Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Satu dari delapan orang wanita di Amerika Serikat mempunyai massa hidup
berisiko untuk mengalami kanker payudara. Insidennya terus meningkat sementara
mortalitasnya tetap sama. Tipe kanker payudara yang paling umum adalah karsinoma
duktal infiltrasi (75 % kasus). Tumor ini keras saat palpasi, biasanya bermentastasis ke
nodus aksilaris, dan mempunyai prognosis yang lebih buruk ketimbang kanker payudara
tipe yang lain. Karsinoma lobular infiltrasi bertanggungjawab untuk 5-10% kasus.
Tumor ini hadir dengan tumor multicenter dan penebalan yang berbatas jelas. Nodus
aksilaris yang terkena sama pada karsinoma duktal infiltrate, tetapi tempat
bermetastasisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar,
atau otak, sementara karsinoma lobular bermetastasis ke permukaan meningeal atau
pada tempat lain yang tidak lazim. Ada banyak tipe kanker payudara lainnya
ditunjukkan dengan berbagai persentasi dan prognosis. Sekarang ini tidak ada obatnya
untuk kanker payudara. Tidak ada satupun penyebab yang spesifik; nampaknya
serangkai genetic, hormonal, dan peristiwa lingkungan dapat menunjang pada
perkembangan kanker ini. Jika nodus limfe tidak terkena, maka prognosisnya akan lebih
baik. Kunci untuk peningkatan penyembuhan adalah diagnosa dini sebelum
metabolisme.
1.2 Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan
kanker mamae.
B. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi konsep dari kanker mamae meliputi definisi, etiologi,
patofisiologi, pencegahan, komplikasi dan penatalaksanaan yang tepat dari
kanker mamae.
b. Mengidentifikasi asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, analisa data,
diagnosa, dan rencana asuhan keperawatan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Konsep Dasar Kanker Mamae
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi Mamae
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot
penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats
kelenjar payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus
kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang
disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara
kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut
ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk
payudara.
b. Fisiologi Mamae
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas
15-20
lobus
yang
dikelilingi
oleh
jaringan
ikat
dan
lemak.
Tiap
lobus
mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu,
disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus
alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus
laktiferus yang berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a)
b)
c)
2.2 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
3
Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagianbagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun
diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati,
kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono,
2006).
Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif dan
destruktif, serta dapat bermetastase. (Ramli, 1994)
2.3 Stadium
a) Stadium 1
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot
pektoralis.
b) Stadium 2a
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c) Stadium 2b
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d) Stadium 3a
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh
e) Stadium 3b
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /
menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
4
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi
tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f) Stadium 3c
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikularipsi lateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar
limfe supra klavikularipsi lateral.
g) Stadium 4
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver
atautulangrusuk.
2.4 Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan
bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit
meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.
meningkat
Ada pembengkakan didaerah lengan
Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
m) Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n) Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
o) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
2.6 Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a) Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b) Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan
dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
6
pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan
panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan
progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat,
anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi
kanker.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan payudara sendiri
b) Pemeriksaan payudara secara klinis
c) Pemeriksaan manografi
d) Biopsi aspirasi
e) True cut
f) Biopsi terbuka
g) USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
2.8 Komplikasi
a) metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler
( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen
b)
c)
d)
e)
2.9 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a) Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b) Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
c) Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.
d) Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e) Ouadranectomy
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.
2.10 WOC
10
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut
: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata
: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga
: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
e.
f.
g.
h.
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
13
b.
c.
d.
e.
anoreksia
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bedahpengangkatanjaringan
Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya
Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang
pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
N
O
1.
DIAGNOSA
Nutrisi
dari
TUJUAN/ KH
kurang Setelah
kebutuhan tindakan
INTERVENSI
dilakukan keperawatan
tubuh
berhubungan
kembali normal.
dengan
KH :
meningkat
tujuan
-Tidak
ada
malnutrisi
untuk
sesuai -
intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
tanda -
tinggi
serat
dimakan
untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji
kemampuan
pasien
untuk
14
2.
Gangguan
rasa Setelah
nyaman
nyeri tindakan
berhubungan
dengan
dilakukan keperawatan
pembedahan
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
dari
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
dapat
mempengaruhi
suhu
nyeri
seperti
Kerusakan
integritas
Setelah
kulit tindakan
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
dilakukan -
manajemen nyeri
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan air hangat
Anjurkan pasien untuk menggunakan
keperawatan
15
berhubungan
selama
2x24
jam dapat
dengan
integritas
kulit
bedahpengangkat
menunjukkan perbaikan.
anjaringan
Kriteria Hasil:
dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pada daerah yang tertekan
elastisitas,
temperatur,
hidrasi,
pigmentasi)
-Tidak ada luka/lesi pada
4.
Ansietas
berhubungan
kulit
-Perfusi jaringan baik
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
-
pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang
gejala cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan -
dan berkurang
dan
klien baik
Kriteria Hasil :
- Klien
koping
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
-
menunjukkan
untuk
tehnik
mengontol
cemas
Vital sign dalam batas
normal
Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
16
memberikan
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
kolaborasi dalam memberikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang
Setelah
pengetahuan
tindakan
tentang
Kanker
dan
berhubungan
tentang
Kaji
keperawatan
penyakitnya, -
keluarga
paham
pemajanan
informasi
klien
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis
dan
atau terapi
Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
Anjurkan klien untuk mencegah efek
mampu melaksanakan -
mammae
dengan
dilakukan -
prosedur
yang
dijelaskan
secara
ada
Anjurkan klien untuk melaporkan tanda
benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali
apa
kesehatan
yang
dijelaskan
perawat/tim kesehatan
6
Gangguan
lainnya
body Setelah
dilakukan
image
tindakan
berhubungan
dengan
keperawatan
Klien
dengan
tidak
respon
keadaan
dirinya.
Klien dapat menerima
efek pembedahan.
17
terhadap
penyakitnya.
Tinjau ulang efek pembedahan
Berikan dukungan emosi klien
Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien
malu
klien
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias
bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada
kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel
kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Gejala kanker payudara antara lain : teraba adanya massa atau benjolan
pada payudara, payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan
ukuran karena mulai timbul pembengkakan, ada perubahan kulit : penebalan,
cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut
dan adanya ulkus pada payudara, ada perubahan suhu pada kulit, ada cairan yang
keluar dari puting susu, da perubahan pada puting susu (gatal, ada rasa seperti
terbakar, erosi dan terjadi retraksi), ada rasa sakit, penyebaran ke tulang
sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat, ada
pembengkakan didaerah lengan, adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara,
semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar, mulai timbul luka pada
payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, kulit payudara
menjadi berkerut seperti kulit jeruk, benjolan menyerupai bunga kobis dan
mudah berdarah dan metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan
alat tubuh lain.
Asuhan Keperawatan yang digunakan yaitu nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit,
Ansietas, kurang pengetahuan dan gangguan body image.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat, kita sebaiknya tahu banyak tentang penyakit
kanker payudara serta memahami konsep dan asuhan keperawatannya yang pada
18
klien dengan kanker payudara (ca.mamae) sehingga dapat menjadi acuan dan
bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.
Daftar Pustaka
Erick, T. 2005. Kanker, Antioksidan dan terapi komplementer. Jakarta : Gramedia
Karsono, B. 2006. Teknik-Teknik Biologi Molekular Dan Selular Pada Kanker. Dalam
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, L, Simadibrata, M.K., & Setiati, S. 2006.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi 3. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen
Penyakit Dalam FKUI
Ramli, M., et ak. 1994. Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian BedahStaf Pengajar Fakultas
Kedokteran Indonesia
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
19