Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktek lapangan dan pembahasan yang telah
dilakukan oleh penulis dapat menyimpulkan sebagai Berikut:
1. Alat-alat yang dipakai saat pemboran adalah:

Crawled rock drill merk Frurukawa-PCR 200

Kompresor merk Airman-PDS 750 S

Total panjang batang bor adalah 3 meter, terdiri atas 1 batang bor yang
masing-masing bor memiliki panjang 3 m dan diameter satu inch.

Mata bor yang digunakan sebagai penetrasi batuan andesit berjenis button
bit dengan diameter 3 inchi.

2. Geometri pemboran yang diterapkan:

Kedalaman

= 2, 4 meter

Diameter

= 3 inchi

Kemiringan

= tegak

Pola

= zigzag bujursangkar

3. Geometri peledakan yang dilaksanakan:


Burden (B)

= 2 meter

Spasi (S)

= 2

Jumlah lubang ledak

= 133 lubang

Tinggi jenjang (L)

= 2 meter

meter

101

102

103

4.

Produktifitas yang dihasilkan:

Waktu edar

Kecepatan pemboran = 19,56 meter/jam

Efisiensi kerja

Kemampuan pemboran = 50 lubang/hari

Jumlah lubang pemboran pada bulan April = 726 lubang

Jam kerja mesin bor pada bulan april = 105 jam

Volume setara

= 4 m3/meter

Produksi pemboran

= 63,13 m3/jam

Batuan yang diharapkan terbongkar = 6629,6662 m3 = 16839,35 Ton

= 7,36039 menit/lubang

= 80,70%

B. SARAN
Berdasarkan kegiatan praktek yang telah dilakukan dilapangan oleh
penulis, ada beberapa saran dalam upaya peningkatan produktivitas
sebagai berikut:

1 . Karena kemampuan alat melakukan pemboran adalah 50 lubang/hari,


sedangkan kenyataan di lapangan hanya 24 lubang/hari, maka perlu dilakukan
suatu koreksi terhadap waktu-waktu yang tidak efektif seperti lahan lokasi
pemboran yang selalu ada agar tidak membuang waktu kerja produktif .

104

2 . Untuk memaksimalkan produktivitas mesin bor, maka perlu dilakukan


komunikasi terhadap operator mesin bor dan krunya, sehingga apabila
operator yang satu ada keperluan lain/ cuti , maka operator lainnya bisa
menggantikan pekerjaan pemboran.

3 . Dikarenakan lantai pemboran yang masih memiliki tojolan tonjolan yang


masih tergolong tinggi akibat peledakan, maka diperlukan koreksi terhadap
kedalaman lubang ledak yang harus disesuaikan dengan variasi ketinggian
lantai pemboran agar lantai pemboran bisa mengurangi tonjolan-tonjolan tadi.

Vous aimerez peut-être aussi