Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
( Kelompok 9 Farmasi 2B )
Nada Aprilia
11151020000075
Nadiah khairunnisa
11151020000065
11151020000071
Nadzifah R Putri
11151020000084
Puji dan syukur patut kita panjatkan pada Rabb semesta alam Allah SWT, atas
berkat karuniadan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada pemimpin terbaik sepanjang masa
rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini telah kami susun dengan sederhana dan mudah dipahami. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami berharap pembaca berkenan memberikan
saran serta kritikan untuk melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pembelajaran dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita seharihari.
Ciputat, 19 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................2
Page | 2
Daftar isi......3
BAB I PENDAHULUAN
A LatarBelakang.......................................................................4
B RumusanMasalah..................................................................4
C TujuanMakalah.....................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Masuknya Islam Studi Keislaman Timur
Tengah....................................................................................5
B. Corak Paham Keislaman Yang Masuk Ke Indonesia............6
C. Para Tokoh Yang Berperan Dalam Membawa Islam Ke
Indonesia................................................................................11
D. Pengaruh Islam Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia....17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................24
LAMPIRAN..................................................................................25
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
A LatarBelakang
Innaddiina inda Allahi al-Islam, sesungguhnya agama yang
diridhai Allah adalah Islam. Banyak masyarakat Muslim yang
belum mengetahui tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia
sebaiknya, sebagai masyarakat Muslim harusnya mengetahui
tentang agama kita sendiri secara Kaffah, keseluruhan. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarah, maka untuk
menjadi masyarakat Islam yang besar, kita pun harus belajar dari
sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah didataran Asia Tenggara.
Wilayah barat Nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik para pedagang, serta menjadi daerah lintasan penting antara cina dan india.
Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke 1 dan ke 7 M
sering disinggahi pedagang asing.
Islam dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia karna Islam adalah agama rahmatan lilalamin, rahmat
bagi seluruh alam. Islam mengapus konsep kasta dan perbedaan
status social, Islam agama yang dapat melengkapi seluruh aspek
kehidupan
masyarakat.
Islam
mengajarkan
persatuan,
Page | 4
Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori masuknya Islam Studi Keislaman Timur Tengah
Teori Masuknya Islam Ke Indonesia Teori Masuknya Islam ke Indonesia
oleh para sejarawan1
menurut Hanum Asrohah2
Islam masuk ke Indonesia pada abad Islam dibawa ke Nusantara melalui para
ke-7 M
pedangang Gujarat dan Arab Saudi
Islam masuk ke Indonesia pada abad Islam juga tersebar di Indonesia melalui
ke-13 M
Jalur
Jalur Perdagangan
saudagar-saudagar
negara
lainnya
merupakan
satu
karakteristik
dikembangkan
(nomaden)
tradisi
dan
yang
pernah
oleh
bangsa-
mendominasi
perdagangan di
Nusantara. Hubungan
pergaulan antara
pedagang Muslim
dengan penduduk
setempat pada
1 Achmad Gholib, Studi Islam Pengantar Agama Al-Quran Al-Hadis dan sejarah
Peradaban Islam, Jakarta : Faza Media 2005, h.251
2Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2004, h.201
Page | 6
Jalur Perkawinan
perkawinan
bangsawan
yang
Rahmat)
dari
para
kawin
dan
bangsawan. sebagainya
Jalur Tasawuf
terkemuka.
Pengajar-pengajar tasawuf atau Di antara ahli-ahli tasawuf
sufi,
mengajar
teosofi
yang yang
memberikan
mengandung
menyembuhkan. pikiran
ajaran
dengan
alam
di Indonesia pra-
Dengan
di
Aceh
Syeh
penduduk
pikiran
sebelumnya
mereka
menganut
Page | 7
Jalur Pendidikan
pendidikan,
pesantren
maupun
baik didirikan
oleh
Raden
yang
diselenggarakan
ulama-ulama.
Jalur Kesenian
besar
cerita
pertunjukan
wayang. cerita
Mahabrata
dan
tetapi
dalam
tokoh yanng paling mahir dalam cerita itu disisipkan ajaranmementaskan wayang. Dia tidak ajaran
dan
pernah
Kesenian-kesenian
meminta
upah Islam.
penonton
mengikutinya
untuk islamisasi,
mengucapkan (hikayat,
kalimat syahadat.
6.
Jalur Politik
juga
nama-nama
dijadikan
seperti
adat
sebagainya),
alat
sastra
dan
seni
maupun
di
bagian
timur,
kepentingan
Indonesia
Page | 8
demi
politik,
kerajaan-kerajaan Islam
secara
politis
banyak
semakin
Islam
tersosialisasi
dan
dalam
melaksanakan
masyarakat
Nusantara
ajarannya.
dengan
mulai
3 KBBI
4Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam,hlm., 203
Page | 9
Page | 10
Page | 11
Dari aspek tersebut, kemunculan Islam dan penerimaan aksara Arab merupakan
langkah signifikan bagi sebagian penduduk di Nusantara untuk masuk ke dalam
kebudayaan tulisan.
C. Para Tokoh Yang Berperan dalam Membawa Islam Ke Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepaskan dari
peran aktif yang dilakukan oleh para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima
dengan baik dikalangan masyarakat Nusantara. Para ulama yang pertama kali
menyebarkan Islam di Nusantara antara lain sebagai berikut:
1. Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, sekitar
tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur, Aceh. Tetapi juga
ke India, Persia, Makkah dan Madinah. Karena itu ia menguasai berbagai bahasa
selain bahasa Melayu. Dalam pengembaraannya itu, ia sempat mempelajari ilmu
fiqih, tauhid, tasawuf, sejarah dan sastra Arab. Usai menjalani pengembaraan
intelektualnya, Hamzah Fansuri kembali ke kampung halamannya di Fansur, Aceh,
untuk mengajarkan keilmuan Islam yang diperolehnya dari guru-guru yang
didatanginya di negeri-negeri yang telah disinggahi. Ia mengajarkan keilmuan Islam
tersebut di Dayah (pesantren) di Obob Simpangkanan, Singkel. Karyanya adalah
asmurul arifin, yang banyak mengutip ayat Al-Quran kemudian menganalisisnya
dengan sangat tajam.5
2. Syamsudin Al-Sumatrani
Syamsudin Al-Sumatrani merupakan salah seorang ulama terkemuka di Aceh
dan Nusantara yang hidup pada abad ke-16. Syamsudin Al-Sumatrani memiliki
peran dan posisi penting di istana kerajaan Aceh Darussalam, karena is berprofesi
sebagai Qadli (Hakim Agung), juga kedekatannya dengan Sultan Iskandar Muda
sebagai seorang Syeikh Al Islam. Syeikh Al Islam merupakan gelar tertinggi untuk
ulama, kadi, imam atau syeikh, penasihat raja, imam kepala, anggota tim
perundingan dan juru bicara Kerajaan Aceh Darussalam. Karya-karya Syamsudin
Al-Sumatrani adalah Jaubar Al-Haqaid, Risalah Al-Baiyyin al-Mulahaza Al-
5Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 38
Page | 12
Page | 13
Abmad, di didik ayahnya dalam bidang agama, ilmu kalam, ilmu nahwu, fikih dan
tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari
Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat.
Syeikh Nawawi A-Bantani termasuk salah seorang ulama Nusantara yang cukup
berpengaruh dan sangat dihormati, bukan hanya di kalangan komunitas melayu
Nusantara tetapi juga oleh masyarakat Haramain secara keseluruhan. Posisi sosial
keagamaan dan intelektual yang dimilikinya memberi kesempatan kepadanya untuk
mengajar pada berbagai halaqah di Masjidil Haram sejak tahun 1860, khususnya di
Mahad Nashr Al-Maarif Ad-Diniyah, hingga akhirnya ia memperoleh gelar
sebagai Syeikh Al-Hijaz.
6. Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada
tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya adalah seorang jaksa di Padang, sedangkan ibunya
adalah anak dari Tuanku Nan Renceh, seorang ulama terkemuka dari golongan
Padri. Ahmad Khatib kecil memperoleh pendidikan awal pada sekolah pemerintah
yang didirikan Belanda, yaitu sekolah rendah dan sekolah guru di kota kelahirannya.
Kemudian pada tahun 1876, Ahmad Khatib melanjutkan pendidikan agamanya di
Makkah, tempat kelak ia memperoleh kedudukan tinggi dalam mengajarkan agama
dan imam dari madzhab Syafii di Masjidil Haram.7
7. Wali Songo
Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14
M. Mereka tinggal ditiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu SurabayaGresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak, Kudus, Muria di Jawa Tengah, dan
Cirebon di Jawa Barat. Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah
simbol penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak
7 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 42
Page | 14
tokoh lain yang berperan. Namun peran mereka yang sangat besar dalam mendirikan
kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara
luas serta dakwah secara langsung membuat para Walisongo ini banyak disebut
dibanding yang lain.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa walisongo adalah sebuah majelis dakwah
yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 M. Walisongo
adalah pembaruan masyarakat pada masanya. Pengaruhnya mereka terasakan dalam
berragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari
kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan,
hingga ke pemerintahan. Adapun sembilan nama yang dikenal Walisongo tersebut
adalah Sunan Gresik, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria,
Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.8
a) Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang
Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo Kota Gresik Jawa Timur. Maulana
Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan
agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo
lainnya. Beberapa vers babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa
orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah
daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia
lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan
mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui
pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam
pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan
hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan
yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat
8 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 43
Page | 15
yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Sebagaimana yang dilakukan para wali
awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah
berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan
desa Roomo, Manyar. 9
Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak,
selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan
perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal. Setelah
cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan
kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak
masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang
tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama
desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran
mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota
Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan
perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka
pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di
masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang
menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap
malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual
ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, sesuai
tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan
khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan
dihidangkan makanan khas bubur harisah.
b) Sunan Ampel
Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel
Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari
Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh
9 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 45
Page | 16
para wali lainnya. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja.
c) Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M, dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang
adalah sebuah desa di Kabupaten Rembang. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525
M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering
diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua
karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang
muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai
ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat
membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau.
Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban
yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang.
Mereka memperebutkannya. Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut
Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.10
d) Sunan Drajat
Dia juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan
Islam di daerah Gresik/Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng
Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah
kepada masyarakat kebanyakan Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam.
Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,
bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat
Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya
terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan
wafat wafat pada 1522.
e) Sunan Giri
10Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal. 46
Page | 17
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri
Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan
tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden
Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih,Raden Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia
dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh
Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putrid Menak Sembuyu penguasa
wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya
dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka
ia dipaksa ayahandanya untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu, lalu
Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang
ini. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan
dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik
kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi
tersebut Joko Samudra.11
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini
di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah
mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid
kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya dan Makdhum Ibrahim
(Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh
Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah, Joko Samudra,
yang ternyata bernama Raden Paku, mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa
dia dulu dibuang.
Ia juga pencipta karya seni yang luar biasa, permainan anak seperti jelungan,
jamaran, ilir-ilir, dan cublak suweng. Demikian pula Gending Asmaradana dan
pucung, lagu bernuansa jawa namun disertai dengan ajaran islam.
f) Sunan Kudus
11 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal.
49
Page | 18
Nama aslinya Syeikh Jafar Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan
Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim peradilan negara. Ia
banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Diantara yang
pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah
Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
g) Sunan Kalijaga
Nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian
wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga
disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.12
h) Sunan Muria
Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam
menyiarkan agama Islam di pedesaan Pulau Jawa adalah Sunan
Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena
pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung
Muria (18 km di sebelah utara Kota Kudus sekarang).13
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh.
Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti
ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan
tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama
12 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2011), hal.
47
13Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam,,..,hlm 199
Page | 19
jelata.
Beliau
adalah
satu-satunya
wali
yang
kaum
bangsawan.
Cara
dakwah
inilah
yang
Page | 20
Page | 21
Page | 22
mampu berperan dalam berbagai hal, baik dalam institusi, birokrasi, perpolitikan,
maupun dalam lembaga pendidikan formal, informal, dan non forma.
BAB III
KESIMPULAN
Pertama, teori bahwa Islam dibawa ke Nusantara melalui para pedagang Gujarat
dan Arab Saudi. Kedua, Islam juga tersebar di Indonesia melalui para ulama
(mullah). Atau dengan kata lain,menurut teori ini proses Islamisasi di Indonesia
pernah dilakukan juga melalui jalur-jalur pendidikan sebagaimana yang pernah
dilakukan Maulana Malik Ibrahim, Syekh Ishak dan sebagainya dan ketiga,
melalui jalur kekuasaan keraton. Teori ini mengindikasikan bahwa raja-raja di
Nusantara ketika itu memiliki peran dan pengaruh signifikan dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
Corak paham keislaman dibawa oleh Indonesia adalah ajaran Islam sesuai
dengan syariat Islam, dan sejalan dengan Alquran dan hadist, mengajarkan untuk
bertasawuf. Namun juga bertoleransi tinggi, sehingga banyak ajarannya yang
beradaptasi dengan kebudayaan sebelumnya, namun tetap berorientasi kepada
Allah SWT.
Page | 23
Page | 24
DAFTAR PUSTAKA
telaah
historis
dann
Page | vii
LAMPIRAN
sumber: http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html,
Sumber: https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budayahindu-budhadan-islam/
Sumber: http://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.html
Sumber: http://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html
Sumber : http://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamikaislam_15.html
Sumber : http://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.html
Sumber : http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html