Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Etiologi
GGK dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. GGK berawal dari
diabetic nefropati(45%), penyakit hipertensi (27%), infeksi ginjal atau
glomerulonefritis (8.5%),penyakit ginjal bawaan atau polisiklik (3%)
ataupun penyakit lainnya (Lewis &Sharon, 2007).
The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI of the
National Kidney Foundation (NKF) menyatakan gagal ginjal kronik terjadi
apabila berlaku kerusakan jaringan ginjal atau menurunnya glomerulus
(hipertensirenovaskular
intrarenal
dan
ekstrarenal),
Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Gb. 2 ginjal
Gb. 4 pendarahan
b. Fisiologi
Sistem perkemihan merupakan suatu system dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari:
Mempertahankan
suasana
Mempertahankan
keseimbangan
keseimbangan cairan.
10
11
2). Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal
ke vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak
pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1)
2)
3)
2)
3)
Tunika submukosa.
12
4)
4). Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1)
2)
3)
2)
3)
Lapisan mukosa.
13
nitrogen
darihasilmetabolisme
protein,
asam
urea,
amoniakdankreatinin.
c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
d. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
e. Toksin.
f. Hormon.
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi
dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
14
refleks
saraf
(disebut
refleks
mikturisi)
yang
akan
Klasifikasi
Menurut Pranay (2010) tahap yang telah ditetapkan The Kidney
Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) pada tahun 2002 adalah
a. Stage 1: Kidney damage with normal or increased GFR (>90
mL/min/1.73 m2) Stage 2: Mild reduction in GFR (60-89 mL/min/1.73
m2)
b. Stage 3: Moderate reduction in GFR (30-59 mL/min/1.73 m2)
c. Stage 4: Severe reduction in GFR (15-29 mL/min/1.73 m2)
d. Stage 5: Kidney failure (GFR <15 mL/min/1.73 m2 or dialysis)
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul dari penyakit Gagal Ginjal Kronis
melipuit berbagai sistem. Pada sistem gastrointestinal, manifestasi klinis
yang muncul adalahanoreksia, nausea, vomitus, mulut berbau ammonia,
cegukan, dan gastric erosif.Gangguan yang muncul pada sistem integumen
meliputi kulit berwarna pucat dankekuningan, gatal-gatal, serta ekimosis.
Sistem peredaran darah terjadi gangguanfungsi trombosit, trombositopenia,
15
Komplikasi
Menurut Smeltzer & Bare (2001), Komplikasi yang mungkin
timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
Patofisologi
Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir
metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem
tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan
semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan
penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh
ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR) mengakibatkan
penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus
yang menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum
16
17
PATOFLOW
Obstruksi Saluran Kemih
gastrointestinal
(Pembesaran Prostat, Batu Saluran Kemih, Refluks Ureter, Fibroadenoma)
Vasokontriksi Saluran Kemih
Retensi Urin
Vaskulerisasi Ginjal
Refluks
Iskemia
Hidronefrosis
Tekanan Meningkat
Kompresi
Nefron
Eritropoetin
Produksi sampah
dalam aliran darah
Oksihemoglobin
& HB
Volume Interstisial
Tertahan
dibawah kuit
Diaporesis
Gastrointestinal
Suplai Oksigen
Edema
Pernapasan
Anaerob
Kelebihan
Volume Cairan
Masuk Paru-Paru
HCO3
Asidosis
Keringat Bersifat
Korosif
Asam Laktat
Nausea &
Vomittus
Ketidakseimbanga
n Nutrisi : Kurang
dari Kebutuhan
Tubuh
Lesi
Tonus Otot
Kerusakan
Integritas
Kulit
Edema Paru
Intolerans
i Aktivitas
HD
Invasif Bakteri
Patogen
Resiko
Infeksi
Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Ginjal
Sumber: Brunner dan Suddarth (2001), Doenges, Marilynn E (2000), Pranay, K.,
Stoppler, M.C (2010), Reeves, et al (2001), Smeltzer, S dan Brenda G (2001),
Suyono, et al (2001)
18
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Agha (2003) pemeriksaan penunjang GGK sebagai berikut :
a. Tes darah
BUN dan kreatinin serum meningkat
Kalium serum meningkat
Natrium serum meningkat
Kalsium serum menurun, fosfor serum meningkat, PH serum dan
HCO3 menurun
Hb, Ht, trombosit menurun
Asam urat meningkat, kultur darah positif
b. Tes urin
Urinalisis
Elektrolit urin, osmolalitas dan berat jenis
Urin 24 jam
c. EKG
d. Rontgen dada
e. Biopsi Ginjal
Penatalaksanaan
Menurut Reeves et al (2001) Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal
meliputi :
a.
Terapi Konservatif
1). Obat Sesuai dengan Penyebab
Hiperkalemia
- Stop obat yang dapat meningkatkan kadar kalium seperti anti
aldosteron, penyekat- non selektif, ACE-I, dan ARB.
- Stop makanan dan minuman yang mengandung kalium.
- Jika kalium serum >6 meq/L maka segera berikan kalsium
glukonas 10% 10 ml secara parenteral selama 2-3 menit atau
kalsium chlorida10% 5-10 ml selama 2-3 menit untuk mencegah
gangguan ritme jantung.
19
Pemberian
Beta2-agonis
mikrogram/kgBB/subkutan,
sepeti
Albuterol
terbutalin
10-20
mg
7
secara
farmakologis
yang
dipakai
untuk
mengurangi
mekanisme
kerjanya
sebagai
antihipertensi
dan
20
Anemia
Kejadian anemia pada PGK stadium V adalah hampir
100%. Penyebab anemia adalah multifaktorial antara lain defisiensi
besi, defisiensi asam folat, usia sel eritrosit yang memendek,
perdarahan
kronik,
inflamasi
kronik,
lingkungan
uremik,
adalah
pengendalian
pengendalian
dislipidemi,
diabetes,
pengendalian
pengendalian
anemia,
21
adalah diet rendah fosfat dan dengan pemberian agen yang dapat
mengikat fosfat dalam usus.
Neuropati Perifer
Biasanya neuropati perifer simtomatik tidak timbul sampai
gagal ginjal mencapai tahap yang sangat lanjut. Tidak ada
pengobatan yang diketahui untuk mengatasi perubahan tersebut
kecuali
dengan
dialisis
yang
dapat
menghentikan
perkembangannya.
Infeksi
Penderita gagal ginjal kronik memiliki kerentanan yang lebih
tinggi terhadap serangan infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
Semua jenis infeksi dapat meningkatkan proses katabolisme dan
mengganggu nutrisi yang adekuat serta keseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga infeksi harus segera diobati dengan antibiotik
untuk mencegah gangguan fungsi ginjal lebih lanjut.
2). Anti Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian,
pertama menunjukkan adanya penambahan volume urine yang di
produksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran
(kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah
untuk
memobilisasi
cairan
udem,
yang
berarti
mengubah
Diuretik osmotik
ii.
22
Benzotiadiazid
Diuretik hemat kalium
Diuretik kuat
3). Vitamin
Pemberian suplemen seperti zat besi, asam folat, kalsium dan
vitamin D mungkin diperlukan. Suplemen vitamin A tidak dibutuhkan
sementara asupan mineral fosfor, magnesium dan elektrolit tertentu
seperti kalium dan natrium mungkin harus dikurangi. Pemberian
suplemen vitamin-mineral pada gagal ginjal kronik harus mengacu
kepada
hasil-hasil
pemeriksaan
laboratorium
seperti
kadar
Hemodialisa (HD)
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit
ginjal stadium terminal (ESRD; end-stage renal disease) yang
membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen.Hemodialisa
(HD) adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh
penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luartubuh yang disebut
dialiser. Frekuensi
tindakanHD
bervariasi
tergantung
banyaknya
23
rongga perut ini terdapat banyak sel-sel darah kecil(kapiler) yang berada
pada satu sisi dari membran peritoneum dan cairan dialysis padasisi yang
lain.Rongga peritoneum berisi + 100ml cairan yang berfungsi untuk
lubrikasi /pelicin dari membran peritoneum. Pada orang dewasa normal,
rongga peritoneum dapat mentoleransi cairan > 2 liter tanpa
menimbulkan rasa tidak nyaman.
d.
Transplantasi ginjal
Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke
dalam tubuh seseorang melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru
bersama ginjal lama yang fungsinya sudah memburuk akan bekerja
bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolism dari dalam
tubuh. Transplantasi ginjal dibagi menjadi dua yaitu cadaveric-donor
(donor ginjal dari individu yang telah meninggal) atau living-donor
(donor ginjal dari individu yang masih hidup). Living-donor dibagi lagi
menjadi dua yaitu related (donor ginjal dan resipien ginjal memiliki
hubungan kekerabatan) dan non-related (donor dan resipien tidak
memiliki hubungan kekerabatan).Indikasi dilakukannya transplantasi
ginjal adalah pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (end-stage renal
disease). Beberapa factor penyebab terjadinya penyakit ginjal tahap akhir
adalah hipertensi, infeksi, kencing manis (diabetes mellitus), kelainan
bentuk dan fungsi ginjal bawaan, dan kondisi autoimun seperti lupus.
Pencegahan
a. Pencegahan Primordial
Upaya ini dilakukan dengan cara menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit GGK tidak mendapat
dukungan dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pada
prinsipnya upaya pencegahan primordial yang dapat dilakukan adalah
melakukan penyesuaian terhadap risiko yang ada dalam masyarakat
dengan cara membentuk pola fikir masyarakat agar mengatur pola makan
24
yang sehat dan minum air yang banyak (Jumlah yang dianjurkan adalah 2
liter per hari) agar terjaga kesehatan ginjal.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya yang dilakukan pada orang
yang mempunyai risiko agar tidak terjadi gagal ginjal kronik.35 Orang
yang berisiko tinggi untuk mengalami kerusakan ginjal adalah penderita
diabetes, hipertensi, pasien dengan proteinuria dan lainnya. Pencegahan
primer yang dapat dilakukan adalah:
Mengatur pola konsumsi protein.
Sedikit mengkonsumsi garam. Pola konsumsi garam yang tinggi akan
meningkatkan ekskresi kalsium dalam air kemih yang dapat
menumpuk dan membentuk kristal.
Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas
penyakit dan menghindarkan komplikasi. Pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengobatan
secara cepat dan tepat.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
1.
PengkajianKeperawatan
Menurut 12 Domain NANDA, pengkajian meliputi:
a. Peningkatan Kesehatan
b. Nutrisi
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi,
anoreksia,
mual,
muntah,
rasa
logam
pada
mulut,
asites
25
j. Prinsip Hidup
k. Keselamatan/Perlindungan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi),
petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit.
l. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
26
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2014) didapatkan diagnosa keperawatan dari
GGK antara lain:
a. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan kelebihan asupan
natrium
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
c. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
d. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan
metabolik
f. Resiko infeksi dengan factor resiko pertahanan tubuh perifer dan
sekunder yang tidak adekuat
g. Resiko ketidakefektifan Perfusi Ginjal dengan faktor resiko penurunan
suplai oksigen ginjal
27