus
manajer penjualan umum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.

Penggerak biaya (cost driver) merupakan faktor yang memberi implikasi pada perubahan
tingkat biaya. Untuk perusahaan yang berkompetisi berdasarkan kepemimpinan biaya,
manajemen penggerak biaya utama merupakan hal yang penting. Objek biaya (cost
object) adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau unit organisasi di mana
biaya di bebankan. Sedangkan pembebanan biaya (cost assignment) merupakan proses
pembebanan elemen biaya- biaya ke dalam tempat penampungan biaya atau dari tempat
penampungan biaya ke objek biaya. Ada dua jenis pembebanan yaitu penelusuran
langsung dan alokasi. Penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya
langsung, sedangkan alokasi digunakan untuk membebankan biaya tidak langsung.

2.

Persediaan produk bagi perusahaan manufaktur maupun dagang dianggap sebagai aset
pada neraca. Selama persediaan memiliki nilai pasar, persediaan dianggap sebagai aset
hingga terjual; kemudian biaya dari persediaan dipindahkan ke laporan laba rugi sebagai
harga pokok penjualan (cost of goods sold). Biaya produk (product cost) bagi perusahaan
manufaktur hanya meliputi biaya- biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan produk
pada langkah proses produksi dalam rantai nilai. Biaya produk untuk perusahaan dagang
meliputi biaya pembelian produk ditambah biaya transportasi yang dibayar oleh peritel
atau pedagang besar untuk mengirimkan| produk ke lokasi di mana produk akan dijual
atau didistribusikan.

3.

Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus untuk beberapa
perusahaan. Bagi perusahaan selain perusahaan jasa profesional, pendekatan ABC sering
menjadi pilihan: pendekatan berdasarkan volume akan menyebabkan ketidakakuratan
sangat signifikan dalam biaya produk, beberapa produk akan dibebankan terif tinggi dan
produk lainnya akan dibebankan terlalu rendah karena pengguna aktivitas tidak dalam
proporsi terhadap volume output.
28

4.

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membebankan biaya overhead pabrik ke objek


biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas juga
biayanya serta jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan output Dengan
menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya, perusahaan menentukan
biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas, menghitung biaya dari suatu unit
aktivitas, dan kemudian membebankan biaya dari suatu aktivitas ke objek biaya dengan
mengalikan biaya dari setiap aktivitas dengan jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh
setiap objek biaya.

5.

Mengembangkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membutuhkan tiga tahap,


yaitu mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas, membebankan biaya sumber daya

ke aktivitas,dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.


6.

Manfaat utama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami banyak
perusahaan di antaranya yaitu penngukuran profitabilitas yang lebih baik, pengambilan
keputusan yang lebih baik, perbaikan proses, estimasi biaya, dan biaya dari kapasitas
yang tidak digunakan.

7.

Perbandingan Perhitungan biaya Berdasarkan Volume dan Perhitungan Biaya


Berdasarkan Aktivitas sesuai contoh yang dijelaskan, menunjukkan bahwa sistem
perhitungan biaya produk berdasarkan volume secara signifikan membebankan produk
AW (produk dengan volume rendah) terlaiu rendah dan membebankan produk SZ
(produk dengan volume tinggi) terlaiu tinggi, ketika mempertimbangkan konsumsi.
Biaya overhead pabrik aktual dari kedua produk. Hal ini kadang kala disebut subsidi
silang, yaitu akuntansi biaya yang memberikan subsidi atas'beberapa piroduk dengan
mengdrbankan produk lain. Sering kali subsidi silang berada dalam arah perhitungan
biaya yang membebankan terlaiu rendah terhadap produk dengan volume rendah (ukuran
batch produk yang lebih kecil) dan perhitungan biaya yang membebankan terlaiu tinggi
terhadap produk dengan volume tinggi (ukuran batch produk yang besar) dengan
menggunakan pendekatan berdasarkan volume. Alasannya adalah bahwa dengan
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya tingkat kelompok produk dirata-ratakan
menurut jumlah unit yang lebih besar bagi produk dengan volume tinggi, dengan
demikian menurunkan biaya produk ini, dan sebaliknya untuk produk dengan volume
rendah.

8.

Pemerintah federal AS mendorong penggunaan ABC dalam berbagai unit. Pada tahun
1990, tiga pejabat bertanggung jawab atas pelaporan keuangan pemerintah federal yang
ditetapkan oleh Federal Accounting Standards Advisory Board (FASAB) sebagai komite
29

penasihat pemerintah federal (wWwfasab.gov). Pejabat-pejabat tersebut adalah Sekretaris


Departemen Keuangan, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, serta Pengawas
Keuangan Umum AS. Mereka menciptakan FASAB untuk mengembangkan standar dan
prinsip akuntansi untuk pemerintah AS. FASAB nomor 4, "Konsep dan Standar Akuntansi
Keuangan Manajerial untuk Pemerintah Federal menjelaskan keuntungan perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas untuk digunakan pada unit pemerintahan.
9.

Analisis profitabilitas pelanggan memungkinkan manajer untuk; mengidentifikasi


pelanggan yang paling menguntungkan, mengelola biaya pelayanan dari setiap
pelanggan, memperkenalkan produk dan jasa baru yang menguntungkan, menghentikan
produk, jasa, atau pelanggan yang tidak menguntungkan, mengarahkan bauran pembelian
pelanggan pada lini produk dan jasa dengan margin yang lebih tinggi, menawarkan
diskon dengan tujuan untuk memperoleh volume penjualan yang lebih besar bagi
pelanggan dengan biaya pelayanan yang rendah, dan memilih jenis pelayanan purnajual
yang akan disediakan.

30

DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J., Stout, David E., Juras, Paul E., dan Cokins, Gary. 2013. Cost
Management: A Strategic Emphasis. McGraw-Hill. USA. (BCL)

31

Vous aimerez peut-être aussi