Vous êtes sur la page 1sur 83

AKAD-AKAD SYARIAH

STIE AMA SALATIGA


Dr Faqih Nabhan, MM
Disarikan dari bahan workshop pengembangan ek. Syariah
STAIN Salatiga dan BMT UGT Sidogiri

Produk dan Jasa Perbankan


Syariah
Wadiah
Penghimpunan
Dana
Mudharabah

Tabungan
Umum
Tabungan Jgk
Wktu
Deposito

Operasional
KJKS

Penyaluran
Dana

Equity
Financing
Debt Financing

Jasa Layanan
KJKS

Ijarah (sewa/lessing)
Wakalah
(arrange/agency))
Kafalah (garansi)
Rahn (Gadai)
Hawalah(Anjak
Piutang/Take Over)

PENENTUAN AKAD
TABUNGAN
Akad Tabungan bisa menggunakan ;
1. Wadiah
Aplikasi Wadiah Yad Amanah ; perbankan selaku
penerima titipan tidak boleh menggunakan dana
yang dititipkan oleh nasabah atau mencampuraduknya dengan dana nasabah yang lain
Aplikasi wadiah yad dhamanah; perbankan
syariah selaku penerima titipan boleh
menggunakan dana yang dititipkan oleh
nasabah. Bank syariah boleh memberi bonus
untuk nasabah.

LANDASAN SYARIAH (AL-QURAN)




Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya (An-Nisaa: 58)


Jika sebagian kamu mempercayai sebagian


yang lain, maka hendaklah yang dipercayai
itu menunaikan amanahnya (utangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya (Al-Baqarah: 283)

Landasan Syariah (Al-Hadits)

- -



Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah
bersabda sampaikanlah (tunaikanlah amanat
kepada yang berhak menerimanya dan jangan
membalas khianat kepada orang yang telah
mengkhianatimu (HR. Abu Dawud dan
menurut Tirmidzi hadits ini Hasan, sedang
Imam Hakim mengkategorikannya Sahih)
Ibnu Umar Berkata bahwasanya Rasulullah telah
bersabda, Tiada kesempurnaan iman bagi
setiap orang yang tidak beramanah, tiada
shalat bagi yang tidak bersuci (HR. Thabrani)

Landasan Syariah (Ijma)


Para tokoh ulama Islam sepanjang zaman
telah melakukan sensus terhadap legitimasi
al-wadiah karena kebutuhan manusia
terhadap ini sangat jelas terlihat seperti
yang dikutip oleh Dr. Azzuhaili dalam al-Fiqh
al-Islami wa Adillatuhu

Wadiah Yad Amanah


Adapun karakteristik dari Wadiah Yad alamanah adalah :
Pihak yang menerima tidak bertanggung
jawab atas kehilangan atau kerusakan
barang yang dititipakan selama tidak karena
kelalaian.
Pihak
yang
penerima
tidak
boleh
menggunakan dan memanfaatkan uang
atau barang yang dititipkan
Pihak penerima dapat membebankan biaya
penitipan

Skema Wadiah Yad Amanah


Titip Barang

Beban Biaya
Penitipan

Wadiah Yad adh-Dhamanah

Wadiaah Yad adh-dhamanah:


Pihak penerima bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan barang titipan.
LKS sebagai penerima bisa menggunakan
dana wadiah tersebut serta
keuntungannya menjadi milik LKS.
LKS diperbolehkan memberikan semacam
bonus dengan catatan tidak disyaratkan
sebelumnya serta jumlahnya tidak
ditetapkan dalam nominal atau
persentase.

BEBERAPA KETENTUAN YAD


DHAMANAH (1)
Pihak yang dititipi (LKS) bertanggung

jawab atas keutuhan harta yang


dititipkan
LKS boleh memanfaatkan harta yang
dititipkan
Implikasi hukumnya sama dengan
qardh

BEBERAPA KETENTUAN YAD


DHAMANAH (2)

LKS dapat memanfaatkan &


menyalurkan dana yang disimpan serta
menjamin bahwa dana tersebut dapat
ditarik setiap saat oleh pemilik dana
Keuntungan & kerugian sepenuhnya
milik LKS (pemilik dana dapat diberi
bonus tanpa perjanjian didepan)
Dapat mengenakan biaya administrasi

Skema Wadiah

KETENTUAN AKAD WADIAH


Bersifat simpanan (bukan investasi)
Simpanan bisa diambil kapan saja atau berdasarkan kesepakatan.
Tidak ada imbalan yang disyaratkan waktu akad,
kecuali dalam bentuk pemberian (athaya /
bonus) yang bersifat sukarela (tidak mengikat)
dari pihak LKS.
Dengan seijin penyimpan, LKS dapat
menggunakan dana wadiah untuk kegiatan
usaha yang sesuai prinsip syariah

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 02/DSN-

2. Mudharabah
Aplikasi akad ; Bank syariah bertindak
sebagai Mudharib / Amil dan Nasabah
sebagai Shohibul Mal dengan akad
mudharabah Muthlaqah
Dalam akad Mudharabah harus
menyebutkan Nisbah Bagi Hasil dengan
jelas seperti 30% untuk Nasabah dan 70%
untuk Bank syariah, bila tidak
menyebutkan Nisbah maka kembali pada
Nisbah 50% : 50% (al_fiqh islami 5:3937)

Simpanan Berjangka Syariah


Simpanan dimana pemilik harta/anggota
sebagai
(Shohibul maal) meletakkan
dananya
pada
LKS
dengan
akad
Mudharabah mutlaqah.
Simpanan ini akan salurkan kepada anggota
yang membutuhkan pembiayaan.
Simpanan bisa di setor sewaktu-waktu
sedangkan untuk penarikannya satu kali
sesuai jenis produknya.
LKS akan memberikan bagi hasil bulanan dari
keuntungan yang diperoleh sesuai dengan

Jenis Simpanan Berjangka


Syariah

Ziarah / Wisata
Idul Fitri
Qurban dan Aqiqah
Pendidikan
Kesehatan
Haji / Umrah

Keuntungan Menyimpan
Insya Allah pahalanya berlipat delapan
belas kali bila diniati menghutangi.
Aman dan terhindar dari RIBA dan haram.
Ikut membantu sesama ummat (tawun).
Mendapat bagi hasil/ bonus yang halal.
Bisa dijadikan jaminan pembiayaan
Bebas potongan administrasi bulanan

Ketentuan Permohonan
Mengisi formulir permohonan menjadi calon anggota
Mengisi formulir permohonan pembukaan tabungan
Fotocopy identitas diri (KTP, SIM / KARTANU).
Biaya pembukaan rekening Rp. 5.000
Setoran awal minimal Rp.10.000,Setoran berikutnya minimal Rp.1.000,Saldo minimal Rp.10.000,Ketentuan lain menurut jenis tabungan.

18

Simpanan Mudharabah
Berjangka

Adalah simpanan dimana Pemilik harta/


anggota sebagai (Shohibul maal) meletakkan
dananya pada LKS dengan akad Mudharabah
mutlaqah.Dana ini hanya bisa di tarik
berdasarkan waktu yang di tentukan. Berikut
jenis- jenis MDA Berjangka dan contoh nisbah
bagi hasil antara LKS dengan anggota.
Deposito 3 bulan 48% : 52%
Deposito 6 bulan 45% : 55%
Deposito 9 bulan 43% : 57%
Deposito 12 bulan 40% : 60%

PENYALURAN DANA

PENGHIMPUNAN DANA

SHAHIBUL

MUDHARIB

MAAL

menyerahkan
dana
=======>
<=======
menerima bagi
hasil

menyerahkan
dana
=======>
<=======
menerima bagi
hasil
SHAHIBUL
MAAL

MUDHARIB

KETENTUAN AKAD
MUDHARABAH *

Dalam transaksi ini Anggota bertindak


sebagai shahibul mal atau 100 % pemilik
dana, dan LKS bertindak sebagai mudharib
atau pengelola dana.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib,
LKS dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan mengembangkannya,
termasuk di dalamnya mudharabah
dengan pihak lain.
Modal harus dinyatakan dengan
jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.

Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah


dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

LKS tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan Anggota


tanpa persetujuan yang bersangkutan.

Jika terjadi kerugian,maka kerugian finansial ditanggung oleh


Shahibul Mal ( anggota penabung )

Tetapi menurut sebagian madzhab Malikiyah Mudharib boleh


menanggung kerugian sebagai amal kebajikannya(tabarru') (alMuamalatul Maliyah al-Mu'ashirah, Lil Wahbah al-Zuhaili. Hal- 444)

Contoh Nisbah Tabungan Umum untuk LKS dan Anggota 55 : 45


dan Nisbah Tabungan Umum Berjangka antara LKS dan Anggota
50 : 50

Tabungan Umum dengan akad Mudharabah boleh menurut Imam


Abu Hanifah,Syafii dan Ahmad (al Fiqh al Islami lil Wahba al
Zuhaili 5 : 3935)

IJAB QABUL ( REDAKSI AKAD )


TABUNGAN

Shighot Akad adalah sesuatu yang timbul dari


Mutaaqidain (dua orang yang bertransaksi) untuk
menunjukkan keinginan dan kesepakatannya
dalam transaksi.
Shighot akad itu bisa berbentuk lafadz
(perkataan), perbuatan, isyaroh dan tulisan
(baina ikhtilafi al Madzahib Al Arbaah). Tidak ada
ketentuan baku tentang redaksi lafadz akad,yang
terpenting menunjukkan keinginan dan
kesepakatannya sesuai kondisi masyarakat dan
tidak akan menimbulkan perselisihan.

Akad tanpa lafadz (perkataan) atau lebih dikenal


dengan akad Muathoh dan dapat menunjukkan
kesepakatan, hukumnya boleh menurut Imam
Hanafiyah,Malikiyah dan Hanabilah.
Akad dengan menggunakan tulisan, sah menurut
imam Hanafiyah dan Malikiyah bahkan ini lebih
kuat dan lebih bisa dipertanggung jawabkan.
Didalam lembaga keuangan harus diupayakan
akad menggunakan lafadz(qaul) dan tulisan
sekaligus,untuk menghindari perselisihan
( Al Fiqh al Islami lil Wahbah al Zuhaili 5 :29322942)

PERBEDAAN AKAD QARD


DENGAN MUDHARABAH

Dalam akad Qard nasabah akan


mendapatkan bonus setiap bulan
sedangkan akad mudharabah bagi hasil
fluktuatif sesuai hasil riil Bank syariah
setiap bulan dan bisa disebut Equivalentnya.

PENENTUAN AKAD
PEMBIAYAAN

Akad pembiayaan yang sesuai dengan


syariah, ditinjau ;
Tujuan Penggunaan dana
Sumber Pengembalian
Agunan

Produk Pembiayaan
(Financing) Muthlaqah
Mudharab
ah
Equity
Financin
g
Musyarak
ah

(tidak
bersyarat)
Muqayyadah
(bersyarat)

Musyarakah
(Kerjasama dua pihak
atau lebih)

Produk Pembiayaanlanjutan

Debt
Financin
g

Barang vs
barang
Barang
vs
uang
Uang vs
barang
Uang vs
uang

Barter
Jual Beli (bai)
Murabahah
Sewa
Menyewa
(margin)
(ijarah)
Salam
Bitsaman ajil
(cicil)
Ijarah (cont:
(sewa)
Istishna
(cont:
pertanian)
Sharf
Ijarah(tukar
Muntahiyah
Bit
manufaktur) valas)
Tamlik

PENENTUAN AKAD
PEMBIAYAAN

Akad yang berbasis BAGI HASIL


digunakan untuk tujuan penggunaan
dana MODAL USAHA
Akad yang berbasis Jual Beli digunakan
untuk tujuan penggunaan dana
PENGADAAN BARANG KONSUMTIF atau
MODAL USAHA (BARANG DAGANGAN)

Aplikasi produk pembiayaan


berbasis Jual Beli pada LKS adalah :
1.
2.

3.

Bai Al-Murabahah (include BBA)


Bai As-Salam (Pesan barang dibidang
pertanian)
Bai Al-Istishna (Pesan barang bidang industri)

Akad yang berbasis JUAL BELI (SALAM


atau ISTISHNA ) digunakan untuk
penggunaan dana MODAL
PERTANIAN,MODAL USAHA GARMENT
BIAYA PENDIDIKAN, BIAYA RUMAH SAKIT
dan JASA-JASA LAINNYA, karena melihat
SUMBER PENGEMBALIAN

Penjual

ALUR MURABAHAH
MENURUT FIKIH KLASIK
Pembeli
Jual barang dgn MRB

Bayar Harga Jual brg

Penjual memberitahukan secara jujur harga


pembelian barang tersebut kepada pembeli.
Karena itulah jual beli ini disebut sebagai jual
beli amanah. Karena pembeli mengetahui
besaran keuntungan yang diperoleh penjual
dalam jual beli tersebut .

Jenis Bai Murabahah


AH
H
BA
A
R
MU

Tanpa pesanan
Mengikat

JENIS

Berdasarkan
pesanan
CARA
PEMBAYARAN
Tunai

Tidak mengikat
Tangguh

ALUR MURABAHAH TANPA PESANAN


PROSES PENGADAAN BARANG

PROSES JUAL BELI MURABAHAH

dilakukan sebelum transaksi jual beli


murabahah ada yang beli atau buat

Pengadaan barang
(persediaan barang)

1. Negosiasi dan Persyaratan

LKS membeli kas/


tangguh (murabahah)
Membuat sendiri /
pesan (istishna)
Memproduksi
sendiri / pesan
(salam)
Barang mudharabah /
musyarakah
dsb

2. Akad Jual Beli


(murabahah)

4. Bayar
Kewajiban /
harga barang

BS

ANGGOTA

3. Kirim / penyerahan Barang

PRAKTIK IDEAL
ALUR MURABAHAH BERDASARKAN PESANAN
2. Beli Barang ke Suplier

1. Pesan Beli Barang (Negosiasi dan Persyaratan)

4. Akad Jual Beli (murabahah)

5. Bayar harga barang /


kewajiban

Pemasok

3. Penyerahan barang ke LKS

LKS

ANGGOTA

6. Kirim / penyarahan Barang

PRAKTIK YANG BANYAK DILAKUKAN

MURABAHAH BASITHAH BIL WAKALAH


3. Beli Barang yg tlh disepakati

1. Anggota Pesan Beli Barang ke LKS (Negoisasi


Harga dan Suplier yg disepakati)

2. LKS mewakilkan pembelian


barang ke Anggota pd suplier
yg tlh disepakati bersama
5. Akad Jual Beli (murabahah)
dgn margin yg disepakati
bersama

Pemasok

LKS

ANGGOTA

Harga Jual Barang = HPP + Margin


4. Penyerahan barang ke Anggota

6. Bayar harga Jual Barang

Ketentuan
Murabahah

(Fatwa
DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)
Ketentuan
umum murabahah
1)
2)
3)
4)
5)
6)

dalam LKS
Akad murabahah bebas riba
Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan
LKS membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang
LKS membeli barang yang diperlukan ANGGOTA atas nama
LKS sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
LKS harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian
LKS menjual barang kepada ANGGOTA (pemesan) dengan
harga jual senilai harga beli plus keuntungannya.
=> LKS harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
ANGGOTA berikut biaya yang diperlukan.

Ketentuan
Murabahah

(Fatwa DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)


7)

8)

9)

ANGGOTA membayar harga barang yang


disepakati pada jangka waktu tertentu
Untuk mencegah penyalahgunaan atau
kerusakan akad => LKS dapat mengadakan
perjanjian khusus dengan ANGGOTA.
Jika LKS mewakilkan kepada ANGGOTA untuk
membeli barang dari pihak ketiga,
pengakadan jual beli murabahah harus
dilakukan setelah barang, secara prinsip,
telah menjadi milik LKS.

Ketentuan
Murabahah

(Fatwa
DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)
Ketentuan
murabahah kepada ANGGOTA
1)
2)
3)

ANGGOTA mengajukan permohonan dan perjanjian


pembelian suatu barang atau asset kepada LKS
Jika LKS menerima => ia harus membeli terlebih dahulu
aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang
LKS menawarkan aset tersebut kepada ANGGOTA dan
ANGGOTA harus menerima (membeli)-nya, karena
secara hukum perjanjian tsb mengikat; kemudian kedua
belah pihak harus membuat kontrak jual beli

4.

Ketentuan
Murabahah
LKMS/LKS/UJKS dibolehkan meminta ANGGOTA untuk
(Fatwa DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)

membayar uang muka saat menandatangani


kesepakatan awal pemesanan
Jika ANGGOTA menolak membeli barang, biaya riil LKS
harus dibayar dari uang muka tersebut
Jika nilai uang muka kurang dari kerugian LKS, LKS dapat
meminta kembali sisa kerugiannya kepada ANGGOTA.
Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai
alternatif dari uang muka, maka :

5.

6.

7.

a.
b.

Jika ANGGOTA membeli => ia tinggal membayar sisa harga


Jika ANGGOTA batal membeli => menjadi milik LKS
maksimal sebesar kerugian LKS; dan jika tidak mencukupi,
ANGGOTA wajib melunasi kekurangannya

Ketentuan
Murabahah

Jaminan
:
(Fatwa DSN :Murabahah
04/DSN-MUI/IV/2000)

Jaminan dalam murabahah


dibolehkan, agar ANGGOTA serius
dengan pesanannya.
LKS dapat meminta ANGGOTA untuk
menyediakan jaminan yang dapat
dipegang

Ketentuan
Murabahah

(Fatwa DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)

Hutang dalam murabahah


1)
Secara prinsip, penyelesaian hutang tidak ada kaitannya
dengan transaksi lain. Jika ANGGOTA menjual barang
dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban
untuk menyelesaikan hutangnya kepada LKS
2)
Jika ANGGOTA menjual barang

sebelum masa angsuran berakhir => ia tidak wajib segera


melunasi seluruhnya

menyebabkan kerugian => tetap harus menyelesaikan hutangnya


sesuai kesepakatan awal.

tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta


kerugian itu diperhitungkan

Ketentuan
Murabahah

(Fatwa DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000)


Penundaan
pembayaran dlm
murabahah
ANGGOTA yang memiliki
kemampuan tidak dibenarkan
menunda penyelesaian hutangnya
Jika ANGGOTA telah dinyatakan pailit
dan gagal menyelesaikan hutangnya,
LKS harus menunda tagihan hutang
sampai ia sanggup kembali, atau
berdasarkan kesepakatan.

Ketentuan Uang Muka


Murabahah (Fatwa DSN : 13/DSN-MUI/IX/2000)
1.

2.
3.

4.

5.

Dalam akad murabahah, LKS dibolehkan untuk


meminta uang muka
Besar => ditentukan berdasarkan kesepakatan
Jika ANGGOTA membatalkan akad => ANGGOTA
harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang
muka tsb
Jika uang muka lebih kecil dari kerugian => LKS
dapat meminta tambahan kepada ANGGOTA
Jika uang muka lebih besar dari kerugian => LKS
harus mengembalikan kelebihannya kepada
ANGGOTA

Ketentuan Diskon
Murabahah (Fatwa DSN No : 16/DSNMUI/IX/2000)
1.

2.

3.

4.

5.

Harga jual beli adalah suatu jumlah yang


disepakati oleh kedua belah pihak.
Harga dalam jual beli murabahah adalah harga
beli dan biaya yang diperlukan ditambah
keuntungan sesuai dengan kesepakatan
Jika dalam murabahah LKS mendapat diskon
dari supplier => diskon adalah hak ANGGOTA
Jika diskon setelah akad => pembagian diskon
sesuai perjanjian (persetujuan) dalam akad
Dalam akad => pembagian diskon setelah akad
hendaklah diperjanjikan dan ditandatangani

Ketentuan potongan
pelunasan (Fatwa DSN No: 23/DSN-MUI/III/2002)
1.

2.

Jika ANGGOTA melakukan pelunasan


pembayaran tepat waktu atau lebih
cepat dari waktu yang disepakati,
LKS boleh memberikan potongan
dari kewajiban pembayaran, dengan
syarat tidak diperjanjian dalam akad
Besarnya potongan => diserahkan
pada kebijakan dan pertimbangan
LKS

LKS dapat meminta uang muka pembelian (urbun)


kepada ANGGOTA setelah akad murabahah
disepakati. Dalam murabahah urbun harus
dibayarkan oleh ANGGOTA kepada LKS, bukan
kepada pemasok.
Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah
apabila murabahah jadi dilaksanakan (tidak
diperkenankan sebagai pembayaran angsuran).
Tetapi apabila murabahah batal, urbun dikembalikan
kepada ANGGOTA setelah dikurangi dengan
kerugian sesuai dengan kesepakatan, antara lain:

Potongan urbun LKS oleh pemasok;


Biaya administrasi;
Biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadaan lainnya.

Apabila terdapat uang


muka dalam transaksi
murabahah berdasarkan
pesanan, maka
keuntungan murabahah
didasarkan pada porsi
harga barang yang dibiayai
oleh LKS.

Apabila transaksi murabahah


pembayarannya dilakukan secara
angsuran atau tangguh, maka
pengakuan porsi pokok dan keuntungan
harus dilakukan secara merata dan
tetap selama jangka waktu angsuran.
Apabila ANGGOTA melakukan
pembayaran angsuran lebih kecil dari
kewajibannya maka pengakuan
pendapatan untuk perhitungan
distribusi hasil usaha dilakukan secara
proporsional atau sebanding dengan
porsi margin yang terkandung dalam
angsuran.

Skema Pembiayaan Bai


Salam

Karakteristik
salam (Fatwa DSN No.05/DSN

MUI/IV/2000)

Ketentuan tentang pembayaran


(1)
(2)
(3)

Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik


berupa uang, barang atau manfaat.
Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati
Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

Ketentuan tentang barang


(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Harus jelas cirri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang


Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
Penyerahan dilakukan kemudian
Waktu dan tempat penyerahan barang hrs ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
Tidak boleh menukar barang, kecuali dng brg sejenis sesuai
kesepakatan.

Karakteristik
salam (Fatwa DSN No.05/DSNMUI/IV/2000)

Ketentuan tentang salam parallel


(1)
(2)

Akad kedua terpisah dari akad pertama, dan


Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah

Karakteristik
salam (Fatwa DSN No.05/DSNMUI/IV/2000)

Penyerahan barang sebelum atau pada


waktunya :
(1)

(2)

(3)

(4)

Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya


dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih
tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga.
Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih
rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh
menuntut pengurangan harga (diskon)
Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat : kualitas dan jumlah barang sesuai
dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh menuntut tambahan
harga

Karakteristik
salam (Fatwa DSN No.05/DSNMUI/IV/2000)

Penyerahan barang sebelum atau pada


waktunya : (lanjutan)

(5)

Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada


waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan
pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pilihan :
(a)
(b)

Membatalkan kontrak dan meninta kembali uangnya


Menunggu sampai barang tersedia

Pembatalan kontrak

Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan, selama


tidak merugikan kedua belah pihak

Perbedaan Salam dengan


Ijon

Dalam Ijon barang dibeli tidak menurut ukuran dan


timbangannya yang asli, sementara salam mengukur
barang pada ukuran dan timbangannya
Contoh Ijon : Pembeli membeli beras yang saat itu
masih belum dipanen sebanyak satu hektar dan
dihantar pada saat panen. Terdapat spekulasi disini
yang akan merugikan salah satu pihak
Contoh Salam : pembeli membeli padi sebanyak satu
ton padi dari petani yang dihantar pada waktu panen

Perbedaan Salam dan Istishna

Istishna

Salam

Barang terukur dan


tertimbang. Hutang
pada Al Muslam Ilaih
Uang / modal dimuka
Mengikat
Akad

Harus diukur dan


ditimbang, modelnya
dipesan
Bisa dimuka, dicicil
sampai selesai, atau
dibelakang
Barang milik pembuat
(Shani)
Akad tidak mengikat

Skema Pembiayaan
Istishna

Karakteristik Istishna
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

Ketentuan tentang pembayaran


(1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat
(2) Pembayaran dilakukan sesuai dengan
manfaat
(3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang.

Karakteristik Istishna
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

Ketentuan tentang barang


(1)
(2)
(3)
(4)

(5)
(6)

(7)

Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang


Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
Penyerahnnya dilakukan kemudian
Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan
Pembeli (mustashni) tidak boleh menjua barang sebelum menerimanya.
Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sdengan kesepakatan,
pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) utnuk melanjutkan atau
membatalkan akad

Karakteristik Istishna
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

Ketentuan lain :
(1)

(2)

Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai


dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
Semua ketentuan dalam jual beli salam yang
tidak disebutkan diatas berlaku pula pada jual
beli isthisna

Akad yang berbasis UJRAH / FEE


digunakan untuk tujuan penggunaan
dana MODAL USAHA BERUPA JASA, BIAYA
PENDIDIKAN, BIAYA RUMAH SAKIT DAN
JASA-JASA LAINNYA.

SYARAT APLIKASI AKAD


BERBASIS BAGI HASIL

Menggunakan sistem perhitungan


REVENUE SHARING ATAU GROSS
REVENUE SHARING
Mudharib betul-betul Amanah
Mudharib harus membuat LAPORAN
PERHITUNGAN HASIL USAHA setiap bulan
Atau Bank syariah membantu membuat
LAPOPAN PERHITUNGAN HASIL USAHA
mudharib

SYARAT APLIKASI AKAD


BERBASIS JUAL BELI

Bank syariah membangun kerjasama


dengan Agen penyedia barang dagangan
seperti ; Toko Grosir Peracangan,
Pertanian, Elektronik, Grosir HP,
Showroom/ Dealer Kendaraan bermotor
dll.
BMT membangun kerjasama dengan
tengkulak, pedagang, pabrik atau
perusahaan
BMT harus tahu perkembangan harga

SYARAT APLIKASI AKAD


BERBASIS JASA

Penentuan Jasa / Ujrah tidak boleh


berdasarkan Plafond Pembiayaan
Penentuan Ujrah berdasarkan Agunan
(RAHN)
Penentuan Ujrah berdasarkan Ujrah
Wakalah atau Resiko / Tanggung Jawab
(WAKALAH,HAWALAH,KAFALAH)
Bank syariah Boleh memberikan
Potongan Ujrah

SYARAT APLIKASI AKAD


QARD
o
o

Akad QARD adalah akad DARURAT


Akad QARD digunakan ketika sudah
tidak memungkinkan menggunakan
akad yang berbasis BAGI HASIL, JUAL
BELI ATAU JASA.

CONTOH IJAB QABUL

AKAD MUDHARABAH/MUSYARAKAH ;
IJAB ; Saya investasi modal kepada
Anda sebesar Rp 50 juta untuk usaha
Peracangan dengan nisbah bagi hasil
40% utk Bank syariah dan 60% utk
Anda dengan metode perhitungan
REVENUE SHARING selama 4 bulan
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD MURABAHAH pokok plus margin;


IJAB ; Saya Jual Sepeda motor Honda
Supra X yang saya beli dengan harga
Rp 15 juta kepada Anda dengan harga
Rp 18 juta dan diangsur setiap bulan
pokok plus margin selama 10 Bulan
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD MURABAHAH Margin saja


dan pokok diakhir kontrak;

IJAB ; Saya Jual Sepeda motor Honda


Supra X yang saya beli dengan harga Rp
15 juta kepada Anda dengan harga Rp
16 juta dan diangsur setiap bulan
margin saja selama 4 Bulan, sedangkan
pokok diakhir kontrak
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD SALAM ;

IJAB ;Saya pesan beli padi jenis IR 64


dan diserahkan 2 bulan lagi ketika
sudah panen dengan harga Rp 3000,per KG sebanyak 2 Ton, total harga Rp 6
juta dan saya wakilkan kepada anda
untuk menjualkan ke Pabrik Padi Joyo
Mulyo ketika panen
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD ISTISHNA ;

IJAB ; Saya pesan kepada anda untuk


dibuatkan baju seragam olah raga
sebanyak 100 setel dengan harga per
setel Rp 50 ribu, total Rp 5 juta dan saya
wakilkan kepada anda untuk dijualkan
pada Ketua STIE Bank BPD Jateng
dengan harga Rp 60 ribu per setel
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD RAHN ;
IJAB ; Saya hutangkan uang sebesar Rp
9 juta kepada anda dengan diangsur
selama 10 bulan, dengan agunan Emas
20 Gram jenis Kalung. Dan saya minta
biaya / ujrah penitipan agunan setiap
hari Rp 7.500
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

AKAD QARD ;
IJAB ; Saya hutangkan uang sebesar Rp
500 ribu kepada anda dan diangsur
selama 5 bulan
QABUL ; Ya saya terima dan sepakat

APLIKASI PRODUK BANK


SYARIAH
Produk Penghimpunan
Dana
No Produk

Prinsip syariah

Giro

Wadiah Yad Dhamanah

Tabungan

Wadiah Yad Dhamanah dan


Mudharabah Mutlaqah (Investasi
Tidak Terikat)

Deposito

Mudharabah Mutlaqah (Investasi


Tidak Terikat)

Investasi
Khusus

Mudharabah Muqayyadah (Investasi


Terikat)

73

PENYALURAN DANA
Prinsip jual beli

Murabahah
Istishna, Istishna Paralel
Salam, Salam Paralel

Prinsip bagi hasil

Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Musyarakah

Ujroh

Ijarah, Ijarah Muntahia


Bitamlik

74

PRODUK PENYALURAN
DANA
N
o

Produk

Prinsip syariah

Pembiayaan modal kerja

Mudharabah, Musyarakah

Pembiayaan proyek

Mudharabah, musyarakah

Pengadaan barang investasi (jual beli


barang)

Murabahah

Produksi agribisnis / sejenis

Salam, salam paralel

Manufactur, kontruksi

Istishna, Istishna Paralel

Penyertaan

Musyarakah

Leter of Credit - Ekspor (pembiayaan


ekspor)

Mudharabah, musyarakah, murabahah (Al-BaI)

LC - Impor

Murabahah, Salam / Istishna dan Murabahah,


Mudharabah

Surat berharga (Obligasi)

Mudharabah, Ijarah

75

PRODUK JASA
PERBANKAN

No

Produk

Prinsip syariah

Dana Talangan dan Talangan Haji

Qardh

Anjak piutang

Hiwalah

Transfer, inkaso, kliring

Wakalah

Pinjaman sosial

Qardhul Hasan

Safe deposit

Wadiah Amanah, Ijarah (sewa)

Penukaran valas (bank notes)

Sharf

Gadai (jaminan)

Rahn

Pay roll

Ujrah, wakalah

Bank garansi

Kafalah

10

Leter of Credit - Ekspor

Wakalah bil Ujroh, Qardh

11

LC - Impor

Wakalah bil Ujrah, wakalah bil Ujroh dan Qardh,

76

PRODUK SEWA

No

produk

Prinsip syariah

Sewa beli

Ijarah Muntahiya Bittamlik (Ijarah Wa


Igtina)

Sewa dengan
opsi
pemindahan
hak

Ijarah Muntahiya Bittamlik

77

PRODUK LAIN
No

produk

Prinsip syariah

Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar Bank
(SIMA)

Mudharabah

Sertifikat Wadiah Bank


Indonesia

Wadiah

78

BANK SEBAGAI FUNGSI SOSIAL

Penyaluran dana kebajikan


Qardhul

hasan
Santunan kebajikan
Pengumpul Zakat Infaq dan Sadaqah
Pengeluaran lainnya

79

PRINSIP DISTRIBUSI
HASIL USAHA

Revenue Sharing

Yang dibagikan adalah pendapatan (revenue)


Shahibul maal menaggung kerugian => usaha
dilikiuidasi, jumlah aktiva lebih kecil dari kewajiban

Profit Sharing

Yang dibagikan adalah keuntungan (profit)


Tidak Loss Sharing => kerugian bukan kelalaian
mudharin ditanggung oleh shahibul maal

80

Sistem bagi hasilLap L/R Pengelolaan

Lap Laba Rugi


Bank /LKS
(sbg mudharib)
Pendapatan:
Pengelolaan dana
(-/
-)

Dana Mudharabah (sbg


mudharib)

Pendapatan penyaluran
Mudharabah
Bagi hasil (prinsip bagi
hasil)
Margin (prinsip jual beli)
Lainnya (SWBI, IMA dsb)

Revenue sharing

Hak pihak ketiga atas


bagi hasil Investasi
Tidak Terikat

Tabel

(+/+)

Beban mudharib:
Beban Tenaga kerja
Beban Administrasi
Beban Opr Lainnya
=

RUGI LABA

SAHIBUL MAAL

Proft sharing

(-/-)

(-/-)
Porsi shahibul maal

Pendapatan :
Fee base income

Beban Pengelolaan Mudharabah


Beban tenaga kerja mudharabah
Beban administrasi mudharabah
Beban penyusutan mudharabah
Beban opr mudharabah lainnya

=
Laba/Rugi Mudharabah

PRINSIP DISTRIBUSI
HASIL USAHA
Uraian
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban
Laba rugi bersih

Jumlah

Metode

100 Revenue sharing


65
---------35 Gross Revenue
25 Sharing
---------10
Profit Sharing

82

TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi