Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEMAM BERDARAH

DENGUE (DBD) / DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF) APLIKASI


NANDA, NOC, NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi

A.

Pengertian
Demam Dengue (DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari*) dengan dua atau lebih manifestasi

berikut : nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah, nyeri retro orbital, myalgia, atralgia, ruam kulit, hepatomegali *),
manifestasi perdarahan *), dan lekopenia.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus Demam Dengue dengan

kecenderungan perdarahan dan

manifestasi kebocoran plasma*).


Sindrom

Syok

Dengue

(SSD)/

Dengue

Syok

Sindrom

(DSS) adalah

Dengue disertai dengan manifestasi kegagalan sirkulasi / syok / renjatan *).

B.

Etiologi

Gigitan nyamuk Aedes Aigypti

C.

Manifestasi klinik

Manifestasi perdarahan :
Uji Tourniquet dinyatakan positif apabila > / 10 petekie pada diameter 1 inci 2,5 cm.
Petekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa ( epistaksis, perdarahan gusi )

kasusDemam

Berdarah

Hematemesis, melena
Trombositopenia < 100.000/mm *). Biasanya mulai hari ke 3 dan kembali normal 7 10 hari sejak permulaan sakit.
Manifestasi kebocoran plasma :
Peningkatan hematokrit > / = 20 %
Penurunan hematokrit > / = 20 % setelah pengobatan
Efusi pleura, asites, edema palpebra, atau hipoproteinemia (khususnya albumin)
Manifestasi Syok :
Nadi lemah / kecil dan cepat
Tekanan nadi menurun (, 20 mmHg )
Hipotensi sesuai umur
Hipotensi ditentukan dengan tekanan sistolik < 80 mmHg (10,7 kPa) bagi mereka dengan usia kurang dari 5 tahun, atau
< 90 mmHg (12,0 kPa) bagi mereka yang berusia lebih atau sama dengan 5 tahun. (Monica Ester, 1999)
Kulit dingin dan lembab
Gelisah dan lemah
Kencing < 1 cc/ Kg BB/Jam ( Oliguria )
Perfusi jaringan menurun
Nafas cepat dan dalam
Kesadaran menurun
(Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana
Kasus DBD, 1999)

Kriteria DBD menurut WHO (WHO, 1997) :


1. Klinis :

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan : RL tes positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
Pembesaran hati / hepatomegali
Syok
2. Laboratorium :
Trombositopenia (100.000 mm atau kurang)
Hemokonsentrasi : peningkatan hematokrit 20 % menurut standar umur dan jenis kelamin.

Derajat DBD
Derajat I

: Demam disertai uji tourniquet positif

Derajat II

: Derajat I disertai perdarahan spontan

Derajat III

: Derajat II disertai kegagalan sirkulasi / syok


(hipotensi, akral dingin, tekanan nadi < 20 mmHg)

Derajat IV

: Derajat III disertai syok yang berat (profound syok) :


nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur

D.

Patofisiologi

Ada dua perubahan patofisiologi utama terjadi pada DBD / DSS. Pertama adalah peningkatan permeabilitas
vascular yang

meningkatkan

kehilangan

plasma dari

kompartemen vascular. Keadaan

ini mengakibat-kan

hemokonsentrasi, tekanan nadi rendah, dan tanda syok lain, bila ke-hilangan plasma sangat membahayakan. Perubahan
kedua adalah gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vascular, trombositopenia, dan koagulopati.
Temuan konstan pada DBD / DSS adalah aktivasi system komplemen, dengan depresi besar C3 dan C5.
Mediator yang meningkatkan permeabilitas vascular dan mekanisme pasti fenomena perdarahan yang timbul pada infeksi
dengue belum teridentifikasi. Kompleks imun telah ditemukan pada DBD tetapi peran mereka belum jelas.
Defek trombosit terjadi baik kualitatif dan kuantitatif yaitu beberapa trombosit yang bersirkulasi selama fase akut
DBD mungkin kelelahan (tidak mampu berfungsi normal). Karenanya, meskipun klien dengan jumlah trombosit lebih
besar dari 100.0000 mm mungkin masih mengalami masa perdarahan yang panjang.
Mekanisme yang dapat menunjang terjadinya DBD / DSS adalah peningkatan replikasi virus dalam makrofag oleh
antibody heterotipik. Pada infeksi sekunder dengan virus dari serotip yang berbeda dari yang menyebabkan infeksi
primer, antibody reaktif silang yang gagal untuk menetralkan virus dapat meningkatkan jumlah monosit terinfeksi saat
kompleks antibody-virus dengue masuk ke dalam sel ini. Hal ini selanjutnya dapat mengakibatkan aktivasi reaktif silang
CD4+ dan CD8+ limfosit sitotoksik. Pelepasan cepat sitokin yang disebabkan oleh aktivasi sel T dan oleh lisis monosit
terinfeksi di media oleh limfosit sitotoksik yang dapat mengakibatkan rembesan plasma dan perdarahan yang terjadi pada
DBD. (Monica Ester, 1999)
Fase-fase pada DBD :
1. Fase Inkubasi : 9-11 hari
2.

Fase Akut

3. Fase Kritis

: hari ke 1-3

: hari 4-6

4. Fase Penyembuhan : hari 7-10


Apabila setelah hari ke 7 masih terjadi kenaikan suhu badan perlu dipikirkan 3 hal :
1. Proses pirogen : karena infuse terlalu lama
2. Proses alergi
3. Proses infeksi
(Materi Pelatihan Keperawatan Profesional Dasar Anak, 2002)
E.

Komplikasi

1. Syok
2. Sepsis
3. Ensefalopati
4. Gagal Ginjal Akut
5. Edema pulmo
6. Perdarahan GIT
7. Perdarahan Intra Kranial
8. DIC
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAI, 2004)
F.

Pemeriksaan Penunjang

1. AT dan Hmt serial, Hb, Gol darah, CT, BT


2. Ro thorak : adakah efusi pleura
3. USG : kelainan vesika felea
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAI, 2004)
G.

Penatalaksanaan

1. Keperawatan
a.

Memonitor vital sign

b. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang


c.

Memonitor tanda dehidrasi dan overhidrasi

d. Memonitor tanda-tanda syok


e.

Memonitor perdarahan dan kebocoran plasma

f.

Mengelola infuse dan tranfusi

g. Memenuhi kebutuhan nutrisi


h. Mengontrol dan mengatasi demam
i.

Tirah baring

j.

Mengelola pemberian oksigen jika diperlukan

2.

Medis

a.

Terapi intravena : RL, Asering

b. Tranfusi sesuai kebutuhan : plasma , trombosit, Whole Blood


c.

Antipiretik : paracetamol 10 mg/kg BB/pemberian. Tidak boleh diberikan aspirin, Proris / ibuprofen dapat
memperberat trombositopenia

d. Oksigenasi jika diperlukan


e.

Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati, atau jika ada infeksi sekunder
H.

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a.

Identitas : umur, alamat (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah ada yang terkena DB ?)

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas, muntah, epistaksis, perdarahan gusi

2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai panas ?
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien)
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga
yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
5) Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh kembang ?
6) Riwayat imunisasi
c.

Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan, usia)
2) Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori :
Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak, cekung / normal
Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
b) Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing
c) Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping hidung, odem pulmo, krakles
d) Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat / dingin,
epistaksis, sianosis perifer, nyeri dada
e) Sistem gastrointestinal :
Mulut : membran mukosa lembab / kering, perdarahan gusi
Perut : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi,

nyeri, asites, lingkar perut ?

Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau, konsistensi, darah, melena
f)

Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis, kulit kering / lembab, perdarahan bekas tempat injeksi ?

g) Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria


d. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,

2) Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah


3) Pola eleminasi
a) Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ), konsistensi, bau, darah
b) Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
4) Pola aktifitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perceptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola seksual dan reproduksi
11) Pola percaya diri dan konsep diri

2. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia
2) PK: Syok Hipovolemia b.d dengan kebocoran plasma, perdarahan,
3) Takut b.d prosedur pengambilan darah (cek AT dan Hmt serial), hospitalisasi.
4) Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
5) Defisit self care b.d kelemahan, sesak nafas
6) Kerusakan pertukaran gas b.d akumulasi cairan di rongga paru
7) Resiko kelebihan volume cairan

Rencana Keperawatan
1 Hipertermi
. b.d, peningkatan
metabolik,
viremia
Batasan
karakteristik :
Suhu tubuh >
nor-mal
Kejang
Takikardi
Respirasi
meningkat
Diraba
hangat
Kulit
memerah

Setelah
dilakukan 1.
tindak-an 2.
perawatan 3.
selama
4.
X 24 jam
5.
suhu badan
6.
pasien
7.
normal, de8.
ngan
kriteria :
1.
Termoregu
2.
lasi (0800)3.
Suhu kulit
4.
normal 5.
Suhu
6.
badan
7.
35,9C- 37,
8.
3C
9.
Tidak ada
10.
sakit kepa11.
la / pusing12.
Tidak ada
13.
nyeri otot 14.
Tidak ada
15.
perubahan16.
warna kulit17.
Nadi,
18.
respirasi 19.
dalam ba
tas normal
Hidrasi 1.
adequate 2.
Pasien 3.
menyatakan
nyaman

Pengaturan Panas (3900)


Monitor suhu sesuai kebutuhan
Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
Monitor suhu dan warna kulit
Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi
Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang tinggi
Berikan obat antipiretik
Berikan obat untuk mencegah atau me-ngontrol menggigil
Pengobatan Panas (3740)
Monitor suhu sesuai kebutuhan
Monitor IWL
Monitor suhu dan warna kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
Monitor derajat penurunan kesadaran
Monitor kemampuan aktivitas
Monitor leukosit, hematokrit, Hb
Monitor intake dan output
Monitor adanya aritmia jantung
Dorong peningkatan intake cairan
Berikan cairan intravena
Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
Dorong atau lakukan oral hygiene
Berikan obat antipiretik untuk mencegah klien menggigil / kejang
Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab demam
Berikan oksigen
Kompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila.
Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut
Anjurkan klien memakai baju berbahan dingin, tipis dan menyerap keringat
Manajemen Lingkungan (6480)
Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
Berikan tempat tidur dan kain / linen yang bersih dan nyaman
Batasi pengunjung

Tidak
menggigil 1.
Tidak
2.
iritabel 3./
gra4.
gapan / kej
5.
ang
6.
7.
8.

2 PK:
Syok
. hipovolemia
b.d kebocoran
plasma,
perdarahan ,
dehidrasi

Setelah 1.
dilakukan
tindak-an 2./
penanganan
selama 1
jam dihara3.
pkan klien
mempunyai
perfusi 4.
yang
adekuat,
dengan
criteria : 5.

Mengontrol Infeksi (6540)


Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan
Gunakan sabun untuk mencuci tangan
Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan kegiatan perawatan klien
Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan SOP
Berikan perawatan kulit di area yang odem
Dorong klien untuk cukup istirahat
Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik
Anjurkan
klien
minum
antibiotik
dokter

sesuai

advis

Kaji dan catat status perfusi perifer. Laporkan temuan bermakna : ekstremitas dingin dan pucat,
penurunan amplitude nadi, pengisian kapiler lambat.
Pantau tekanan darah pada interval sering ; waspadai pada pembacaan lebih dari 20 mmHg di
bawah rentang normal klien atau indicator lain dari hipotensi : pusing, perubahan mental, keluaran
urin menurun.
Bila hipotensi terjadi, tempatkan klien pada posisi telentang untuk meningkatkan aliran balik vena.
Ingat bahwa tekanan darah > atau = 80/60 mmHg untuk perfusi koroner dan arteri ginjal yang
adekuat.
Pantau CVp (bila jalur dipasang) untuk menentukan keadekuatan aliran balik vena dan volume
darah; 5-10 cm H2O biasanya dianggap rentang yang adekuat. Nilai mendekati 0 menunjukkan
hipovolemia, khususnya bila terkait dengan keluaran urin menurun, vasokonstriksi, dan
peningkatan frekuensi jantung yang ditemukan pada hipovolemia.
Observasi terhadap indicator perfusi serebral menurun : gelisah, konfusi, penurunan tingkat
kesadaran. Bila indicator positif terjadi, lindungi klien dari cidera dengan meninggikan pengaman
tempat tidur dan menempatkan tempat tidur pada posisi paling rendah. Reorientasikan klien sesuai
Kriteria
indikasi.
hasil :
Amplitudo6. Pantau terhadap indicator perfusi arteri koroner menurun : nyeri dada, frekuensi jantung tidak
teratur.
nadi
7.
Pantau hasil laboratorium terhadap BUN (>20 mg/dl) dan kreatinin (>1,5 mg/dl) meninggi ;
perifer men
laporkan
peningkatan.
ingkat
Pengisian8. Pantau nilai elektrolit terhadap bukti ketidak seimbangan , terutama Natrium (>147 mEq/L) dan
Kalium (>5 mEq/L). Waspadai tanda hiperkalemia : kelemahan otot, hiporefleksia, frekuensi
kapiler
singkat (< 2 jantung tidak teratur. Juga pantau tanda hipernatremia, retensi cairan dan edema.
9. Berikan cairan sesuai program untuk meningkatkan volume vaskuler. Jenis dan jumlah cairan
detik)
tergantung pada jenis syok dan situasi klinis klien : RL, Asering
Tekanan
10.
Siapkan untuk pemindahan klien ke ICU/PICU
darah
(Keperawatan
Medical Bedah : Swearingen : 1996)
dalam
rentang

normal
CVP
>
atau = 5 cm
H2O
Frekuensi
jantung
teratur
Berorientas
i terhadap
waktu,
tempat, dan
orang
Keluaran
urin > atau
=
30
ml/jam
Akral
hangat
Nadi
teraba
Membran
mukosa
lembab
Turgor
kulit
normal
Berat
badan stabil
dan dalam
batas
normal
Kelopak
mata tidak
cekung
Tidak
demam
Tidak ada
rasa haus
yang sangat
Tidak ada

napas pendek
/kusmaul

3 Takut
b.d
. prosedur pengambilan
darah,
hospitalisasi,
pengalaman /
lingkungan
yang kurang
bersahabat.
(00148)
Batasan
karakteristik
:
Panik
Teror
Perilaku
menghindar
atau
menyerang
Impulsif
Nadi, respira
si, TD sistolik
meningkat
Anoreksia
Mual,
muntah
Pucat
Stimulus
sebagai
ancaman
Lelah
Otot tegang
Keringat

Setelah
dilakukan 1.
tindak-an 2.
keperawata3.
n selama
4.
X 24 jam
5.
rasa takut
6.
klien
7.
berkurang,8.
dengan
criteria : 1.
2.
3.
Fear
control 4.
(1404) : 5.
6.
Klien tidak
7.
menye-rang
8.
atau
menghin- 9.
10.
dari sumber
11.
yang
12.
menakutkan
13.
Klien
menggunak14.
an teknik
relaksasi u
n-tuk
mengurangi
takut
Klien
mampu
mengontrol
respon

Coping enhancement (5230)


Kaji respon takut klien : data objektif dan subyektif
Jelaskan klien / keluarga tentang proses penyakit
Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan pengobatan
Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan sentuhan, mengijinkan menangis, berbicara dll)
Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
Berikan pilihan yang realistic tentang aspek perawatan
Dorong klien untuk melakukan aktifitas social dan komunitas
Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety Reduction (5820)
Jelaskan semua prosedur termasuk pe-rasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur
Berikan objek yang memberikan rasa aman
Berbicara dengan pelan dan tenang
Membina hubungan saling percaya
Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan pasien
Dengarkan klien dengan penuh perhatian
Ciptakan suasana saling percaya
Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi klien dan takut secara verbal
Berikan aktivitas/peralatan yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi
Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan kesukaan dari rumah
Mengusahakan untuk tidak mengulang pengambilan darah
Libatkan orang tua dalam perawatan dan pengobatan
Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung

meningkat
Gempar
Ketegangan
me-ningkat
Menyatakan
takut
Menangis
Protes
Melarikan
diri

takut
Klien tidak
melarika
diri
Durasi
takut menurun
Klien
kooperatif
saat
dilakukan
perawatan
dan
pengobatan
Anxiety
control
(1402)
Tidur
pasien
adekuat
Tidak ada
manifes-tasi
fisik
Tidak ada
manifes-tasi
perilaku
Klien mau
berinteraksi sosial

4 Defisit self care


. berhu-bungan
Perawatan diri :
dengan
(mandi,
kelemah-an
Makan
Toiletting, 1.
berpakaian) 2.
Setelah
3.
diberi
motivasi
perawatan
selama .x
24 jam,
1.
klien
mengerti 2.
3.
cara
memenuhi 4.
ADL secara5.
bertahap
sesuai
kemam- 1.
puan,
2.
dengan
3.
indicator : 4.
Mengerti

NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting


Aktifitas:
Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
Libatkan klien dan dampingi
Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan sendiri
NIC: ADL Berpakaian
Aktifitas:
Informasikan pada Klien dalam memilih pakaian selama perawatan
Sediakan pakaian di tempat yg mudah di jangkau
Bantu berpakaian yang sesuai
Jaga privcy klien
Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai
NIC: ADL Makan
Anjurkan duduk dan berdoa bersama teman
Dampingi saat makan
Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
Beri rasa nyaman saat makan

secara
seder-hana
cara mandi,
ma-kan,
toileting, dan
ber-pakaian
serta mau
men-coba
secara aman
tanpa cemas
Klien mau
berpartisipasi
dengan
senang hati
tanpa
keluhan
dalam memenuhi ADL
5 Cemas orang Setelah
. tua
b.d dilakukan 1.
perkembanga
tindak-an 2.
n penyakit
keperawata3.
anaknya
n
4.
(perdarahan,
selama 5.
lemah, rewel,
X
sesak na-fas, pertemuan
gelisah)
kece-masan
orang
tua
berkuBatasan
rang,
karakteristik :
Orang
tua dengan
kriteria :
sering
bertanya
Orang
tua Anxiety
mengcontrol
10
ungkapkan
(1402)
perasaan
Tidur ade
cemas
kuat
Khawatir
Tidak ada
Kewaspadaan manifest-

Coping enhancement (5230)


Kaji respon cemas orang tua
Jelaskan orang tua tentang proses penyakit anaknya
Jelaskan orang tua tentang prosedur pemeriksaan, perawatan dan pengobatan
Beritahu dan jelaskan setiap perkem-bangan penyakit anaknya
Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety Reduction (5820)

Jelaskan semua prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur
Berikan objek yang dapat memberikan ra-sa aman
Berbicara dengan pelan dan tenang
Membina hubungan saling percaya
Dengarkan dengan penuh perhatian
Ciptakan suasana saling percaya
Dorong orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal
Berikan peralatan / aktivitas yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
Anjurkan untuk menggunakan teknik re-laksasi
Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung

me-ningkat
Mudah
tersinggung
Gelisah
Wajah
tegang, memerah
Kecenderung
an
menyalahkan
orang lain

tasi fisik
Tidak ada
manifesttasi
perilaku
Mencari
informasi
untuk
mengurangi
cemas
Mengguna
kan teknik
relaksasi
untuk mengurangi
cemas
Berinteraks
i social
Aggression
Control
(1401)

Menghinda
ri kata yang
meledakledak
Menghinda
ri perila-ku
yang
merusak
Mampu
mengontrol
verbal
Coping
(1302)
Mampu
mengidentifikasi pola
koping

yang efektif
dan tidak
efektif
Mampu
mengontrol
verbal
Melaporka
n stress /
cemasnya
berkurang
Mengungk
apkan menerima
keadaan
Mencari
informasi
berkaitan
dengan penyakit dan
pengobatan
Memanfaat
kan
dukungan
social
Anxiety
control
(1402)
Tidur ade
kuat
Tidak ada
manifesttasi fisik
Tidak ada
manifesttasi
perilaku
Mencari
informasi

untuk
mengurangi
cemas
Mengguna
kan teknik
relaksasi
untuk mengurangi
cemas
Berinteraks
i social
Aggression
Control
(1401)

Menghinda
ri kata yang
meledakledak
Menghinda
ri perila-ku
yang
merusak
Mampu
mengontrol
verbal
Coping
(1302)
Mampu
mengidentifikasi pola
koping
yang efektif
dan ti-dak
efektif
Mampu
mengontrol
verbal
Melaporka

n stress /
cemasnya
berkurang
Mengungk
apkan menerima
keadaan
Mencari
informasi
berkaitan
dengan penyakit dan
pengobatan
Memanfaat
kan
dukungan
sosial

DAFTAR PUSTAKA
-

Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika
Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise, Yogyakarta, 2005
Fakultas Kedokteran UGM, Demam Berdarah Dengue : Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak
dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalamTatalaksana Kasus DBD, Yogyakarta, 1999
Hardiono D. Pusponegoro dkk, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, 2004
Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta, 1996
Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996

Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle
River, New Jersey, 2005
Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment : terjemahan, EGC, 1998
Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000
Monica Ester, Demam Berdarah Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian : terjemahan WHO
1997, EGC Jakarta, 1999
Swearingen, Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing : terjemahan, EGC, 2000
Tri Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
---------------------,
Kumpulan
Materi
Pelatihan
Keperawatan
Profesional
Dasar
A
nak, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2002
--------------------, Kumpulan Materi Pelatihan Paediatrik Intensive Care Unit, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2005

Vous aimerez peut-être aussi