Vous êtes sur la page 1sur 13

A.

KONSEP DASAR MEDIS


1. DEFINISI
Stroke/CVD (Cerebro Vaskuler Disease) merupakan gangguan suplai
oksigen ke sel-sel syaraf yang dapat disebabkan oleh pecahnya atau lebih
pembuluh darah yang memperdarai otak dengan tiba-tiba. (Brunner dan
Sudart, 2002)
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di
tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. (Muttaqin, 2008)
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf
otak(Sudoyo Aru,dkk.2009 dalam Amin H Nurarif & Hardi Kusuma.2013)
2. ETIOLOGI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
1) Stroke iskemik(non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80
% stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3
jenis, yaitu:
(1) Stroke trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan
(2) Stroke embolik : tertutup pembuluh arteri oleh bekuan darah
(3) Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2) Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
(1) Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan
otak
(2) Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak.
Factor-faktor yang menyebabkan stroke:
1) Factor yang tidak dapat dirubah (Non reversible)

Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding


wanita.
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2) Factor yang dapat dirubah (Reversible)
Berupa penyakit hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi,
obesitas, diabeletes mellitus, polisetemia, dan stress emosional
3) Kebiasaan hidup
Yaitu merokok, alcohol, obat-obatan terlarang, dan aktivitas yang
tidak sehat seperti kurang olahraga dan sering mengonsumsi makanan
berkolesterol (Amin H Nurarif & Hardhi Kusuma.2013)
3. MANIFESTASI KLINIS
1) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2) Tiba-tiba hilang rasa peka
3) Bicara cadel atau pelo
4) Gangguan bicara dan bahasa
5) Gangguan penglihatan
6) Mulut moncong atau tidak simetris ketika menyeringai
7) Gangguan daya ingat
8) Nyeri kepala hebat
9) Vertigo
10) Kesadaran menurun
11) Proses kencing terganggu
12) Gangguan fungsi otak(Amin H Nurarif & Hardhi Kusuma.2013)
4. PATOFISIOLOGI
1) Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak
oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena
berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga
arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi
berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia
akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh
embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis.
Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba
berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan
otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh
emboli.
2) Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke


substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan
herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang
mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah
tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga
terjadi nekrosis jaringan otak.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang diagnostik yang dapat dilakukan adalah :
1) Laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
2) Sinar X tengkorak untuk menggambarkan perubahan

kelenjar

korpengpineal daerah yang berlawanan dari masa yang luas.


3) Ultrasonografi doppler untuk mengidentifikasi penyakit arteriovena
(masalah sistem arteri karotisaliran darah dan atau muncul plak) atau
arteriosklerotik.
4) EEG untuk mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak
dan mungkin memperlihatkan darah lesi yang spesifik.
5) CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau
infark.
6) MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya
struktur otak
7) Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluh darah yang terganggu secara spesifik.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah
dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
2) Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
diberikan ogsigen sesuai kebutuhan
3) Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4) Bed rest

5) Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia


6) Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7) Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan
kateterisasi
8) Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik
9) Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang
dapat meningkatkan TIK
10) Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika
kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang
NGT
11) Penatalaksanaan spesifik berupa:
(1) Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis,
antikoagulan, obat hemoragik
(2) Stroke hemoragik: mengobati

penyebabnya,

neuroprotektor,

tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.


TERAPI KHUSUS
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi
dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin,
low heparin, tPA.
1) Pentoxifilin
Mempunyai 3 cara kerja:
(1) Sebagai anti agregasi menghancurkan thrombus
(2) Meningkatkan deformalitas eritrosit
(3) Memperbaiki sirkulasi intraselebral
2) Neuroprotektan
(1) Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: neotropi
Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan
sintesis glikogen
(2) Nimodipin: gol. Ca blocker yang merintangi masuknya Ca2+ ke
dalam sel, ex.nimotup
Cara kerja dengan merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel dan
memperbaiki perfusi jaringan otak
(3) Citicholin: mencegah kerusakan sel otak, ex. Nicholin
Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan
generasi radikal bebas dan biosintesa lesitin
(4) Ekstrax gingkobiloba, ex ginkan

Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah
otak (ADO), tetapi belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator
yang efektif untuk pembuluh di tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya
bahkan tidak ada efek sama sekali pada pembuluh darah serebral, terutama
bila diberikan secara oral (asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan
sebagainya), berdasarkan uji klinis ternyata pengobatan berikut ini masih
berguna : histamin, aminofilin, asetazolamid, papaverin intra arteri.
Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran
darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita
beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular
yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran
pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi stroke menurut Satyanegara (1998):
1) Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
(1) Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan
akhirnya menimbulkan kematian.
(2) Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium
awal.
2) Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)
(1) Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
(2) Infark miokard
(3) Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali
pada saat penderita mulai mobilisasi.
(4) Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
3) Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, ga ngguan vaskular lain: penyakit
vascular perifer.
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke, yaitu:
1) Hipoksia serebral

Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke


otak. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian O2 suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan
hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam
mempertahankan hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat diterima
akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat.
2) Aliran darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas
pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat ( cairan intravena) harus
menjamin penurunan vikosis darah dan memperbaiki aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3) Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat
berasal dari katup jantung protestik. Embolisme akan menurunkan aliran
darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
Disritmia dapat mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan
penghentian trombul lokal. Selain itu disritmia dapat menyebabkan
embolus serebral dan harus diperbaiki.

PATHWAY

Stroke hemoragik

Stroke non hemoragik

Pecahnya aneurisma

Thrombus/emboli

Perdarahan subarachnoid

Obstruksi arteri diotak

Peningkatan TIK

Penurunan suplai O2 ke
Ketidakefektifan
otak
perfusi jaringan serebra

Iskemik jar. otak

Gangguan neurologi

Kerusakan N.VII dan N.XII

Hemiplegi/hemipharase

Gangguan bicara

Hambatan mobilitas fisik

Hambatan komunikasi verbal

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian Primer
1) Airway

Airway artinya mengusahakan agar jalan napas bebas dari segala


hambatan, baik akibat hambatan yang terjadi akibat benda asing maupun
2)

sebagai akibat strokenya sendiri.


Breathing
Breathing atau fungsi bernapas yang mungkin terjadi akibat
gangguan di pusat napas (akibat stroke) atau oleh karena komplikasi

infeksi di saluran napas.


3) Circulation
Cardiovaskular function (fungsi kardiovaskular), yaitu fungsi
jantung dan pembuluh darah. Seringkali terdapat gangguan irama, adanya
trombus, atau gangguan tekanan darah yang harus ditangani secara cepat.
Gangguan jantung seringkali merupakan penyebab stroke, akan tetapi
juga bisa merupakan komplikasi dari stroke tersebut
2.

Pengkajian Sekunder
1) Wawancara (Brunner dan Suddarth, 2002. Hal 2130-2144)
(1) Identitas klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia
tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register,
(2)

diagnosa medis.
Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak

sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.


(3) Riwayat penyakit sekarang: Identifikasi faktor penyebab, Kaji saat
mulai timbul; apakah saat tidur/ istirahat atau pada saat aktivitas,
Bagaimana tanda dan gejala berkembang; tiba-tiba kemungkinan
stroke karena emboli dan pendarahan, tetapi bila onsetnya
berkembang

secara

bertahap

kemungkinan

stoke

trombosis,

Bagaimana gejalanya; bila langsung memburuk setelah onset yang


pertama kemungkinan karena pendarahan, tetapi bila mulai membaik
setelah onset pertama karena emboli, bila tanda dan gejala hilang
kurang dari 24 jam kemungkinan TIA, Observasi selama proses
interview/ wawancara meliputi; level kesadaran, itelektual dan
memory, kesulitan bicara dan mendengar, Adanya kesulitan dalam
sensorik, motorik, dan visual.

(4)

Riwayat penyakit dahulu: Ada atau tidaknya riwayat trauma kepala,


hipertensi, cardiac desease, obesitas, DM, anemia, sakit kepala, gaya
hidup kurang olahraga, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,

vasodilator dan obat-obat adiktif


(5) Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang
(6)

menderita hipertensi ataupun diabetes militus.


Riwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat
mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat
mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat

(7)

mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.


Pola-pola fungsi kesehatan:
a. Pola kebiasaan. Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan
b.

alkohol.
Pola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan,

nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.


c. Pola eliminasi: Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik
usus.
d. Pola aktivitas dan latihan, adanya kesukaran untuk beraktivitas
karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi,
mudah lelah,
e. Pola tidur dan istirahat biasanya klien mengalami kesukaran
f.

untuk istirahat karena kejang otot/nyeri otot,


Pola hubungan dan peran: Adanya perubahan hubungan dan peran
karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat

g.

gangguan bicara.
Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak

ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.


h. Pola sensori dan kognitif: Pada pola sensori klien mengalami
gangguan penglihatan/kekaburan pandangan, perabaan/ sentuhan
menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola
i.

kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses berpikir.


Pola reproduksi seksual: Biasanya terjadi penurunan gairah
seksual akibat dari beberapa pengobatan stroke, seperti obat anti
kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.

j.

Pola penanggulangan stress: Klien biasanya mengalami kesulitan


untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan

k.

kesulitan berkomunikasi.
Pola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan
ibadah

karena

tingkah

laku

yang

tidak

stabil,

kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.


2)

Pemeriksaan fisik (Brunner dan Suddarth, 2002. Hal 2130-2144)


(1) Keadaan umum: mengelami penurunan kesadaran, Suara bicara :
kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak
bisa bicara/afasia: tanda-tanda vital: TD meningkat, nadi bervariasi.
(2) Pemeriksaan integument:
a. Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu
perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah
yang menonjol karena klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3
minggu.
Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis.
Rambut : umumnya tidak ada kelainan.
(3) Pemeriksaan leher dan kepala:
a. Kepala: bentuk normocephalik
b. Wajah: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi.
c. Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
(4) Pemeriksaan dada: Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas
b.
c.

terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan,


pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
(5) Pemeriksaan abdomen: Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat
bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.
(6) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus: Kadang

terdapat

incontinensia atau retensio urine.


(7) Pemeriksaan ekstremitas: Sering didapatkan kelumpuhan pada salah
satu sisi tubuh.
(8) Pemeriksaan neurologi:
a. Pemeriksaan nervus cranialis: Umumnya terdapat gangguan
b.

nervus cranialis VII dan XII central.


Pemeriksaan motorik: Hampir selalu terjadi kelumpuhan/

c.

kelemahan pada salah satu sisi tubuh.


Pemeriksaan sensorik: Dapat terjadi hemihipestesi.

d.

Pemeriksaan refleks: Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang


lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis
akan muncul kembali didahuli dengan refleks patologis.

3.

Diagnosa keperawatan
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
2) Hambatan mobilitas fisik
3) Hambatan komunikasi verbal

NO
1

NANDA
Ketidakefektifan

perfusi Setelah

jaringan serebral b/d

NOC
dilakukan

tindakan

keperawatan selama x jam

1. gangguan pertukaran gas


diharapkan
2. gangguan transport oksigen

perfusi

jaringan

efektif dengan kriteria hasil :

melalui

alveoli

dan

1. Fungsi

membran kapiler
3. gangguan aliran arteri atau

vena

2.
3.
4.
5.
6.

neurology

meningkat
TIK dalam batas normal
Kelemahan berkurang
Kesadaran meningkat
Fungsi motorik meningkat
Fungsi
persepsi

meningkat

mobilitas

fisik Setelah

dilakukan

asuhan

berhubungan dengan kerusakan keperawatan selama x jam


neuromuskuler,

kerusakan diharapkan terjadi peningkatan

persepsi

penurunan mobilisasi, dengan kriteria:

sensori,

kekuatan otot.

1. Peningkatan
2.
3.
4.
5.

berhubungan

fungsi

dilakukan

dan

asuhan

dengan keperawatan selama x jam

penurunan sirkulasi ke otak.

kemampuan komunkasi verbal


meningkat,dengan kriteria:
Kemampuan komunikasi:
1. Penggunaan

isyarat

nonverbal
2. Penggunaan bahasa tulisan,

gambar
3. Peningkatan bahasa lisan
Komunikasi
penerimaan.
Kemampuan
meningkat

AGD
5. Monitor pupil: gerakan, kesimetrisan, re

pupil
6. Monitor kesadaran,orientasi, GCS dan st
memori.
7. Ukur vital sign
8. Kaji peningkatan

kemampuan

moto

persepsi sensorik ( respon babinski)

9. kaji tanda-tanda keadekuatan perfusi jarin

kondisi klien
1. Kaji kemampuan klien dalam melaku

mobilitas fisik
2. Jelaskan kepada klien dan keluarga man
latihan

kekuatan otot
ROM aktif / pasif meningkat
Perubahan posisi adekuat.
Fungsi motorik meningkat
ADL optimal

Hambatan komunikasi verbal Setelah

memepertahankan status hemodinamik.

cerebral
10. Hindari aktivitas yg dapat meningkatkan T
11. Laporkan pada dokter tentang peruba

8. Tanda vital stabil

Hambatan

4. Monitor laboratorium utk status oksigen

sensorik meningkat
7. Komunikasi
kognitif

NIC
1. Kaji kesadaran klien
2. Monitor status respirasi
3. Kolaborasi
obat-obatan

kemampuan
interprestasi

3. Kolaborasi dg fisioterapi utk program latih


4. Kaji lokasi nyeri/ ketidaknyamanan sel

latiha

5. Jaga keamanan klien


6. Bantu klien utk mengoptimalkan gerak s

pasif manpun aktif.


7. Beri reinforcement positif setiap kemajuan
1. Kaji kemampuan berkomunikasi
2. Jelaskan tujuan interaksi
3. Perhatikan tanda nonverbal klien
4. Klarifikasi pesan bertanya dan feedback
5. Hindari barrier/ halangan komunikasI
6. Libatkan keluarga utk memahami pesan k
7. Sediakan petunjuk sederhana
8. Perhatikan bicara klien dengan cermat
9. Gunakan kata sederhana dan pendek
10. Berdiri di depan klien saat bicara, guna
isyarat tangan
11. Beri reinforcement positif
12. Dorong keluarga utk selalu
komunikasi denga klien

meng

Dosen Pengajar
Mata Kuliah

: Ramang Said Hasan S.Kep, Ns, M.Kep


: Keperawatan Kegawatdaruratan II

ASUHAN KEPERAWATAN
VCA / STROKE

DISUSUN
OLEH

IKHWANUL ARIN MIFTAHUDDIN DAUD


NIM C01413002
KELAS A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2016

http://ferllybannebunga.blogspot.co.id/2014/07/askep-stroke.html
http://www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/29/jtstikesmuhgogdl-winarpangg-1430-1-bab1-3-a.pdf

Vous aimerez peut-être aussi

  • Leaflet Rematik
    Leaflet Rematik
    Document2 pages
    Leaflet Rematik
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Mulok Athifa Kelas 8
    Tugas Mulok Athifa Kelas 8
    Document22 pages
    Tugas Mulok Athifa Kelas 8
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Thypoid 2
    Askep Thypoid 2
    Document42 pages
    Askep Thypoid 2
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Rematik
    Leaflet Rematik
    Document2 pages
    Leaflet Rematik
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Diit DM
    Leaflet Diit DM
    Document2 pages
    Leaflet Diit DM
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Addin
    Addin
    Document10 pages
    Addin
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Bronchopnemonia
    Leaflet Bronchopnemonia
    Document2 pages
    Leaflet Bronchopnemonia
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet GGK CKD
    Leaflet GGK CKD
    Document2 pages
    Leaflet GGK CKD
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Ratu HD
    Ratu HD
    Document7 pages
    Ratu HD
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Dispepsia
    Leaflet Dispepsia
    Document2 pages
    Leaflet Dispepsia
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Vany
    Vany
    Document7 pages
    Vany
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet HT Fix
    Leaflet HT Fix
    Document2 pages
    Leaflet HT Fix
    nafisyarifah
    Pas encore d'évaluation
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Document1 page
    Satuan Acara Penyuluhan
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Nar Koba
    Nar Koba
    Document42 pages
    Nar Koba
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Batuk Efektif
    Batuk Efektif
    Document13 pages
    Batuk Efektif
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Document21 pages
    Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • 5 Alur Supervisi
    5 Alur Supervisi
    Document1 page
    5 Alur Supervisi
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Rom Gambar
    Leaflet Rom Gambar
    Document2 pages
    Leaflet Rom Gambar
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Edithing Modul
    Edithing Modul
    Document43 pages
    Edithing Modul
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Modul Neuro
    Modul Neuro
    Document43 pages
    Modul Neuro
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Document21 pages
    Askep Gadar Gastritis Erosiva
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Alur Ronde Keperawatan
    Alur Ronde Keperawatan
    Document1 page
    Alur Ronde Keperawatan
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Chapter II 22
    Chapter II 22
    Document41 pages
    Chapter II 22
    'Okha SeHrie NutT'
    Pas encore d'évaluation
  • Edithing Modul
    Edithing Modul
    Document43 pages
    Edithing Modul
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • OPTIMASI SISTEM MUSKULOSKELETAL
    OPTIMASI SISTEM MUSKULOSKELETAL
    Document55 pages
    OPTIMASI SISTEM MUSKULOSKELETAL
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation
  • Partograf Makalahku
    Partograf Makalahku
    Document17 pages
    Partograf Makalahku
    wimbydea
    Pas encore d'évaluation
  • PANDUAN PERSALINAN
    PANDUAN PERSALINAN
    Document7 pages
    PANDUAN PERSALINAN
    Maman Hendra
    Pas encore d'évaluation
  • Hubungan Amnesia Post Trauma Kepala Jurnal PDF
    Hubungan Amnesia Post Trauma Kepala Jurnal PDF
    Document11 pages
    Hubungan Amnesia Post Trauma Kepala Jurnal PDF
    arya
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Stroke
    Askep Stroke
    Document13 pages
    Askep Stroke
    Digit Gitalovers Selalu
    Pas encore d'évaluation