Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.
Audit Keuangan
Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar
tentang posisi keuangan, hasil operasi/usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan, mencakup penentuan apakah:
1. Informasi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Entitas yang diaudit telah memenuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan
tertentu.
3. Sistem pengendalian intern instansi tersebut, baik terhadap laporan keuangan maupun
terhadap
dan
pengamanan
dilaksanakan
secara
atas
memadai
kekayaannya,
telah
dirancang
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan yang meliputi, antara lain audit terhadap unsur
yang berikut;
1. Segmen laporan keuangan dan informasi keuangan (seperti laporan pendapatan dan
biaya, laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan aktiva tetap), dokumen
anggaran, perbedaan antara realisasi kinerja keuangan dan yang diperkirakan.
2. Pengendalian intern mengenai ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
3. Pengendalian
pengamanan
atau
pengawasan
intern atas
yang
Sementara
Pengelolaan
itu,
berdasarkan
dan Tanggung
UU
Jawab
Nomor
15
Keuangan
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
meliputi pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pemeriksaan
Keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pelayanan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian,
dalam hal audit keuangan, BPK hanya memiliki wewenang untuk memeriksa laporan keuangan
pemerintah pusat dan daerah.
2.
Adalah pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat
melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan pemerintah
yang diaudit. Audit
pemerintah dan memudahkan pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab
untuk
Audit
2. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan biaya yang wajar;
3. Melindungi dan memelihara semua sumber daya negara yang ada secara memadai;
4. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan dan kurang jelas
tujuannya;
5. Menghindari adanya
pengangguran atau
jumlah
pegawai
yang berlebihan;
Audit Efektivitas
Audit Efektivitas mencakup penentuan:
1. Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan
oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang;
2. Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi instansi yang
bersangkutan;
3. Apakah entitas yang telah diaudit telah menaati peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatannya.
Contoh pelaksanaan audit (efektivitas) program:
1. Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah
memadai dan tepat atau relevan;
2. Menetukan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan;
3. Menilai efektifitas program dan atau unsur program secara sendiri- sendiri;
4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan
memuaskan;
5. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif- alternatif untuk
melaksakan program tersebut, yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik
dengan biaya yang rendah;
6. Menentukan apakah program tersebut melengkapi, tumpang tindih atau bertentangan
dengan program lain yang terkait;
7. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih baik;
8. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk program
tersebut;
9. Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur,
melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program;
10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai efektifitas program.
Menurut UU Nomor 15 Tahun 2004, Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek
ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi
kepentingan manajemen oleh aparat pengawas intern pemerintah. Pasal 23 E UUD 1945
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksan kinerja dimaksudkan
kegiatan
yang
dibiayai dengan
agar
3.
khusus, di luar
pemeriksaan
keuangan
pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan
dan bersifat investigatif ataupun audit ketaatan tertentu.
Audit Investigasi
Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak
dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi
atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk
ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuan audit
investigasi adalah mengadakan temuan lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta
melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau informasi
masyarakat. Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi terletak pada lembaga audit atau
satuan pngawas. Prosedur atau teknik audit investigasi mengacu pada standar audit serta
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Laporan audit investigasi menetapkan siapa yang
terlibat atau bertanggung jawab, dan ditandatangani oleh kepala
Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit untuk ditetapkan terlebih dahulu atau
dibakukan.
Kalau
pengembangan
temuan
operational
meskipun
audit,
terkadang
audit
audit
auditor
investigasi
sebeumnya,
dapat
setelah
yang
seperti
menyusun
dilaksanakan
masih
dilaksanakan
financial
langkah
banyak
audit
audit
merupakan
dan
yang
dilaksanakan
perubahan.
Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini:
1. Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti.
2. Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan atau
ketentuan yang berlaku, namun tidak merugikan negara atauperusahaan.
3. Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggara hukum yang dilakukan
oleh karyawan.
4. Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik negara, dan
bendaharawan
tidak
tersebut diakibatkan
bukan
dapat
karena
membuktikan
kesalahan
atau
bahwa
kekurangan
kelalaian bendaharawan.
5. Terjadi kerugian negara akibat terjai wanprestasi atau kerugian dari perikatan yang lahir
dari undang-undang.
6. Terjadi kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum dan tindak pidana lainnya.
Laporan audit investigasi bersifat rahasia, tertutama apabila laporan tersebut akan diserahkan
kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap menggunakan asas praduga tidak
bersalah. Pada umunya audit investigasi berisi; dasar audit, temuan audit, tindak lanjut dan saran
sedangkan laporan audit yang akan diserahkan keada kejakasaan, temuan audit memuat: modus
operandi, sebab terjadinya penyimpangan, bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.
Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan untuk menentukan apakah auditan telah memenuhi atau mengikuti
prosedur dan peraturan tertentu yang telah ditetapkan.
Contoh
tujuan
dari
audit
apakah
auditan
ketaatan
telah
adalah
memenuhi
audit
peraturan
pajak
perpajakan
penghasilan
dalam
dengan
menghitung