Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFINISI
Luka adalah
keadaan
hilang/terputusnya
kontinuitas
jaringan
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan derajat kontaminasi
Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan
infeksi, yang merupakan luka sayat elektif dan steril dimana
luka tersebut berpotensi untuk terinfeksi. Luka tidak ada
kontak
dengan
traktus
genitourinarius.
tersebut
tetap
orofaring,
dalam
traktus
Dengan
respiratorius
demikian
keadaan
bersih.
maupun
kondisi
luka
Kemungkinan
pernafasan,
saluran
pencernaan
dan
saluran
11%.
Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi
spillage saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran
kemih. Luka menunjukan tanda infeksi. Luka ini dapat
ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau kecelakaan
(luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi.
kecelakaan
yang
cairan
pembedahan
purulen.
yang
Luka
sangat
ini
bisa
sebagai
terkontaminasi.
Bentuk
akibat
luka
dalam
akibat
Luka
ini
dapat
kita
jumpai
pada
kejadian
kotor,
kedalaman
luka
bisa
menembus
lapisan
garis
lurus
dijumpai
dan
pada
beraturan.
aktifitas
Vulnus
sehari-hari
scissum
seperti
kedalaman
luka lebih
paku
dan
benda-benda
tajam
lainnya.
adalah
robekan
adviticia
dan
media,
tanpa
menembus dinding.
b. Derajat II adalah robekan varsial sehingga dinding arteri juga
terluka dan biasanya menimbulkan pendarahan yang hebat.
c. Derajat III adalah pembuluh darah putus total, gambaran
klinis menunjukan pendarahan yang tidak besar, arteri akan
mengalami vasokontriksi dan retraksi sehingga masuk ke
jaringan karen elastisitasnya.
(Mansjoer,2001).
4. MANIFESTASI KLINIK
Menurut black (1993) manifestasi vulnus adalah sebagai berikut:
Deformitas: Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen
tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan
dan
contur
terjadi
seperti:
rotasi
pemendekan
tulang,
penekanan tulang.
Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan
ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan
fraktur
Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
Tenderness/keempukan
Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah
tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang
berdekatan.
Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya
saraf/perdarahan)
Pergerakan abnormal
Krepitasi
(Black, 2003).
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
dijumpai
hipoprototrombinemia,
trombositopenia,
ke dalam
(Mansjoer,2001).
6. PATOFISIOLOGI
(Terlampir)
7. KOMPLIKASI
Kerusakan arteri:
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak
adanya
nadi,
CRT
menurun,
cyanosis
bagian
distal,
menurunnya oksigenasi
Kontraktur
Hipertropi jaringan parut
(Mansjoer,2001).
8. PENYEMBUHAN LUKA
a. Tipe Penyembuhan luka
Terdapat
macam
tipe
penyembuhan
luka,
dimana
1)
yang
terjadi
segera
setelah
diusahakan
2)
3)
(4-7
hari).
Luka
ini
merupakan
tipe
penyembuhan
luka memiliki
3 fase
yaitu
fase
Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut
sampai
hari.
Inflamasi
berfungsi
untuk
mengontrol
jaringan
yang
luka
dan
mempersiapkan
proses
penyembuhan lanjutan.
-
Fase Proliferasi
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu.
Fibroblast (sel jaringan penyambung) memiliki peran yang besar
dalam fase proliferasi.
Fase Maturasi
dan
luka
merupakan
dinamis karena
suatu
merupakan
proses
suatu
yang
kegiatan
yang
bersifat
lokal
saja
pada
luka,
namun
yang
dapat
berpengaruh
dalam
proses
dan
penyembuhan
luka
timbul
dalam
dilakukan
yaitu
evaluasi
luka,
tindakan
antiseptik,
luas
dan
dalam
konsentrasi
2%
kompleks
yodium
dengan
c) Yodoform,
sudah
jarang
digunakan.
Penggunaan
berwarna,
mudah
larut
dalam
air,
tidak
permanganat,
bersifat
bakterisid
dan
(Peroksida air,
H2O2),
berkhasiat untuk
(obat
merah)dalam
larutan
5-10%.
(asam
pikrat),
kegunaannya
sebagai
Basa
ammonium
kuartener,
disebut
juga
etakridin
tepat
akan
menghambat
pertumbuhan
jaringan
dan
tidak
mempunyai
mahal.
komposisi
NaCl
natrium
dalam
klorida
setiap
liternya
9,0
dengan
dilakukannya
pembersihan
meningkatkan,
memperbaiki
penyembuhan
luka;
dan
luka
adalah
mempercepat
proses
terjadinya
infeksi;
diperhatikan
dalam
menghindari
langkah
yang
harus
Pembalutan
Rasional
Nyeri cenderung membuat TD,
Nadi,RR)
Kaji keluhan nyeri termasuk lokasi,
identifikasi
faktor
memperberat
nyeri
Berikan
dan
tindakan
mengurangi nyeri
Menurunkan ketegangan otot
dalam)
Berikan
obat
indikasi.
Pantau
yang
tidk
analgesik
adanya
diinginkan
sesuai
ketergantungan farmakologis
Membantu menurunkan intensitas
reaksi
terhadap
keefektifan obat
obat
Diagnos 2 : kerusakan integritas jaringan
Mobilisasi
Intervensi
pasien (ubah
Rasional
posisi
dan
infeksi berlanjut
mobilitas Mobilitas yang terlalu berlebihan
klien
luka
Menunjukkan perkembangan luka
kedalaman
karakteristik,warna
granulasi,
jaringan
nekrotik,
karateristiknya
kegagalan
perkembangannya
Melindungi luka dari
penyembhan
luka/
perlukaan
sirkulsi
ke
daerah
sekitar luka
Tingkatkan hidrasi adekuat
Untuk
mencegah
kehilangan
kolaborasi
diet
TKTP
pemberian vitamin
Ajarkan pada keluarga
dan Mempercepat
tingkat
penyembuhan luka
tentang Memandirikan keluarga
dalam
intervensi
pasien
keperawatan
lanjut
Rasional
Untuk memantau kondisi pasien
selama masa perawatan terutama saat terjadi perdarahan.
Dengan memonitor keadaan
umum pasien, perawat dapat
segera me-ngetahui jika terjadi
tanda-tanda pre syok/syok
sehingga dapat se-gera di tangani.
tiap
2-3 jam.
Jelaskan
pada
perdarahan he-bat.
pasien/keluarga Dengan memberi penjelasan &
tanda perdarahan.
yang tepat.
Pemberian cairan intravena sangat
dokter.
Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang di
alami pasien & untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut
nafas.
Berikan tranfusi sesuai dengan
program dokter.
hilang.
Pengukuran & pencatatan sangat
dalam.
memandirikan
dalam
program dokter.
Berikan terapi oksigen sesuai
dengan kebutuhan.
keluarga
intervensi
pasien
keperawatan
terganggu.
Untuk mendapatkan penanganan
Rasional
tanda
dan
gejala 1.
Untuk
menentukan intervensi yang
akan dilakukan
Menget
ahui kenaikan suhu dan
sesudah
keperawatan,
anjurkan
tindakan
ajarkan
pasien
dan
untuk 4.
Memper
kecil resiko komplikasi lebih
lanjut
Pengunj
letak
dressing
IV
perifer
sesuai
dan
dengan 5.
petunjuk umum
8. Gunakan
kateter
intermiten
teknik
steril
dan
pemasangannya
selama
perawatan di RS
perawatan diri
6.
ISK
Memper
(Infeksi
lakukan
Untuk
upaya meproteksi diri tenaga
Saluran
kesehatan
tindakan 7.
Untuk
mengurangi resiko infeksi lebih
lanjut
untuk
menurunkan infeksi kandung
13.Dorong istirahat
lanjut
9.
untuk
mengurangi infeksi yang terjadi
10.
ISK
Kemera
Bagi
diperhatikan untuk
mengantisipasi komplikasi
infeksi lebih lanjut
13.
Istirahat
Meman
oleh
terjadinya
peningkatan
permeabilitas
kapiler,
adanya
5. Fungsiolaesa
Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan yang terkena
inflamasi dan sekitarnya akibat proses inflamasi.
(Wilmana, 2007).
Selama berlangsungnya respon inflamasi banyak mediator kimiawi yang
dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 5-hidroksitriptamin (5HT), faktor
kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin (PG). Dengan migrasi sel
fagosit ke daerah ini, terjadi lisis membran lisozim dan lepasnya enzim pemecah.
Obat mirip aspirin dapat dikatakan tidak berefek terhadap mediator-mediator
kimiawi tersebut kecuali PG (Wilmana, 2007).
Daftar Pustaka
Doengoes, Marilynn E., Mary Frances Moorhouse., & Alice C. Murr.
2010. Nursing Diagnosis Manual : Planning, Individualizing, and
Documenting Client Care. Philadelphia : F.A Davis Company
Mansjoer, Arif.,dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Media
Aesculapius
NANDA. Nanda International Nursing Diagnosis : Definitions and
Classification. West Ssussex-United Kingdom : Wiley-Blackwell