Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinusitis merupakan penyakit yang sangat lazim diderita di seluruh
dunia, hampir menimpa kebanyakan penduduk Asia. Penderita sinusitis
bisa dilihat dari ibu jari bagian atas yang kempot. Sinusitis dapat
menyebabkan seseorang menjadi sangat sensitif terhadap beberapa
bahan, termasuk perubahan cuaca (sejuk), pencemaran alam sekitar, dan
jangkitan bakteri. Gejala yang mungkin terjadi pada sinusitis adalah
bersin-bersin terutama di waktu pagi, rambut rontok, mata sering gatal,
kaki pegal-pegal, cepat lelah dan asma. Jika kondisi ini berkepanjangan
akan meimbulkan masalah keputihan bagi perempuan, atau ambeien
(gangguan prostat) bagi laki-laki.
Menurut Lucas seperti yang di kutip Moh. Zaman, etiologi sinusitis
sangat kompleks, hanya 25% disebabkan oleh infeksi, sisanya yang 75%
disebabkan oleh alergi dan ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom
yang menimbulkan perubahan-perubahan pada mukosa sinus. Suwasono
dalam
penelitiannya
pada
44
penderita
sinusitis
maksila
kronis
karena bisa jadi pilek yang tak kunjung sembuh itu bukan sekadar flu
biasa.
Oleh karena faktor alergi merupakan salah satu penyebab timbulnya
sinusitis, salah satu cara untuk mengujinya adalah dengan tes kulit
epidermal berupa tes kulit cukit (Prick test, tes tusuk) di mana tes ini
cepat, simpel, tidak menyakitkan, relatif aman dan jarang menimbulkan
reaksi anafilaktik. Uji cukit (tes kulit tusuk) merupakan pemeriksaan yang
paling peka untuk reaksi-reaksi yang diperantarai oleh IgE dan dengan
pemeriksaan ini alergen penyebab dapat ditentukan.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan
masalah
bagaimana
konsep
medis
dan
konsep
BAB I
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Pengetian
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sering disebut
rinosinusitis. Penyebab utamanya adalah selesma (common cold) yang
merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi
bakteri.
Sinusitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada sinus. Sinus
sendiri adalah
a) Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masingmasing alis
b) Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping
hidung
c) Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang
hidung
d) Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid & dibelakang
mata
2. Klasifikasi Sinusitis
Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Sinusitis akut : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung
selama
minggu.
3. Etiologi
pilek
atau
infeksi
virus
lainnya,
maka
bakteri
yang
5
4. Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan
kelancaran klirens dari mukosiliar di dalam komplek osteo meatal
(KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial
sinus
yang
menyebabkan
terjadinya
transudasi
atau
5. Manifestasi Klinis
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang
dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan
kronis
memiliki
gejala
yang
sama,
yaitu
nyeri
tekan
dan
menyebabkan
nyeri
bila
pinggiran
hidung
di
tekan,
6. Pemeriksaan Diagnostik
Rinoskopi anterior
Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan
edema.Pada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid
anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan
pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak
keluar dari meatus superior.
Rinoskopi posterior : Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
Transiluminasi (diaphanoscopia)
Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan
transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit,
sehingga tampak lebih suram dibanding sisi yang normal.
radiologik
yang
dibuat
ialah
Posisi
Waters,
penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) pada
sinus yang sakit.
Posisi Waters adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus
supaya terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara
menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu
menyentuh permukaan meja. Posisi ini terutama untuk melihat
adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi
Posteroanterior untuk menilai sinus frontal dan Posisi Lateral untuk
menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan
CT-Scan
merupakan
cara
terbaik
untuk
(pada
kasus-kasus
kronik).
Hal-hal
yang
mungkin
o Mukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsurangsur oleh massa jaringan lunak mukokel yang membesar dan
gambaran pada CT Scan sebagai perluasan yang berdensitas
rendah dan kadang-kadang pengapuran perifer.
7. Penatalaksanaan
1) Drainage
Medical :
- Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) %(anak)
- Dekongestan oral sedo efedrin 3 X 60 mg
Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
2) Pemberian antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
ampisilin 4 X 500 mg
amoksilin 3 x 500 mg
Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1 tablet
Diksisiklin 100 mg/hari.
3) Simtomatik
parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
4) Untuk kronis adalah :
Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)
8. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi sinusitis diantaranya:
1) radang telinga tengah kronis (otitis media kronis), karena lendir
masuk ke telinga sehingga bagian telinga tengah meradang.
2) meningitis.
3) infeksi pada saluran bronkus (sito-bronkitis)
11
pada hidung
Pola istirahat dan tiduR
selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien
sering pilek
Pola Persepsi dan konsep diri
klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan
konsepdiri menurun
Pola sensorik
12
vital,
kesadaran.
Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus,
rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).
2. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efetif berhubungan dengan obstruksi /
adanya secret yang mengental.
2. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung.
3. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung
tersumbat, nyeri sekunder akibat peradangan hidung.
3. Intervensi Dan Rasional Keperawatan
1) DX 1
1. Observasi tanda tanda vital
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kesehatan klien
2. kaji penumpukan secret yang ada
Rasional
: Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan
selanjutnya
3. Ajarkan batuk efektif
Rasional : Mengeluarkan secret dari jalan nafas khusunya pada
pasien yang tidak mengalami penurunan gangguan kesadaran
dan bisa melakukan batuk efekti
4. Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret
Rasional
: Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan
secret/masalah
2) DX II
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Mengetahui keadaan umum dan perkembangan
kondisi klien.
2. Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan
tindakan selanjutnya
3. Ajarkan teknik distraksi dan teknik relaksasi
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sinusitis
didefinisikan
sebagai
inflamasi
mukosa
sinus
paranasal.
B. SARAN
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat sekaligus
menambah ilmu pengetahuan kita dalam mengenai masalah gangguan
sensori presepsi pada pasien dengan sinusitis.
15