Vous êtes sur la page 1sur 27

REFERAT

PENILAIAN STATUS GIZI PADA ANAK

Disusun Oleh:
Kelby Lesmana
406152076

Pembimbing:
dr. Ernie Setyawati, Sp.A, M.Kes

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
Prof. Dr. RSPI Sulianti Saroso
Periode 28 Maret 2016 4 Juni 2016
Jakarta

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Brando Khoman

NIM

: 406152076

Fakultas

: Kedokteran

Universitas

: Universitas Tarumanagara

Tingkat

: Program Pendidikan Profesi Dokter

Bidang Pendidikan

: Ilmu Kesehatan Anak

Periode Kepaniteraan Klinik

: 28 Maret 2016 4 Juni 2016

Judul Referat

: Penilaian Status Gizi pada Anak

Diajukan

: 2 Mei 2016

Pembimbing

: dr. Ernie Setyawati, Sp.A, M.Kes

TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN TANGGAL: .................................................


Pembimbing Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
Mengetahui

Pembimbing

dr. Ernie Setyawati, Sp.A, M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan kuasaNya , sehingga dapat
menyelesaikan tugas referat ini .
Tugas pembuatan referat ini adalah untuk melengkapi syarat kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, dengan judul Penilaian Status Gizi Pada Anak.
Dalam menyusun referat ini saya mendapat banyak manfaat untuk meningkatkan pengetahuan
saya sebagai dokter di masa yang akan mendatang, saya juga berharap dapat bermanfaat bagi pembaca
referat ini.
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

dr. Ernie Setyawati, Sp.A, M.Kes


dr. Sri Sulastri, Sp.A,
dr. Dyani Kusumowardhani, Sp.A,
dr. Dewi Murniati, Sp.A
dr. Desrinawati, Sp.A
dr. Dedet, Sp.A

Atas bimbingannya. Saya sadar walaupun telah menyelesaikan referat ini secara teliti, saya pun
tidak luput dari kelalaian dan kekurangan, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya
harapkan. Semoga dengan membaca referat yang saya buat ini, dapat bermanfaat

dan menambah

pengetahuan dari pembaca.

Jakarta, 20 Mei 2016

Kelby Lesmana

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI ..................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................5
BAB II ASPEK-ASPEK DALAM PENILAIAN STATUS GIZI PADA ANAK.6
BAB III PENGGUNAAN DAN INTERPRETASI GRAFIK PERTUMBUHAN UNTUK

PENILAIAN STATUS GIZI PADA ANAK..8


BAB IV KESIMPULAN....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..25

BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang sedang melakukan
pembangunan di dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah dalam aspek kesehatan, antara lain
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dalah dengan melakukan perbaikan gizi. Di Indonesia masalah gizi merupakan suatu
problema yang masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan sangat sulit untuk
ditanggulangi. Beberapa bentuk masalah gizi yang sering ditemukan di Indonesia antara lain
adalah Kurang Energi Protein (KEP), KurangVitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), dan Anemia Defisiensi Besi (ADB).
Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau yang biasa dikenal dengan gizi
kurang, atau lebih sering ditemukan secara mendadak berupa gizi buruk terutama pada anak
balita, merupakan suatu masalah yang masih sulit untuk ditanggulangi oleh pemerintah,
meskipun diketahui bahwa penyebab dari gizi buruk itu sendiri pada dasarnya merupakan suatu
hal yang sederhana, yaitu kurangnya intake (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makanan
seseorang. Namun, masalah gizi buruk juga berkaitan dengan masalah ketersediaan pangan di
tingkat rumah tangga. Tetapi terdapat suatu keanehan dimana pada daerah-daerah yang telah
swasembada pangan, bahkan telah terdistribusi merata hingga tingkat rumah tangga (misalnya
program raskin), masih sering ditemukan kasus gizi buruk.
Sebelum terjadi gizi buruk, terdapat beberapa tahapan yang dimulai dari penurunan berat
badan dari berat badan ideal seorang anak, hingga akhirnya terlihat penampilan klinis yang buruk
(gizi buruk) dari anak tersebut. Jadi, masalah yang sebenarnya adalah, ketidaktahuan masyarakat
atau keluarga balita akan cara menilai keadaan berat badan anak (status gizi anak) serta pola
pertumbuhan berat badan anak, sehingga masyarakat dan juga keluarga anak tidak dapat
mengetahui kondisi dari anak-anak mereka bahwa anak-anak tersebut mengalami gizi kurang
atau bahkan gizi buruk, sebelum terjadinya perburukan klinis yang signifikan.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang mendasar akan bagaimana cara menilai
status gizi dari seorang anak, sehingga dapat diketahui secara dini anak-anak yang mengalami
gizi kurang ataupun gizi buruk untuk dilakukan penanganan yang tepat dan tidak terlambat.

BAB II
ASPEK-ASPEK DALAM PENILAIAN STATUS GIZI PADA ANAK
Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari setiap makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antropometri.Salah satu cara untuk melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat adalah dengan melakukan pengukuran tubuh manusia, atau dikenal dengan
antropometri. Dalam penggunaan untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam
bentuk indeks yang mengaitkan satu variabel dengan variabel lain. Variabel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut:1,2
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, dimana kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan ataupun tinggi badan yang akurat akan menjadi tidak berarti
bila tidak disertai oleh penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering terjadi adalah
adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh karena itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat, dengan
ketentuan 1 tahun adalah 12 bulan, dan 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur
adalah dalam bulan penuh, artinya sisa hari tidak diperhitungkan. Contoh: umur 2 bulan
29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.1
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberi gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat sensitif terhadap perubahan yang
mendadak, baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat
badan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan
paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.1
c. Panjang Badan / Tinggi Badan
6

Panjang badan / tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan.


Panjang/ tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kurang gizi pada masa balita.
Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks PB/U (Panjang Badan menurut Umur) dan
TB/U (Tinggi Badan menurut Umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut
Tinggi Badan) dan BB/PB (Berat Badan menurut panjang Badan). Indeks tersebut
biasanya dilakukan setahun sekali karena perubahan tinggi badan yang lambat. Keadaan
indeks ini pada umumnya menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun.1
Ukuran panjang badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang
diukur secara telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukutannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm. ukuran tinggi badan (TB)
digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur secara berdiri. Bila anak umur
diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.3
Berat badan dan panjang/tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan indeks BB/U, TB/U dan BB/PB atau BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.1
Status gizi yang didasarkan pada indeks BB/U adalah gizi kurang dan gizi buruk, yang
merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk).
Status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U adalah pendek dan sangat pendek, yang
merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Status gizi
yang didasarkan pada indeks BB/PB atau BB/TB adalah kurus dan sangat kurus, yang
merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus).3
Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan dilakukan dengan cara
yang benar dan menggunakan timbangan yang telah ditera secara berkala. Pemeriksaan fisik
terhadap keadaaan umum dan tanda spesifik khususnya defisiensi mikronutrien harus dilakukan.1

BAB III
PENGGUNAAN DAN INTERPRETASI GRAFIK PERTUMBUHAN
UNTUK PENILAIAN STATUS GIZI PADA ANAK
7

Untuk menentukan status gizi seorang anak digunakan alat bantu berupa grafik
pertumbuhan. Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan adalah grafik WHO 2006
untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.4
Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai keunggulan
metodologi dibandingkan CDC 2000. Subyek penelitian pada WHO 2006 berasal dari 5 benua
yang memiliki lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan optimal. Untuk usia di atas 5
tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2006
tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2006 merupakan hasil smoothing dari NCHS
1981.4
Tabel 1. Grafik penilaian gizi lebih berdasarkan kelompok usia.4
Usia
0-5 tahun
>5-18 tahun

Grafik yang digunakan


WHO 2006
Untuk status gizi lebih dan obesitas lihat ketentuan di bawah ini.
CDC 2000

Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas 5 tahun.4
Tabel 2. Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC
2000 4
Status gizi
Obesitas
Overweight
Normal
Gizi kurang
Gizi buruk

BB/TB (% median)
>120
>110
>90
70-90
<70

BB/TB WHO 2006


> +3
> +2 hingga +3 SD
+2 SD hingga -2 SD
< -2 SD hingga -3 SD
< -3 SD

IMT CDC 2000


> P95
P85 P95

Status gizi lebih (overweight) / obesitas ditentukan berdasarkan indeks massa tubuh
(IMT). Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih (>+1 SD) atau BB/TB
>110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis kelamin digunakan untuk menentukan adanya
obesitas. Untuk anak <2 tahun, menggunakan grafik IMT WHO 2006 dengan kriteria overweight
Z score > +2, obesitas > +3, sedangkan untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT
CDC 2000 (lihat algoritma). Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah di atas P85
hingga P95 sedangkan untuk obesitas ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000.

Tabel 3. Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia.4


Usia

Grafik IMT yang dipakai

0 2 tahun

WHO 2006

Alasan
Grafik IMT (CDC 2000) tidak tersedia
untuk klasifikasi usia dibawah 2 tahun
Dengan menggunakan grafik IMT CDC

> 2 18 tahun

CDC 2000

2000 persentil 95, deteksi dini obesitas


dapat ditegakkan

Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan panjang /tinggi badan tidak dapat dinilai
secara akurat, misalnya pada keadaan di mana terdapat organomegali, edema anasarka,
spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi ditentukan dengan
menggunakan parameter lain misalnya lingkar lengan atas, knee height, arm span, dan lain-lain.4

Algoritme Penggunaan Grafik Pertumbuhan pada Gizi Lebih/Obesitas


Tentukan usia anak

Usia 0-5 tahun

Usia >5 18 tahun

Gunakan grafik BB/TB WHO 2006

Gunakan grafik BB/TB CDC 2000

Z-score > +1

BB/TB > 110%

Usia < 2 tahun

Usia 2 5 tahun

Gafik IMT
CDC 2000
9

Gafik IMT
WHO 2006

Gafik IMT
CDC 2000

1. WHO Child Growth Standard


1.1. Plot panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
Panjang/tinggi badan menurut umur mencerminkan pertumbuhan yang didapat dalam
panjang/tinggi badan pada umur seorang anak pada kunjungan saat itu. Indikator ini dapat
membantu mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) karena nutrisi kurang
berkepanjangan atau penyakit yang berulang. Anak-anak yang tinggi terhadap umur mereka
dapat juga diidentifikasi, tetapi postur tinggi jarang menjadi masalah kecuali tinggi badan yang
berlebihan, yang dapat mencerminkan kelainan endokrin yang jarang. Pada masing-masing
grafik sumbu x menunjukkan umur dan sumbu y menunjukkan panjang/tinggi badan dalam
sentimeter. Umur di plot dalam minggu penuh sejak lahir hingga umur 3 bulan; dalam bulan
penuh dari 3 sampai dengan 12 bulan; kemudian dalam tahun dan bulan penuh.5
Untuk memplot panjang/tinggi badan, menurut umur, plot minggu, bulan, atau tahun dan
bulan penuh pada garis vertikal (tidak diantara garis-garis vertikal). Misalnya, jika seorang anak
berumur 5 bulan, titik akan di plot di garis 5 bulan (tidak diantara 5 dan 6 bulan). Untuk
panjang/tinggi badan di plot pada atau diantara garis-garis horizontal. Misalnya, bila pengukuran
60,5 cm, plot pada titik tengah diantara garis-garis horizontal.5
Contoh: anak A
Grafik berikut menunjukkan TB/U anak perempuan A pada tiga kunjungan. Tiap garisgaris horizontal menyatakan satuan 1 cm. Pada kunjungan pertama , anak A berumur 2 tahun 4
bulan dan tinggi badan 92 cm.5

10

1.2.

Plot berat badan menurut umur (BB/U)


Berat badan menurut umur mencerminkan berat tubuh relatif terhadap umur anak pada
kunjungan saat itu. Indikator ini digunakan untuk menilai apakah seorang anak mengalami gizi
kurang (underweight) atau gizi buruk(severely underweight), tetapi indikator ini tidak digunakan
untuk mengklasifikasikan seorang anak gemuk atau obes. Karena berat badan secara relatif
mudah diukur, indikator ini sering digunakan, tapi tidak bisa diandalkan pada situasi-situasi di
mana umur anak tidak dapat ditentukan secara akurat, seperti pada pengungsi. Penting untuk
dicatat bahwa seorang anak dapat mengalami gizi kurang karena panjang/tinggi badan yang
pendek (stunting) atau kurus, atau keduanya.5
Pada setiap grafik BB/U sumbu x menunjukkan umur dan sumbu y menunjukkan berat
badan dalam kilogram. Umur di plot dalam minggu penuh sejak lahir hingga umur 3 bulan;
dalam bulan penuh dari 3 sampai dengan 12 bulan; kemudian dalam tahun dan bulan penuh.
Untuk memplot panjang/tinggi badan menurut umur, plot minggu, bulan, atau tahun dan bulan
penuh pada garis vertikal (tidak diantara garis-garis vertikal). Plot berat badan pada garis
horizontal, atau di ruang antara garis-garis untuk menunjukkan ukuran 0,1 kg.5
11

Contoh: anak B
Grafik berikut menunjukkan BB/U anak laki-laki B pada tiga kunjungan. Tiap garis-garis
horizontal menyatakan satuan 0,1 kg (100 g). 5

1.3.

Plot berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)


Berat badan menurut panjang/tinggi badan mencerminkan berat tubuh dalam proporsi

untuk pertumbuhan yang didapat dalam panjang/tinggi badan. Indikator ini terutama berguna
dalam situasi dimana umur anak tidak diketahui (misalnya, situasi pengungsi). Grafik berat
badan menurut panjang/tinggi badan membantu mengidentifikasi anak dengan BB/PB atau
BB/TB rendah yang mungkin kurus atau sangat kurus. Kurus biasanya disebabkan oleh penyakit
dalam waktu dekat atau kekurangan pangan yang menyebabkan kehilangan berat badan akut dan
berat, walaupun kekurangan nutrisi kronik atau penyakit juga dapat menyebabkan kondisi
tersebut. Grafik ini juga membantu mengidentifikasi anak-anak dengan nilai BB/PB atau BB/TB
yang tinggi, yang mungkin berisiko untuk menjadi gemuk atau obes. 5
Pada grafik BB/PB atau BB/TB, sumbu x menunjukkan panjang/tinggi badan dalam
sentimeter, dan sumbu y menunjukkan berat badan dalam kilogram. Plot panjang/tinggi badan

12

pada garis vertikal. Perlu pembulatan ukuran ke sentimeter utuh terdekat (bulatkan ke bawah 0,1
hingga 0,4 cm dan bulatkan ke atas 0,5 hingga 0,9 cm).5
Contoh: anak C
Grafik ini menunjukkan berat badan menurut tinggi badan anak laki-laki C pada 2
kunjungan. Garis-garis horizontal menandakan satuan 0,5 kg (500 g) sedangkan garis-garis
vertikal menandakan satuan 1 cm. Pada kunjungan pertama, anak C berumur 2 tahun 2 bulan.
Anak C memiliki tinggi badan 85 cm dan berat badan 13 kg.5

1.4.

Plot indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)


Menentukan IMT anak dapat dihitung dengan menggunakan kalkulator atau

menggunakan tabel referensi. IMT menurut umur adalah suatu indikator yang berguna
khususnya untuk skrining kegemukan dan obesitas. Grafik IMT menurut umur dan berat badan
menurut panjang/tinggi badan cenderung menunjukkan hasil yang sangat mirip. Pada grafik
IMT/U sumbu x menunjukkan umur dalam minggu, bulan, atau tahun dan bulan penuh, dan
sumbu y menunjukkan IMT anak. Plot umur pada garis vertikal dan IMT pada garis horizontal.5
Contoh: anak D
Grafik berikut menunjukkan IMT menurut umur anak perempuan D dalam 2 kunjungan.
Garis horizontal menandakan satuan 0,2 unit IMT. Pada kunjungan pertama, anak D berumur 7
bulan penuh dan memiliki IMT 17.5

13

1.5.

Interpretasi plotting kurva WHO


Garis-garis melengkung pada grafik tumbuh kembang akan membantu menginterpretasi

titik-titik plotting yang mencerminkan status pertumbuhan anak. Garis yang ditandai 0 pada tiap
grafik menunjukkan median. Garis melengkung lainnya adalah garis Z-score, yang
mengindikasikan jarak dari rata-rata. Median dan garis z score pada tiap grafik tumbuh kembang
didasarkan pada pengukuran-pengukuran anak-anak pada WHO Multicentre Growth Reference
Study, yang diberi makan dan dibesarkan pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan
optimal.5
Garis Z-score pada grafik pertumbuhan diberi nomor secara positif (1,2,3) atau negative
(-1, -2, -3). Secara umum, titik yang di plot yang jauh dari median pada salah satu arah (misalnya
3 atau -3 garis Z-score) dapat mencerminkan masalah pertumbuhan, walaupun faktor lain harus
dipertimbangkan, seperti trend (pola pertumbuhan), kondisi kesehatan anak dan tinggi badan
orang tua. Pada tabel interpretasi grafik pertumbuhan, masalah pertumbuhan dicerminkan oleh
titik plotting yang berada di atas atau di bawah garis Z-score tertentu. Contoh: titik di antara

14

garis Z-score -2 dan -3 dibaca sebagai di bawah -2; sedangkan titik diantara garis Z-score 2
dan 3 dibaca sebagai di atas 2.5
Tabel 4. Interpretasi Grafik Pertumbuhan WHO. 5
Z--score
Di atas 3

PB/U atau TB/U

Indikator Pertumbuhan
BB/U
BB/PB atau BB/TB

Lihat catatan 1

Di atas 2

Sangat gemuk (obes)


Lihat catatan 2

Di atas 1

Gemuk (overweight)

IMT/U
Sangat gemuk
(obes)
Gemuk

Risiko gemuk (lihat

(overweight)
Risiko gemuk

catatan 3)

(lihat catatan 3)

Kurus (wasted)

Kurus (wasted)

Sangat kurus (severe

Sangat kurus

wasted)

(severe wasted)

0 (median)
Di bawah -1
Di bawah -2

Di bawah -3

Pendek (stunted) BB kurang


(lihat catatan 4)
Sangat pendek

(underweight)
BB sangat

(svere stunted)

kurang (severe

(lihat catatan 4)

underweight)

Catatan:5
1) Anak pada kategori ini tergolong sangat tinggi, hal ini jarang menjadi masalah kecuali
pada gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormone pertumbuhan.
2) Anak pada kategori ini mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi lebih baik dinilai
berdasar indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U.
3) Hasil plotting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko (possible risk), bila cenderung
menuju garis Z-score 2 berarti pasti berisiko.
4) Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan menjadi gemuk bila mendapat
intervensi gizi yang salah.
Contoh: Anak laki-laki berat badan kurang
Berikut adalah grafik BB/U untuk seorang anak laki-laki berumur 1 tahun 1 bulan. BB
7,5 kg dan panjang badan 70,3 cm. BB/U anak ini berada di bawah garis Z-score -2, jadi anak ini
dikategorikan sebagai BB kurang. 5

15

1.6.

Pertimbangan pemakaian grafik pertumbuhan


Masalah-masalah pertumbuhan dapat diindentifikasi dengan menggunakan satu grafik

pertumbuhan. Tetapi, penting untuk mempertimbangkan semua grafik pertumbuhan pada seorang
anak. Sebagai contoh, jika seorang dikategorikan sebagai kurus menurut grafik BB/U, harus
dipertimbangkan penggunaan grafik PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB. Fokus lebih pada
grafik BB/PB atau BB/TB dan PB/U atau TB/U:5
- PB/U atau TB/U mencerminkan pertumbuhan yang didapat dalam panjang/tinggi badan.
Pendek (stunting) mengimplikasikan bahwa dalam periode yang lama anak tersebut
mendapatkan nutrisi yang tidak adekuat untuk menudukung pertumbuhan normal
dan/atau anak tersebut menderita infeksi berulang. Seorang anak yang pendek dapat
memiliki BB/PB atau BB/TB yang normal, tetapi memiliki BB/U yang rendah karena
-

pendek nya.
BB/PB atau BB/TB adalah indikator pertumbuhan yang dapat diandalkan bahkan ketika
umur tidak diketahui. Kurus biasanya disebabkan oleh kejadian yang berat dalam

16

belakangan ini, seperti penurunan drastic intake makanan dan/atau penykit yang
menyebabkan kehilangan berat badan parah. IMT/U mengklasifikasikan anak-anak
dalam sifat yang serupa dengan BB/PB atau BB/TB. Kedua indikator juga membantu
mengidentifikasi apakah seorang anak memiliki kelebihan berat badan relatif terhadap
panjang/tinggi badan nya.
Melihat grafik pertumbuhan secara keseluruhan akan membantu menentukan dasar dari masalah
pertumbuhan yang dialami seorang anak. Penting juga untuk mempertimbangkan trend (pola
pertumbuhan) yang di observasi seiring berjalannya waktu.5
Contoh: anak pendek (stunting)
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 0 bulan, panjang badan 67,8 cm, dan berat badan
7,6 kg. Terlihat dari hasil plotting, BB/U anak ini rendah namun masih dalam batas normal.
BB/PB anak tersebut berada di median, sehingga dia memiliki tampilan normal. Akan tetapi,
PB/U anak ini berada di bawah garis Z-score -2, menunjukkan bahwa dia pendek. 5

17

18

Ketika menginterpretasi grafik pertumbuhan, perlu untuk mempertimbangkan

hasil

observasi terhadap tampilan seorang anak. Anak dengan BB/PB di bawah -1 dapat baik-baik saja
bila tampil langsing, bukan kurus. Anak dengan BB/PB di atas 1 dapat baik-baik saja bila
tampak berat (kekar, berisi), bukan tampak memiliki banyak lemak.5
Tanda-tanda klinis dari marasmus dan kwashiorkor memerlukan perhatian khusus.
Kekurusan yang dihubungkan dengan marasmus akan tampak pada grafik BB/U dan BB/PB atau
BB/TB seorang anak. Akan tetapi, oedem (retensi cairan) yang berhubungan dengan kwashiorkor
dapat menyembunyikan fakta bahwa seorang anak memiliki berat badan yang sangat rendah.
Ketika memplot berat badan seorang anak dengan oedem kedua kaki, penting untuk dicatat pada
grafik bahwa anak tersebut memiliki oedem. Anak dengan oedem pada kedua kaki di anggap
memiliki Z-score di bawah -3 dan harus dirujuk untuk penanganan khusus.5
Contoh: oedem pada kedua kaki
Seorang anak perempuan dengan oedem pada kedua kaki, berusia 1 tahun 8 bulan, berat
badan 6,5 kg dan panjang badan 67 cm. pada grafik BB/PB tampak titik di atas garis Z-score -2
karena retensi cairan anak tersebut menutupi berat badan rendah anak tersebut.5

19

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,


BB/TB Standard Baku Antropometeri WHO-NCHS). 1
Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U
TB/U
BB/TB
1
Rendah
Rendah
Normal
Normal, dulu kurang gizi
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang ++
Rendah
Normal
Rendah
Sekarang kurang +
2
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang
Normal
Rendah
Tinggi
Sekarang lebih, dulu kurang
3
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi, normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Obese
Tinggi
Normal
Tinggi
Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
No

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS


Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004.
2. CDC
Grafik pertumbuhan CDC merupakan referensi nasional Amerika Serikat yang
mencerminkan bagaimana anak-anak dan remaja-remaja Amerika Serikat tumbuh secara primer
20

selama masa 1970, 1980, dan 1990. Di Indonesia, IDAI merekomendasikan penggunaan grafik
CDC pada anak berumur di atas 5 tahun, dan khusus untuk penggunaan grafik IMT CDC, untuk
anak-anak berumur di atas 2 tahun. CDC memiliki grafik spesifik jenis kelamin yang terdiri atas
BB/PB, BB/U, PB/U, LK/U untuk anak berusia sejak lahir hingga 36 bulan, dan BB/U, TB/U,
IMT/U untuk anak berusia 2 tahun hingga 20 tahun. Grafik CDC memiliki garis-garis persentil
untuk menginterpretasikan status gizi yang dialami oleh seorang anak6

Tabel 5. Interpretasi Grafik Pertumbuhan CDC 6


Indeks Antropometri
IMT/U
BB/PB atau BB/TB
IMT/U
IMT/U dan BB/U
PB/U atau TB/U
LK/U

Percentile Cut Off Value


Persentil 95
> Persentil 95
Persentil 85 dan < Persentil 95
< Persentil 5
< Persentil 5
< Persentil 5 dan > Persentil 95

Indikator Status Gizi


Obesitas
Gemuk
Risiko gemuk
Kurus
Perawakan pendek
Gangguan perkembangan

21

Contoh grafik pertumbuhan CDC6

22

Contoh kasus seorang anak perempuan 13 tahun dengan pengukuran berat badan dan
tinggi badan secara intermiten. Pengukuran nya telah di plot pada grafik IMT/U, BB/U, dan
TB/U. Pada grafik IMT/U menunjukkan peningkatan dari 2 hingga 4 tahun, pada usia 7 tahun
mencapai diatas persentil 95 dan tetap di garis ini atau di atas nya hingga sekarang. TB/U anak
ini konsisten berada di bawah persentil 50, dan sejak usia 3 tahun BB/U anak ini konsisten
berada di atas persentil 50 dan di usia 13 tahun ada di atas persentil 90. Dapat dilihat bahwa
anak ini sedikit lebih pendek dari anak seusianya, tetapi berat badan nya lebih besar.

23

24

BAB IV
KESIMPULAN

Penilaian status gizi pada anak merupakan hal yang penting dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi terjadinya masalah-masalah dalam pertumbuhan seorang anak. Penilaian status gizi
didasari oleh beberapa variabel yang penting sebagai indikator dan perlu dilakukan pengukuran
secara akurat, antara lain umur, berat badan, panjang/tinggi badan, dan indeks massa tubuh. Serta
pada keadaan tertentu perlu diperhatikan apakah status gizi pada seorang anak yang sebenarnya,
tertutupi oleh keadaan penyakitnya.
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan grafik-grafik pertumbuhan
yang dibuat oleh WHO dan CDC. Grafik-grafik tersebut dapat mendeteksi adanya masalahmasalah pertumbuhan seperti berat badan kurang, berat badan sangat kurang, kurus, sangat
25

kurus, pendek, sangat pendek, kegemukan , dan obesitas.Untuk penilaian status gizi pada anak
berusia 0 hingga 5 tahun IDAI merekomendasikan penggunaan grafik pertumbuhan WHO.
Sedangkan untuk penilaian status gizi pada anak berusia di atas 5 tahun IDAI merekomendasikan
penggunaan grafik pertumbuhan CDC. Khusus untuk penggunaan grafik IMT, direkomendasikan
penggunaan grafik CDC untuk anak di atas 2 tahun.

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali AR (staf dinas kesehatan kabupaten polewali mandar). Penilaian status gizi anak.
Indonesia; 2014.
2. Suharjo. Gizi dan pangan. Yogyakarta: Kanisius; 1996.
3. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Keputusan menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri
penilaian status gizi anak. Jakarta:Kemenkes; 2011.
4. Devarea Y, Nasar SS, Sjarif DR, Tanjung CF. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Edisi 1. Jakarta:
IDAI; 2011.
5. WHO. WHO child growth standard: training course on child growth assessment. Geneva:
WHO; 2008.
6. CDC. Overview of the CDC growth charts. USA:CDC; 2009.

27

Vous aimerez peut-être aussi