Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.1.1
air
atau
microwave.Penggunaan
energy
termal
menyebabkan
dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk
akan mengawali proses polimerisasi ( Ecket, dkk., 2004).
B. Resin Akrilik Swapolimerisasi ( Self- Cured) Autopolymerizing
Merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia.Resin yang teraktivasi
secara kimia tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan pada
suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penambahan amintersier terhadap
monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan
terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi
dimulai ( Ecket, dkk., 2004).
dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500 nm, untuk periode sekitar 10 menit
( Ecket, dkk., 2004).
Zarb GA, Bolender CL, Eckert SE, et al. Prostodontic treatment for edentulous patients:
complete dentures and implant- supported prostheses. India: Elsevier. 2004: 190-5.
(yang sumbernya ecket itu aku searching adanya eckert dan bukunya terbit tahun 2004 juga,
paling iku asline eckert guduk ecket)
2.1.2
2.1.3
jaringan sekitar. Warna disini berkaitan dengan estetika, dimana harus menunjukka
transulensi atau transparansi yang cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan
mulut yang digantikannya.Selain itu harus dapat diwarnai atau dipigmentasi, dan
harus tidak berubah warna atau penampilan setelah pembentukkan (Annusavice.
2003).
Stabilitas Dimensional
Resin Akrilik mempunyai dimensional stability yang baik, sehingga dalam kurun
merupakan
suatu
sifat
yang
sering
kali
digunakan
untuk
memperkirakan ketahanan aus suatu bahan dan kemampuan untuk mengikis struktur
gigi lawannya. Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada
hilangnya sebuah substansi / zat. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan yang
mengakibatakan kerusakan dan terbentuknya pecahan / fraktur. Namun resin akrilik
keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi (Combe, 1992).
Crazing ( Retak )
Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin disebabkan karena adanya
tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul atau terpisahnya molekul
molekul polimer (Combe, 1992).
Creep ( Tekanan )
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu dari suatu
bahan di bawah muatan statis atau tekanan konstan.Akrilik mempunyai sifat cold
flow, yaitu apabila akrilik mendapat beban atau tekanan terus menerus dan kemudian
ditiadakan, maka akan berubah bentuk secara permanen (Combe, 1992).
Termal
Porositas
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah
Macam-macam Porosity:
Gasseous Porosity
Pemanasan yang terlalu tinggi dan cepat sehingga sebagian monomer tidak
sempat berpolimerisasi dan menguap membentuk bubbles (bola-bola uap) sehingga
pada bagian resin yang lebih tebal, bubbles terkurung sehingga terjadi porositas yang
terlokalisir. Sedangkan pada bagian yang tipis, panas cxothermis dapat keluar dan
diserap gips sehingga resin ridak meiewati titik didihnya dan lidak akan membentuk
bubbles.(Combe, 1992)
Air yang terkandung didaiam resin sebelum atau selama polirnerisasi akan
merendahkan titik didih monumer sehingga dengan ternperatur biasa akan terjadi
seperti diatas.(Combe, 1992)
Shrinkage Porosity,0X4)
Ketidak-homogenan resin akhlik selama polirnerisasi sehingga bagian yang
mengandung lebih banyak monomer akan menyusut dan membentuk voids (ruangruang hampa udara) dan terjadi porosity yang terlokalisi. (Combe, 1992)
Polimer-polimer yang berbeda BM, komposisi dan ukuran akan menyebabkan
bagian- bagian yang mcmpunyai partikel-partikel lebih kecil dulu berpolimerisasi
daripada partikel yang lebih besar. Bagian-bagian yang berpolimerisasi lebih lam bat
akan berpindah kebagian yang berpolimerisasi lebih dulu, sehingga terbentuk voids
dengan porosity yang terlokalisir. (Combe, 1992)
Kurang lamanya pengepresan sebelum penggodokan maupun selama polimerisasi
juga akan menyebabkan diffusi monomer menjadi kurang baik dan membuat voids
dengan porosity internal. Yang ketiga hal diatas akan menyebabkan kerapuhan pada
basis protesa. (Combe, 1992)
2.1.4
Menurut Anusavice tahun 2003, syarat-syarat yang dibutuhkan untuk resin akrilik
yaitu :
a.
b.
c.
d.