Vous êtes sur la page 1sur 8

Latar Belakang

Kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, yang terdiri atas sumber daya
alam hewani, sumber daya alam nabati beserta ekosistemnya ataupun gejala keunikan alam
dan/atau keindahan alam lainnya yang dimiliki oleh Kepulauan Lemukutan merupakan
anugerah yang tak ternilai harganya. Potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta
diving tersebut perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat melalui upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga
tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari.
Pengembangan pariwisata alam dan konservasi kawasan pesisir khususnya diving
akan memberikan dampak positif dalam menciptakan perluasan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan
Daerah dan pemasukan devisa.. Pulau lemukutan Sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai obyek dan daya tarik wisata alam, disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan,
dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar obyek dan daya tari wisata alam tersebut dapat
dimanfaatkan secara nyata, diperlukan arahan dan pedoman yang bersifat komprehensif
dalam perkembangannya.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan daerah konservasi kususnya keindahan
alam bawah laut, diperlukan upaya strategis yang terprogram dan terstruktur. Untuk itulah
kemudian diperlukan adanya rencana pengembangan pariwisata alam yang merupakan
pedoman dan arahan dalam pengembangan pariwisata alam di kawasan yang antara lain
memuat tentang rencana pengembangan pariwisata alam yang berupa analisis SWOT.
Analisis SWOT dalam menganalisa pengembangan destinasi wisata inilah yang akan saya
bahas dalam tulisan ini. diharapkan dengan analisa SWOT bisa memberikan masukan dan
rencana strategis bagi pengembangan daerah konservasi keindahan bawah laut melalui
diving.
Tinjauan Konseptual
1. Pariwisata Berbasis Alam
Pariwisata berbasis alam menjadi trend yang sedang berkembang, karena semakin
meningkatnya kesadaran akan pentingnya alam bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan
pariwisata berbasis alam diharapkan dapat membantu upaya pelestarian alam, sehingga
kegiatan pariwisata yang berbasis alam saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup
signifikan dalam industri pariwisata. Menurut Valentine dalam Faulkner (1992:35) pariwisata

berbasis alam merupakan kegiatan pariwisata yang di dalamnya terjadi interaksi dan
keterkaitan antara aktivitas manusia dengan lingkungan alam baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dapat disimpulkan bahwa pariwisata berbasis alam dapat diwujudkan dalam
tiga cara, yaitu; 1. Beberapa aktivitas yang bergantung pada alam untuk atraksinya, 2.
Aktivitas yang memiliki kaitan dengan alam, 3. Lingkungan alami atau alam yang
mempengaruhi aktivitas wisatawan.
Beberapa jenis atraksi wisata berbasis alam yang dapat dikembangkan :
A. Health tourism
Dengan memanfaatkan kondisi aktual alami, pariwisata kesehatan dapat
dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata berbasis alam.
b. Adventure tourism
Jenis wisata ini menawarkan aktivitas wisata yang mengandung resiko dan
aktivitas fisik yang tinggi, tetapi tidak membahayakan pengunjung. Aktivitas yang terkait
dengan pariwisata petualangan diantaranya adalah rafting, terjun bebas, kayak, hiking di
alam bebas, mendaki gunung, dan lain-lain.
c. Ecotourism
Aktivitas utama yang ditawarkan oleh kegiatan ekowisata adalah aktivitas yang
berkaitan

dengan

alam

dengan

mempertimbangkan

kelestarian

alam

dan

lingkungan.
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Sterngth) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threaths).
Analisa SWOT terbagi atas empat komponen :
1. S= Strength = Situasi atau kondis yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini.
2. W=Weakness= situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini

3. O= Opportunity= situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. T= Threat= situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan
Analisis SWOT memberikan suatu pandangan dasar tentang analisis kondisi situasi
yang dihadapi sehingga bisa didapatkan strategi yang tepat dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu. Analisis SWOT menjabarkan secara rinci aspek-aspek yang menjadi kekuatan
(strengtha), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),dan tantangan (threat) rencana
pengembangan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, meliputi jenis dan daya
tarik (atraksi), ketersediaan amenitas (sarana-prasarana), dan dukungan aksesibilitas.
Pembahasan
A. Deskripsi Kawasan
Secara administrasi pemerintahan, Kawasan laut pulau Lemukutan merupakan salah
satu daerah yang terletak di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Kepulauan
Lemukutan memilki keindahan karang bawah laut dan jenis biota laut yang sangat unik yang
masih terjaga kelestariannya. Pulau ini memiliki luas 12.520 ha yang memiliki kekayaan
panorama laut dan sosial budaya masyarakat nelayan yang unik, dimana sebagian besar
nelayan di Kepulauan ini menghabiskan harinya dengan aktifitas menangkap ikan dan juga
kepulauan ini meruakan rute perjalanan ikan paus yang berimigrasi
B. Analsis SWOT Kawasan
Analisis SWOT kawasan dilakukan untuk menemukan faktor-faktor kekuatan,
kelemahan, dan peluang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan
kawasan.
1. Kekuatan (streng)
- Potensi daerah lemukutan yang memilki keindahan bawah laut yang meliputi
keanekaragaman

ekosistem

unik

termasuk

terumbu

karang

serta

keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.


Masih banyaknya spot-spot diving yang belum diketahui
Tersedianya penginapan yang dekat dengan daerah pantai
Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: karang, penyu, ikan

dan lumba-lumba.
Memiliki daya tarik wisata budaya lokal, kerajinan dan makanan lokal
Tersedianya air bersih
Adanya lokasi transplantasi karang

- Transportasi menuju spot-spot diving sangat mudah


2. Kelemahan (Weakesses)
- Pengaruh abrasi sangat tinggi
- Banyaknya sampah limbah domestik yang berasal dari warga sekitar maupun
-

pengnjung yang datang


Transportasi sangat sulit apabila cuaca buruk
Akses jalan didalam pulau kurang baik
Terbatasnya sumber daya listrik
Kurangnya keamanan di kepulauan Lumukutan
Kurangnya ekosistem mangrove
Tidak adanya breackwater disekitar pantai
Masih lemahnya penetahuan dan teknologi
Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan

perlindungan terhadap kawasan


- Kurangnya sosialisasi tentang konservasi laut dan pesisir
3. Peluang ( Opportunity)
- Meningkatnya perekonomian masyarakat sekitar dengan meningkatkan jumlah
-

pengunjung
Meningkatnya jumlah pengunjung
Tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata diving
Tingginya minat wisatawan untuk melihat keaneka ragaman biota laut yang

terdapat dikawasan ini


Peluang investasi ke kawasan konservasi dalam rangka pengembangan wisata

alam
Potensi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang unik, langka, dan
bernilai ekonomi tinggi serta tingginya minat masyarakat lokal dan manca

negara
- Dapat dijadikan sebagai tempat penelitian
4. Ancaman (Threats)
- Perebutan lokasi pembuatan penginapan yang strategis
- Rusaknya ekosistem akibat kegiatan para wisatawan yang datang
- Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengunjung tengtang pentingnya
-

menjaga kebersihan lingkungan


Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sekitar
Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada

ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan


Kebutuhan lahan yang sangat tinggi
Kurangnya pengetahuan tentang ekosistem yang ada di kawasan tersebut

C. Penyusunan Strategi
1. Strategi Kekuatan dan Peluang (SO)

1)

Pengembangan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung diarahkan

dengan brand image The Kingdom of Butterfly


2)

Pengembangan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sebagai kawasan

wisata minat khusus


3)

Khusus untuk Taman Wisata Alam Bantimurung bisa dikembangkan sebagai kawasan

wisata massal dengan atraksi kegiatan yang beraneka ragam (wisatas tracking, tirta, camping,
outbound, pengamatan kupu-kupu)
4)

Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar instansi terkait,

pengusaha pelaksanaa dan masyrakat dalam memanfaatkan potensi wisata daerah


5)

Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya pada daerah

kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata

Strategi Kelemahan-Peluang (WO)

1)

Pengembangan subsidi silang bagi kegiatan wisata sekawasan

2)

Pengembangan paket wisata khusus segmen wisatawan asing

3)

Pengembangan bauran promosi khusus produk-produk pariwisata daerah

4)

Penyebarluasan informasi tentang kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

melalui promosi terpadu


5)

Peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata dan optimalisasi pelaksanaan tugas

pembinaan kepariwisataan terhadap masyarakat melalui kerjasama dengan instansi terkait


6)

Peningkatan program kerja dan kegiatan melalui dukungan instansi terkait

Startegi Kekuatan-Ancaman (ST)

1)

Pengembangan kesadaran masyarakat tentang wisata nusantara

2)

Peningkatan keterampilan dan daya inovasi pelaku usaha wisata dalam negeri

3)

Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembinaan yang berkesinambungan.

4)

Pembentukan kelompok masyarakat sadar wisata dan sadar lingkungan bekerja sama

dengan instansi terkait untuk kepentingan pelestarian lingkungan


5)

Peningkatan kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan untuk mendorong

tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kepariwisataan.

1)

Strategi Kelemahan Ancaman (WT)


Peningkatan peran Pemda dan instansi terkait untuk mendukung usaha pariwisata di

daerah dalam menjaring wisnus


2)

Pengembangan

pariwisata budaya sebagai salah satu daya tarik wisata


3)

Pengembangan kewirausahaan di bidang pariwisata bagi masyarakat lokal

4)

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi dalam upaya pengembangan pariwisata


5)

Penyempurnaan sarana kerja terutama sarana dan prasarana penunjang kepariwistaan

dalam upaya pelayanan prima


6)

Penyusunan program dan kegiatan yang berbasis masyarakat dalam rangka mendorong

tumbuhnya peran serta masyarakat di bidang pariwisata.

Penutup
Kesimpulan
Dalam pengembangan destinasi pariwisata Taman

Nasional Bantimurung

Bulusaraung memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan selanjutnya menjadi destinasi
utama pariwisata di kawasan Indonesia Timur pada umumnya dan Provinsi Sulawesi Selatan
pada khususnya. Sesuai dengan analisis SWOT yang saya gunakan pada tulisan ini maka
dengan mengusung branding The Kingdom of Butterfly ini bisa menjadi magnet untuk
menarik wisatawan luar negeri. Dengan meningkatnya minat pada destinasi wisata special
interest maka objek destinasi ini bisa menjadi pilihan bagi para wisatawan yang
mencari something different. Diperlukan kerjasama dengan oleh seluruh stakeholders yang
terlibat dalam merencanakan, mempromosikan, mengelola dan menjaga Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung.
Saran
1)

Peningkatan pelaksanaan kerjasama, koordinasi serta keterpaduan antar instansi terkait,

pengusaha pelaksanaa dan masyrakat dalam memanfaatkan potensi wisata daerah


2)

Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembinaan yang berkesinambungan.

3)

Pemberian kemudahan bagi investor agar berminat menanamkan modalnya pada daerah

kawasan yang telah dan akan dijadikan sebgai kawasan wisata

Vous aimerez peut-être aussi