Vous êtes sur la page 1sur 13

s atau menetes, disertai dengan

demam/menggigil, juga nyeri pada perut, keadaan seperti ini dicurigai


mengalami
am

erdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah


biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara.6

Komplikas

1 1 1
J J J J J J 1 1 1
J J J 1 1 1

oleh
karena prematuritas, komplikasi selama persalinan dan kelahiran yaitu risiko
resusitasi, dan yang ketiga
adany

lang terhadap masuknya penyebab infeksi.6

Komplikasi pada ibu


Komplikasi yang banyak terjadi pada ibu adalah
terjadinya

J J J 1 1
1 1 1 1

J J J
1 1 1 1 1 1

J J J
1 1 1 1 1 1


J J J 1 1 1
1 1 1

waktu antara terjadinya pecah kulit ketuban dengan terjadinya

persalinan. Insiden korioamnionitis sebesar 3,5


6,

kegagalan ginjal. Komplikasi lain yang dapat


terjadi misalnya endometritis pasca persalinan, infeksi panggul, infertilitas
ser

, prolapsus tali pusat, presentasi abnormal dan


lain-lain. Kesakitan dan kematian neonatal akibat ketuban pecah dini

2222222222222222222222222222222222222
2 2
2

infeksi intra
uterin dan oligohidroamnion tetap tidak boleh diabaikan.7
Pada kasus ini, komplikasi yang terlihat jelas

a infeksi dan distress pernafasan.

Pencegahan
Hingga kini belum ditemukan tindakan pencegahan terhadap KPD. Evidence base
mela

k bahkan sebelum terjadi konsepsi, dan juga


terhadap perokok pasif agar lebih berhati-hati dengan menghindari perokok aktif di
s

2 2 2
J J J 2 2 2 2 2
2 J J J 2 2 2

galami preterm premature rupture of membrane.

DAFTAR PUSTAKA

Parry.S, Strauss.J.F, Premature Rupture of the


Feta

3 3 3
J J J 3 3 3 3
3 3 J J J 3 3 3

J J J J J J
3 3 3 3 3 3
J J J J J J

J J J
J J J 3 3 3 3 3
3 J J J J J J

4
444444444444444444444444444444444444444444444444444444444
4444444444444444444444444444 4

44444444444
444444444444444444444444444444444444444444444444444444444
444444444444444444 4

Hipokrates, Jakarta, 2001, hal :


304 306
Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan
Ma

produksi POGI, Jakarta, 2002, hal : M-112 M115.


Komite Medik RSUP DR.Sardjito, Ketuban Pecah Dini dalam Standar Pelayanan
m

Prelabour Rupture of Membranes in Journal of


Pediatric, Obstetric and Gynaecology, Nov/Dec, 2003, Hal : 25 31
Manuaba.I.B.G.,


J J J 4 J J
J 4 J J J 4 J J J 4
J J J 4 4 4 4 4 4 4 4

44444444
44444444444 444444444444444444444444444444444
4 4 V 4

44444444444
444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444
4444444444444444444 J J 4j4

55555555555555
5555555555555555 5555555
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5555
5
55555555555555555555555555555555
5555555555555555555555555555555


pecah dini, antara lain hidra

6 66 666<6>6
6 6 6 6 6(6-6 0 6 3 6 7 6:6=6 8 666 66 6 6 66@666 6
6 6
666666666
66 6 6
66


----------!!!!""#####

3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 6 7 7 8888
8 8 9 9 :: ::;; ; ;;;;; <<<<=======
=>>>>>>>>>>>>>>>>>>>i
Berdasarkan penyebabnya PROM dibagi menjadi : 5

1. PROM Spontan; terjadi karena lemahnya selaput ketuban atau kurang terlindungi karena
cervix terbuka (incompetent cervical)
2. PROM dengan penyebab sebelumnya; dapat terjadi karena adanya trauma jatuh, infeksi
Patofisiologi
Fakta-fakta yang berkembang menunjukkan bahwa ketuban pecah dini mungkin
merupakan hasil dari infeksi subklinis dan peradangan. Penderita dengan ketuban pecah dini
1-4 jam mempunyai prevalensi yang cukup tinggi dalam

hal

korioamnionitis

histologis

daripada penderita yang melahirkan preterm tanpa ketuban pecah dini.5


Banyak mikroorganisme servikovaginal menghasilkan fosfolipid A2 dan fosfolipid C
yang

dapat

meningkatkan

konsentrasi

secara

lokal

asam

arakidonat

dan

m yang dapat menjadi predisposisi


kontraksi uterus dan ketuban pecah dini.
Defisiensi

trace

elements

dan

vitamin

yang

ber

77777777777777
777 7777777777

8
8
8
amnion
juga akan merangsang

sel-sel

desidua untuk

memproduksi

sitokin

dan kemudian

prostaglandin yang menyebabkan dimulainya persalinan.4-6


Enzim bakterial yang disekresikan sebagai respon untuk infeksi dapat menyebabkan
kelemahan dan ruptur kulit ketuban. Elastase lekosit polimorfoneklear secara spesifik dapat
memecah kolagen tipe III pada manusia, membuktikan bahwa infiltrasi lekosit pada kulit
ketuban yang terjadi karena kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan pengurangan
kolagen tipe III dan menyebabkan ketuban pecah dini.6
Enzim hidrolitik lain, termasuk katepsin B, katepsin N, dan kolagenase yang
dihasilkan neutrofil dan makrofag nampaknya melemahkan kulit ketuban. Sel inflamasi
manusia juga menguraikan aktifator plasminogen yang mengubah plasminogen menjadi
plasmin, potensial menjadi ketuban pecah dini.
Faktor Resiko5
1. Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya.

1. Merokok kemungkinan menyebabkan vaskulopati pada desidua sehingga


meng

88

DD

!!## ( ( ) ) + + . . . .
002222 4 4 8 8 ::==>>>>@@ A A B B

CD









9 9999 999 99 ( 99 99
99
99
9
9999

( 99 9o 9
99999999 999 h9 H99999999 999
( 99 99 99999999999

9999999999999


99 9. 9 999999999999 99 9. 9999999999999

99

9.

9 999999999999

99

9.

9999999999

9999 999999999 9 999

9999

999999999

101
01010101010

1010
10. 10 101010101010101010101010 1010 10. 10
101010101010101010101010 1010 10.

10

101010101010101010101010 1010 10. 10


101010101
0101010

101010101010101010
1010 10. 101010101010101010101010
1010 10. 101010101010101010101010 1010 10.
10 1010101010101010101010

1010

10

1010 10. 101010101010101010101010


1010 10. 101010101010101010101010
1010 10. 101010101010101010101010 1010 10.

10
101010101

010101010

10101010101010

1010 10. 101010101010101010101010 1010


10. 10 1010101010101010101010 1010 10. 10
1010101010101010101010

1010

10.

1010 10 101010

11

111111111111111111

11111111 111111111111111111111111111111
11111111111111111111111111111111

1
111

1111111111111111111111
11111111

111111111111111111111111111111
111111111111111111111111111111
111111111111111111111111111111

111111111111111111111111111111
111111111111111111111111111111
111111111111111111111111111111
111111111111111111111111111111

11 111
111 h11 H1111111111111111 111111
h11 H1111111111 111111 111111
h11 H111111111111 111111 111111 h11
H111
1

11111111111111111111 111111 ( 11
111111111111111111

12121212 121212121212121212 12 121212


(

12 121212121212121212

12121212

12121212121212121212 12121
2 h12 H 121212121212121212 121212
h12 H121212121212 1212 12 121212

J J J J12 121212121212121212 121212


1212
12. 12 1212121212121212121212 1212 12. 12
1212121212121212121212 1212 12. 1212
121212121212121212121212

1212 121212121212121212

121212121212 121212 h12


H1212121212121212121212 121212 h12
H12 121212121212121212 121212

h12

H
12 121212121212121212 121212
h12 H

12121212
h12 H
1212121212 1212 12 121212

( 1212 12 o 12 1212121212121212 12121212


h12 H
1212121212 121212 121212

. 12

1313131313131313131313

1313

13

13

1313131313131313131313 1313 13. 13


1313131313131313131313

1313

13.

13

1313131313131313131313 Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta


Penatalaksanaan Obstetri Ginekologi dan KB, EGC, Jakarta, 2001, hal : 221 225.
2. Mokhtar.R., Ketuban Pecah Dini dalam Sinopsis Obsteri, Obstetri Fisologi Obstetri
Patologi I, EGC, Jakarta, 1994, hal : 285 287.

Vous aimerez peut-être aussi