Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan
masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini
merupakan proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada
naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu,
seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi
seorang ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus
mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan
yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981).
Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak
dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki
anak anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapi
peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap
menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap
siap untuk menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan
dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau
terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia
kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak
normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya
maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan
menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti
mencari dukungan baru.
Sebagai seorang

bidan

kita

harus

menyadari

adanya

perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi

dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan


pertanyaanpertanyaan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dibahas mengenai:
1. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada kehamilan Trimester I
2. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada kehamilan Trimester II
3. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada kehamilan Trimester III
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
Trimester I
2. Untuk mengetahui Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
Trimester II
3. Untuk mengetahui Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
Trimester III
D. Metode Penulisan
1. Browsing Internet
2. Studi Literatur

BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama


kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan
proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas
dibawah ini.
A. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I (012 Minggu)
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan.
Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga
sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian.

Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen


dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu
yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak
hamil. Hampir 80 % kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 % pada trimester I yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978)
12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada
mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I
didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan
aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada
tahap taking on.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tandatanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap
perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau


dirahasiakannya (Pusdiknakes, 2003:27).
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi
selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka
khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka
multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.
Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat
menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh
ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
Bentuk Motivasi
1. Motivasi Suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya
akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan
akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah
untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari
hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria
yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar.
Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat
memahami keadaan ini dan menerimanya (Pusdiknakes, 2003: 27).
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan
istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan
yang diberikan oleh suami pada saat ini, bentuk dukungan yang
diberikan oleh suami lebih pada :
a. Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b. Menempatkan nilai-nilai penting dalam

keluarga

untuk

mempersiapkan menjadi orang tua.


2. Motivasi Keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap
orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir
hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan

keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya.


Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini
dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik. Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari
individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna
mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan
sosialnya secara profesional. Stress ekstrinsik timbul karena faktor
eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut

Burnard

(1991)

stress

selama

masa

reproduksi

dapat

dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :


1. Stress di dalam individu
2. Stress yang disebakan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan
terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya
Memperkuat Ikatan
Kemampuan

untuk

menyesuaikan

diri

dengan

kehamilan

memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat


hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya.
Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan
saat-saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik
akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal, luangkan waktu
untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasangannya.
Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang
normal.

Kehamilan dan Libido


Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun pada beberapa wanita
mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami
penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak
wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai
namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan,
rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua
ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester
pertama.
Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa
mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging,
bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat
menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin
yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter
melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali
latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil
adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk
membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan
untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi
dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam
kehamilan.
B. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester II (1324 Minggu)

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini


disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan
terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi

dua

fase;

prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan


ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang
dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut:
a. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada
trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan
segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama
ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana
ia

mengembangkan

hubungan

dengan

anak

yang

akan

dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat


yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya
sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak
terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah
pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut
normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini
adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari
ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang
ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil
untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih
sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
b. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan
yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya
dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu.
Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami

hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian
bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima
sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru
artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang
lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya
untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun
konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya.
Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini,
jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama
adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut
sistem patrilineal/matrilineal).
2. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih
sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil
sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik
atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi
adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat
digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya
sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar
belakang masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa
depresi, saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang
sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
3. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi
bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun
mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus
berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu,
namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil.
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang
normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap
kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa
perubahan

yang

menyenangkan

seperti

rasa

mual

berkurang

dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi


bertambah dan peningkatan libido.
4. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis
seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi
dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan,
perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan
ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini
suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut
merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan
merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu
diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi
dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari
wanita hamil tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran
yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa
tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan
persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.
5. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang
harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu
peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa
mual dan lelah. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan
seks dapat mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering
diajukan adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme
ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang
perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan
terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan
amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks
selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa
dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.

10

Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan


seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring
terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi
posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa
meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester
kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormon
selama hamil. Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi
masingmasing ibu hamil pun berbeda.
C. Perubahan Dan Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan Trimester III (2536 Minggu)
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian
dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian
pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu
ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

11

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran


bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama
bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis
kelamin bayinya (apakah laki- laki atau perempuan) dan akan mirip siapa.
Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam,
adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin membesar,
adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa
terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena
kelahiran sang bayi. (Tri Rusmi Widayatun, 1999: 154).
D. Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II,
III
Bidan sebagai tenaga pemberi layanan terhadap ibu hamil harus mampu
meberikan intervensi yang tepat kepada ibu hami. Langkah-langkah dalam
intervensi masalah psikologis ibu hamil yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan,
perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu
penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian
termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah
dalam melakukan asuhan kebidanan.
2. Informasi dan pendidikan kesehatan
a. Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan sering dipengaruhi oleh ceritacerita
yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman
persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan
mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu
diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi
kehamilan dan persalinan kepada penderita.
b. Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan
tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan
dinantikan.

12

c. Meganjurkan latihanlatihan fisik seperti senam hamil untuk


memperkuat otototot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik
mengedan yang baik dan latihan latihan relaksasi.
3. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
4. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi: memperkenalkan ruang
bersalin, alat alat kebidanan dan tenaga kesehatan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I,
pada kehamilan trimester II, pada kehamilan trimester III dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Trimester I
1.
2.
3.
4.

Terbuka atau diam-diam


Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang

tidak menginginkan kehamilan


5. Perasaan gembira
6. Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
7. Menerima atau menolak perubahan fisik
Trimester II
1. Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
2. Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan
3.
4.
5.
6.

menganggap sebagai bagian dari dirinya


Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
Mencari perhatian suami
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan

perlengkapan bayinya
7. Perasaan cenderung lebih stabil
Trimester III

13

1. Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan


postur tubuh atau terjadi gangguan body image
2. Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
3. 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat,
merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
4. Adanya perasaan tidak nyaman
5. Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
6. Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan
B. Saran
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat
perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan
emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses
kehamilan yang terjadi, dari itulah sebagai seorang calon bidan kita
berusaha belajar semaksimal mungkin agar dapat mengenali sifat psikologi
seorang ibu hamil pada perjalan kehamilannya menuju proses persalinan.
Semoga makalah ini menjadi referensi untuk mengenali ibu hamil
utamanya dalam bentuk adaptasi psikologinya dan bermanfaat untuk kita
semua. Serta makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memperoleh wawasan yang luas dalam ilmu kebidanan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Lily, Yunita. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Kehamilan. [online].
Tersedia:

file:///C:/Users/icha/Downloads/169029097-Perubahan-Dan-

Adaptasi-Psikologis-Dalam-Kehamilan.pdf. Diakses pada 14 Oktober


2015. .

14

Vous aimerez peut-être aussi