Vous êtes sur la page 1sur 10

KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dan
maupun isinya yang sangat sederhana. Dimana makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Teknik Tenaga Listrik. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 8 Oktober 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Perkembangan sistem arus bolak balik (a.c. system) dimulai di Amerika Serikat pada
tahun 1885, ketika George Westinghouse membeli patent patent Amerika yang meliputi sistem
transmisi arus bolak balik yang dikembangkan oleh L. Gaulard dan J.D. Gibbs dari paris.
William Stanley, seorang rekan usaha Westinghouse yang terdahulu, menguji transformatortransformator di laboratoriumnya di Great Barrington, Massachusetts. Disana, pada musim
dingin tahun 1885 1886, Stanley memasang sistem distribusi a.c. percobaan pertama yang
memberikan tenaga listrik kepada 150 buah lampu di dalam kota. Saluran transmisi a.c. yang
pertama di Amerika dioperasikan pada tahun 1890 untuk membawa listrik yang dibangkitakan
dengan tenaga air, sejauh 13 mil dari Willamette Falls ke Portland, Oregon. Saluran pertama
hanyalah berfasa tunggal, dan dayanya biasanya hanya dipakai untuk penerangan saja. Saluran
transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya. Di Jepang, saluran
transmisi mempunyai tegangan 7 Kv keatas, sedang saluran distribusi 7 Kv kebawah. DiAmerika
Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni saluran distribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23
Kv, saluran substranmisi dengan tegangan 13 sampai 138 Kv, dan saluran transmisi dengan
tegangan 34,5 Kv ke atas. Saluran transmisi yang bertegangan 230 Kv sampai 765 Kv
dinamakan saluran Extra High Voltage(EHV), yang bertegangan diatas 765 Kv dinamakan
saluran Ultra High Voltage (UHV). Keuntungan transmisi dengan tegangan yang lebih tinggi
akan menjadi jelas jika kita melihat pada kemampuan transmisi suatu saluran transmisi.
Kemampuan transmisi dari suatu saluran dengan tegangan tertentu tidak dapat diterapkan dengan
pasti, karena kemampuan ini masih tergantung lagi pada batasan-batasan termal dari penghantar
jatuh tegangan. Penurunan tegangan dari tingkat transmisi pertama-tama terjadi pada stasiun
pembantu bertenaga besar, dimana tegangan diturunkan ke daerah antara 34,5 dan 138 KV,
sesuai dengan tegangan saluran transmisi Setiap kesalahan dalam suatu rangkaian yang
menyebabkan terganggunya aliran arus yang normal disebut gangguan. Sebagian besar dari
gangguan-gangguan yang terjadi pada saluran transmisi bertegangan 115 KV atau lebih
disebabkan oleh petir, yang menyebabkan terjadinya percikan bunga api (flashover) pada

isolator. Tegangan tinggi yang ada diantara penghantar dan menara atau tiang penyangga yang
diketanahkan (grounded) menyebabkan terjadinya ionisasi. Ini memberikan jalan bagi muatan
listrik yang diinduksi (diimbas) oleh petir mengalir ke tanah. Dengan terbentuknya jalur ionisasi
ini, impedansi ketanah menjadi rendah. Ini memungkinkan mengalirnya arus fasa dari
penghantar ke tanah dan melalui tanah menuju netralnya. Gangguan langsung dari fasa ke fasa
tanpa melalui tanah jarang terjadi.Angka pengalaman menunjukkan bahwa kira-kira 70 % dan 80
% dari gangguan saluran transmisi adalah gangguan tunggal dari saluran ke tanah yang terjadi
karena flashover dari satu saluran saja ke menara dan tanah. Gangguan yang disebabkan oleh
petir biasanya berlangsung sangat singkat sehingga jika ada suatu pemutus rangkaian (Circuit
Breaker) yang membuka, sesudah beberapa siklus pemutus itu akan menutup kembali secara
otomatis dan keadaan kembali normal. Jika gangguannya bersifat permanen, bagian yang
terganggu harus diputuskan agar keseluruhan sistem lainnya dapat tetap bekerja dengan normal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara umum
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan Arus Bolak Balok (AC) ?


Apa dasar dasar pembangkit Arus Bolak Balok (AC)?
Apa macam-macam dari motor DC?
Apa hubungan bintang (Y-Star ) dengan segitiga ( - Delta) ?
Apa Daya 3 Phasa dengan hubungan bintang ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan Arus Bolak Balok (AC).


Mengetahui dasar dasar dari Arus Bolak Balok (AC).
Mengetahui hubungan bintang dengan segitiga.
Mengetahui daya 3 phasa.

BAB II
PEMBAHASAN

2. Pengertian Motor Arus Searah


Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep sehingga
disebut arus AC (Alternating Current). Pada listrik arus bolak balik, GGl serta arusnya
mempunyai lebih dari satu arah atau arahnya berubah sebagai fungsi waktu. Sumber Arus bolak
balik adalah generator Arus

bolak balik. Generator Arus

bolak balik terdiri atas sebuah

kumpuran persigi yang diputar dlam medan magnet.


Arus bolak balik dibedakan antara Arus bolak balik yang mempunyai fungsi atau pola
grafik sinusoida dan Arus bolak balik yang non sinusoida seperti pada gambar :

Gambar 2
Representasi arus bolak balik
Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak alik, generator arus bolak balik terdiri
atas sebuah kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya gerak listrik (GGL) yang
dihasilkan oleh generator arus bolak balik berubah secara periodic menurut fungsi sinus atau
cosinus. GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar dengan laju sudut
tetap.tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan persamaan sebagai berikut:

= NBA sin t
Atau
= m sin t

Dengan :
m = NBA = gaya gerak listrik maksimum
N = Jumlah lilitan kumparan
A = luas kumparan
B = besarnya induksi magnetic
= frekuensi sudut putaran kumparan
Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa resistor (R), kapasitor (C) dan
indictor (L).
Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang terukur merupakan nilai rms
(root mean square) atau nilai afektif dari arus,untuk melihat bentuk arus.untuk melihat bentuk
arus sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak balik, dapat digunakan osiloskop. Monitor
sebuah osiloskop terbagi-bagi menjadi baris-baris dan kolom-kolom sehingga membentuk
sebuah kotak seperti pada gambar :

Gambar 2.1
Bentuk Sunusidal
Dari gambar diatas sumbu vertikal menunjukkan nilai tegangan atau arus yang dihasilkan
oleh sumber bolak balik dan sumbu horizontal menunjukkan waktu.

2.1 Dasar dasar pembangkit arus bolak balik (AC)


Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan
diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan

yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda
fase sebesar 120listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60, dan dapat
dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, , D).

Gambar 2.2
System 3 phasa

Gambar 2.2 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut
berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka
nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase
ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a b c . sistem tegangan 3 fase
dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
2.1.1 Hubungan Bintang (Y Star )
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi
titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a b c
mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.

Gambar 2.3
Hubungan Bintang (Y - Star)
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap
saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan
magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic

2.1.2 Hubungan Segitiga


Pada hubungan segitiga (delta, , D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga
membentuk hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 2.4
Hubungan segitiga

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase.Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
2.2 Daya pada Sistem 3 Fase
2.2.1 Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh
beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang
seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya
sama.

Gambar 2.5
Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar , maka besarnya daya perfasa adalah
Pfase = Vfase.Ifase.cos

sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan
dapat dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos

Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka
tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase,
IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan
fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73 Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi
IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos = 1,73.VL.IL.cos

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada
kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang
mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
2.2.2 Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga
tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase
juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor
dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang.
Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada
beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan
permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan
beban dengan sumber listrik yang seimbang.

Gambar 2.6
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada
salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup
signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.
Untuk contoh kasusnya silahkan lihat electrical science handbook volume 3.

Vous aimerez peut-être aussi