Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
diharapkan
oleh
organisasi
agar
mencapai
anggaran
yang cost-
effective dan memenuhi workload sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi
(Antos,1997).
Perbedaan ABB dan Traditional Budgeting
Activity-based
budgeting berbeda
dengan traditional
budgeting.
secara
Secara
signifikan
ringkas
jika
dibandingkan
perbedaan traditional
budgeting dan activity-based budgeting dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Perbeda
Traditional Budgeting
Activity-Based Budgeting
an
Fokus
Fungsi
Sistem
Penyusu
Manajer
tim, Manajer
fungsi
Anggara
utama, Manajer
fungsi
Manajer Fungsional
system, Ketua
pendukung
(Budgete
es)
Menjalankan
bagian
dari
system, Memuaskan
kebutuhan
kebutuhancustomers, Meraih
fungsi,Melaksanakan
Perbedaan
Unit penganggaran
Penganggaran
Activity Based
Tradisional
Budgeting
Diekspresikan
biaya
fungsional
atau biaya
kategori pengeluaran
Fokus
Sumber
daya
pelaksanaan
aktivitas
yang Keluaran
dibutuhkan
atau
pekerjaan
yang
dilakukan
Orientasi
Historis
Countinuous
improvement
Peran
pemasok Tidak
dan pelanggan
secara
normal Melakukan
mempertimbangkan
koordinasi
kebutuhan
pelanggan
dalam
proses
penganggaran
Tujuan
pengendalian
manajer
aktivitas
perusahaan
secara keseluruhan
Dasar anggaran
Berdasarkan
kinerja Berdasarkan
manajer
kemanfaatan
kapasitas
c.
Peningkatan profit margin
d.
Pengurangan biaya
e.
Pengurangan pajak penghasilan
f. Peningkatan produktivitas aktiva
g.
Pengurangan biaya modal
3. Activity based budgeting merupakan proses yang mengarahkan seluruh
aktivitas perusahaan untuk menciptakan nilai.
B. Mindset Yang Melandasi Activity-Based Budgeting
Activity-based budgeting dilandisi oleh lima buah mindset antara lain :
1. Customer Value Mindset
2. Continuous Improvement Mindset
3. Cross-functional Mindset
4. Employee Empowerment Mindset
5. Opportunity Mindset
C. Keunggulan Activity-Based Budgeting
Dibandingkan dengan traditional budgeting, activity-based budgeting memiliki
keunggulan sebagai berikut ini (disarikan dari Connally dan Ashworth, 1994;
Lukens, 1995; dan Cooper dan Kaplan, 1998)
1. Orientasi personel diarahkan ke pemenuhan kebutuhan customers
2. Fokus penyusunan anggaran pada perencanaan aktivitas, digunakan untuk
menghasilkan value bagi customers
3. Activity-based budgeting mendorong personel untuk mengimplementasikan
cara berpikir berbasis sistem (system thinking)
4. Mencapai keunggulan dengan menghilangkan pemborosan
5. Mencapai keunggulan dengan mengurangi beban kerja
D. PROSES ACTIVITY-BASED BUDGETING
Menurut Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini (2007:375) tahap dalam
1.
oleh
manajemen
puncak.
Panduan
perencanaan
kemudian
dan
melalui
activity-based-budgeting,
panduan
ini
dapat
dengan
tujuan
untuk
continuous
improvement
(perbaikan
ditetapkan,
manajemen
dapat
mencakup
pendefinisian
dan
evaluasi
proyek
perbaikan
rencana
aktivitas/kegiatan
untuk
tahun
anggaran.
Aktivitas/kegiatan selama tahun anggaran ini dapat dibagi menjadi dua tipe
yakni aktivitas perbaikan (improvement) dan aktivitas rutin.
Menetapkan Target Performance
Setelah aktivitas (kegiatan) berhasil disusun, penyusunan anggaran kemudian
menentukan target performance yang bakal diperoleh dari aktivitas yang
dilaksanakan. Tahap ini dapat ditempuh dengan melakukan estimasi dampak
keuangan dari pelaksanaan aktivitas (kegiatan). Estimasi ini mancakup
4.
5.
proses, yaitu:
a. Forecast produk menentukan aktivitas/proses bisnis
b. Forecast non produk menentukan aktivitas/proses bisnis
c. Forecast proyek spesial
Menyusun Anggaran Final (Finalize the Budget)
Tahap-tahap dalam memfinalkan suatu anggaran meliputi:
a. Membuat rencana dan anggaran untuk seluruh proses bisnis dan setiap
aktivitas dalam proses bisnis dan aktivitas setiap departemen.
b. Mengevaluasi performance yang dianggarkan dengan sasaran.
c. Mengevaluasi performance dan cost trade off
d.
Memfinalkan
biaya
dari
aktivitas
sasaran performance
dan
proses
bisnis
dengan