Vous êtes sur la page 1sur 58

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S


DI JL. MAYJEN SUNGKONO NO. 15 KELURAHAN SENTUL KECAMATAN
KEPANJENKIDUL
KOTA BLITAR

Laporan ini disusun sebagai Tugas Praktek Klinik Keperawatan Keluarga


Program Studi Keperawatan Blitar
Politeknik Kesehatan Malang

Oleh :
TURFINA SRI SUNARSIH
NIM. 0201300072

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
2004

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Penyusunan laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga Tn.S di Jl. Mayjen Sungkono No. 15
Kelurahan Sentul Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Laporan ini kami susun
sebagai Tugas praktik klinik Keperawatan Keluarga Prodi Keperawatan Blitar
Poltekes Malang.
Dalam pembuatan laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini penulis mendapat
dukungan dengan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat :
1.

Bapak Suratin Pudji Handoko, S.Pd,M.Kes, selaku Ketua Prodi


Keperawatan Blitar, yang telah memberi kesempatan untuk belajar praktek
klinik keluarga.

2.

Bapak Mujito,A.Per.Pen, selaku PJMA dan Pembimbing Praktek


lapangan dalam Keperawatan Keluarga yang telah banyak memberikan bantuan
dan bimbingan dalam penyusunan laporan.

3.

Drg. Christine Herawaty, selaku kepala Puskesmas Bendo yang telah


memberikan ijin bagi penyusun untuk melaksanakan praktek keperawatan
keluarga di wilayah Puskesmas Bendo.

4.

Dr. Dissie L. Arlini, selaku pembimbing praktek klinik keperawatan


keluarga di Puskesmas Bendo.

5.

Sulinah, selaku pembimbing lapangan di Puskesmas Bendo.

6.

Keluarga Tn. Suwaji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk


dilakukan pengkajian.

7.

Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam


menyelesaikan laporan ini selesai pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Blitar,

September 2004

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes. RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon dan
Aracelis Maglaya, 1989).
Keluarga adalah merupakan sebuah unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama
anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya
atau masyarakat secara keseluruhan. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit / kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai sarana / penyalur. (Solvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya
(1989). Menurut fredman (1981), tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan perawatan bagi anggota yang sakit.
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan bagi kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik yang baik antara keluarga dan
lembaga kesehatan.
Mengingat betapa pentingnya peran keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
maka diperlukan adanya suatu asuhan keperawatan bagi keluarga. Asuhan

keperawatan keluarga bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan keluarga


yang akhirnya keluarga dapat meningkatkan produktifitasnya sehingga bisa
mencapai kesejahteraan keluarga. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong
resiko tinggi dalam bidang kesehatan, termasuk diantaranya keluarga yang kurang
mampu dalam mengatasi masalah kesehatannya sendiri. Ketidakmampuan
mengatasi masalah kesehatan ini diakibatkan karena ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan yang dialaminya.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan keluarga Tn. S di Jl. Mayjen
Sungkono No. 15 Kelurahan Sentul Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar, maka
data-data yang mendukung pada kurangnya pengetahuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang sedang dialami oleh keluarga khususnya
masalah hipertensi. Agar terjadi proses perubahan pengetahuan yang mengarah
pada kebiasaan perilaku hidup sehat, serta meningkatkan status kesehatan
keluarga, maka perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan melihat
keaktifan keluarga.
3. Tujuan
1.

Tujuan umum.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga Tn. S
diharapkan keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang hipertensi
yang akhirnya mampu melakukan perawatan kesehatan terhadap keluarga.

2.

Tujuan khusus.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga, keluarga Tn.S diharapkan
mampu :
a.

Mengenal masalah yang sedang dialami saat ini.

b.

Mengetahui cara pencegahan hipertensi, penyebab hipertensi


tanda dan gejala hipertensi serta masalah kesehatan yang dialami keluarga
saat ini.

4. Manfaat
Askep keluarga yang dilakukan dimaksudkan untuk dapat digunakan :
5. Bagi mahasiswa
a. Melatih dan membiasakan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan melalui Askep keluarga.
b. Meningkatkan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan melalui Askep keluarga.
6. Bagi keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan
sendiri, sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan keluarga
yang optimal, serta menambah pengetahuan keluarga tentang masalah
kesehatan.

BAB 2
METODOLOGI
A.

Lokasi Praktek Klinik


Lokasi Praktek Klinik Keperawatan Keluarga bagi mahasiswa semester V
Poltekes Malang Program Studi Keperawatan Blitar adalah di Wilayah kerja
puskesmas Bendo Kecamatan Kepanjenkidul Blitar. Lokasi tempat praktek klinik
keperawatan keluarga yang saya lakukan di rumah Bapak Suwaji Jl. Mayjen
Sungkono

N0.

15

Lingkungan

Sentul

Kelurahan

Sentul

Kecamatan

Kepanjenkidul Kota Blitar.


B.

Strategi Praktek Klinik


Strategi pelaksanaan praktek klinik keperawatan keluarga ini yaitu :
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil (3 4 orang) dan masingmasing mendapatkan wilayah kerja Puskesmas Bendo, tetapi dalam
prakteknya masing-masing individu ditempatkan di keluarga yang berbeda.
2. Setiap individu wajib melakukan asuhan keperawatan keluarga dan
mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan keluarga.

C.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui cara :
1. Wawancara.
Wawancara ini dilakukan terhadap hal-hal yang perlu diketahui baik aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
2. Pengamatan / observasi.
Pengamatan / observasi dilakukan terhadap hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan misalnya,
berkaitan dengan lingkungan fisik, ventilasi, penerangan.

3. Studi dokumentasi.
Studi dokumentasi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak
diantaranya melalui KK, dan catatan-catatan kesehatan.
4. Pemeriksaan fisik.
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya kelainan organ
tubuh, tanda-tanda penyakit.
D.

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara diskriptif dari hasil pengkajian yang dilakulan
di masing-masing keluarga.

E.

Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tanggal 21 September 2004

: Pengkajian keluarga dan mengadakan kontrak


untuk pengkajian berikutnya.

Tanggal 22 September 2004

: Pengkajian keluarga dan pemeriksaan fisik


tiap anggota keluarga.

Tanggal 23 September 2004

: Menentukan prioritas masalah dan menyusun


Rencana Askep.

Tanggal 24 September 2004

: Implementasi dan evaluasi Askep.

Tanggal 25 September 2004

: Pendokumentasian.

BAB 3
HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga ini dilaksanakan melalui 2 tahap
yaitu :
D.

Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan terlebih dahulu melakukan orientasi wilayah tempat
tinggal keluarga yang akan diberikan askep keluarga. Setelah itu mengadakan
kunjungan

keluarga

untuk

pertama

kalinya.

Pada

kunjungan

pertama

mengenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan atas kedatangan pada
keluarga Tn.S yang beralamatkan di Jl. Mayjen Sungkono No. 15 Kelurahan
Sentul Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Selain itu juga dilanjutkan kontrak
dengan keluarga mengenai kapan akan dilakukan pengkajian keluarga.
E.

Tahap pelaksanaan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan
proses keperawatan dengan tahap-tahapnya sebagai berikut :
1.

Pengkajian
a.

Pengumpulan data keluarga


Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21 dan 22 September 2004
meliputi :
1) Identitas keluarga
a)

Identitas kepala keluarga


Nama KK

: Tn. S.

Tempat, tanggal lahir

: Kediri, 26 Juli 1936

Pekerjaan

: Pensiunan.

Pendidikan

: Sarjana Muda

Jenis kelamin

: Laki-laki.

Agama

: Katolik.

Alamat dan Tlp

: Jl. Mayjen Sungkono No. 15 Keluarahan


Sentul Kecamatan Kepanjenkidul Kota
Blitar (809057)

Komposisi keluarga
JKL

HUBUNGAN

1 Tn. Suwaji.
2 Ny. Endang Sri

L
P

KK
Istri

TEMPAT/
PENDIDIKTANGGAL
PEKERJAAN
AN
LAHIR
Kediri,26-7-1936 Pensiunan
Sarmud
Malang, 27-1-1945 Pensiunan
Sarmud

Pamungkas.
3 Endita S.

Anak

Kediri, 22-9-1986

No

NAMA

2)

Mahasiswa

Genogram.

Keterangan :
: Menikah

: laki-laki meninggal

: anak

: perempuan meninggal

: laki-laki

: satu rumah

: perempuan

3)

Bentuk keluarga

SMA

Keluarga Tn. S terdiri dari Tn. S istri dan anak.


4)

Latar belakang budaya keluarga


Keluarga Tn. S berasal dari suku jawa dan hidup di lingkungan Etnis
Jawa.

5)

Identifikasi Religius
Keluarga Tn. S semua beragama katolik. Dalam melaksanakan ibadah
dilaksanakan di gereja Induk dan di Persekutuan Lingkungan.

6)

Status sosial ekonomi keluarga


Tn. S merupakan seorang pensiunan, dengan penghasilan sekitar
1.500.000 / bulan. Untuk kebutuhan sehari-hari. Biaya kuliah dipenuhi
dengan penghasilan pensiunan tersebut. Dengan penghasilan Tn. S dan
istri, dia merasa cukup untuk hidup sehari-hari.

7)

Aktifitas rekreasi keluarga


Kegiatan yang dilakukan keluarga Tn. S pada waktu luang adalah
berkebun, menonton TV, membaca majalah, sesekali waktu berkunjung ke
rumah anak-anaknya dan saudaranya, juga rekreasi bersama keluarga ke
luar kota.

2.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a.

Tahap perkembangan keluarga saat ini.


Keluarga Tn.S merupakan keluarga dengan 2 anak dewasa yang telah
berkeluarga dan 1 anak yang masih kuliah.

b.

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Masih ada tahap perkembangan keluarga yang sampai saat ini belum
terpenuhi yaitu anak No. 3 yang masih kuliah dan keadaan kesehatan Tn.
S dan istri yang sering terganggu.

c.

Riwayat kesehatan keluarga.


Tn.S mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan, tetapi Tn.S
kurang lebih satu tahun yang lalu dan Ny. E kurang lebih 2 tahun yang lalu
sudah mulai terkena hipertensi, bahkan pernah sampai merasa pusing yang
berputar-putar. Tn.S dan Ny.E telah berobat secara rutin ke Puskesmas

Sentul dan ke Dokter tetapi sampai saat ini masih sering kambuh atau
tekanan darahnya masih tinggi dan juga merasa sulit tidur jika ingat
anaknya yang di Malang sebab anaknya manja dan tidak pernah berpisah.
Apalagi baru saja dimarahi

karena ranmbutnya yang panjang telah

dipotong pendek dan habis dimarahi sampai sekarang belum pulang


kerumah atau tetap tinggal di tempat kost di Malang .
d.

Riwayat keluarga sebelumnya.


Kakak Ny. E telah meninggal karena sakit jantung, sedangkan kakak
nomer 1,3, 9 juga hipertensi.
Dari keluarga Tn. S masih hidup semua dan ada keluhan penyakit
hipertensi (kakak no. 1)

3.

Data lingkungan.
a.

Karakteristik rumah.
Rumah Tn. S merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang 18 m
dan lebar 9 m dengan luas tanah 450 m2, terdiri dari :
3 kamar, kamar tersebut berjendela semua.
-

Ruang tamu.

Ruang keluarga.

Ruang makan.

Dapur.

2 kamar mandi dan 2 WC dengan 2 resapan dan 2 septic tank.

Lantai ruang tamu Tn.S dan lantai ruang lainnya terbuat dari keramik dan
kondisinya bersih. Ventilasi rumah terdiri dari angin-angin dan jendela.
Untuk sumber air keluarga menggunakan sumur gali yang telah dipasang
sanyo yang kualitas airnya bersih sedangkan air PAM dalam keadaan
keruh kekuningan dan hanya digunakan untuk menyirami bunga dan
halaman. Jarak sumur dengan septic tank 10 meter, sedangkan untuk
pembuangan air limbah, keluarga menyalurkan ke peresapan, sedang air
hujan yang di halaman disalurkan ke parit.

Sekitar rumah Tn..S sangat sejuk karena ditanami bunga dan tanaman
buah. Pembuangan sampah setiap harinya dengan cara dibakar di kebun
belakang. Keluarga Tn.S untuk memasak setiap hari menggunakan
kompor gas dan kompor minyak tanah.
Denah rumah :
K. mandi

Dapur
K. mandi
R. makan
R. keluarga

K. tidur

Garasi
mobil

U
T

K. tidur
R. tamu

K. tidur

Halaman

b.

Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal.


Rumah Tn. S terletak di daerah perkotaan yang mayoritas penduduknya
adalah bekerja swasta dan sarana jalan di daerah tersebut berupa jalan raya
yang kondisinya masih bagus serta jarang terjadi kemacetan dan
kebisingan. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa dokter praktik
dan terdapat pula toko serta tempat olah raga tennis (gedung tennis
mandala). Yang dekat dengan rumah klien. Karakteristik tetangga Tn.S
mayoritas beragama Islam dan bersifat kebersamaan dan rukun, hal
tersebut terbukti setiap hari-hari tertentu ada tetangga yang datang ke
rumah Tn.S.

c.

Mobilitas geografis keluarga.


Keluarga Tn.S pernah pindah sebanyak 3 kali, pertama bertempat tinggal
di Surabaya, kemudian pindah ke kota Kediri yang akhirnya mempunyai 3
orang anak dan akhirnya pindah ke Blitar sampai sekarang. Sesekali
keluarga Tn.S mengunjungi anaknya dan keluarga lain yang jauh.

d.

Perkumpulan keluarga dan transaksi keluarga dengan komunitas.


Keluarga ini sering mengikuti perkumpulan gereja dan arisan yang sampai
sekarang masih aktif. Perkumpulan di gereja setiap hari sabtu dan minggu
sedang arisan setiap tiap tanggal 6 dan tanggal 15.

e.

Sistem pendukung keluarga.


Keluarga Tn.S memiliki kartu Askes Tn.S mengatakan memiliki uang
yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk berobat ke dokter, jarak
rumah ke pelayanan kesehatan kurang lebih 500 m. Dan jaraknya dengan
puskesmas Bendo sekitar 1 km.

4.

Struktur Keluarga.
a.

Struktur peran keluarga.


Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang menghidupi istri dan
anaknya. Sedangkan istrinya berperan sebagai ibu rumah tangga. Untuk 2
anaknya nomer satu dan dua sudah berkeluarga sehingga keputusan bagi
anaknya diserahkan ke keluarga masing-masing.

b.

Nilai / normal keluarga.


Aturan-aturan yang ada di rumah Tn.S antara lain adalah cuci tangan
sebelum makan dan menghargai orang tua serta bila ada masalah selalu
diselesaikan dengan cara musyawarah. Tetapi tetap menganut norma
agama dan aturan lingkungan sekitar.

c.

Pola komunikasi keluarga.


Keluarga menyatakan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa.
Sarana komunikasi yang dimiliki oleh keluarga adalah sebuah TV, telpon,
radio dan majalah jayaboyo. Tn.S menyatakan jika dalam keluarga

terdapat suatu masalah maka cara penyelesaiannya adalah dengan cara


musyawarah.
d.

Struktur kekuasaan keluarga.


Tn. S menyatakan bahwa sebenarnya dalam keluarga tersebut tidak ada
yang paling berpengaruh, hanya saja bila ada suatu konflik yang tidak bisa
diselesaikan secara demokratis maka penentu keputusan adalah Tn.S
sedangkan untuk kedua anaknya yang sudah berkeluarga, keputusan
diserahkan kepada keluarga masing-masing.

5.

Fungsi keluarga.
a.

Fungsi ekonomi.
Menurut Tn. S penghasilan keluarga tidak mengalami perubahan, untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari tidak ada masalah.

b.

Fungsi sosialisasi.
Interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik semua anggota
keluarga dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam kehidupan keluarga
maupun masyarakat. Dengan masyarakat sekitarnya berhubungan cukup
baik hal ini terbukti dari rutinnya acara arisan maupun perkumpulan yang
diikuti oleh Ny. E dan keluarganya.

c.

Fungsi perawatan kesehatan keluarga.


1) Mengenal masalah kesehatan.
Tn. S dan keluarga menyatakan bahwa mengetahui tanda penyakit
yang dihadapi olehTn.S dan Ny. E walaupun kurang tahu
penyebabnya. Terbukti Tn.S dan Ny.E selalu kontrol ke pelayanan
kesehatan setiap ada keluhan.
2) Kemampuan mengambil keputusan mengenali tindakan kesehatan.
Keluarga selalu memperhatikan dan secepat mungkin meminta
bantuan petugas kesehatan yang ada di dekat rumahnya apabila Tn.S
dan Ny.E kambuh.
3) Kemampuan

merawat

anggota

keluarga

yang

sakit

keluarga

memberikan makanan yang rendah lemak dan garam tetapi kadang-

kadang tetap mengkonsumsi santan. Untuk kebutuhan aktifitas ,


keluarga tidak membantu Tn.S dan Ny.E karena

bisa melakukan

aktifitas sendiri jika ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa ke
dokter atau puskesmas Sentul.
4) Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat.
Keluarga menyatakan sampah dibuang dan dibakar di belakang rumah,
sedangkan air limbah di peresapan, keluarga menyatakan setiap hari
membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Kondisi lantai rumah
tampak bersih, tetapi tidak diberi alas kain (karpet).
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Jarak rumah Tn. S dengan puskesmas Bendo sekitar 1 km dan dengan
petugas kesehatan berjarak sekitar 500 m. Tn. S dan Ny. E menyatakan
sering kontrol ke puskesmas Sentul pada waktu merasa sakit.
d.

Fungsi reproduktif.
Keluarga mempunyai 3 orang anak Ny. S tidak menggunakan kontrasepsi
karena telah menopause. Dari 3 orang anak tersebut yang dua (2) sudah
berkeluarga dan tinggal no. 3 yang masih kuliah.

e.

Fungsi afeksi.
Tn.S mengatakan sudah merasa tua, namun masih tetap memperhatikan
anak-anaknya dan perkumpulan yang diikutinya yaitu perkumpulan gereja
dan arisan. Sikap menghormati antar anggota keluarga masih tetap
dianjarkan oleh keluarga.

6.

Koping keluarga.
a.

Stresor jangka pendek dan panjang.


1) Stresor jangka pendek
Tn. S, Ny. E saat ini memikirkan biaya kuliah anaknya dan
penyakitnya yang sering kambuh.
2) Stresor jangka panjang.

Keluarga tetap memikirkan pengobatan Tn.S dan Ny. E yang selama


ini sering kambuh.
3) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi stress keluarga
menyatakan tetap berusaha sekuat tenaga dan berdoa agar mengatasi
masalah yang terjadi serta menghindari terjadinya konflik dalam
keluarga.
4) Strategi koping yang digunakan.
Jika ada anggota keluarga yang sakit segera diperiksakan ke tempat
pelayanan kesehatan, dan apabila ada masalah maka selalu
dimusyawarahkan.
5) Trategi adaptasi disfungsional tentang diit hipertensi terbukti dengan
masih sering masak dengan menggunakan santan.
7.

Pemeriksaan.
a.

Tn. S
TD = 150/100 mmHg N = 84 x/mnt RR = 16 x/mnt
Penglihatan tidak kabur dan saat membaca menggunakan kacamata.

b.

Ny. E.
TD = 170/100 mmHg N = 72 x/mnt RR = 18 x/mnt

8.

Harapan keluarga
Keluarga Tn. S dan Ny. E sangat berharap agar cepat sembuh dari penyakit
hipertensi dan tidak sering kambuh.

b. Analisa sintesa data


NO
DATA
1. DS = Keluarga mengatakan tidak

PENYEBAB
Kurangnya

MASALAH
Kurang

mengetahui penyebab dan cara

pengetahuan

terpaparnya

pencegahan hipertensi menurut

keluarga

informasi

keluarga hipertensi merupakan

tentang

masalah kesehatan yang

hipertensi

mengganggu.
Tn.S dan Ny.E Mengatakan
tidak

pernah

mendapatkan

penyuluhan tentang hipertensi.


DO = Keluarga tidak dapat
menyebutkan penyebab
hipertensi.
TD. Tn. S = 150/100 mmHg
TD. Ny. E = 160/100 mmHg
2. DS = Tn. S mengatakan bahwa TD

Ganguan

Ketidakmampua

pernah mencapai 180 mmHg

pemeliharaan

Ny. E pernah mencapai 190

kesehatan

masalah

mmHg keluarga mengatakan

anggota

kesehatan

tidak tahu cara mencegah

keluarga

hipertensi

mengenal

hipertensi.
Tn. S dan Ny. E mengatakan sering
mengalami kekambuhan.
DO = TD Tn. S = 150/100 mmHg
TD Ny. E = 160/100 mmHg
3. DS = Tn. S dan Ny. E mengatakan
sulit tidur atau sering bangun

Gangguan

Cemas

pola tidur

berpisah

tengah malam dan sulit tidur

dengan

lagi.

anaknya

Tn. S dan Ny. E mengatakan selalu

memikirkan anak yang di


Malang sebab tidak pernah
berpisah.
DO = TD Tn. S = 150/100 mmHg
TD Ny. E = 160/100 mmHg
4. DS = Tn. S dan Ny. E mengatakan

Resiko tinggi Ketidakmampu

baru saja memarahi anaknya

konflik antara an

karena rambutnya yang panjang

orang tua dan mengenal

di potong pendek.

anak

masalah

remajanya

komunikasi

Tn. S dan Ny. E mengatakan kecewa

keluarga

dan menyesalkan perbuatan

yang tepat bagi

anaknya yang memotong

anak

rambutnya yang panjang.

remajanya

DO = Tn. S = 150/100 mmHg


TD = Ny. E = 160/100 mmHg
c. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
NO
1.

Diagnosa Keperawatan
Kurangnya penegtahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

2.

berhubungan dengan kurangnya informasi


Gangguan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang

3.

hipertensi
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan karena

4.

berpisah dengan anaknya


Resiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remajanya
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi yang tepat bagi anak
d. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan : kurangnya pengetahuan keluarga tentang
hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi
Kriteria

Skore

Pembenaran

Sifat masalah

3/3 x 1 = 1

TD Tn. S 150/100 mmHg

(bobot 1)

TD Ny. E 160/100 mmHg

3 : aktual

Keluarga mengatakan hipertensi

2 : resiko

sebagai suatu masalah

1 : sejahtera
Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 1 = 2

Tersedia sumber daya keluarga dan

diubah (bobot 2) skala

dapat

2 : mudah

mengatakan

1 : sebagian

mendalam tentang hipertensi

1 : tidak dapat
Potensi masalah untuk diubah. 3/3 x 1 = 1

Keluarga selalu membawa Tn. S dan

(bobot 1)

Ny. E ke pelayanan kesehatan saat

skala :

sakitnya kambuh.

dimanfaatkan
ingin

keluarga
tahu

lebih

3 Tinggi
2 Cukup
1 Rendah
Menonjolnya masalah (bobot

2/2 x 1 = 1

Keluarga

mengatakan

bahwa

1)

hipertensi merupakan suatu masalah

Skala :

Keluarga

2 : Berat, segera ditangani

hipertensi yang dialami Tn. S dan

1 : tidak perlu segera ditangani

Ny. E sering kambuh

0 : tidak dirasakan
Total

mengatakan

bahwa

2) Diagnosa keperawatan : Gangguan pemeliharaan kesehatan anggota


keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah tentang hipertensi.
Kriteria
Sifat masalah

Skore
2/3 x 1 = 2/3

pembenaran
Keluarga mengatakan hipertensi

(bobot 1)

merupakan masalah kesehatan

3 : actual

keluarga

2 : resiko

penyakit Tn. S dan Ny. E sering

1 : sejahtera
Kemungkinan

masalah 2/2 x 2 = 2

mengatakan

bahwa

kambuh
Sumber daya keluarga tersedia.

dapat diubah (bobot 2)

Pembiayaan untuk pengobatan

Sakal :

tersedia

2 : Mudah

Mampu

1 : Sebagian

sendiri

0 : tidak dapat
Potensi masalah

untu 3/3 x 1 = 1

memnbeli

peralatan

Keluarga telah memberikan

diubah (bobot 1)

makanan rendah garam dan

Skala :

rendah lemak pada Tn. S dan

3 : Tinggi

Ny. E

2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya masalah

2/2 x 1 = 1

Keluarga mengatakan bahwa

(bobot 1)

penyakit Tn. S dan Ny. E sering

Skala

kambuh

2 : Berat, segera
ditangani
1 : Tidak perlu ditangani
0 : Tidak dirasakan
Total

4 2/3

3) Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi konflik antara orang tua dan anak
remajanya berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya
Kriteria
Sifat masalah

Skore
3/3 x 1 = 1

pembenaran
Tn. S dan Ny. E mengatakan memarahi

(bobot 1)

anaknya karena rambutnya yang panjang

3 = actual

dipotong pendek

2 = resiko

Tn. S dan Ny. E sangat kecewa pada

1 = sejahtera
Kemungkinan

masalah x 1 = 1

anaknya yang memotong rambutnya.


Tn. S dan Ny. E sangat menyesalkan

dapat diambil (bobot 2)

dengan apa yang dilakukan oleh anaknya

Skala :

(memotong rambutnya yang panjang)

2 : mudah

Tn. S dan Ny. E merasa belum bisa

1 : sebagian

menerima tapi lambat laun akan berusaha

0 : tidak dapat
Potensi masalah untuk 3/3 x 1 = 1

menerima
Tn. S dan Ny. E mengatakan bahwa

diubah (bobot 1)

anaknya

Skala :

rambutnya tumbuh panjang lagi

berjanji

untuk

membiarkan

3 : tinggi]
2 : cukup
1 : rendah
Menonjolnya masalah

2/23 x 1 = Tn. S dan Ny. E mengatakan sejak

(bobot 1)

anaknya dimarahi jadi jarang pulang

Skala :

setiap hari libur.

2 : berat, segera ditangani


1 : tidak perlu segera
ditangani
Total

4) Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan


kecemasan berpisah dengan anaknya.
Kriteria

Skore

pembenaran

Sifat masalah (bobot 1) 2/3 x 1 = Keluarga mengatakan sering bangun tidur


3 : actual

ditengah malam dan sulit tidur lagi karena

2 : resiko

memikirkan anaknya

1 : sejahtera

Keluarga mengatakan anaknya jarang pulang

dan pulang kerumah budenya di malang


Kemungkinan masalah 2/2 x 1 = Sumber
daya
dapat di ubah (bobot 2) 1/3

keluarga tersedia

Skala :

2 : mudah

Pembiayaan

untuk

mengunjungi anaknya tersedia

1 : sebagian
0 : tidak dapat
Potensi masalah untuk 1/3x1
diubah (bobot 1)

1/3

= Keluarga mengatakan anaknya kuliah baru


semester satu jadi masih lama berpisah

Skala :

dengan orang tua

3 : tinggi
2 : cukup
1 : rendah
Menonjolnya masalah

2/2 x 1 = Keluarga mengatakan jika pikiran cemas tidur

(bobot 1)

merasa sulit

Skala :
2 : Berat, segera
ditangani
1 : tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak merasakan
Total

d. Penetapan Diagnosa keperawatan keluarga


NO Diagnosa keperawatan
Skore
1.
Kurangnya penegtahuan keluarga tentang
hipertensi berhubungan dengan kurangnya
informasi

2.

Gangguan pemeliharaan kesehatan angota


keluarga

berhubungan

4 2/3

dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


3.

tentang hipertensi
Gangguan pol atidur berhubungan dengan

4.

kecemasan karen aberpisah dengan anaknya


Resiko tinggi konflik antar orang tua dan

anaknya

remajanya

berhubungan

dengan

ketidakmampuankeluarga mengenal masalah


komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.
2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Tujuan
Setelah

Kriteria
Verbal

Standart hasil
Keluarga dapat :

dilakukan

pengetahuan 1.

Intervensi keperawatan
1.
Kontrak dengan

Menjelas

keluarga.

tindakan

kan pengertian 2.

keperawatan

hipertensi

keluarga tentang penyakit

satu kali kun-

dengan kata

hipertensi

jungan

kata sendiri.

(saat

Implementasi)

2.

menyebut

kaji pengetahuan

3.

pertemuan dengan
keluarga dan membahas

keluarga

kan 4 dari 10

tentang penyakit hipertensi

mampu

tanda

a.

Pengertian

memahami

gejala

b.

Penyebab.

kesehatan

hipertensi.

c.

Faktor

penyakit
hipertensi

3.

dan

menyebut
kan 3 dari 9

resiko

terjadinya hipertensi
d.

faktor

Tanda

dan

gejala.

penyebab

e.

Komplikasi

hipertensi.

f.

Pencegahan.

menyebutkan 2

g.

Diet

dari 4

hipertensi.

pada

komplikasi

h.

hipertensi
4.

cara

mengukur tekanan darah

menyebut 4.

pantau tentang

kan 2 dari 8

respon atau materi yang telah

cara

diberikan.

pencegahan

5.

hipertensi
5.

Ajarkan

terhadap kemampuan

menjelas

memahami materi yang

kan diet pada


hipertensi

berikan pujian

diberikan.
6.

berikan

dengan kata

kesempatan keluarga untuk

katanya sendiri

menanyakan penjelasan yang


telah diberikan selama
diskusi.
7.

berikan penjelasan
ulang bila ada.

8.

evaluasi secara
singkat terhadap topik yang
telah diberikan.

9.

pantau tentang
respon atau materi yang telah
diberikan.

3. Implementasi Keperawatan Keluarga.


Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan keluarga tentang hipertensi
berhubungan dengan kurangnya informasi
Hari tanggal
Sabtu
25-9-2004

Pukul
09-10.00

1.

Implementasi
Melakukan kontrak dengan keluarga.

2.

mengkaji pengetahuan keluarga tentang


penyakit hipertensi.

3.a. mengadakan pertemuan dengan


keluarga dan membahas tentang
penyakit hipertensiss:
a.

pengertian

b.

penyebab

c.

faktor resiko terjadinya hipertensi

d.

komplikasi

e.

tanda dan gejala

f.

pencegahan

g.

diet pada hipertensi

3.b. Mengajarkan cara mengukur tekanan darah.


4.

memberikan kesempatan pada keluarga


untuk menanyakan penjelasan yang belum di
mengerti.

5.

memantau tentang respon atau materi yang


telah diberikan.

6.

memberikan evaluasi secara singkat tentang


topik yang didiskusikan.

7.

memberikan pujian terhadap kemampuan


memahami materi yang diberikan.

4. Evaluasi Tindakan Keperawatan Keluarga.


Catatan Perkembangan apda Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan
keluarga tentang hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi.
Hari / tanggal
Sabtu
25-9-2004

Pukul
09. 30

Evaluasi
S : Keluarga mengatakan senang telah dapat belajar
tentang penyakit hipertensi karena bisa menambah
pengetahuan

dan

wawasan

tentang

penyakit

hipertensi.
O:
1.

Keluarga mampu menjelaskan penegrtian

hipertensi dengan kata katanya sendiri.


2.

keluarga mampu menyebutkan 3 dari 10 tanda


dan gejala hipertensi.

3.

keluarga mampu menyebutkan 3 dari 9 faktor


penyebab

hipertensi,

keluarga

mampu

menjelaskan tanda dan gejala stroke dengan kata


katanya sendiri.
4.

keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4


komplikasi.

5.

keluarga mampu menyebutkan 3 dari 8 cara


pencegahan hipertensi.

6.

keluarga mampu menyebutkan diet pada


hipertensi dengan kata katanya sendiri.

7.

keluarga mampu mengukur tekanan darah.


A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Periode II pada tanggal 27 September s.d. 28 2004.


Pengkajian lanjutan pada keluarga Tn. S.
Data Kesehatan Tn. Dan Ny. E.
Keluahan Utama : Tn. S mengatakan bahwa tekanan darah pernah mencapai 180
mmHg dan Ny. E pernah mencapai 190 mmHg.
Pemeriksaan Fisik Tn. S :
TD

= 150 / 100 mmHg

= 80 x / mnt

Pemeriksaan Fisik Ny. E :

TD

= 160 / 90 mmHg

= 80 x / mnt.

A. Analisa Data
NO

DATA
DS = Tn. S mengatakan bahwa TD

PENYEBAB

MASALAH

Ganguan

Ketidakmampuan

pernah mencapai 180 mmHg Ny.

pemeliharaan

mengenal masalah

E pernah mencapai 190 mmHg

kesehatan

kesehatan hipertensi

keluarga mengatakan tidak tahu

anggota

cara mencegah hipertensi.

keluarga

Tn. S dan Ny. E mengatakan sering


mengalami kekambuhan.
DO = TD Tn. S = 150/100 mmHg
TD Ny. E = 160/100 mmHg

B.

Diagnosa keperawatan :

pemeliharaan

kesehatan

anggota keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal

masalah tentang hipertensi.

Gangguan

C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


Tujuan
Setelah

Kriteria
Verbal

Standart hasil
Keluarga dapat :

dilakukan

Pengetahuan 1.

1.

Menjelaska

Intervensi Keperawatan
Kontrak dengan
keluarga.

tindakan

keperawatan

pengukuran

pengetahuan keluarga

satu

tekanan darah

tentang pengukuran

kali

kunjungan

penegrtian 2.

2.

Menjelaska

Mengkaji

tekanan darah

(saat Imple

mentasi

tujuan pengukuran

keluarga dan membahas

keluarga

tekanan darah

tentang pengukuran

mampu
mengukur

3.

3.

tekanan darah
a.
Pengertian

Menyebutk
alat

Pertemuan dengan

tekanan

an

alat

b.

Tujuan

darah.

pengukuran tekanan

c.

Hal hal

darah
4.

yang perlu
Mendemons

trasikan

dipersiapkan.

cara

d.

Cara kerja.

pengukuran tekanan

e.

Hal hal yang

darah

perlu diperhatikan
4.

Pantau tentang
tindakan dalam
melaksanakan
pengukuran tekanan

5.

darah.
Berikan pujian
terhadap kemampuan
melaksanakan
pengukuran tekanan
darah.

6.

Berikan kesempatan
keluarga untuk
menanyakan penjelasan
yang telah diberikan

selama demonstrasi.
7.
Berikan penjelasan
ulang bila ada yang
belum di mengerti
8.

Evaluasi secara
singkat pelaksanaan
pengukuran tekanan
darah.

D. Implementasi keperawatan keluarga.


Diagnosa keperawatan : Gangguan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang
hipertensi.
Hari tangal
Pukul
Kamis
09.30-10. 30 1.

Implementasi
Melakukan kontrak dengan keluarga.

20-09-2004

Mengkaji pengetahuan keluarga tentang

2.

pengukuran tekanan darah.


3.

Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan


membahas tentang pengukuran tekanan darah :

4.

a.

Pengertian

b.

Tujuan

c.

Hal hal yang perlu dipersiapkan.

d.

Cara kerja.

e.

Hal hal yang perlu diperhatikan


Mendemonstrasikan cara pengukuran

tekanan darah
Hari tangal

Pukul
5.

Memantau

Implementasi
tentang
tindakan

dalam

melaksanakan
pengukuran tekanan darah.
6.
Memberikan kesempatan pada keluarga
untuk menanyakan penjelasan yang belum
7.

dimengerti
Memberikan evaluasi tentang cara

pengukuran tekanan darah.


8.
Memberikan pujian terhadap kemampuan
keluarga dalam pengukuran tekanan darah
E. Evaluasi Tindakan keperawatan keluarga.
Catatan perkembangan pada Diagnosa keperawatan : Gangguan pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah tentang hipertensi.
Hari / tanggal
Kamis
30 9 2004

Pukul
10. 00

Evaluasi
S:
Keluarga mengatakan senang telah dapat belajar
tentang cara mengukur tekanan darah.
O:
1.

Keluarga mampu menjelaskan pengertian


pengukuran tekanan darah, dengan kata katanya
sendiri.

2.

Keluarga mampu menyebutkan tujuan


pengukuran tekanan darah.

3.

Keluarga mampu menyebutkan alat alat


pengukuran tekanan darah.

4.

Keluarga mampu melakukan pengukuran


tekanan darah.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
PERIODE III Pada Tanggal 4 Oktober s.d. 9 Oktober 2004
Pengkajian lanjutan pada keluarga Tn. S.
Data Kesehatan Tn. Dan Ny. E.
Keluahan Utama : Tn. S dan Ny. E sering mengalami gangguan tidur atau bangun
tengah malam dan sulit tidur lagi semenjak berpisah dengan anaknya yang kost di
Malang karena kuliah.
Pemeriksaan Fisik Tn. S :
TD

= 150 / 100 mmHg

= 80 x / mnt

Pemeriksaan Fisik Ny. E :

TD

= 160 / 90 mmHg

= 80 x / mnt.

A : Analisa data
NO
DATA
3. DS = Tn. S dan Ny. E mengatakan sulit
tidur atau sering bangun tengah

PENYEBAB
MASALAH
Gangguan pola Cemas berpisah
tidur

dengan anaknya

malam dan sulit tidur lagi.


Tn. S dan Ny. E mengatakan selalu
memikirkan anak yang di Malang
sebab tidak pernah berpisah.
DO = TD Tn. S = 150/100 mmHg
TD Ny. E = 160/100 mmHg

B. Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan


berpisah dengan anaknya.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Tujuan

Kriteria

Setelah dilakukan Verbal


tindakan

Standart hasil

Intervensi

Keluarga dapat :

pengetahuan 1.

1.

Menjelaskan

dengan keluarga

keperawatan satu

pengertian relaksasi 2.

kali

dengan

kunjungan

(saat
Implementasi)

kata

Menjelaskan

Kaji
pengetahuan tentang

katanya sendiri.
2.

Kontrak

relaksasi.
3.

Pertemuan

Keluarga mampu

berapa lama

dengan

melakukan

relaksasi dilakukan.

dan

relaksasi.

3.

4.

Menjelaskan
kapan waktunya

melaksanakan

Pengertian

relaksasi.

Menjelaskan

Berapa

lama

dilakukan.

relaksasi.

6.

membahas

tentang relaksasi :

posisi pada waktu


5.

keluarga

Menjelaskan

Kapan dilakukan.

persiapan sebelum

relaksasi.

Bagaimana

Mendemonstra

posisi

latihan.

sikan cara relaksasi.

Persiapan
4.

sebelum

relaksasi.
Pantau
tentang
melakukan
relaksasi

5.

Berikan
pujian terhadap

cara

kemampuan
melakukan relaksasi
6.

Berikan
kesemaptan
keluarga untuk
menanyakan
penjelasan yang
telah diberikan.

7.

Berikan
penjelasan ulang
bila ada yang belum

8.

dimengerti
Evaluasi
secara singkat
pelaksanaan

relaksasi
9.
Pantau
respon tentang
materi yang telah
diberikan
D. Implementasi keperawatan keluarga.
Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
karena berpisah dengan anaknya.
Hari tangal
Kamis

Pukul
9.30 10. 30

1.

7 10 2004

Implementasi
Melakukan kontrak
dengan keluarga.

2.

Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang relaksasi

3.

Mengadakan
pertemuan dengan keluarga dan membahas

tentang relaksasi
a.

Pengertian

b.

Berapa lama
dilakukan

c.

Kapan
dilakukan

d.

Bagaimana
posisi latihan.

e.

Persiapan
sebelum latihan.

f.

Cara
relaksasi

4.

Mendemonstrasika
n cara relaksasi

5.
6.

Memantau tentang
tindakan dalam melaksanakan relaksasi.
Memberikan
kesempatan pada keluarga untuk menanyakan

penjelasan yang belum dimengerti


7.
Memberikan
8.

evaluasi tentang cara relaksasi.


Memberikan pujian
terhadap kemampuan keluarga dalam
melakukan relaksasi.

E. Evaluasi Tindakan keperawatan keluarga.


Catatan perkembangan pada Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur
berhubungan dengan kecemasan karena berpisah dengan anaknya.
Hari / tanggal
Kamis
7 10 2004

Pukul
09. 00

Evaluasi
S:
Keluarga mengatakan senang telah dapat belajar
tentang relaksasi

O:
1.

Keluarga mampu menjelaskan pengertian


relaksasi

2.

Keluarga mampu menyebutkan berapa lama


dilakukan relaksasi

3.

Keluarga mampu menjelaskan kapan


dilakukan relaksasi

4.

Keluarga mampu menjelaskan bagaimana


posisi saat relaksasi

5.

Keluarga mampu menjelaskan apa persiapan


sebelum relaksasi

6.

Keluarga mampu mendemonstrasikan


relaksasi

A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Periode IV Pada Tangal 11 Oktober s.d 16 Oktober 2004


Data Kesehatan Tn. Dan Ny. E.
Keluahan Utama : Tn. S dan Ny. E mengatakan memarahi dan sangat kecewa
terhadap anaknya yang memotong rambutnya yang panjang menjadi pendek,
sehingga anaknya lama tidak pulang.
Pemeriksaan Fisik Tn. S :
Pemeriksaan Fisik Ny. E :

TD

= 150 / 100 mmHg

= 84 x / mnt

TD

= 160 / 90 mmHg

= 80 x / mnt.

A. Analisa Data
No.
DATA
4. DS = Tn. S dan Ny. E mengatakan

PENYEBAB
MASALAH
Resiko tinggi Ketidakmampuan

baru saja memarahi anaknya

konflik antara keluarga

karena rambutnya yang panjang

orang tua dan masalah komunikasi

di potong pendek.

anak

yang tepat bagi anak

remajanya

remajanya

Tn. S dan Ny. E mengatakan kecewa

mengenal

dan menyesalkan perbuatan


anaknya yang memotong
rambutnya yang panjang.
DO = Tn. S = 150/100 mmHg
TD = Ny. E = 160/100 mmHg
B. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi konflik antara orang tua dan anak
remajanya berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Tujuan

Kriteria

Setelah dilakukan Verbal


tindakan

Standart hasil
Keluarga dapat :

pengetahuan 1. Menjelaskan

keperawatan 1

pengertian

kali kunjungan

komunikasi

(saat

2. Menjelaskan dan

Intervensi
1. Kontrak

dengan

keluarga.
2. Kaji

pengetahuan

keluarga

tentang

komunikasi

implementasi)

menyebutkan

keluarga mampu

unsur-unsur

keluarga dan membahas

mengenal

komunikasi

tentang komunikasi :

masalah

3. Menjelaskan dan

komunikasi yang

menyebutkan

tepat bagi anak

bentuk-bentuk

remajanya.

komunikasi
4. Menjelaskan sikap
komunikator yang
baik.
5. menyebutkan

3. Pertemuan

dengan

a. Pengertian
b. Unsur-unsur
komunikasi
c. Bentuk komunikasi
d. Sikap komunikator
e. Faktor-faktor yang
menghambat
f. Tugas

faktor-faktor yang

perkembangan

menghambat

remaja

komunikasi.
6. Dapat

g. Ciri-ciri remaja
4. Pantau

pengetahuan

menyebutkan

keluarga

perkembangan bagi

komunikasi.

remaja.
7. Dapat
menyebutkan ciriciri remaja.

tentang

5. Beri pujian terhadap


kemampuan

keluarga

tentang komunikasi.
6. Beri
keluarga

kesempatan
untuk

menanyakan penjelasan

yang telah diberikan.


7. Beri penjelasan ulang
bila ada yang belum
dimengerti.
8. evaluasi secara singkat
pengetahuan

keluarga

tentang komunikasi.
D. Implementasi Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi konflik antara orang tua dan anak
remajanya berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.
Hari, tanggal
Sabtu,
09-10-2004

Pukul
16.00-17.00

Implementasi
1. Melakukan kontrak dengan keluarga.
2. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

komunikasi
3. Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan
membahas tentang komunikasi :
a. Pengertian
b. Unsur-unsur komunikasi
c. Bentuk komunikasi
d. Sikap komunikator
e. Faktor-faktor yang menghambat
f. Tugas perkembangan remaja
g. Ciri-ciri remaja
4. Memantau

pengetahuan

keluarga

tentang

komunikasi.
5. Memberi

pujian

terhadap

kemampuan

keluarga tentang komunikasi.


6. Memberi

kesempatan

keluarga

untuk

menanyakan penjelasan yang telah diberikan.


7. Memberi penjelasan ulang bila ada yang
belum dimengerti.
8. Memberi evaluasi secara singkat pengetahuan
keluarga tentang komunikasi.
E. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Catatan perkembangan pada diagnosa keperawatan : Resiko tinggi konflik antara
orang tua dan anak remajanya berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.
Hari, tanggal
Pukul
Sabtu,
16.00-17.00 S :
09-10-2004

Evaluasi

Keluarga mengatakan senang telah mendapatkan


pengetahuan tentang komunikasi yang tepat bagi anak
remaja.
O:
1. Keluarga

mampu

menjelaskan

pengertian

komunikasi dengan kata-katanya sendiri.


2. Keluarganya

mampu

menjelaskan

dan

menyebutkan unsur-unsur komunikasi.


3. Keluarganya mampu menyebutkan faktor-faktor
yang menghambat komunikasi
4. Keluarganya

mampu

remaja.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
C. Tahap Pengkajian.

menyebutkan

ciri-ciri

1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pada pengumpulan data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu :
a. Membina hubungan yang baik dengan keluarga. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan komunikasi terapiutik yang baik
mengenai beberapa hal yaitu :
1) Perawat memperkenalkan dengan sopan dan ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi
jaringan perawat.
b. Mengadakan pengkajian awal.
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan.
Pengkajian ini untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah
kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Pengumpulan data meliputi unsur : struktur dan sifat keluarga, riwayat
dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, koping keluarga, kegiatan hidup sehari-hari. Dari beberapa unsur ini
penulis berusaha untuk mendapatkan data selengkapnya dengan cara
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan studi dokumentasi serta studi
kepustakaan walaupun kenyataannya tidak semuanya dapat dikaji dengan
lengkap dan terinci. Hal ini dikarenakan pengumpulan data yang dilakukan
meliputi semua komponen dalam satu keluarga dan tanpa memfokuskan pada

satu

permasalahan

dalam

melaksanakan

pengumpulan

data

serta

membutuhkan awktu lama atau tidaki cukup sehari, mengingat faktor


kesibukan dan waktu yang tersedia dalam keluarga.
2. Analisa data.
Analisa data dilakukan untuk memperoleh data yang relevan yang merupakan
data keadaan anggota keluarga dan lingkungan rumah, baik data subyektif dan
obyektif dengan tujuan untuk memudahkan dalam menentukan masalah
kesehatan yang mungkin timbul.
3. Prioritas masalah
Dalam rangka emncapai asuhan keperawatan pada keluarga secara tepat dan
efektif diperlukan suatu prioritas masalah. Dalam menyusun skala prioritas
ada kriteria yang dipergunakan sebagai pedoman yaitu sifat masalah yang
dikelompokkan dalam ancaman, tidak sehat dan krisis. Kemudian digunakan
juga untuk mengukur kemungkinan masalah dapat diubah dan potensi
masalah untuk diubah serta masalah yang menonjol. Dari kriteria kriteria
tersebut mempunyai skala dan diantara skala tersebut masing masing
mempunyai nilai yang berbeda. Dalam pelaksanaan pemrioritasan masalah
harus melibatkan keluarga, akan tetapi karena terbatasnya waktu maka di
prioritaskan oleh perawat akan tetapi perawat tetap mensosialisasikan masalah
kesehatan / hasil pemrioritasan masalah tersebut pada keluarga dan telah
mendapat persetujuan keluarga.
4. Perumusan masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu
dan atau keluarga komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah
(problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (Sign). Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga diambil berdasarkan dari prioritas masalah yang telah
dibuat. Untuk menyusun diagnosis keperawatan keluarga, berpedoman pada

lima tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan sehingga dari masalah


kesehatan diperoleh beberapa diagnosis keperawatan.
D. Tahap Perencanaan
1. Penentuan Sasaran
Sasaran merupakan situasi yang diharapkan setelah tindakan dilaksanakan
denmgan berpedoman pada diagnosis keperawatan dan bersifat umum. Dalam
asuhan keperawatan keluarga ini sasaannya adalah keluarga Tn. S secara
keseluruhan.
2. Penentuan Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang terperinci tentang hasil keperawatan sekaligus
sebagai indicator keberhasilan keperawatan. Tujuan yang dituliskan berfokus
pada kemampuan keluarga dan perawat. Untuk itu dalam laporan ini perawat
berusaha melibatkan dan mendiskusikannya dengan kelaurga tentang
penentuan tujuan uyang akan dicapai.
3. Penentuan Interval
Intervensi ditentukan bersama kelaurga dengan mengacu pada tujuan yang
telah disusun.
4. Penentuan Rencana Evaluasi
Rencana Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan yang telah ditentukan dan secara
ideal walau dalam kenyataannya hasil belum tentu maksimal
E. Tahap Pelaksanaan
Implementasi dilaksanakan dalam 1 kali kunjungan untuk satu diagnosa
keperawatan. Setiap akan melakukan suatu kunjungan perawat senantiasa
membuat kontrak dengan kelaurga. Dalam implementasi perawat melakukan
rencana tindakan keperawatan yang telash dibuat berdasarkan metode dan strategi
serta media yang telah dibuat sebelumnya. Waktu yang diperlukan secara efektif
untuk satu kali kunjungan sekitar satu jam yaitu pukul 09. 00 10. 00. pada saat
implementasi yang selalu mengikuti kegiatan adalah Tn. S dan istrinya karena

anaknya telah tinggal sendiri. Kegiatan implementasi dapat berjalan lancar karena
kelaurga benar ebnar meluangkan waktu dantidak ada kegiatan lain. Topik
pembicaraan pada waktu implementasi dapat terfokuskan karena keluarga
mengikuti dengan penuh perhatian walaupun kadang di selingi dengan gurauan.
F. Tahap Evalausi
Evaluasi dilakukan pada waktu kegiatan pembelajaran / penyuluhan bersama
yaitu secara subyektif dengan mengajukan pertanyaan secara lesan di akhir
penyuluhan..

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikan pada keluarga Tn. S
dapat kami simpulkan beberapa hal yaitu :
1. Pengumpulan data dilakukan untuk semua komponen keluarga sehingga
waktu yang diperlukan tidak cukup satu kali kunjungan. Hal ini mengingat
kesibukan keluarga dan terbatasnya waktu serta mencegah terjadinya
kebosanan keluarga.
2. kegiatan analisa data membutuhkan ketrampilan berfikir dan pengalaman
dengan bantuan literatur literatur yang telah ada.
3. dalam memprioritaskan masalah kesehatan keluarga dipergunakan konsep
typology keperawatan dengan menghitung skore. Hak ini membutuhkan
kejelian daru perawat serta kesediaanh dan kesiapan keluarga baik dalam
menyusun bersama ataupun menerima sosialisasi hasil pemrioritasan masalah
yang telah di buat perawat sehingga bisa mempunyai pandangan yang sama.
4. keluarga Tn. S sangat kooperatif walaupun hanya Tn. S danistrinya sehingga
dapat menunjang dalam kelancaran penyusunan perncanaan maupun
implementasi keperawatan.
5. penilaian secara lisan dilakukan langsung pada saat akhir proses pembelajaran
/ penyuluhan dengan keluarga.
B. Saran
Agar asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga Tn. S dapat bermanfaat,
maka alangkah baiknya apabila asuhan keperawatan ini ditindaklanjuti secara
terus menerus dan berkesinambungan. Tindak lanjut ini dapat berupa evaluasi
yang terus menerus sehingga bisa mengetahui perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku keluarga dalam mengoptimalkan kehidupan yang sehat
yang akhirnya bisa mencapai tingkat kesejahteraan keluarga. Selain itu diperlukan

adanya kerja sama antara keluarga dengan perawat maupun dengan fasilitas /
tenaga kesehatan lainnya.

Satuan Acara Penyuluhan


1. Identifiaksi masalah.
Gangguan kesehatan pada Tn. S dan Ny. E karena hipertensi.
2. Diagnosa.
Kurang pengetahuan keluarga tentang hipertensi berhubungan dengan
informasi.
3. Prioritas masalah.
Kurang penegtahuan keluarga tentang hipertensi berhubungan dengan
kurangnya informasi.
4. Sasaran H. E
Tn. S dan Ny. E
5. Topik / Pokok Bahasan.
Pendidikan kesehatan hipertensi
6. Tujuan.
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit
keluarga memiliki pengetahuan tentang hipertensi.
b. Tujuan Khusus.
Setelah mendapatkan H. E selama 1 x 60 menit keluarga dapat
menjelaskan :
-

Pengertian hipertensi.

Faktor penyebab.

Tanda dan gejala.

Komplikasi hipertensi.

Cara menanggulangi komplikasi hipertensi.

Hal- hal yang perlu diperhatikan.

7. Materi Belajar.
-

Pengertian hipertensi

Faktor faktor penyebab.

Tanda dan gejala.

Komplikasi hipertensi.

Cara menanggulangi komplikasi.

Hal hal yang perlu diperhatikan.

8. Metode Belajar.
-

Ceramah.

Tanya jawab.

Diskusi.

9. Sarana.
-

Leaflet.

10. Strategi Belajar.


-

Mengadakan kontrak.

Menyiapkan lingkungan yang kondusif.

Pemebrian materi.

Diskusi.

Evaluasi.

Penutup

11. Waktu.
Hari

: Sabtu 25 September 2004

Jam

: 09. 00 10. 00

12. Evaluasi Belajar.


a. Evaluasi dilakukan selama proses pendidikan kesehatan dan pada akhir
proses pendidikan kesehatan. Evaluasi dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan yaitu :
-

Jelaskan penegrtian hipertensi.

Sebutkan faktor penyebab hipertensi.

Sebutkan tanda dan gejala

Sebutkan bahaya / komplikasi hipertensi.

Menjelaskan cara menanggulangi komplikasi hipertensi.

Menjelaskan hal hal yang perlu diperhatikan.

Materi
A. Pengertian.
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana di dapatkan tekanan darah >
150/90 mmHg untu usia > 45 tahun dan atau tekanan darah > 130/80 mmHg
pada penderita berusia < 45 tahun.
B. Faktor penyebab hipertensi.
-

Kebiasaan merokok.

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

Kebiasaan mengkonsumsi kopi yang berlebihan.

Faktir genetik / riwayat keluarga.

Stress.

Kegemukan / obesitas.

Aktivitas / olah raga yang tidak teratur.

Kebiasaan mengkonsumsi garam dan lemak yang berlebihan.

Sembelit.

C. Tanda Dan Gejala.


-

Sakit kepala (pusing)

Serasa akan pingsan.

Penglihatan menjadi kabur (berkunang kunang)

Mimisan.

Cepat merasa lelah.

Tekanan darah lebih meningkat dari ambang normal.

Nyeri dada dan sesak nafas.

Tinitus (terdengar bunyi bunyian dalam telinga / telinga berdengung).

Sukar tidur.

Rasa berat di tengkuk.

D. Bahaya / Komplikasi hipertensi.


1. Penyakit Jantung Koroner.
2. Gagal Jantung.
3. Stroke
4. Gagal Ginjal.
E. Cara Menanggulangi Komplikasi Hipertensi
1. Perubahan gaya hidup.
-

Mengurangi konsumsi garam.

Melakukan olah raga yang teratur dan dinamik (contoh jalan kaki,
senam, jogging, bersepeda atau berkebun.

Menghentikan kebiasaan merokok.

Mengurangi kebiasaan minum kopi.

Menjaga kestabilan berat badan.

Menjauhkan / menghindari stress.


Misal : dengan pendalaman ajaran agama yang dianutnya.

2. Pengaturan diit.
a. Pentingnya diit.
-

Untuk Observasi Terhadap Perkembangan Penderita.

Untuk Menstabilkan Kembali Tekanand Darah.

Untuk Mencegah Komplikasi.

Untuk Mengatasi Kekambuhan Penyakit.

b. Jenis diit.
1) Diit rendah garam.
Bertujuan untuk menentukan tekanan darah serta mencegah
terjadinya oedema dan penyakit jantung.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
-

Jangan menggunakan garam dapur yang berlebihan.

Hindari bahan makanan awetan yang diolah menggunakan


garam dapur (kecap, terasi, petes dll)

Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan


penyedap rasa.

Batasi minum minuman bersoda (misalnya, cola cola,


sprite, fanta dll

2) Diit rendah kolesterol dan kadar kolesterol dalam darah dan


menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
-

Batasi penggunaan minyak kelapa, mentega dan keju.

Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jerohan


lainnya.

Gunakan susu skim untuk mengganti susu penuh.

Batasi konsumsi kuning telur (paling banyak 3 butir


seminggu)

Lebih sering konsumsi tahu, tempe, sayuran, dan buah


buahan

(kecuali

buah

yang

banyak

mengandung

kolesterol contoh : durian dan alpukat.


3) Diit tinggi serat.
a. Golongan sayuran : daun bawang, bawang putih, daun
melinjo, daun kacang panjang,kemangi, kangkung, bayam,
wortel dll.
b. Golongan protein nabati : kacang tanah, kacang kedelai,
kacang hijau, kacang tolo.
c. Golongan buah buahan : jambu biji, belimbing, jambu
bol, kedondong, anggur, pisang, mangga, apel, pepaya, dll.
d. Makanan lain : agar agar, rumput laut dll.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


1. Identifikasi Masalah.
Tn. S dan Ny. E belum bisa mengukur tekanan darah.
2. Diagnosa
Gangguan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang hipertensi.
3. Prioritas Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi.
4. Sasaran H. E.
Tn. S dan Ny. E.
5. Topik / pokok bahasan
Pengukuran tekanan darah
6. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit
keluarga dapat mengerti dan memahami mengenai cara mengukur
tekanan darah.
b. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan H. E. selama 1 x
menjelaskan :
-

Pengertian pengukuran tekanan darah.

Tujuan pengkuran tekanan darah.

Hal hal yang harus dipersiapkan.

Cara kerja pengukuran tekanan darah.

Hal hal yang perlu diperhatikan.

7. Materi Belajar
-

Pengertian pengukuran tekanan darah.

60 menit keluarga dapat

Tujuan pengukuran tekanan darah.

Hal hal yang harus disiapkan

Cara kerja pengukuran tekanan darah.

Hal hal yang perlu diperhatikan.

8. Metode belajar
-

Ceramah.

Tanpa jawab.

Demonstrasi.

9. Sarana.
-

Leaflet.

Alat alat pengukuran tekanan darah.

10. Strategi belajar.


-

Mengadakan kontrak.

Menyiapkan lingkungan kondusif

Pemberian materi.

Demonstrasi

Evaluasi.

Penutup.

11. Waktu.
Hari

: Kamis, 30 September 2004

Jam

: 09. 30 10. 30.

12. Evaluasi Belajar.


Evaluasi dilakukan selama proses pendidikan kesehatan dan pada akhir
proses pendidikan kesehatan. Evaluasi dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan yaitu :
-

Jelaskan pengertian pengukuran tekanan darah.

Tujuan pengukuran tekanan darah.

Bagaimana cara mengukur tekanan darah.

MATERI
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pengertian
Pengukuran tekanan darah adalah mengukur tekanan / desakan darah pada
dinding arteri.
2. Tujuan
-

Mengetahui kerja jantung.

Mengetahui adanya kelainan jantung.

3. Hal hal yang perlu dipersiapkan


a. Peralatan.
Spigmomanometer Raksa / jarum terdiri dari :
-

Tabung Raksa berisi air raksa / manometer.

Manset.

Balon beserta pengunci.

Pipa karet.

Stetoskope, terdiri dari :


-

Chest piece / bagian yang ditempelkan pada bagian yang


diperiksa.

Banaural unit / bagianyang ditempelkan ke telinga.

Ear tips / bagian ujung dari banaural unit yang terbuat dari
palstik / ebonit.

Y. piece / segitiga berbentuk huruf Y.

Tube / pipa karet yang menghubungkan chest piece atau ear unit
dengan bagian lainnya.

b. Penderita.
Penderita diatur dalam posisi rileks berbaring / duduk.
c. Lingkungan.
Mengatur pencahayaan yang terang dan suasana yang aman dan
nyaman.

4. Cara kerja.
a. Penderita diberitahu bahwa tindakan akan dilakukan.
b. Meminta / membantu menggulung lengan baju sebatas bahu.
c. Pasang manset pada lengan bagian atas sekitar 3 cm diatas siku dengan
pipa karet di bagian depan lengan atas menghadap ke bawah.
d. Memakai stetoskope di telinga.
e. Meraba nadi brakhialis (pada siku dengan jari tengah dan telunjuk)
f. Meletakkan stetoskope bagian bell diatas arteri brakhialis.
g. Mengunci skrup balon karet.
h. Pengunci air raksa dibuka.
i. Balon di pompa sampai denyut nadi tidak terdengar / tekanan darah
biasanya ditambah 30 mmHg.
j. Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan perlahan, kira kira
2 3 mmHg perdetik.
k. Mendengarkan dengan teliti dan membaca skala air raksa / jarum
sejajar dengan mata, pada skala beberapa mulai terdengar bunyi denyut
pertama sampai suara bunyi terakhir terdengar lambat dan menghilang.
l. Mencatat denyut pertama sebagai tekanan sistolik dan tekanan terakhir
sebagai tekanan diastolic.
m. Pengunci air raksa ditutup kembali.
n. Melepas stetoskope dari telinga.
o. Melepas manset dan digulung dengan rapi kemudian dimasukkan dalam
tempatnya.
p. Penderita dirapikan kembali dan alat alat dibereskan.
5. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a. Sphigmomanometer tensi meter harus dalam keadaan baik.
b. Letakkan sphigmomanometer harus dalam keadaan tegak lurus.
c. Memasang manset harus tepat diatas arteri brakhialis dan jangan terlalu
kencang / kendur.

d. Menekan stetoskope jangan terlalu kencang dan pamakaiannya


menutup.
e. Sebelum menutup air raksa harus dikunci.

Vous aimerez peut-être aussi