Vous êtes sur la page 1sur 6

Outline

1. Situasi di Indonesia (perkembangan LGBT & tanggapan di Indonesia dari segi agama, sosial,
kesehatan)
2. Dampak LGBT bagi kesehatan (dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko yang berujung ke
penyakit HIV/AIDS, sifilis dan lain lain)
3. Situasi LGBT & HIV/AIDS di Jawa Barat
4. Situasi LGBT & HIV/AIDS di kab/kota besar dijawa barat (KBB & Kota Depok)
5. Perkembangan LGBT di Kota Depok hingga memasuki lingkugan akademis (kampus)
6. Pro kontra kelompok konselor gender dan seksualitas yang ada di Lingkungan kampus (UI)
7. Justifikasi penelitan terhadap tanggapan beragam dari kalangan akademisi terhadap LGBT

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA YANG BERKUNJUNG


KEPERPUSTAKAAN PUSAT
Di Indonesia sejak jaman dahulu sudah mengenal beragam perilaku seksual dan identitas gender.
Identitas homoseksual baru muncul di kota-kota besar di Indonesia pada tahun 2000. Gerakan tersebut
berkembang dari masa ke masa melalui gerakan pengorganisasian yang diawali oleh kelompok wanita
transgender. Berbagai macam cara mereka lakukan untuk menunjukkan keberadaan mereka di
masyarakat meski pada saat itu masih tersembunyi salah satunya melalui media. Beberapa tahun ini
pro kontra kelompok homoseksual dan transgender atau biasa disebut LGBT semakin hangat
diperbincangkan karena mereka sudah mulai berani menunjukkan jati diri yang sebenarnya di
masyarakat. Di Indonesia perdebatan keberadaan kelompok LGBT menjadi topik perdebatan yang
tidak ada habisnya mulai dari isu hukum, sosial, kesehatan bahkan agama menjadi dasar sebagian
besar masyarakat menolak keberadaan kelompok tersebut. i
Keberadaan kelompok LGBT di Indonesia masih dibiarkan keberadaannya dikarenakan belum ada
hukum secara nasional yang menyatakan tentang pelarangan, hukum pidana dan perlindungan hak
terhadap kelompok LGBT. Tidak ada undang undang yang secara tegas mendeskriditkan orientasi
seksual atau identitas gender dikarenakan hukum Indonesia hanya mengakui keberadaan gender laki
laki dan perempuan saja. Masih lemahnya hukum yang mengatur keberadaan kelompok LGBT ini
semakin membuat kelompok tersebut menujukkan identitasnya untuk menuntuk hak-hak mereka.
Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai dan norma sosial yang ada dimasyarakat.
Individu LGBT yang berbaur dimasyarakat sebagian besar tidak akan dapat dikenalai individu
tersebut LGBT atau tidak dikarenakan sebagian besar mereka masih menutupi identitas gendernya.
Sebagian besar dari individu LGBT masih belum bisa mengemukakan orientasi gendernya karena
akan memunculkan beragam tanggapan mulai dari penolakan, toleransi namun sangat mustahil

mendapatkan tanggapan untuk penerimaan. Melalui upaya ini kelompok LGBT menggiring
masyarakat dengan opini yang menganggap bahwa perilaku mereka itu wajar dan harus dilindungi
serta mendapatkan kehidupan yang sama di masyarakat.
Isu yang paling sering diperdebatkan adalah masalah agama. Penduduk Indonesia sebagian besar
adalah pemeluk agama Islam, Katholik dan

Kristen. Pada umumnya ajaran agama agama ini

ditafsirkan secara konservatif sehingga tidak setuju hom oseksualitas dan mempengaruhi pandangan
masyarakat secara keseluruhan dengan cara yang negatif, meskipun ada sejumlah individu religius
yang lebih progresif dan bersikap menerima. Meskipun banyak pro dan kontra terhadap kelompok
tersebut terdapat hal yang mengkhawatirkan tentang kelompok LGBT ditinjau dari segi kesehatan.
Kelompok LGBT merupakan kelompok risiko yang dapat terjangkit penyakit menular seksual seperti
HIV/AIDS
Penyakit Sifilis juga dapat terjadi jika melakukan hubungan homoseksual, bahwa kaum gay atau
homoseksual memang sangat rentan terhadap penyakit menular seksual. Hal itu terbukti berdasarkan
penelitian di Provinsi British Columbia, Kanada, mayoritas penderita sifilis di sana adalah gay sebesar
97 persen penderita sifilis adalah pria, dan lebih dari 90 persen di antaranya adalah gay atau biseksual.
ii

Selain sifilis terdapat penyakit menular seksual lainnya yang masih menjadi permasalahan yaitu

HIV/AIDS. Permasalahan HIV/AIDS di Indonesia belum terselesaikan sepenuhnya dan masih


mnejadi perhatian khsusus pemerintah. Kelompok LGBT memiliki resiko 20 kali lebih besar tertular
penyakit HIV/AIDS dibandingkan dengan populasi normal iii
Berdasarkan data kemenkes sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV sebanyak
184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV.iv Bukan hal yang tidak mungkin
jika kasus HIV di Indonesia akan terus menigkat jika komunitas LGBT di legalkan karena menurut
penelitian yang dilakukan di New York City dan diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Disease,
tingkat infeksi HIV baru sangat tinggi di antara pria gay yang baru di diagnosis dengan infeksi
menular seksual (IMS) dubur. vHubungan seks anal merupakan faktor risiko yang sangat dikenal
untuk infeksi HIV di antara pria gay. Kehadiran Infeksi Menular Seksual pada dubur dapat dianggap
sebagai penanda perilaku seksual berisiko tinggi.
Keberadaan kelompok LGBT dan HIV/AIDS sudah berkembang hampir diseluruh propinsi di
Indonesia salah satunya berkembang pesat di Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan laporan jumlah
kumulatif kasus infeksi HIV yang dilaporan sejak 1987 sampai september 2014 Jawa Barat masuk
kedalam 5 propinsi terbanyak yang melaporkan kasus HIV dengan propinsi DKI Jakarta sebagai
terbanyak pertama. Kasus baru AIDS di Jawa Barat meningkat pada homoseksual, yakni dari 2,42
persen pada 2008 menjadi 6,68 persen pada 2013. vi Peningkatan kasus HIV/AIDS dengan perkiraan
penderitanya merupakan LGBT tersebar di beberapa Kab/Kota di Jawa Barat seperti Kabupaten
Bandung Barat Dari 178 kasus HIV/AIDS pada tahun 2007-2015 yang ditemukan di Kabupaten
Bandung Barat, hampir setengahnya diperkirakan berasal dari kalangan lesbian, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT). vii

Hal serupa ditemukan pula di Kota Depok yang secara geografis berbatasan
langsung dengan DKI Jakarta membuat Kota Depok memiliki mobilitas penduduk
yang tinggi sehingga faktor risiko penularan penyakit menular seksual memiliki
potensi yang besar. Komisi Penanggulangan Aids Kota Depok mencatat
peningkatan jumlah laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) alias gay
pada Tahun 2014 tercatat

sebanyak 4.932 gay dan mengalami peningkatan

pada tahun 2015 sebanyak 5.791 gay viii . Komunitas LGBT tumbuh subur
dikarenakan Kota Depok menjadi wilayah strategis untuk kelompok tersebut
berinteraksi.
Komunitas LGBT di Depok pun meluas hingga masuk kekalangan intelektual
seperti lingkungan kampus. Belum lama ini, muncul pemberitaan bahwa terdapat
organisasi di kampus Universitas Indonesia (UI) yang berkecimpung di bidang
konseling yang memberikan konsultasi bagi lesbian, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT). Di awal kemunculannya dan dihubungkan dengan kelompok
LGBT kelompok studi seksual dan gender ini banyak menuai kontroversi di
masyarakat dimulai dari penggunaan logo UI, legalitas kelompok studi dan lain
sebagainya. Organisasi tersebut adalah Support Group and Resource Center On
Sexuality Studies (SGRC) yang pada tanggal 20 Januari tahun 2016 menyebarkan
poster digital untuk penyediaan konseling pendampingan/konseling LGBT.

ix

Salah satu kegiatan yang mendapatkan tanggapan kontra adalah sebuah kajian
mengenai LGBT yang dikemas dalam sebuah LGBT Peer Support Network dan
bekerjasama

dengan

Melela.org.

Kegiatan

ini

dilakukan

dengan

maksud

mengetahui mengenai LGBT itu sendiri dan menjadi konselor untuk menjawab
dan menjadi teman curhat bagi individu yang sedang melewati masa sulit.
Kelompok studi SGRC ini bertekad, memberikan lingkungan yang aman bagi
komunitas mereka serta bisa mengembangkan program yang berhubungan
dengan

seksualitas,

reproduksi

serta

orientasi

seksual.

Mereka

juga

mengupayakan fasilitas serta infrastruktur dalam memberikan informasi dan


pelayanan mengenai masalah reproduksi serta seksualitas.
Tanggapan yang beragam dikalangan akademisi dalam hal ini mahasiswa,
menjadi

menarik

untuk

dibahas

dikarenakan

peran

mahasiswa

dalam

memberikan pemahaman secara ilmiah dari berbagai sudut pandang ke


masyarakat. Hal ini lah yang melatarbelakangi peneliti dalam melihat persepsi
mahasiswa UI terhadap keberadaan LGBT di lingkungan kampus UI
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan laporan jumlah kumulatif kasus infeksi HIV yang dilaporan sejak 1987 sampai
september 2014 Jawa Barat masuk kedalam 5 propinsi terbanyak yang melaporkan kasus HIV dengan
propinsi DKI Jakarta sebagai terbanyak pertama. Kasus baru AIDS di Jawa Barat meningkat pada
homoseksual, yakni dari 2,42 persen pada 2008 menjadi 6,68 persen pada 2013. x Peningkatan kasus
HIV/AIDS dengan perkiraan penderitanya merupakan LGBT tersebar di beberapa Kab/Kota di Jawa
Barat.
Hal serupa ditemukan pula di Kota Depok yang secara geografis berbatasan
langsung dengan DKI Jakarta membuat Kota Depok memiliki mobilitas penduduk
yang tinggi sehingga faktor risiko penularan penyakit menular seksual memiliki
potensi yang besar. Komisi Penanggulangan Aids Kota Depok mencatat
peningkatan jumlah laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) alias gay
pada Tahun 2014 tercatat

sebanyak 4.932 gay dan mengalami peningkatan

pada tahun 2015 sebanyak 5.791 gay xi . Komunitas LGBT di Depok pun meluas
hingga masuk kekalangan intelektual seperti lingkungan kampus.
Universitas Indonesia tidak luput dari kontroversi tentang LGBT. Muncul nya
organisasi Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC)
menuai kontroversi dari berbagai pihak di lingkungan kampus. Organisasi
tersebut diduga memudahkan akses kelompok LGBT untuk menunjukkan
jatidirinya di lingkungan kampus. Variasi kontroversi muncul ditengah mahasiswa
UI terhadap kelompok LGBT dikarenakan selain dinilai sebagai universitas
ternama di Indonesia, terdapat banyak akademisi atau mahasiswa yang
pandangannya dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.
1.3 Tujuan Umum
Menggambarkan Persepsi Mahasiswa UI yang berkunjung ke Perpustakaan Pusat
UI terhadap LGBT
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengalaman yang pernah terjadi Mahasiswa UI yang
berkunjung ke Perpustakaan Pusat UI terhadap LGBT
2. Mengetahui dambaran karakteristik (umur, jenis kelamin, fakultas) Mahasiswa
UI yang berkunjung ke Perpustakaan Pusat UI terhadap LGBT
3. Mengetahui gambaran sikap Mahasiswa UI yang berkunjung ke Perpustakaan
Pusat UI terhadap kelompok LGBT

UNDP, USAID.2013. Hidup sebagai LGBT di Asia: Laporan Nasional Indonesia Tinjuan dan
analisa partisipatif tentang lingkungan hukum dan sosial bagi orang dan msyarakat madani
lebsian, gay, biseksual,dan transgender (LGBT).Jakarta
ii
http://ukmkomunikasi.unimus.ac.id/?p=18

http://doktersehat.com/kaum-gay-dan-transgender-mereka-yang-paling-beresiko-terkenahivaids/#ixzz45d9CFCmX
iii

iv

http://ukmkomunikasi.unimus.ac.id/?p=18
Pathela P et al. HIV incidence among men with and those without sexually transmitted rectal
infections: estimates from matching against an HIV case registry. Clin Infect Dis, online edition,
2013.
v

vi

Ditjen PP dan PL.2014. Infodatin situasi dan analisis HIV/AIDS.Jakarta.Kemenkes


http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2016/02/22/361959/hampir-setengah-penderitahivaids-di-kbb-adalah-lgbt
viii
https://m.tempo.co/read/news/2015/11/17/214719618/setahun-jumlah-gay-di-kota-depokmeningkat-800-orang
ix
http://www.anakui.com/2016/01/24/sgrc-ui-support-group-resource-center-sexuality-studiesada-untuk-apa/#.Vw1sw1k5h_k
x
Ditjen PP dan PL.2014. Infodatin situasi dan analisis HIV/AIDS.Jakarta.Kemenkes
xi
https://m.tempo.co/read/news/2015/11/17/214719618/setahun-jumlah-gay-di-kota-depokmeningkat-800-orang
vii

Vous aimerez peut-être aussi