Vous êtes sur la page 1sur 12

Manajemen SDM di Puskesmas

18 Agustus 2009 oleh Muhammad Fakhrurrozie

Muh.Fakhrurrozie,AMK,SKM
(Diajukan sbg tugas kuliah MSDM : dosen Prof.DR.Idiannor Mahyuddin,MS )

MANAJEMEN DI PUSKESMAS SUNGKAI


Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi/ instansi.
Organisasi modern sebagian besar telah menerapkan manajemen dalam setiap kegiatannya, baik
secara sederhana maupun menyeluruh. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan
instansi, aparatur dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur
manajemen akan dapat ditingkatkan.
Paradigma baru Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas) di era-desentralisasi, Puskesmas
merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan yang merupakan unit
pelaksana tehnis dinas (UPTD). Kriteria umum yang dimiliki diantaranya memiliki rencana, program
dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan dengan didukung oleh tiga faktor yaitu sumber daya
manusia, anggaran dan sarana dan prasarana kerja.
Puskesmas Sungkai sebagai organisasi pemerintah telah lama menerapkan manajemen dalam setiap
proses aplikasi kegiatan. Sistem Imformasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) merupakan salah satu
perwujudan penerapan manajemen dalam pencapaian setiap tujuan Puskesmas .
Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas telah lama diterapkan seiring
dengan makin berkembangnya Puskesmas ke era- desentralisasi. Setiap kebijakan yang dijalankan
harus didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan yang ada. Profesi
kesehatan juga telah berkembang menjadi jabatan fungsional yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi yang jelas sesuai tingkat keahlian atau profesi yang dijabatnya.
A. UNSUR MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI
1. MAN, merupakan sumber daya manusia di Puskesmas yang terdiri dari : Kepala Puskesmas,
Dokter,Dokter gigi, Ahli Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Perawat, Bidan, Analis Kesehatan, Perawat
gigi,Sanitarian, Ahli Gizi ( Nutrisionis ) dan lainnya
2. MONEY, merupakan unsur pembiayaan atau anggaran di Puskesmas. Uang masuk dapat berupa
uang operasional kegiatan rutin Puskesmas pertriwulan, uang operasional kegiatan luar gedung

Puskesmas , Uang Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin( Jamkesmas) maupun uang pengembalian
jasa pelayanan kesehatan dasar (PKD) 24 jam bersubsidi. Uang Keluar adalah uang yang digunakan
sebagai pengeluaran kegiatan rutin Puskesmas, dalam gedung maupun luar gedung yang
pembukuannya dilakukan oleh Bendaharawan Pengeluaran Puskesmas.
3. METHODE, merupakan cara-cara yang dijalankan Puskesmas Sungkai untuk mencapai tujuan
organisasi /misi Puskesmas, yaitu dengan penerapan pendekatan Basix Six ( 6 upaya kesehatan
wajib ) meliputi : Promosi Kesehatan, Peningkatan gizi Masyarakat, Pemberantasan Penyakit Menular
(P2M) , Pengobatan, Kesehatan ibu dan anak dan Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Lingkungan .
Selain itu, dalam upaya pendekatan spesifik kepada masyarakat sekitar telah diterapkan upaya
kesehatan pengembangan dan Inovatif, seperti Unit Gawat Darurat 24 jam di Puskesmas Sungkai
4. MACHINES, merupakan sarana kesehatan yang digunakan Puskesmas Sungkai untuk mencapai
tujuan organisasi seperti : Gedung Puskesmas Sungkai, UGD Puskesmas Sungkai, Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), Pondok Bersalin Desa ( POLINDES), Mobil Puskesmas
Keliling.
5. MATERIALS, merupakan prasarana kesehatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk pelayanan
seperti : alat-alat kesehatan , alat-alat laboratorium kesehatan sederhana, materi penyuluhan
kesehatan , buku-buku petunjuk .
6. MARKET, merupakan sasaran / pasar yang akan diberikan pelayanan, yaitu masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan baik yang sehat maupun yang telah sakit.
7. MINUTES / TIME , adalah waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
penerapan manajemen, Puskesmas Sungkai telah secara rutin melakukan perencanaan waktu
pencapaian tujuan yang dirumuskan pada Minilokakarya Puskesmas. Pelaporan hasil pencapaian
kegiatan tahunan tadi dirumuskan berupa Laporan Tahunan Puskesmas dan Laporan Penilaian Kinerja
Puskesmas
B. DASAR-DASAR MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI
Sebagai organisasi pemerintah, penerapan dasar-dasar manajemen di Puskesmas Sungkai tidak
terlepas dengan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, misalnya Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian, Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 8 Tahun 1977 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, Permenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakkan dasar Puskesmas,
Puskesmas di Kabupaten Banjar dan Kepmenkes nomor 1457/MEMKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan Peraturan Bupati Banjar nomor 26 tahun 2005 tentang
Organisasi dan tata kerja Puskesmas di Kabupaten Banjar.

C. BIDANG DAN SISTEM MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI


Penerapan manajemen di Puskesmas Sungkai selama ini lebih mengarah kepada Manajemen Sumber
Daya Manusia dengan pendekatan berdasarkan keahlian/ profesi, manajemen perkantoran
berdasarkan SIMPUS dan Manajemen Mutu dengan pendekatan berdasarkan prosedur tetap
( protap ), standar mutu pelayanan. Sebagai organisasi modern, Puskesmas Sungkai menerapkan
sistem manajemen terbuka ( partisipasi ) berdasarkan tife manajemen professional
D. WEWENANG
Dengan paradigma baru dimana Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),
Puskesmas Sungkai saat ini dipegang oleh seorang Kepala UPT Puskesmas sederajat dengan pejabat
eselon IV a. Dalam penerapan wewenang menggunakan desentralisasi karena sebagian besar Kepala
Puskesmas juga merupakan tenaga profesi yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat.
E. STRUKTUR DAN TUJUAN ORGANISASI
Menurut Peraturan Bupati Banjar nomor 26 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja Puskesmas
di Kabupaten Banjar, struktur dan bagan organisasi Puskesmas menggunakan struktur organisasi
lini,staf dan fungsional. Pimpinan Puskesmas disebut Kepala UPT Puskesmas dan dibantu oleh kepala
urusan tata usaha (pejabat struktural), dibawah Kaur TU ada staf yang mengurusi kepegawaian,
keuangan dan barang/logistik.Dibawah langsung kepala Puskesmas terdapat enam orang kepala unit
program pokok , satu orang kepala unit pengembangan serta beberapa orang pengelola Puskesmas
Pembantu. Kepala unit dan pengelola Puskesmas Pembantu umumnya dijabat oleh pejabat
fungsional .
Sebagai instansi pemerintah, Puskesmas Sungkai merupakan organisasi sosial yang bertujuan
memberikan pelayanan dengan prinsip kegiatannya bersifat pengabdian sosial kepada masyarakat.
Tujuan organisasi Puskesmas Sungkai tercermin dalam Motto, Visi,Misi dan Fungsi Puskesmas Sungkai
sebagai berikut ;
1. Motto :
S E H A T I ( Sehat jasmani,Sehat Hati/Rohani dan sehat Iman/Spiritual )
2. Visi
Mewujudkan Kecamatan Simpang Empat Sehat yang merupakan bagian integral dari Kabupaten
Banjar Sehat 2010
3. Misi
a. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
b. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
4. Fungsi Puskesmas
a. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Dapat diukur melalui Indek Potensi Tatanan Sehat (IPTS), yaitu
1) Tatanan Sekolah ( TK,SD, SMP, Madrasah , Pesantren )
2) Tatanan Tempat Kerja ( Kantor, Pabrik, Tempat kerja di pertanian, perkebunan industri rumah
tangga)
3) Tatanan tempat- tempat umum ( Pasar, tempat ibadah, warung )
b. Memberdayakan Masyarakat dan Memberdayakan keluarga
Adalah segala fasilitasi yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat
c. Memberikan Pelayanan kesehatan Tingkat Pertama
Pada era desentralisasi ini, program Puskesmas dibedakan menjadi program kesehatan dasar dan
program kesehatan pengembangan. Program Kesehatan dasar di Puskesmas Sungkai adalah program
minimal yang harus dilaksanakan yang dikemas dalam basic Six , yaitu ;
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
4) Perbaikan Gizi
5) Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan
Sedangkan program pengembangan / inovatif yang dijalankan di Puskesmas Sungkai adalah
Puskesmas dengan fasilitas UGD (Unit Gawat Darurat) ,Program Mata dan jiwa ,Kehatan
Gigi,Perkesmas,Kesehatan Lansia.
Gambar 2 : Kegiatan sikat gigi missal yang dilakukan oleh Dokter Gigi
Puskesmas Sungkai pada siswa SD, merupakan salah satu
wujud pelaksanaan fungsi Puskesmas
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI PUSKESMAS SUNGKAI
A. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS
Salah satu faktor yang mendukung pelaksanaan Puskesmas di era desentralisasi adalah adanya

ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan. Unsur SDM bidang kesehatan merupakan salah
satu unsur manajemen yang harus dipenuhi untuk tercapainya secara efektif tujuan organisasi.
Sebagai organisasi pemerintah, SDM kesehatan merupakan pegawai atau aparatur pemerintah
sehingga manajemen yang mengaturnya lebih mengarah kepada manajemen kepegawaian atau
manajemen personalia. Unsur MAN pada manajemen kepegawaian berpegang pada peraturan
perundang-undangan kepegawaian yang berlaku saat ini. Karena dipandang sebagai manajemen
kepegawaian, menurut SP Hasibuan (2008) memiliki perbedaan dengan manajemen SDM.
Manajemen personalia memiliki berbagai macam pengertian ,diantaranya ;
a. Manajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam
pekerjaan atau hubungan kerja mereka ( Dale Yoder )
b. Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan perencanaan,
pengooganisasian dan pengendalian bermacam-macam fungsi pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga :
1. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif.
2. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat optimal.
3. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik ( Michel J.Jucius )
B. KOMPONEN MSDM DI PUSKESMAS
Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan dan pemimpin. Penerapan
MSDM pada Puskesmas, maka komponen MSDM yang ada meliputi ;
1. Pengusaha
Sebagai organisasi pemerintah yang mempunyai tujuan organisasi bersifat pengabdian sosial, yang
dipandang sebagai pengusaha disini adalah Pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemerintah menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh
Puskesmas. Modal yang diinvestasikan pemerintah tadi dapat berupa anggaran atau pembiayaan
operasional kegiatan Puskesmas, biaya subsidi pelayanan kesehatan dasar dan biaya subsidi Jaminan
kesehatan masyarakat miskin
2. Karyawan
Karyawan di Puskesmas merupakan kekayaan utama ( asset ) yang menentukan baik buruknya
pelayanan kesehatan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas karyawan sebanding dengan beragamnya
keahlian / profesi yang ada di Puskesmas. Semakin banyak karyawan maka pelayanan menjadi efisien
karena pelayanan menjadi cepat, mudah ditemui dan terarah. Semakin beragam profesi yang ada
maka pelayanan kesehatan menjadi efektif karena semakin beragam jenis pelayanan kesehatan yang
dapat diberikan.

3. Pemimpin atau manajer


Pemimpin yang ada di Puskesmas terdiri atas kepala Puskesmas , kepala unit program dan pengelola
program kegiatan.
Kepala Puskesmas merupakan pejabat struktural yang ditunjuk dan dilantik oleh pemerintah. Kriteria
personalia kepala Puskesmas dipersyaratkan haruys seorang sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat, misalnya Dokter, Sarjana Kesehatan
Masyarakat, Sarjana Farmasi, Sarjana Keperawatan. Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai tanggung jawab tersebut dan besarnya peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraaan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan , menurut
Depkes RI ( 2006 ) maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III B.
Kepala unit program dan pengelola program merupakan pejabat fungsional yang diberikan tugas
tambahan. Umumnya pejabat kepala unit dan pengelola disesuaikan dengan jabatan fungsional yang
menjabat sehingga keahlian yang dimiliki sesuai dengan tugas-tugas program yang akan dijalankan.
METODE PENDEKATAN MSDM DI PUSKESMAS
Metode pendekatan MSDM di Puskesmas umumnya lebih mengarah kepada metode pendekatan
sistem sosial dimana manajer atau Kepala Puskesmas menyadari bahwa tujuan organisasi akan
tercapai jika terbina hubungan kerjasama yang harmonis antar sesama karyawan, serta terjadi
interaksi yang baik diantara semua karyawan. Setiap karyawan betapapun rendah kedudukannya dan
kecil jasanya harus tetap mendapa penghargaan yang baik agar tujuan organisasi tercapai. Metode
pendekatan sosial lebih mengutamakan kepada hubungan harmonis,interaksi yang baik, saling
menghargai, saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga terdapat suatu total sistem
( input,proses dan output ) yang baik. Kepala Puskesmas haruslah menyadari bahwa dia
membutuhkan bantuan, loyalitas dan partipasi dari karyawan. Pendekatan system sosial menekankan
kepada kesadaran atas tugas dan tanggung jawab setiap individu maupun kelompok agar kepuasan
kerja karyawan dan tujuan Puskesmas mencapai hasil yang optimal.
C. FUNGSI MSDM DI PUSKESMAS
1. Perencanaan
Perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas harus sesuai dengan tingkat kebutuhan Puskesmas
dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan yang baik dimulai dengan menetapkan program
kepegawaian. Jumlah dan macam profesi tenaga kesehatan di tiap Puskesmas tentu berbeda .
Puskesmas di perkotaan akan berbeda SDM nya dengan Puskesmas di pedesaan. Puskesmas rawat
inap dan UGD akan lebih berbeda lagi dengan Puskesmas biasa . Perencanaan SDM Puskesmas akan
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan Puskesmas itu sendiri.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian karyawan Puskesmas mengacu kepada peraturan dan perundangan pemerintah
yang berlaku dimana setiap karyawan akan ditetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang integrasi dan koordinasinya dalam struktur organisasi Puskesmas.
3. Pengarahan
Pengarahan karyawan Puskesmas ditentukan dengan kebijakan Kepala Puskesmas. Tiap karyawan
akan diarahkan agar dapat bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan Puskesmas. Tiap karyawan diharuskan memliki rencana kerja program masingmasing dan langkah- langkah strategi untuk pencapaian rencana kegiatan tersebut.
4. Pengendalian
Pengendalian atau controlling karyawan Puskesmas selama ini meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. Pengendalian
dilakukan melalui penilaian yang dilakukan setiap tahun berupa Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (DP3).
5. Pengadaan
Proses pengadaan karyawan Puskesmas yang juga merupakan pegawai atau aparatur pemerintah
selama ini dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah ( BKD ). Puskesmas hanya mengusulkan
pengadaan pegawai berupa jumlah dan jenis profesi yang dibutuhkan kepada Dinas Kesehatan.
6. Pengembangan
Pengembangan karyawan Puskesmas dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan ( Diklat ) yang
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Ada dua macam pendidikan dan pelatihan yang dijalankan, yaitu
diklat teknis dan diklat fungsional.
7. Kompensasi
Sebagai aparatur pemerintah, kompensasi yang diberikan kepada karyawan Puskesmas adalah gaji
pokok pegawai yang diterima rutin setiap bulan, tunjangan fungsional dan tunjangan kinerja.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian antara kepentingan Puskesmas dan kepentingan karyawan selama ini dijalankan
secara demokratis agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Program-program
Puskesmas yang merupakan tujuan Puskesmas harus dijalankan oleh setiap karyawan, sebaliknya
Puskesmas juga harus memperhatikan hak- hak karyawannya, seperti cuti, mendapatkan gaji dan
mendapatkan tunjangan lainnya bila mampu.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan kesehatan karyawan Puskesmas dan keluarganya telah diatur oleh perusahaan asuransi

kesehatan milik pemerintah, yaitu PT.Askes. Melalui Askes, pemeliharaan kesehatan karyawan
Puskesmas terjamin walaupun pada kenyataannya belum terpenuhi secara optimal. Sebagai pekerja
kesehatan yang membantu PT.Askes dalam menjalankan programnya, pemeliharaan kesehatan yang
mereka berikan belum maksimal, misalnya belum adanya pemeriksaan rutin kesehatan secara berkala
terhadap setiap karyawan Puskesmas yang beresiko tinggi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan karyawan Puskesmas yang juga aparatur pemerintah adalah kesadaran mereka sebagai
pegawai untuk mentaati peraturan- peraturan kepegawaian yang berlaku saat ini.
11. Pemberhentian
Sebagai aparatur pemerintah, pemberhentian karyawan Puskesmas tidak dapat dilakukan oleh Kepala
Puskesmas. Pemberhentian dilakukan oleh BKD berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PTUN) terhadap pelanggaran- pelanggaran peraturan kepegawaian yang dilakukan oleh
pegawai yang bersangkutan
PENGADAAN KARYAWAN PUSKESMAS
Pengadaan adalah fungsi operasional pertama manajemen SDM. Pengadaan karyawan merupakan
masalah penting , sulit dan kompleks kerena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang
yang kompeten serasi serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin ( SP
Hasibuan,2008)
Dalam manajemen SDM, karyawan adalah asset utama perusahaan. Sedangkan dalam manajemen
personalia karyawan dianggab sebagai factor produksi yang harus dimanfaatkan secara produktif.
Pengadaan karyawan Puskesmas tidak terlepas dengan pengadaan apatur atau pegawai negeri sipil
yang dilakukan pemerintah. Kualitas dan kuantitas karyawan yang dicari harus sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas yang ada berdasarkan usulan Puskesmas ke Dinas Kesehatan sebelumnya.
A. Analisis Pekerjaan Karyawan Puskesmas
Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam
suatu perusahaan atau instansi agar tujuan tercapai. Analisis pekerjaan akan memberikan informasi
tentang aktivitas pekerjaan,standar pekerjaan, konteks pekerjaan, pengerahan personalia, prilaku
manusia dan alat- alat yang dibutuhkan.
Analisis pekerjaan karyawan Puskesmas sejalan dengan peran Puskesmas sebagai pusat pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama atau dasar di masyarakat. Karyawan Puskesmas didominasi oleh
tenaga kesehatan dari beragam profesi. Semakin kompleks pelayanan yang diberikan, tingginya
kunjungan orang yang memerlukan pelayanan, Puskesmas di perkotaaan atau Puskesmas dengan

fasilitas tertentu tentu semakin banyak dan beragam karyawan yang dibutuhkan. Sebagai standar
minimal jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah berdasarkan enam program kesehatan wajib dan
satu atau lebih program pengembangan.
B. Uraian Pekerjaan dan Uraian Jabatan Karyawan Puskesmas
1. Uraian Pekerjaan dan spesifikasi Pekerjaan
Berdasarkan jabatan fungsional yang ada di Puskesmas, maka uraian jabatan yang diformasikan
adalah :
a. Dokter , lulusan Pendidikan Kedokteran Umum dan Profesi dokter, jabatan minimal pertama
diangkat adalah Dokter Pertama golongan ruang III b
b. Gokter gigi, lulusan Pendidikan Kedokteran gigi dan Profesi dokter gigi, jabatan minimal adalah
Dokter gigi Pertama golongan ruang III b
c. Apoteker, lulusan Pendidikan Apoteker dan Profesi apoteker, jabatan minimal adalah Apoteker
Pertama golongan ruang III b
d. Perawat, lulusan Pendidikan Akademi perawat atau S 1 Keperawatan, jabatan minimal adalah
Perawat Pelaksana / II c ( lulusan D III ) atau Perawat Pertama golongan ruang III a ( Lulusan S 1
Keperawatan )
e. Bidan, lulusan Pendidikan Diploma I/III Akademi kebidanan, jabatan minimal adalah Bidan
Pelaksana Pemula golongan ruang II a (Lulusan DI kebidanan) atau Bidan Pelaksana / II c ( lulusan D
III Kebidanan)
f. Sanitarian dan Nutrisionis,lulusan Pendidikan Akademi Kesehatan Lingkungan / gizi, jabatan minimal
adalah Sanitarian atau nutrisionis pelaksana / II c ( lulusan D III )
g. Perawat gigi dan analis kesehatan , lulusan Sekolah Pembantu Rawai Gigi atau Sekolah Menengah
Analis Kesehatan, jabatan minimal adalah perawat gigi pelaksana pemula dan pranata laboratorium
kesehatan pelaksana pemula ( Lulusan SPRG dan SMAK)
2. Uraian Jabatan
a. Kepala Puskesmas, seorang sarjana kesehatan , minimal golongan III b,
b. Kepala Urusan Tata Usaha, Sarjana umum/ kesehatan, minimal golongan III a, eselon IV b
c. Kepala Unit Program atau pengelola Program , seorang tenaga fungsional yang diberi tugas
tambahan
PENGEMBANGAN KARYAWAN PUSKESMAS
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan ( SP
Hasibuan ,2008)

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan
manusia Indonesia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupaun
diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil makmur
berdasarkan Pancasila ( Inpres RI No.15/ 1974)
Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untk memperolah dan
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relative singkat
dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. ( Inpres RI No.15/ 1974)
A. METODE PENGEMBANGAN KARYAWAN
Program pengembangan karyawan Puskesmas terikat dengan program pengembangan Aparatur/
Pegawai Negeri sipil yang dilakukan oleh instansi pemerintah seperti Departemen Kesehatan,
Pemerintah Propinsi/ Daerah dan atau Badan Diklat terkait, seperti Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kesehatan ( Bapelkes).
Sebagai aparatur atau pegawai negeri sipil, ada dua macam Diklat yang dapat diikuti oleh karyawan
Puskesmas, yaitu diklat struktural dan diklat fungsional.
1. Diklat Struktural
Diklat struktural merupakan diklat penjenjangan jabatan struktural yang dilaksanakan sebagai
persiapan seorang pegawai negeri sipil untuk menempati posisi eselonering jabatan tertentu sesuai
pangkat , jabatan , pengalaman dan prestasi yang bersangkutan.
Diklat struktural karyawan Puskesmas umumnya yang pernah diikuti adalah Diklat Prajabatan
golongan II atau III. Diklat struktural selanjutnya tidak diikuti karena hampir semua karyawan
Puskesmas merupakan pejabat fungsional. Diklatpim biasanya hanya diiukuti oleh mereka yang
berkeinginan, dipromosikan atau yang telah duduk pada jabatan struktural tertentu, Misalnya Kepala
Puskesmas, Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kepala Bidang di Dinas Kesehatan.
2. Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan diklat yang diperuntukan bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional
tertentu yang dilakukan sebagai pembekalan bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas,
tanggung jawab dan kewajibannya selanjutnya.
Beberapa diklat fungsional tenaga kesehatan yang sering dilakukan, misalnya ;
a. Diklat fungsional tenaga Dokter / dokter gigi
b. Diklat fungsional tenaga Perawat
c. Diklat fungsional tenaga Bidan
d. Diklat fungsional tenaga Epidemiologi Kesehatan
3. Diklat Teknis

Diklat teknis merupakan diklat fungsional tambahan bagi karyawan yang dalam tugas fungsionalnya
diserahi bidang pekerjaan tertentu yang diharuskan memiliki keahlian lebih terhadap bidang pekerjaan
tersebut. Diklat teknis biasanya dilakukan sebagai persiapan seseorang untuk memegang suatu
pekerjaan yang memerlukan tingkat keahlian, ketelitian dan keakuratan yang spesifik , pada masa
pendidikan sebelumnya keahlian tersebut belum atau tidak pernah didapatkan .
Beberapa diklat teknis fungsional kesehatan yang sering dilakukan, misalnya ;
a. Diklat teknis Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )
e. Diklat teknis Petugas Imunisasi Puskesmas
f. Diklat teknis Petugas TBC Puskesmas
g. Diklat teknis Petugas Diare Puskesmas
h. Diklat teknis Petugas Kusta Puskesmas
i. Diklat teknis petugas Laboratorium Puskesmas
B. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN
Penilainan prestasi karyawan adalah penilaian terhadap prestasi kerja yaitu menilai rasio hasil kerja
nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Sebagai aparatur Negara, penilaian prestasi karyawan Puskesmas mengikuti standar penilaian umum
yang berlaku pada penilaian prestasi pekerjaan pegawai negeri sipil berdasar peraturan kepegawaian
saat ini, yaitu dengan menetapkan penilaian prestasi pekerjaaan yang terhimpun dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) setiap akhir tahun.
Ada delapan unsur yang dinilai pada format DP 3 saat ini yang berlaku juga untuk penilaian karyawan
Puskesmas, yaitu ; Kesetiaan, Prestasi kerja, Tanggung jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama,
Prakarsa, Kepemimpinan.
Hasil penilaian DP 3 karyawan Puskesmas akan sangat berguna untuk promosi yang bersangkutan ke
jenjang kepangkatan selanjutnya, terutama pejabat fungsional yang dimungkinkan untuk dapat naik
pangkat lebih cepat dibandingkan staf atau pejabat struktural. Hasil penilaian DP 3 juga
mempengaruhi kebijakan Pimpinan atau Kepala Puskesmas terhadap kelangsungan jabatan fungsional
yang bersangkutan. Misalnya, bila dalam empat tahun seorang pejabat fungsional tidak mampu
mengumpulan angkat kredit minimum , maka pejabat fungsional harus mendapat teguran tertulis
bahkan sampai pencabutan jabatan dan tunjangan fungsional yang bersangkutan bila toleransi waktu
pemenuhan nilai angka kerdit tadi tidak pula mampu terpenuhi
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan ( 1998 ) Administrasi Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes, Jakarta

Departemen Kesehatan ( 2006 ) Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes, Jakarta
Departemen Kesehatan ( 2006 ) Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota
Depkes, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI ( 2003 ), Etika Organisasi Pemerintah LAN RI, Jakarta
Malayu SP Hasibuan ( 2008 ) , Manajemen Sumber Daya Manusia Bumi Aksara, Jakarta
Puskesmas Sungkai ( 2008 ) , laporan Tahunan Puskesmas Sungkai tahun 2008 , Puskesmas
Sungkai , tidak dipublikasikan
Puskesmas Sungkai ( 2008 ) , laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Sungkai tahun 2008 Puskesmas
Sungkai , tidak dipublikasikan
Puskesmas Sungkai ( 2007 ) , Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2009 Pukesmas Sungkai,
tidak dipublikasikan
Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar ( 2006 ) , Peraturan Bupati Banjar No 26 tahun 2005 tentang
Organisasi dn tata kerja Puskesmas di Kabuapaten Banjar
Tentang iklan-iklan ini

Vous aimerez peut-être aussi