Vous êtes sur la page 1sur 28

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar


Studi Islam II

Disusun Oleh :
( Kelompok 9 Farmasi 2B )
Nada Aprilia

11151020000075

Nadiah khairunnisa

11151020000065

Shella Desilia Pratiwi

11151020000071

Nadzifah R Putri

11151020000084

Dosen Pembimbing : Siti Nadroh , M.Ag

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan pada Rabb semesta alam Allah SWT, atas
berkat karuniadan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada pemimpin terbaik sepanjang masa
rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini telah kami susun dengan sederhana dan mudah dipahami. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami berharap pembaca berkenan memberikan
saran serta kritikan untuk melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pembelajaran dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita seharihari.
Ciputat, 19 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................2

Page | 2

Daftar isi......3

BAB I PENDAHULUAN
A LatarBelakang.......................................................................4
B RumusanMasalah..................................................................4
C TujuanMakalah.....................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Masuknya Islam Studi Keislaman Timur
Tengah....................................................................................5
B. Corak Paham Keislaman Yang Masuk Ke Indonesia............6
C. Para Tokoh Yang Berperan Dalam Membawa Islam Ke
Indonesia................................................................................11
D. Pengaruh Islam Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia....17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................24
LAMPIRAN..................................................................................25

Page | 3

BAB I
PENDAHULUAN
A LatarBelakang
Innaddiina inda Allahi al-Islam, sesungguhnya agama yang
diridhai Allah adalah Islam. Banyak masyarakat Muslim yang
belum mengetahui tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia
sebaiknya, sebagai masyarakat Muslim harusnya mengetahui
tentang agama kita sendiri secara Kaffah, keseluruhan. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarah, maka untuk
menjadi masyarakat Islam yang besar, kita pun harus belajar dari
sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah didataran Asia Tenggara.
Wilayah barat Nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik para pedagang, serta menjadi daerah lintasan penting antara cina dan india.
Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke 1 dan ke 7 M
sering disinggahi pedagang asing.
Islam dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia karna Islam adalah agama rahmatan lilalamin, rahmat
bagi seluruh alam. Islam mengapus konsep kasta dan perbedaan
status social, Islam agama yang dapat melengkapi seluruh aspek
kehidupan

masyarakat.

Islam

mengajarkan

persatuan,

persaudaraan atas ummat.

Page | 4

Atas dasar hal tersebut, kami menyusun makalah ini, agar


kita bisa sama-sama mempelajari tentang bagaimana Islam masuk
ke Indonesia. Dan melengkapi Indonesia.
B RumusanMasalah
a Mengetahui teori masuknya Islam ke Indonesia
b Mengetahui corak paham keislaman yang masuk ke Indonesia
c Mengetahui sejarah para tokoh yang berperan membawa islam ke indonesia
d Mengetahui pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam
bidang; adat istiadat, tradisi, budaya, dan lain-lain.
C Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan menyelesaikan tugas dan sebagai salah satu
media pembelajaran yang diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi
pembelajaran. Setelah terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pembaca dan semoga pembaca dapat memahami
kembali sejarah masuknya Islam ke Indonesia.

Page | 5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori masuknya Islam Studi Keislaman Timur Tengah
Teori Masuknya Islam Ke Indonesia Teori Masuknya Islam ke Indonesia
oleh para sejarawan1
menurut Hanum Asrohah2
Islam masuk ke Indonesia pada abad Islam dibawa ke Nusantara melalui para
ke-7 M
pedangang Gujarat dan Arab Saudi
Islam masuk ke Indonesia pada abad Islam juga tersebar di Indonesia melalui
ke-13 M

para ulama (mullah)


melalui jalur kekuasaan keraton

Badri Yatim menyebutkan bahwa saluran-saluran islamisasi melaui enam2 cara


yaitu :
No.
1.

Jalur
Jalur Perdagangan

Tradisi berdagang dengan cara

Pada masa awal,

berpindah dari satu negara ke

saudagar-saudagar

negara

muslim dikenal cukup

lainnya

merupakan

satu

karakteristik
dikembangkan

(nomaden)
tradisi

dan

yang

pernah

oleh

bangsa-

bangsa Arab, India, dan Gujarat

mendominasi
perdagangan di
Nusantara. Hubungan
pergaulan antara
pedagang Muslim
dengan penduduk
setempat pada

1 Achmad Gholib, Studi Islam Pengantar Agama Al-Quran Al-Hadis dan sejarah
Peradaban Islam, Jakarta : Faza Media 2005, h.251
2Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2004, h.201

Page | 6

akhirnya dapat menarik


hati penduduk setempat
untuk memeluk Islam3.
2.

Jalur Perkawinan

Penyebaran Islam di Indonesia Sebut saja Sunan Ampel


banyak didukung dengan adanya (Raden
hubungan

perkawinan

bangsawan

yang

Rahmat)

antara dengan Nyai Manila, Sunan


notabene Gunung Djati kawin dengan

pedagang Muslim dengan para kawunganten,


wanita

dari

para

kawin

dan

bangsawan. sebagainya

Mungkin tidak sedikit para ulama


(mullah) yang mengajarkan ilmuilmu keislaman pada masyarakat
Indonesia yang kemudian diambil
menantu oleh para bangsawan
3.

Jalur Tasawuf

terkemuka.
Pengajar-pengajar tasawuf atau Di antara ahli-ahli tasawuf
sufi,

mengajar

teosofi

yang yang

memberikan

bercampur mahir dalam soal-soal yang

mengandung

magic dan mempunyai kekuatan- persamaan


kekuatan

menyembuhkan. pikiran

ajaran

dengan

alam

di Indonesia pra-

Diantara mereka ada juga yang Islam itu adalah Hamzah


mengawini putri-putri bangsawan Fansuri
setempat.

Dengan

di

Aceh

Syeh

tasawuf, Lemah Abang dan Sunan

bentuk islam yang diajarkan Penggung di Jawa. Ajaran


kepada

penduduk

pribumi mistik seperti ini masih

mempunyai persamaan dengan berkembang di abad ke-19


alam

pikiran

sebelumnya

mereka

menganut

yang M bahkan di abad ke-20 M


agama ini.

Page | 7

Hindu, sehingga agama baru itu


4.

Jalur Pendidikan

mudah dimengerti dan diterima.


Islamisasi juga dilakukan Misalnya, pesantren yang
melalui

pendidikan,

pesantren

maupun

baik didirikan

oleh

Raden

pondok Rahmat di Ampel Denta

yang

diselenggarakan

oleh Surabaya dan Sunan Giri di


guru-guru agama, kiai-kiai, Giri. Keluaran pesantren
dan

ulama-ulama.

Di Giri ini banyak yang


pesantren atau pondok-pondok diundang ke Maluku untuk
itu, calon agama, guru agama, mengajarkan Islam
dan kiai mendapat pendidikan
agama. Setelah keluar dari
pesantren, mereka pulang ke
5.

Jalur Kesenian

kampung mengajarkan Islam.


Saluran islamisasi melaluimelalui Sebagian

besar

cerita

kesenian yang paling terkenal wayang masih dipetik dari


adalah

pertunjukan

wayang. cerita

Mahabrata

Dikata, Sunan Kalijaga adalah Ramayana,

dan

tetapi

dalam

tokoh yanng paling mahir dalam cerita itu disisipkan ajaranmementaskan wayang. Dia tidak ajaran

dan

pernah

Kesenian-kesenian

meminta

upah Islam.

pertunjukan, tetapi ia meminta lain


para

penonton

mengikutinya

untuk islamisasi,

mengucapkan (hikayat,

kalimat syahadat.
6.

Jalur Politik

juga

nama-nama

dijadikan
seperti
adat

sebagainya),

alat
sastra
dan
seni

bangunan,dan seni ukur.


Di Maluku dan Sulawesi Selatan,
Disamping itu, baik
kebanyakan rakyat masuk Islam

di Sumatra dan Jawa

terlebih dahulu. Pengaruh politik

maupun

di

raja sangat membantu tersebarnya

bagian

timur,

Islam di daerah ini.

kepentingan

Indonesia

Page | 8

demi
politik,

kerajaan-kerajaan Islam
secara

politis

banyak

menarik para penduduk


kerajaan bukan Islam itu
masih Islam.

B. Corak Paham Keislaman Yang Masuk KeIndonesia


Corak menurut KBBI arti ke tiganya adalah sifat (paham, macam, bentuk)
tertentu3. Corak awal paham keislaman di Nusantara dapat di lihat dari tiga aspek
penting yang terdapat dalam kehidupan masyarakat yaitu aspek politik, aspek
hukum, dan aspek bahasa. Corak paham keislaman ini dipengaruhi oleh tasawuf.
Tasawuf, pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi
yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan4.
Dalam aspek politik dengan cara perlahan dan bertahap, tanpa menolak
dengan keras terhadap sosial kultural masyarakat sekitar, Islam memperkenalkan
toleransi dan persamaan derajat. Ditambah lagi kalangan pedagang yang mempunyai
orientasi kosmopolitan, panggilan Islam ini kemudian menjadi dorongan untuk
mengambil alih kekuasaan politik dari tangan penguasa yang masih kafir.Pengambil
alihan kekuasaan dari penguasa yang masih kafir ini merupakan konflik yang terjadi
antara rakyat dengan penguasa. Karena, rakyat yang sudah memeluk agama Islam
menginginkan kehidupan yang adil di bawah pimpinan yang adil pula. Maka dalam
hal ini, keadilan tersebut akan sangat mungkin didapatkan apabila pemimpin sudah
memeluk
Islam

semakin

Islam
tersosialisasi

dan
dalam

melaksanakan
masyarakat

Nusantara

ajarannya.
dengan

mulai

3 KBBI
4Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam,hlm., 203

Page | 9

terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Kerajaan Samudera Pasai diyakini sebagai


kerajaan Islam pertama di Indonesia. Bukti paling kuat yang menjelaskan tentang itu
adalah ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan Samudera
di Aceh Utara. Makam tersebut menyebutkan bahwa, Malik al-Shaleh wafat pada
bulan Ramadhan 696 H/ 1297 M. Dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah
Melayu Malik, Malik al-Shaleh digambarkan sebagai penguasa pertama kerajaan
Samudera Pasai. Pada tahap-tahap selanjutnya, banyak kerajaan-kerajaan Islam yang
berdiri di wilayah Nusantara, seperti kerajaan Aceh, Demak, Pajang, Mataram,
Ternate, Tidore, dan sebagainya.Banyaknya kerajaan Islam yang berdiri di wilayah
Nusantara tidak terlepas dari adanya peran para ulama yang dekat dengan Raja.
Dengan demikian, terjadi kontak antara Raja dengan ulama, yang selanjutnya
mengislamkan raja kemudian diikuti oleh rakyatnya. Pada tahap berikutnya, raja
yang muslimpun akan membantu penyebaran dan pengembangan agama Islam ke
wilayah-wilayah di Nusantara, dan diikuti dengan banyaknya kerajaan Islam yang
berdiri.
Dalam aspek hukum, Adanya sebuah kerajaan, akan melahirkan undang-undang
untuk mengatur jalannya kehidupan di sebuah kerajaan. Karena dengan undangundang inilah masyarakat akan diatur. Sebelum masuknya Nusantara, telah ada
sistem hukum yang bersumber dari hukum Hindu dan tradisi lokal (hukum adat).
Berbagai perkara dalam masyarakat diselesaikan dengan kedua hukum tersebut.
Setelah agama Islam masuk, terjadi perubahan tata hukum. Hukum Islam
berhasil menggantikan hukum Hindu di samping berusaha memasukkan pengaruh
ke dalam masyarakat dengan mendesak hukum adat, meskipun dalam batas-batas
tertentu hukum adat masih tetap bertahan. Pengaruh hukum Islam tampak jelas
dalam beberapa segi kehidupan dan berhasil mengambil kedudukan yang tetap bagi
penganutnya.
Berbagai kitab undang-undang yang ditulis pada masa-masa awal Islam di
Nusantara yang menjadi panduan hukum bagi negara dan masyarakat, memang
bersumber dari kitab-kitab karya ulama Sunni di berbagai pusat keilmuan dan

Page | 10

kekuasaan Islam di Timur Tengah. Kitab undang-undang Melayu menunjukkan


ajaran-ajaran syariah sebagai bagian integral dalam pembinaan tradisi politik di
kawasan ini.Sebagai contoh, yaitu kitab Undang-Undang Melaka. Kitab undangundang ini menunjukkan kuatnya pengaruh unsur-unsur hukum Islam, khususnya
yang berasal dari Mazhab Syafii.
Undang-Undang Melaka pada intinya meletakkan beberapa prinsip
pertemuan antara hukum Islam dan adat setempat. Pertama, gagasan tentang
kekuasaan dan dan sifat daulat ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Kedua,
pemeliharaan ketertiban umum dan penyelesaian perkara hukum didasarkan pada
ketentuan-ketentuan Islam dan adat. Ketiga, hukum kekeluargaan pada umumnya
didasarkan pada ketentuan-ketentuan fiqh Islam. Keempat, hukum dagang
dirumuskan berdasarkan praktek perdagangan kaum Muslimin. Kelima, hukum yang
berkaitan dengan kepemilikan tanah umumnya berdasarkan adat.Dengan demikian,
dalam perkembangan tradisi politik Melayu di Nusantara, pembinaan hukum
dilakukan dengan mengambil prinsip-prinsip hukum Islam, dan mempertahankan
ketentuan-ketentuan adat yang dipandang tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Dalam aspek bahasa, Kedalaman pengaruh bahasa Arab dalam politik Islam
di Asia Tenggara (nusantara) tidak diragukan lagi banyak berkaitan dengan sifat
penyebaran Islam di kawasan, khususnya pada masa-masa awal. Hal ini berbeda
dengan Islamisasi di wilayah Persia dan Turki yang melibatkan penggunaan militer,
Islamisasi di Nusantara pada umumnya berlangsung damai.Konsekuensi dari sifat
proses penyebaran itu sudah jelas.
Wilayah Muslim Asia Tenggara (Nusantara) menerima Islam secara berangsurangsur. Dengan demikian, Muslim Melayu tidak mengadopsi budaya Arab secara
keseluruhan , bahkan warna lokal cukup menonjol dalam perjalanan Islam di
kawasan ini. Walaupun kurang terarabisasi, bahasa Arab memainkan peran penting
dalam kehidupan sosial keagamaan kaum Muslim.Berbagai suku bangsa Melayu
tidak hanya mengadopsi peristilahan Arab, tetapi juga aksara Arab yang kemudian
sedikit banyak disesuaikan dengan kebutuhan lidah lokal.

Page | 11

Dari aspek tersebut, kemunculan Islam dan penerimaan aksara Arab merupakan
langkah signifikan bagi sebagian penduduk di Nusantara untuk masuk ke dalam
kebudayaan tulisan.
C. Para Tokoh Yang Berperan dalam Membawa Islam Ke Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepaskan dari
peran aktif yang dilakukan oleh para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima
dengan baik dikalangan masyarakat Nusantara. Para ulama yang pertama kali
menyebarkan Islam di Nusantara antara lain sebagai berikut:
1. Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, sekitar
tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur, Aceh. Tetapi juga
ke India, Persia, Makkah dan Madinah. Karena itu ia menguasai berbagai bahasa
selain bahasa Melayu. Dalam pengembaraannya itu, ia sempat mempelajari ilmu
fiqih, tauhid, tasawuf, sejarah dan sastra Arab. Usai menjalani pengembaraan
intelektualnya, Hamzah Fansuri kembali ke kampung halamannya di Fansur, Aceh,
untuk mengajarkan keilmuan Islam yang diperolehnya dari guru-guru yang
didatanginya di negeri-negeri yang telah disinggahi. Ia mengajarkan keilmuan Islam
tersebut di Dayah (pesantren) di Obob Simpangkanan, Singkel. Karyanya adalah
asmurul arifin, yang banyak mengutip ayat Al-Quran kemudian menganalisisnya
dengan sangat tajam.5
2. Syamsudin Al-Sumatrani
Syamsudin Al-Sumatrani merupakan salah seorang ulama terkemuka di Aceh
dan Nusantara yang hidup pada abad ke-16. Syamsudin Al-Sumatrani memiliki
peran dan posisi penting di istana kerajaan Aceh Darussalam, karena is berprofesi
sebagai Qadli (Hakim Agung), juga kedekatannya dengan Sultan Iskandar Muda
sebagai seorang Syeikh Al Islam. Syeikh Al Islam merupakan gelar tertinggi untuk
ulama, kadi, imam atau syeikh, penasihat raja, imam kepala, anggota tim
perundingan dan juru bicara Kerajaan Aceh Darussalam. Karya-karya Syamsudin
Al-Sumatrani adalah Jaubar Al-Haqaid, Risalah Al-Baiyyin al-Mulahaza Al-

5Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 38

Page | 12

Muwahhidin Wa Al-Mubiddinfi Dzikr Allah, Mirah Al-Mukminin, Syarah Rubai


Hamzah Fansuri, Syarah Syair Ikan Tongkol.
3. Nuruddin Ar-Raniri
Nuruddin Ar-Raniri dilahirkan di Ranir (sekarang Render), sebuah pelabuhan tua
di Gujarat. Ayahnya berasal dari keluarga imigran Arab Hadramy, Arab Selatan,
yang menetap di Gujarat India. Meskipun ia keturunan Arab, Ar-Raniri dianggap
lebih dikenal sebagai seorang ulama Melayu dari pada India atau Arab. Raniri
diangkat sebagai Syeikh Al Islam, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tsani.
Dengan memperoleh dukungan dari sultan, Ar-Raniri mulai melancarkan berbagai
pembaruan pemikiran Islam di tanah Melayu, khususnya di Aceh. Selama lebih
kurang tujuh tahun, ia menentang doktrin wujudiah yang diajarkan oleh Hamzah
Fansuri dan Syamsudin Al-Sumatrani. Diantara karya Ar-Raniri adalah Shiratal
Mustaqiem dalam bidang tasawuf, dan Durratul Aqaid bisyarbil-Aqaid dalam bidang
akidah Islam.6
4. Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari
Muhammad Yusuf bin Abdullah Abul Mahasin Al-Tajul-Khalwati Al-Makassari,
dilahirkan di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626
M/1037 H. Ia belajar bahasa Arab, fikih, tauhid, dan tasawuf kepada Sayid Ba Alwi
bin Abdullah Al-Allaham Al-Thahir, seorang Arab yang menetap di Bontoala.
Setelah berusia 15 tahun, ia melanjutkan pelajarannya di Cikoang dengan
Jalaluddin Al-Aydid, seorang guru pengembara yang datang dari Aceh ke Kutai,
sebelum sampai di Cikoang.Diantara karyanya adalah menyalin kitab Ad-Durrah AlFakbira (Mutiara yang Membanggakan), dan Risalah fil-Wujud (Tulisan tentang
Wujud).
5. Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani
Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani lahir di Tanara, Serang, Banten
pada tahun 1230 H/1813 M. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan
6Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 40

Page | 13

Abmad, di didik ayahnya dalam bidang agama, ilmu kalam, ilmu nahwu, fikih dan
tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari
Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat.
Syeikh Nawawi A-Bantani termasuk salah seorang ulama Nusantara yang cukup
berpengaruh dan sangat dihormati, bukan hanya di kalangan komunitas melayu
Nusantara tetapi juga oleh masyarakat Haramain secara keseluruhan. Posisi sosial
keagamaan dan intelektual yang dimilikinya memberi kesempatan kepadanya untuk
mengajar pada berbagai halaqah di Masjidil Haram sejak tahun 1860, khususnya di
Mahad Nashr Al-Maarif Ad-Diniyah, hingga akhirnya ia memperoleh gelar
sebagai Syeikh Al-Hijaz.
6. Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada
tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya adalah seorang jaksa di Padang, sedangkan ibunya
adalah anak dari Tuanku Nan Renceh, seorang ulama terkemuka dari golongan
Padri. Ahmad Khatib kecil memperoleh pendidikan awal pada sekolah pemerintah
yang didirikan Belanda, yaitu sekolah rendah dan sekolah guru di kota kelahirannya.
Kemudian pada tahun 1876, Ahmad Khatib melanjutkan pendidikan agamanya di
Makkah, tempat kelak ia memperoleh kedudukan tinggi dalam mengajarkan agama
dan imam dari madzhab Syafii di Masjidil Haram.7

7. Wali Songo
Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14
M. Mereka tinggal ditiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu SurabayaGresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak, Kudus, Muria di Jawa Tengah, dan
Cirebon di Jawa Barat. Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah
simbol penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak
7 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 42

Page | 14

tokoh lain yang berperan. Namun peran mereka yang sangat besar dalam mendirikan
kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara
luas serta dakwah secara langsung membuat para Walisongo ini banyak disebut
dibanding yang lain.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa walisongo adalah sebuah majelis dakwah
yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 M. Walisongo
adalah pembaruan masyarakat pada masanya. Pengaruhnya mereka terasakan dalam
berragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari
kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan,
hingga ke pemerintahan. Adapun sembilan nama yang dikenal Walisongo tersebut
adalah Sunan Gresik, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria,
Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.8
a) Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang
Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo Kota Gresik Jawa Timur. Maulana
Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan
agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo
lainnya. Beberapa vers babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa
orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah
daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia
lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan
mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui
pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam
pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan
hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan
yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat
8 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 43

Page | 15

yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Sebagaimana yang dilakukan para wali
awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah
berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan
desa Roomo, Manyar. 9
Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak,
selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan
perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal. Setelah
cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan
kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak
masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang
tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama
desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran
mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota
Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan
perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka
pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di
masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang
menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap
malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual
ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, sesuai
tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan
khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan
dihidangkan makanan khas bubur harisah.
b) Sunan Ampel
Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel
Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari
Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh
9 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 45

Page | 16

para wali lainnya. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja.
c) Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M, dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang
adalah sebuah desa di Kabupaten Rembang. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525
M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering
diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua
karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang
muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai
ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat
membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau.
Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban
yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang.
Mereka memperebutkannya. Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut
Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.10
d) Sunan Drajat
Dia juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan
Islam di daerah Gresik/Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng
Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah
kepada masyarakat kebanyakan Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam.
Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,
bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat
Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya
terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan
wafat wafat pada 1522.
e) Sunan Giri
10Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 46

Page | 17

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri
Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan
tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden
Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih,Raden Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia
dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh
Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putrid Menak Sembuyu penguasa
wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya
dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka
ia dipaksa ayahandanya untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu, lalu
Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang
ini. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan
dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik
kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi
tersebut Joko Samudra.11
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini
di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah
mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid
kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya dan Makdhum Ibrahim
(Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh
Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah, Joko Samudra,
yang ternyata bernama Raden Paku, mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa
dia dulu dibuang.
Ia juga pencipta karya seni yang luar biasa, permainan anak seperti jelungan,
jamaran, ilir-ilir, dan cublak suweng. Demikian pula Gending Asmaradana dan
pucung, lagu bernuansa jawa namun disertai dengan ajaran islam.
f) Sunan Kudus
11 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal.
49

Page | 18

Nama aslinya Syeikh Jafar Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan
Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim peradilan negara. Ia
banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Diantara yang
pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah
Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
g) Sunan Kalijaga
Nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian
wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga
disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.12
h) Sunan Muria
Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam
menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa adalah Sunan
Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena
pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung
Muria (18 km di sebelah utara Kota Kudus sekarang).13
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh.
Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti
ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan
tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama
12 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal.
47
13Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam,,..,hlm 199

Page | 19

Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan


rakyat

jelata.

Beliau

adalah

satu-satunya

wali

yang

mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat


dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan
kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami
seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya14.
Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria
mengajak umatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena
itulan sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata
daripada

kaum

bangsawan.

Cara

dakwah

inilah

yang

menyebabkan suna Muria dikenal sebagai sunan yang suka


berdakwak tapa ngeli yaitu menghanyutkan diri dalam masyaraka
i) Sunan Gunung Jati
Nama aslinya Syarif Hidayatullah, adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul
Alam putra Syekh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton
Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan
Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya,
yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama
Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan
agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya
Kesultanan Banten.15

D. Pengaruh Islam dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia

14Budiono Hadi Sutrisno,Sejarah Walisongo Misi Pengislaman di Tanah


Jawa,.. hlm. 137
15

Page | 20

Dalam persoalan politik kehadiran Islam di beberapa tempat mendorong


terjadinya perubahan pola kekuasaan dan melahhirkan kesatuan-keesatuan politik
Islam dalam bentuk kesultanan16. Agama Islam juga membawa berbagai pandangan
baru yang revolusioner untuk masa itu. Bagi Nurcholis Majid kondisi Islam yang
seperti itu dengan dua alasan sebagai berikut, pertama, sifat Islam sebagai aagama
egaliter radikal yang berakibat pada penyudahan system kasta masyarakat Hindu
Nusantara dan penghentian praktek sati (keharusaan seorang janda untuk terjun ke
bara api yang juga digunakan untuk membakar jenazah suaminya). Kedua, Islam
dengan kesadaran hukukmnya yang amat kuat telah dilengkapi penduduk Nusantara
khususnya para pedagang dengan sistem hukum yang berjangkauan internasional
yang mampu mendukung kegiatan perdagangan dalam konteks ekonomi global yang
saat itu sedang dalam kekuasaan Islam.
Dalam bidang ekonomi sosial juga Islam telah membuka massyarakat untuk
senantiasa berlaku adil dalam melakukan transaksi, tidak berbuat curang dalam
timbangan, harus ada kesepakatan antara penjual dan pembeli serta bagaimana
konsep keseimbangan, tidak boros atau tidak berlebihan yang dianjurkan al-Quran
juga mampu menciptakan suasana kehidupan manusia yang sehat, damai dan
sejahtera.
E. Pengaruh Islam Sebelum Kemerdekaan
Sejak kedatangan Islam di Indonesia paling tidak telah menumbuhkan semangat
baru lagi bagi masyarakat yang waktu itu masih depan yang cukup cerah atau
terarah. Tampilan Islam dengan tidak serta merta menolak ajaran-ajaran agama
terdahulu dipandang masyarakat sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai
dan norma agama yang selama ini masyarakat Indonesia yakini. Sehingga pada
gilirannya masyarakat dapat menerima Islam sebagai sesuatu ajaran utuh yang dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengamalan Islam tidk dalam

16 Nurcholis Majid, Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan


Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1997,h.17

Page | 21

konteks ibadah, akidah, tetapi bagaimana Islam telah dipraktekkan masyarakat


dalam kancah politik.
Dalam kancah politik, Islam memiliki doktrin bahwa rasa nasionalisme terhadap
tanah air, cinta tanah air (hubbul wathan) menjadi cirri mendasar agama Islam itu
sendiri. Doktrin yang dimiliki agama Islam tersebut yang pada akhirnya menggugah
rasa nasionalisme yang kuat terhadap hati mayoritas masyarakat Muslim di
Indonesia untuk berjuang dalam mempertahankan bumi pertiwi.
F. Pengaruh Islam Setelah Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan umat Islam terus berusaha dan berjuang terutama dalam
rangka pembinaan moralitas bangsa, mengisi pembangunan, perbaikan pendidikan,
dan perbaikan sumber daya manusia Indonesia. Kehadiran Departemen Agama
(Depag) dapat dikatakan satu diantaraa banyak kontribusi yang dilakukan umat
Islam. Departemen ini didirikan 3 januari 1949 17 berdasarkan UUD 1945 pasal 29
bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan bahwa Negara menjamin
kemerdekaan atas tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan itu.
Perananan umat Islam dalam mengisi kemerrdekaan dapat dilihat dari berrbagai
serangkaian usaha, tindakan yang kemudian menimbas kepada lahirnya organisasi
seperti, MUI, ICMI, Bank Muamalat Indonesia (BMI), lembaga pemerintahan
seperti Depag RI, perrundang-undangan sepeerti undang-undangan peradilan agama,
Kompilasi Hukum Islam (KHI), serta berbagai kegiatan yang bernuansa Islam
seperti festifal isriqlal, labelisasi halal, dan lain sebagainya.
Selain itu juga, lahirnya lembaga-lembaga keagamaan seperti Majlis Talim,
Masjid, Pesantren-salaf dan modern, serta munculnya fenomena Islamic Boarding
School merupakan kontribusi riil yang coba dimaninkan umat Islam. Kehadiran
lembaga-lembaga tersebut secara tidak langsung telah member warna tersendiri bagi
perjalanan sejarah Sistem Pendidikan Naional.
Dengan demikian, umat Islam Indonesia sebagai masyarakat yang mayoritas
telah membuktikan dirinya sebagai masyarakat yang memiliki kemampuan serta
17 Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensliklopedia Islam(Jakarta
:Djambatan, 2002)

Page | 22

mampu berperan dalam berbagai hal, baik dalam institusi, birokrasi, perpolitikan,
maupun dalam lembaga pendidikan formal, informal, dan non forma.

BAB III
KESIMPULAN

Pertama, teori bahwa Islam dibawa ke Nusantara melalui para pedagang Gujarat
dan Arab Saudi. Kedua, Islam juga tersebar di Indonesia melalui para ulama
(mullah). Atau dengan kata lain,menurut teori ini proses Islamisasi di Indonesia
pernah dilakukan juga melalui jalur-jalur pendidikan sebagaimana yang pernah
dilakukan Maulana Malik Ibrahim, Syekh Ishak dan sebagainya dan ketiga,
melalui jalur kekuasaan keraton. Teori ini mengindikasikan bahwa raja-raja di
Nusantara ketika itu memiliki peran dan pengaruh signifikan dalam penyebaran
Islam di Indonesia.

Corak paham keislaman dibawa oleh Indonesia adalah ajaran Islam sesuai
dengan syariat Islam, dan sejalan dengan Alquran dan hadist, mengajarkan untuk
bertasawuf. Namun juga bertoleransi tinggi, sehingga banyak ajarannya yang
beradaptasi dengan kebudayaan sebelumnya, namun tetap berorientasi kepada
Allah SWT.

Page | 23

Page | 24

DAFTAR PUSTAKA

1. Kartanegara, Mulyadhi.Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006.


2. Al-Taftazani, Abu WafaAl Ghanimi.Tasawuf Islam
perkembangannya. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2008.

telaah

historis

dann

3. Muhyidin, Mohd. Said dan Asep.Tasawuf: Pengertian, Sejarah Lahir dan


Perkembangannya. Jakarta : IAIN Syarif Hidayatullah, 1996.
4. Prof. Dr.M.Solihi M.Ag dan Prof.Dr.Rosihon Anwar, M.Ag.Ilmu Tasawuf. Bandung :
Pustaka Setia, 2014.
5. RI, Kementrian Agama.Al-Qur'an Karim. Bandung : Insan, 2012.
6. Nata, Abudin.Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo, 1996.
7. Nasution, Drs. H. Ahmad Bangun.Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Rajagrafindo Persad,
2013.
8. Al-Faruqi, Ismail R. Al-Faruqi dan Lois Lamya.Atlas Budaya Islam. Bandung :
Mizan, 2000.
9. Zahri, Mustafa.Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya : Bina Ilmu, 1997.
10. Luis Makhluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-Alam, Dar Al-Masyriq, Beirut,
1986.Al-Munjit fi Al-Lughat wa Al-A'lam. Beirut : Dar Al-Masyriq, 1986.
11. Atjeh, Aboe Bakar.Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf. Solo : Ramadhani, 1984.
12. Schimel, Annemarie.Dimensi Mistik dalam Islam, terj. Supardi Djoko Damono dkk.
Jakarta : Pustaka Firdaus, 1986.
13. Nasution, Harun.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta : UIN Press,
1986.
14. Nasution, Yasir.Manusia Menurut Al-Ghazali. Jakarta : Rajawali Press, 1998.

Page | vii

LAMPIRAN

sumber: http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html,

Sumber: https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budayahindu-budhadan-islam/

Sumber: http://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.html

Sumber: http://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html

Sumber : http://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamikaislam_15.html

Sumber : http://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.html

Sumber : http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html

Vous aimerez peut-être aussi