Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
JULI 2015
OLEH :
SUCI PRATIWI
ILHAM SYAHID RURAY
SUCI ANUGRAH
Pembimbing :
dr. SULTAN BURAENA, MS, SpOk
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK
PADA BAGIAN IKM-IKK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
I. PENDAHULUAN
Citra masyarakat bahwa rumah sakit adalah tempat yang sangat bersih
sudah berlangsung lama, sehingga tenaga kerjanya tidak akan terserang
penyakit karena tempat kerjanya yang bersih dan tahu seluk beluk penyakit.
Menjadi hal sulit dipercaya masyarakat jika tenaga kesehatan sakit, apalagi
dokter jatuh sakit. Data tahun 1994 dari Bureau of Labor Statistic di Amerika
Serikat menyatakan dari 5 juta warganya yang bekerja di rumah sakit, 40% di
antaranya adalah dokter, perawat, apoteker serta para asistennya. Sebuah
kelompok tenaga kerja yang mempunyai risiko besar terpajan bahan-bahan
berbahaya di rumah sakit.1
Penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu
mendapat perhatian yang serius oleh karena pelayanan kesehatan ini bersifat
continuum. Perhatian pelayanan keselamatan dan kesehatan di rumah sakit
tidak hanya bagi pengguna rumah sakit yang meliputi pasien, pengunjung
rumah sakit dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan tetapi juga bagi
pelaksana dan pengelolah rumah sakit sehingga terhindar dari kecelakaan
kerja.2
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga
kebersihan di rumah sakit. Kebersihan di rumah sakit merupakan bentuk
rangkaian kegiatan yang mendapat perhatian secara langsung oleh
masyarakat sebagai pengguna jasa rumah sakit. Namun kegiatan ini sering
kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pihak manajemen rumah
sakit. Padahal kurangnya perhatian terhadap tingkat kebersihan rumah sakit
dapat menimbulkan berbagai dampak, antara lain: gangguan estetika,
berkembangbiaknya vektor penyakit, penularan penyakit, dan terjadinya
infeksi nosokomial. Apabila hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan
rumah sakit tersebut akan dinilai langsung oleh masyarakat bahwa tingkat
pelayanannya kurang memuaskan. Dampak jangka panjangnya adalah
rumah sakit akan ditinggalkan para pengguna jasa yang mengakibatkan
menurunnya jumlah kunjungan. Upaya yang harus dilakukan rumah sakit
adalah mampu menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas
khususnya tenaga kebersihan (cleaning service). Sumber daya manusia yang
berkualitas ini bisa didapat dengan melakukan pelatihan, pembinaan,
pengawasan dan memberi penghargaan yang layak untuk menumbuhkan
rasa tanggung jawab dan meningkatkan etos kerja bagi tenaga kerja. 2
Salah satu tujuan dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit
Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja, baik
yang medis (seperti perawat, dokter dan dokter gigi), maupun non medis
(seperti petugas kebersihan (cleaning service)) rumah sakit. Menurut Anies,
petugas kebersihan (cleaning service) mempunyai resiko untuk terpajan
bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai
(disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus
bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat
meningkatkan resiko untuk terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan
(cleaning service) rumah sakit.2
Keberadaan cleaning service di sebuah instansi merupkan suatu
keharusan.
sebuah ruangan apakah itu bersih atau kotor, nyaman atau tidak tergantung
bagaimana sentuhan dari para cleaning service ini. 3
II.
TUJUAN
II.1
Tujuan Umum
Untuk mendapat info tentang Aspek kesehatan dan keselamatan kerja
pada petugas cleaning service (pembersih lantai) di Rumah Sakit Ibnu Sina.
II.2
Tujuan Khusus
1) Untuk mendapat info tentang faktor hazard yang dialami petugas
cleaning service ( pembersih lantai).
2) Untuk mendapat info tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
mengganggu kesehatan petugas cleaning service ( pembersih lantai).
3) Untuk Mendapat info tentang APD yang digunakan petugas cleaning
service ( pembersih lantai).
4) Untuk mendapat info tentang ketersediaan obat P3K ditempat kerja
petugas cleaning service ( pembersih lantai).
5) Untuk mendapat info tentang pemeriksaan kesehatan yang pernah
dilakukan sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus).
6) Peraturan pimpinan rumah sakit/ perusahaan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja di tempat kerja.
7) Untuk mendapat info tentang keluhan / penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan petugas cleaning service ( pembersih
lantai).
8) Upaya kesehatan dan keselamatan kerja lainnya yang di jalankan
misalnya ada penyuluhan / pelatihan, pengukuran/ pemantauan
lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan.
III.
DEFINISI
III.1
bahaya
yang
membahayakan kesehatan.
disebabkan
olek
faktor-faktor
yang
seseorang.
Pada
hakekatnya
ilmu
kesehatan
kerja
Dasar Hukum
III.4
Cleaning Service
Secara umum definisi cleaning service adalah memberikan pelayanan
III.5
Merupakan
jenis
bahaya
yang
berdampak
pada
kesehatan,
ALAT
KERJA
YANG
DAPAT
MENGGANGGU
KESEHATAN
5.Polisher Machine
patogen
bertebaran
di
udara,
vacuum
cleaner.
Desinfektan
pembersih
lantai yang
sudah
diencerkan dengan air di dalam ember pel harus digunakan dalam waktu 24
jam, agar tidak kehilangan sifat antimikrobanya.9
Pencucian (laundry) Petugas pengumpul, pencuci dan distribusi
kembali linen kotor yang digunakan pasien, akan terpajan mikroorganisme
patogen secara tetap. Untuk menghindari pajanan tetap tersebut, petugas
cuci harus melakukan:9
o
A.P. Kepala
A.P. Telinga
A.P. Pernafasan
A.P. Tangan
A.P. Kaki
Pakaian Pelindung
Safety Belt
pemeriksa
kesehatan
menegaskan
agar
pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dijawab oleh calon TKI dengan jelas dan benar. 12
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c.Riwayat perawatan di rumah sakit : pernah dirawat, alasan dirawat, lama
dan jenis penyakit yang diderita.
d. Riwayat kecelakaan : pernah mendapat kecelakaan, dirawat atau tidak,
berapa lama perawatan dan menderita cacat sementara atau tetap.
e. Riwayat operasi : pernah operasi atau tidak, jenis operasi, kapan di
operasi, dimana dan berapa lama perawatan pasca operasi.
f. Riwayat pekerjaan sebelumnya : pernah bekerja atau belum, dimana dan
berapa lama serta mengapa berhenti dari pekerjaan tersebut.
g. Riwayat haid, bagi tenaga kerja wanita perlu ditanyakan kapan mulai haid,
teratur atau tidak, sakit atau tidak, masalah kehamilan, melahirkan, keluarga
berencana, keguguran dan jumlah anak.
h. Riwayat penyakit keluarga : Diabetes Melitus, hipertiroid, kanker dll.
Pemeriksaan Fisik12
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan menurut perincian dalam kartu
pemeriksaan, pemeriksaan fisik diselenggarakan di tempat yang
penerangannya cukup dan dalam suasana tenang serta tidak tergesa-gesa,
adapun rincian pemeriksaan meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Berat badan
Tinggi badan
Denyut nadi
Frekuensi pernafasan
Tekanan darah
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan THT
Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan Dada
Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan Paru
Pemeriksaan Abdomen
Urogenital
Pemeriksaan Kulit dan Kelamin
Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan EKG
1. Anamnesis12
Dokter
pemeriksa
kesehatan
menegaskan
agar
pertanyaan-
pertanyaan dijawab oleh CTKI dengan jelas dan benar. Adapun pertanyaan
yang diajukan adalah sebagai berikut :
a. Hal-hal yang pernah dikeluhkan (dalam setahun terakhir) atau alasan CTKI
pernah berobat
b. Hal-hal yang pernah dialami berkaitan dengan jiwa.
2. Pemeriksaan Psikiatrik
Dokter pemeriksa melakukan pengamatan yang meliputi :
a. Penampakan Umum (kesadaran)
b. Sikap dan perilaku motorik
c. Pikiran
d. Perasaan (afek/emo)
VII.
JADWAL
Waktu pelaksanaan yaitu 1-5 Juli 2013 dengan agenda sebagai
berikut:
No.
1.
Tanggal
Kegiatan
26 Juli 2015
2.
27 Juli 2015
3.
28 Juli 2015
4.
29 Juli 2015
5.
30 Juli 2015
IX.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan walk through survey (survey jalan sepintas ).
Jumlah Petugas
Jumlah petugas cleaning service di RS. IBNU SINA sebanyak 22
Lantai 1 : 5 orang
Lantai 2 : 2 orang
Lantai 3 : 5 orang
Lantai 4 : 3 orang
Lantai 5 : 3 orang
2.
: 07.00 14.00
Malam
: 14.00 21.00
a.
(carbolic acid). Fenol tergolong zat yang beracun dan merusak kulit.
Sekarang ini, terdapat berbagai disinfektan lain yang lebih baik,
misalnya heksil resorsinol dan kresol.
c. Faktor ergonomic
Antara lain repetitive movement, static posture, manual
handling dan postur janggal.
Di RS. Ibnu Sina saat pembersihan lantai , sebagian besar
dilakukan dengan posisi berdiri. Sehingga terkadang menyebabkan
rasa lelah dan sakit pinggang pada petugas pembersih lantai.
2.Sampah yang telah terkumpul lalu ditaruh ke dalam dust pan untuk
dibuang ke tempat sampah.
3.Persiapkan ember dan masukkan air yang hangat untuk melakukan
proses mopping, lalu celupkan kain pel ke dalam ember dan diperas
hingga setengah basah, dilakukan pada sudut yang terjauh.
4.Setelah itu, lantai digosok dengan polisher machine agar permukaan
lantai terlihat lebih mengkilap.
Di RS.Ibnu Sina alat pembersih lantai yang dgunakan adalah Lobby
Duster, Broom and dust pan, Mop stick, Single bucket/ botol tempat cairan
pel. Alat-alat yang digunakan sudah sesuai dengan standar alat-alat
pembersih lantai pada umumnya.
Alat Pelindung Diri
Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria: Hazard telah
diidentifikasi. APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju. Adanya
bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya. 10
Jenis-jenis APD dan Penggunaannya :10
A.P. Kepala
A.P. Pernafasan
A.P. Tangan
A.P. Kaki
hasil
pengamatan
yang
kami
lakukan
tidak
dilakukan
Hasil Checklist
UNIT / INSTALASI / RUANGAN
HARI / TANGGAL
: 28 Juli 2015
PENANGGUNG JAWAB
Anugrah
1. Faktor Hazard yang dialami Petugas cleaning service
No. PERIHAL
YA
TIDAK
di lantai
3
4
5
6
7
pembersih lantai
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PERIHAL
YA
Tersedia wolpell lengkap
virus
Bahan yang aman dari kemungkinan kebakaran tidak
mengandung alcohol
Bahan yang digunakan tidak mengandung klorin, fenol,
TIDAK
lingkungan
Bahan yang tidak merusak kulit seperti iritasi dan pengerutan
YA
TIDAK
4. Ketersediaan P3K
No. PERIHAL
1
2
YA
TIDAK
YA
Melakukan
pemeriksaan
kesehatan
sebelum
bekerja
2
3
TIDAK
YA
pagi dan
sore hari
Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan
setelah pembenahan/merapikan tempat tidur pasien, jam
makan, jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan
TIDAK
3.
4.
dihindari.
menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik
5.
yang tepat
Pada
masing-masing
ruang
supaya
disediakan
YA
TIDAK
1
2
3
4
digunakan
Mengalami gangguan pencernaan (diare)
Mengalami sakit pada tulang belakang
3.
diri
Pelatihan cara/prosedur pembersihan lantai yang benar
XI.
Penutup
Kesimpulan
TIDAK
terhadap
pekerja
dilingkungannya.
Tidak
hanya
memperhatikan
mengenai
penggunaan APD
yang
telah
disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://sikkahoder.blogspot.com/2013/02/penyakit-akibat-
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17235/5/Chapter
%20I.pdf. Diakses pada 28 juli 2015
3.
Surtila,
Ilham.
Cleaning
Service.
5.
Keputusan
Menteri
kesehatan
Republik
Indonesia.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/.pdf.
Diakses
Veloso,
Bryan.
Cleaning
Service.
http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/.
Diakses
Ratnasari, septa T. Analisa resiko literature. http://digital_124028-S5613-Analisisresiko-literatur.pdf. Diakses pada 29 juli 2015.
8.
Pelita
Harapan.
http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1082/2/hos
pitour-02_02_2011_aspek_teknik_pengembangan_pem.pdf.
Diakses pada 29 juli 2015.
9.
10.
Anonym.
Alat
Pelindung
Diri.
http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/.
Diakses pada 28 juli 2015.
11.
12.